Cerita Eksibisionis di Sekolah : Skandal Sekolah Pelosok Spesial Flashback - Bu Ida

Chapter Flashback: Bu Ida

Namaku Ida (nama fiktif), aku adalah seorang guru mata pelajaran non eksak di sekolah yang baru sekitar 3 bulan kumasuki ini. Perawakanku, aku bertubuh langsing namun tidak terlalu tinggi, ukuran payudaraku yang cukup pas digenggam di tangan sudah sangat ku syukuri yaitu berukuran 36B, setiap mengajar aku selalu menggunakan jilbab yang cukup untuk menutupi dadaku. Semasa kuliah aku baru sekali memiliki kekasih, tapi kekasihku itupun alim banget, jadi kalau jalan-jalan ya jalan aja paling dia hanya mnggombaliku sedikit, mengenai seks aku hanya mengetahui sekilas dari mata pelajaran biologi semasa SMA dan akupun tidak terlalu tertarik, karena menurutku biarkan suami ku saja yang mengajari hal itu nanti.

Hari ini kumenggunakan baju dinas berwarna coklat khas guru disertai rok panjang yang berwarna sama dengan bajuku dan kumenggunakan jilbab berwarna putih. Selepas mengajar, terasa letih di badanku, dan kusempatkan ngobrol dengan para guru wanita lainnya di majelis guru. “Eh ada bu ida, sini gabung” ucap bu tina. “Makasih bu” jawabku. Bu tina lalu melanjutkan ceritanya “ibu-ibu tau kan disini ada ekskul penseks (pendidikan seks)?”, guru-guru lain mengangguk, sementara aku heran dan bertanya “ekskul penseks bu tina?”

“iya ida, maklum ya kamu guru baru disini, jadi ekskul penseks itu ngajarin siswa siswi kita untuk memahami seks dengan benar, ekskul itu digagas oleh kepsek kita yang lama”jelas bu tina. “Ohh..” aku mengangguk paham. “Tapi ya ibu-ibu, akhir-akhir ini ekskul itu makin aneh deh kayaknya” ucap bu tina. “aneh kenapa bu?” Tanya seorang guru. “Iya aneh, semenjak kepsek yang baru ini, pencalonan guru untuk mengajar di ekskul itu harus di tes beberapa kali dahulu, dan tesnya selalu sepulang sekolah di ruangan pak kepsek” jelas bu tina.

Guru-guru lain hanya manggut-manggut saja, begitu juga aku. Cerita berlanjut dan kuketahui bahwa bu tina ini sebelumnya pernah menjadi guru yang mengajar ekskul itu dan sekarang akan digantikan oleh guru baru, guru yang masuk dua bulan setelah diriku masuk disini, guru yang dimaksud itu adalah bu elin. Bu elin berperawakan tinggi kurus, kulit putih layaknya wanita chinese, kutebak ukuran branya sedikit lebih besar daripada aku sekitar 34C, bu elin berjilbab,namun jilbabnya tak mampu menutupi kemontokan tubuhnya terutama bagian dadanya, bu elin masih single juga sama denganku.

Rumpi-rumpi guru yang aku ikuti itupun selesai dan aku kembali ke kelas untuk mengajar. Sepulang sekolah, aku penasaran dengan perkataan bu tina tentang pengetesan guru ekskul penseks itu, aku memberanikan diri mengintip ke jendela pak kepsek, disana kumelihat bu elin dan pak kepsek duduk di sofa tamu di ruang itu, sambil berdekatan, ku tak dapat melihat dengan jelas apa yang mereka lakukan, tak berselang beberapa menit ku mendengar bu elin seperti mendesah “uhh..”

aku segera memfokuskan pandanganku ke ruangan tersebut dan kumelihat pak kepsek seperti menciumi leher bu elin sambil meraba dada bu elin yang montok itu. Aku tertegun tak percaya dengan apa yang kulihat. “Jadi ini pengetesan guru ekskul itu” aku membatin. Aku merasa ini gak benar maka aku melarikan diriku dari tempat aku mengintip dan lekas pulang.

Hari demi hari berlalu, tak terasa sudah 6 bulan aku mengajar disini dan tak kuketahui kabar tentang ekskul penseks itu dan guru barunya itu yang entah kemana saat ini, karena 2 bulan setelah aku mengintip kejadian itu, bu elin tidak ada kabarnya lagi. Seminggu dari hari ini aku akan melaksanakan pesta pernikahan dengan seorang pemuda yang akan menjadi suamiku. Aku mulai menyebarkan undangan, saat ku memberikan undanganku ke bu tina

“wah bu ida sudah mau menikah, selamat ya bu! Bagus ni tindakan ibu ida, biar gak zina terus hamil di luar nikah” ucap bu tina sambil tersenyum ke guru lain yang sedang berada disitu juga, ku tak memahami lebih dalam senyum apa itu dan apa maksud ucapan bu tina, “makasih bu ucapan selamatnya, jangan lupa datang ya” ucapku. “ya sama-sama bu ida, jangan lupa laporan malam pertamanya ya,hehe” canda bu tina. Aku tersenyum malu dan meninggalkan mereka.

Hari ini adalah hari pernikahanku, aku merasa sangat bahagia dapat bersanding bersama suamiku saat ini. Selepas magrib acara pernikahan sederhana yang kami adakan selesai dengan baik, dan selepas isya aku dan suamiku bercengkrama di kamar cinta kami, “Mas, aku cinta kamu” ucapku. “Iya sayang, mas juga cinta kamu sayang” ucap suamiku. Suamiku mulai meraba tubuhku dari leher ke dada terus hingga ke bawah. Darahku berdesir kencang, setelah puas tangan suamiku meraba seluruh tubuhku, ia lalu memusatkan tangannya di dadaku yang masih tertutup baju dan mulai meremas manja. “Uhh mas” desahku.

Mendengar desahan kecilku, suamiku mulai meremas kedua dadaku dengan penuh cinta. Ku teringat akan kejadian yang aku mengintip bu elin dan pak kepsek, “Jadi ini penyebab desahan keluar” aku membatin. Melihat suamiku makin aktif dengan remasannya, aku mencoba menggerak-gerakkan tubuhku untuk memperlihatkan bahwa aku menikmati permainannya. Suamiku membuka bajuku sekaligus rok yang kugunakan hingga hanya tersisa bra dan cdku saja, suamiku berdiri sebentar untuk melepaskan pakainnya dan hanya meninggalkan cdnya juga. Ia lalu kembali baring menimpaku, dan menjilat leherku, “Shh..mass…geli…” desahku.

Suamiku semakin semangat menjilat leherku dan mendekatkan bibirnya untuk menciumiku, aku yang belum pernah ciuman pun mulai mencoba mengikuti irama permainan lidahnya. Tangannya kembali meremas dadaku, dia melepaskan ciumannya dan berkata “toketmu seksi dek, mas suka..” ia lalu membuka braku dan mendaratkan ciumannya ke dadaku. “Ahh mas geli ahh” desahku lagi saat merasakan puting dadaku dihisap oleh suamiku.

Kanan kiri dadaku dihisap olehnya. Ia menghentikan hisapannya dan mulai menjilati perutku hingga tiba di selangkanganku, dia membuka cdku dan ia menggelitik vaginaku dengan jari-jarinya..”Aihh mass..geli tau..” desahku manja sambil menggeliat. Melihatku menggeliat seperti itu, suamiku menjilat bibir vaginaku dengan mulutnya dan itu membuatku sedikit terkejut “Ahh mass! Jijik ah dijilat gitu” teriakku, suamiku mengabaikanku dan terus menjilati bibir vaginaku, aku merasa bahwa vaginaku mulai becek.

Melihat hal itu, suamiku lalu berdiri dan membuka cdnya, ini pertama kalinya aku melihat penis, ukuran penis suamiku sekitar 14 cm, kurus dan sedikit berurat. Ia lalu mendekatiku, menimpa tubuhku lagi dan mulai mengarahkan penisnya untuk menggesek bibir vaginaku, kumerasakan kepala penisnya menggesek bibir vaginaku. “Shh mas..” desahku geli. Pelan-pelan suamiku mulai memasukkan kepala penisnya ke vaginaku , dan itu membuatku gregetan. Sekitar seperempat masuk, ia menghentikan memasukkan penisnya dan berkata “tahan ya dek, mas sayang adek”

aku tak mengerti ucapannya dan aku hanya mengangguk. Lalu dia menyentak penisnya dengan sedikit keras sehingga masuk semua, namun kumerasakan perih yang teramat perih di vaginaku “Auhh mas! Sakit mas” teriakku. Ia lalu mendiamkan sejenak penisnya di dalam vaginaku dan aku yang masih merasa kesakitan melihatnya merem melek. Saat dia mengetahui aku sudah sedikit tenang, dia mulai perlahan menggenjot vaginaku. “Pelan-pelan ah mass…” pintaku. Dia terus menggenjotku dengan sedikit menaikkan tempo genjotannya, rasa sakit di vaginaku perlahan berubah menjadi rasa nikmat yang belum pernah aku rasakan. Aku merangkul leher suamiku dan ia mulai menciumi bibirku lagi seraya terus menggenjotku. “Ahhh..ssshh..mas…nikmat” desahku.

Mendengar hal itu, ia menegakkan tubuhnya dan menggenjotku sedikit lebih keras dan itu membuatku bergoncang-goncang. Dia tidak menyia-nyiakan dadaku yang berguncang, dia remas kedua dadaku sekaligus. Sekitar 4 menit dia menggenjotku, aku merasa seperti akan pipis, “Mass…bentar dulu ya mass…ida mau pipis nih…ohh gak tahan” desahku, bukannya berhenti dia malah makin menghentak-hentakkan penisnya ke vaginaku, “Ohh mass..ida pipis sekarang..” desahku sambil berteriak. Terasa cairan hangat menyembur dari dalam vaginaku dan itu membuat sodokan penis suamiku semakin licin, aku masih terengah-engah sambil merasa nikmat sementara suamiku masih saja menggenjotku tanpa peduli aku yang agak lemas ini.

5 menit suamiku menggenjotku pada posisi ini, dan kembali aku merasa akan pipis lagi, “Mas..ida mau pipis lagi ahh..” desahku. “Sama-sama mas ya sayang…ohh” desah suamiku. Ia menghentakkan penisnya jauh lebih keras dari orgasme pertamaku tadi dan tubuhku terguncang lebih keras. “Ohh mass…ida pipis lagi…ohh” semburan cairan cintaku menyembur deras ke penis suamiku. Tak berapa saat, suamiku menghujamkan penisnya ke vaginaku yang terdalam, “Ahhh ida sayang..mas sampai..ohh” desahnya.

Terasa cairan hangat menyembur dari penis suamiku. Suamiku mendiamkan penisnya didalam vaginaku beberapa menit dan ia menciumi wajahku, bibirku, dan leherku untuk menghiburku yang terlihat sedih karena sudah lepas perawan. Ia lalu menarik penisnya keluar, dan kupenasaran apa yang akan keluar dari vaginaku, dan terlihat cairan putih dan bercak darah, dan itu membasahi kasur kami. “Yah kotor,” ucapku. “sudah besok saja sayang” ucap suamiku, lalu kami lekas tidur sambil berpelukan. Malam pertama yang indah bagiku yang perawan ini.

Hari ini adalah satu bulanan umur pernikahanku, dan aku sangat merasa bahagia sekali. Saat aku hendak membereskan barang-barangku di majelis guru karena aku ingin pulang menyiapkan surprise untuk suamiku, bu tina menghampiriku dan berkata “Bu ida, ibu dipanggil pak kepsek tu”, “Kenapa bu?” tanyaku. “Kurang tau saya” jawab bu tina singkat. Aku lekas menuju ruang kepsek, kumengetuk pintu kepsek, lalu “Masuk” ucap pak kepsek dari dalam ruangan.

-Ruang Kepsek-

“Sila duduk bu ida” ucap pak kepsek ramah. “Jadi begini bu ida, saya mau meminta tolong dengan ibu” ucap beliau. “minta tolong apa ya pak?” tanyaku. “Ibu kan sudah agak lama mengajar disini dan sudah menikah juga, saya mau minta tolong ibu untuk jadi guru di ekskul penseks yang sudah vakum semenjak bu elin meninggalkan sekolah ini, mau ya bu?” ucap pak kepsek, aku kaget dan khawatir apa yang akan terjadi berikutnya. “Ehmm..gimana ya pak” jawabku ragu.

“Jika ibu bersedia,besok ibu sudah bisa mengajar kok, gaji ibu akan saya naikkan dua kali lipat sebagai insentif tambahan jadi guru ekskul tersebut” ucap pak kepsek, aku semakin bimbang, karena perusahaan suamiku saat ini bekerja sedang akan melakukan PHK besar-besaran jadi tawaran pak kepsek ini bisa kugunakan untuk membantu suamiku tapi aku sedikit khawatir dengan apa yang akan terjadi berikutnya teringat apa yang pak kepsek lakukan dengan bu elin. “Jadi gimana bu?” ucap pak kepsek menyadarkanku dari lamunanku. “Baiklah akan saya terima pak” ucapku. “Baik, besok ibu sudah bisa mulai mengajar ya” ucap pak kepsek lega.

Keesokan hari sesuai jam yang ditentukan pak kepsek untukku mengajar di ekskul, aku menemui beliau di ruangannya untuk meminta materi yang akan kuajarkan ke murid ekskulku itu nanti. Pak kepsek lalu memberikan materi tersebut dalam bentuk file pada flashdisk dan ia bilang pegang saja dulu flashdisk itu. Kumasuk ke kelas yang dimaksud, belum ada siswa jadi aku memeriksa dulu materi yang aku akan ajarkan itu, kubuka materinya dan mulai kupahami ternyata hanya pengetahuan dasar. Para siswa dan siswi yang ambil ekskul ini mulai memasuki kelas dan aku mulai menerangkan. Sesaat aku membubarkan kelas, aku hendak buang air kecil di wc perempuan di dekat kelas tersebut dan itu berseberangan dengan wc laki-laki.

Setibanya aku di wc, ku mendengar dua siswa sedang berbincang “Bro, guru ekskul baru kita ini gak seseksi bu elin ya” ucap salah seorang siswa, “iya ya, dulu waktu bu elin ngajar, aku aja bisa sambil coli, lah ini ngaceng aja kagak” ucap siswa kedua, “iya bener, apa karena baru nikah kali ya?jadinya belum sebinal bu elin” ucap siswa pertama. Aku terkejut, tapi sekaligus penasaran “iya bener juga, bu elin kan udah sering di’pake’ sama pak kepsek, apa jangan-jangan karena sering dipake sama pak kepsek bu elin jadi hamil terus minggat dari sekolah ini?” ucap siswa pertama lagi.

Aku terdiam,kaget sekaligus marah mendengar obrolan mereka, aku yang tadinya mau buang air kecil jadi lupa dan kembali kemejaku di kelas, aku mulai memeriksa folder-folder di fd yang diberikan pak kepsek, kutemukan sebuah folder “tes seleksi”

ku membuka dan kumelihat kumpulan video, kubuka video pertama dan kupercepat video tersebut, pada video tersebut terlihat bu elin sedang berciuman dengan pak kepsek, kubuka video kedua, kumelihat bu elin sedang mengocok penis salah seorang siswa, kubuka video ketiga, kumelihat bu elin sedang mengocok penis pak tejo dan tikno. Aku bergidik ngeri, bisa jadi aku yang akan begini nanti. Kusegera mengemas barang-barangku dan pulang dari sekolah, keesokan harinya di jam yang sama untuk ekskul dimulai, aku menghampiri pak kepsek di ruangannya.

-Ruang Kepsek-

“Permisi pak” ucapku sambil masuk ke ruangan pak kepsek. “Oh bu ida, ada apa bu?” ucap pak kepsek. Aku langsung duduk berhadapan dengan beliau berbataskan meja kerja beliau, “Saya mau mengembalikan fd ini pak” ucapku, sepertinya pak kepsek tau bahwa aku akan minta berhenti jadi guru ekskul. “Oh sudah dicopy ya bu?” ucapnya. “Sudah pak” jawabku tak ingin melihatnya. Bentar ya bu, saya ambilkan minum dulu, pak kepsek lalu mengambilkan air sirup segar dan memberikannya kepadaku, kebetulan cuaca panas dan gerah aku meminumnya langsung tanpa rasa curiga.

Kami terdiam sejenak karena pak kepsek sibuk dengan laptopnya, aku merasa ada yang aneh ditubuhku, tubuhku perlahan hangat dan kumerasa gatal di vaginaku, namun kuberusaha untuk tak terlihat panik. “Pak, saya mau berhenti jadi guru ekskul..ssh” ucapku dengan desah tertahan. Entah apa yang terjadi dengan tubuhku, “Kenapa bu ida?” Tanya pak kepsek. “Hmm..karena..hmm..karena saya belum cukup ilmu untuk ngajar itu pak hhm” ucapku dengan desah yang semakin menjadi. Pak kepsek melihatku, lalu beranjak dari tempat duduknya, aku tak tau ia mengarahkan kemana, “ceklek” bunyi pintu ruangan beliau terkunci, dan yang aku tahu sekarang adalah vaginaku gatal segatal-gatalnya dan kumulai mengelus dari luar rok kerjaku sambil kukangkangkan sedikit pahaku. “sshh..”desahku pelan.

Kumelihat samar-samar ada tangan dari belakangku dan langsung meremas salah satu dadaku dari luar baju dinasku, “Aihh” pekikku.mulutku lekas dibekap oleh tangan satunya, kumelihat keatas dan kulangsung menatap wajah pak kepsek yang tersenyum mesum, aku langsung menghindar dan berdiri di belakang kursi kerja beliau “Bapak berikan apa ke saya hah!” bentakku. Pak kepsek mendekatiku, “Bukan apa-apa manis, hanya perangsang” ucapnya santai. “Bapak jangan kurang ajar ya!” bentakku.

Beliau langsung mendekatiku dan mendorong tubuhku hingga menempel ke dinding ruangannya, dan ia merapatkan tubuhnya, terasa dengusannya tepat diatas mataku, “lebih baik kamu sekarang pasrah, atau aku main kasar.” Ucapnya di depan wajahku. Aku yang sudah dipenuhi birahi campur rasa takut hanya melotot melihatnya tanda bahwa aku marah. Pak kepsek bukannya takut, malah dia mendekatkan bibirnya ke wajahku, dan menjilat wajahku, tangan kanannya meremas dadaku dari dalam baju dinasku, dan tangan kirinya menaikkan rokku hingga ia dapat dengan mudah menggesek jarinya dari luar cdku. “Eeengg…sshh” desahku menerima perlakuannya. Ia memasukkan jari tengahnya yang lumayan gede ke vaginaku dan mulai mengeluar masukkan jarinya itu, “Uhh..uhh..” desahku.

Dengan satu tangannya ia dapat membuka beberapa kancing baju kerjaku dan langsung ia tanggalkan braku tanpa membuka baju dinasku. Mulutnya yang sedari tadi membuat banyak ludah di mukaku mulai berpindah menjilati dadaku, ia mengesampingkan jilbabku ke bahu, ia hisap puting dadaku. “Ohh..sshh” desahku. Mendengar aku semakin sering mendesah, ia mempercepat kocokan jarinya di vaginaku dan emutannya di dadaku. Saat ia sadar bahwa vaginaku suda becek, ia hentikan semua rangsangannya dan menarik tubuhku ke sofa tempat ia dulu ‘main’ dengan bu elin, tubuhku dibaringkannya disitu, ia lalu membuka celana da cdnya tanpa membuka bajunya, kumelihat penisnya sudah tegang siap menyodokku, penisnya lebih pesar dari suamiku berukuran sekitar 17 cm, gemuk dan berurat, dan itu sempat membuatku menganga kaget, aku sadar bahwa vaginaku akan segera disodok penis panjang itu

“Pak..saya mohon jangan perkosa saya pak..saya sudah bersuami” aku memohon, dia mengabaikan perkataanku dan mulai merebahkan tubuhnya diatasku, terasa kepala penisnya yang hangat menyentuh bibir vaginaku, dia memegang penisnya dan ia arahkan masuk ke vaginaku, saat sedikit masuk “Uhh..pak..saya mohon..sshh” aku mendesah. pak kepsek lalu memasukkan penisnya dengan sedikit memaksa, saat setengah penisnya masuk, kurasakan vaginaku sesak, dan pak kepsek menghentakkan sedikit penisnya sehingga semua penisnya masuk ke vaginaku.

”Ohh pak! Ampun pak” teriakku sedikit memohon. “Sshh..mekimu rapet banget ida, saya suka, sudah lama saya nunggu untuk bisa ngentotin kamu” desah pak kepsek saat penisnya bersarang di vaginaku. Saat mendengar ucapannya itu wajahku merah padam, antara mau marah karena diperkosa atau malah menikmati karena mendapat penis besar. Ku diam saja, lalu pak kepsek mulai menggenjotku pelan, “Ohh pak..sshh” aku tak bisa lagi menahan desahanku. Mendengar desah manjaku pak kepsek mempercepat genjotannya

“Peret banget ni meki, ohhh” racau pak kepsek. Beliau meningkatkan kecepatan genjotannya dan merangsangku jauh lebih hebat, “Ohh pak..saya mau orgasme….sshh” desahku. “Wah belum jago ni, nanti bapak ajarin deh, hehe” ucap pak kepsek sambil terkekeh bangga, beliau mempercepat genjotannya, “Ohh pak..saya sampai” desahku disertai semburan cairan cinta dari dalam vaginaku. “Ohh hangat cairanmu bu, bikin saya makin semangat ngentotin ibu” racau pak kepsek yang merasakan semburan cairan cintaku, ia tak memberiku kesempatan untuk menikmati orgasmeku sejenak, ia terus menggenjotku.

Selang 3 menit aku orgasme, ia melepaskan kontolnya, dan menyuruhku berdiri dan menunduk bertumpu di meja kerjanya, ia lalu memasukkan penisnya dari belakang tubuhku, aku sebelumnya belum pernah pakai posisi ini dengan suamiku, pak kepsek sedikit kesulitan karena aku kurang bungkuk, ia lalu menekan tubuhku agar lebih membungkuk, saat posisiku sudah benar menurutnya, ia langsung melesakkan penisnya ke vaginaku tanpa hambatan karena vaginaku sudah becek, ia menghentak penisnya keras-keras sehingga aku terangguk-angguk pada posisi ini

“Ohh kamu bakal jadi perekku sayang..peret banget ini…ssshh” desahnya. Aku sedikit tersinggung namun birahiku meningkat mendengar ucapan joroknya itu. “Ohh pak..sodok ida terus dengan penis bapak” desahku. Dia mencabut penisnya, aku bingung entah kenapa. “Penis katamu? Ini namanya kontol ida! Saya ini lagi ngentotin kamu jangan bilang ML” ucap pak kepsek, lalu ia meraba vaginaku “nah ini namanya meki! Jangan bilang vagina lagi!” jelasnya sambil membentak. “Sekarang kamu bilang, ‘pak, entot meki saya dengan kontol bapak sekarang.’” Perintahnya kepadaku.

Aku yang sudah birahi tinggi segera berkata “pak, entot meki saya dengan kontol bapak sekarang” tanpa ragu. Ia menampar pantatku dan berkata “Oke sayang, nikmatin nih kontol bapak” seraya ia menyodok keras mekiku dengan kontol panjangnya. Selang beberapa menit ia menggenjotku setelah ia berhenti sejenak tadi “Ahh..aahh..aku mau sampai sayang” desahnya. “Ahh..ahh..sshh..jangan didalam pak..plis..aahh” desahku sambil menolak ia memuntahkan spermanya ke rahimku. Pak kepsek lalu menggenjot mekiku semakin keras sehingga aku semakin terguncang pada posisi menundukku ini, baju dan rokku sudah dipenuhi keringatku.

“Ohh..bu ida..saya sampai..” desah pak kepsek. Pak kepsek lekas menarik keluar kontolnya dan menyodok-nyodok lembut anusku, terasa semburan sperma hangat pak kepsek menyembur di dekat lubang anusku, ada sekitar 3 semburan, cairan sperma beliau meleleh ke pahaku dan membasahi lantai ruangan beliau. “Ohh..ahhh..” desahku keletihan dan aku ambruk dimejanya dan tersungkur di dekat meja kerja beliau, kumelihat kebelakang, beliau terduduk di lantai dengan kontol yang berlumuran cairan cintaku dan sperma beliau.

Karena keletihan, aku tertidur sekitar 15 menit, pak kepsek meremas dadaku pelan sehingga membangunkan ku, “Bangun bu, makasih ya dah puasin kontol saya” ucapnya sambil menarik tanganku untuk berdiri. Bajuku yang masih terbuka kancing penuh dengan peluh, begitu juga dengan rokku basah dengan peluh dan sperma kering beliau di pahaku. Aku mencari braku dan cdku namun tidak ada, “cari daleman ya bu?” Tanya pak kepsek.

“Saya minta ya daleman ibu, untuk bahan coli” Ucapnya. Aku hendak menamparnya namun ia menahan ayunan tanganku sambil berkata “Eh mau nampar aja kamu, kamu itu dah jadi perek saya disini”, mukaku merah dan berkata “kurang ajar anda!”, “kurang ajar gimana? Toh ibu juga nikmatin kontol saya tadi, di dua sudut ruangan ini ada kamera yang merekam aksi kita tadi dan itu saya pegang, kalau ibu macam-macam saya sebarkan itu dan saya pecat ibu” jelas pak kepsek sambil tersenyum licik.

“Bangsat kau!” ucapku. “hehe terserah ibu mau bilang saya bangsat, ibu harus tetap mengajar ekskul itu sekaligus puasin birahi saya disini ya, kalau tidak video ibu saya sebar.” Ancamnya. Aku segera memasang kancing bajuku dan merapikan rokku tanpa menggunakan satupun daleman, aku meninggalkan ruangan kepsek dengan menangis dan segera pulang.

Hari ini adalah dua hari sejak tragedi pak kepsek memperkosa harga diriku, dan siang ini aku harus ke ruangannya lagi untuk memuaskannya. Saatku masuk ke ruangannya, terlihat senyum licik beliau dan mempersilahkanku duduk di sofa kemarin, hari ini aku menggunakan baju batik dan rok hitam sedikit ketat, namun tanpa dalaman, daripada beliau ambil lagi pikirku. Hari ini pak kepsek tak mengunci ruangannya entah apa maksudnya, ia mendekatiku dan mulai meraba dadaku, aku diam saja. “Ih bu ida mulai nakal ya ndak pakai bra” ucapnya. Aku diam, lalu ia menaikkan rok hitamku dan memasukkan tangannya “Gak pakai cd juga bu? Widih minta dientot ni bu ida” ucapnya, dan itu membuatku geram padanya namun apalah daya.

Saat pak kepsek sibuk mempermainkan meki dan dadaku, pintu ruang kepsek dibuka dan aku cukup terkejut sementara beliau santai saja, “Ayo masuk.” Ucap beliau. Lalu dua pria memasukki ruangan itu, ternyata pak tejo si satpam sekolah dan pak tikno si tukang kebun. Mereka tersenyum penuh arti melihatku yang sedang dikerjai pak kepsek, aku langsung menyingkirkan tangan pak kepsek dan menutupi tubuhku dengan bantal “Ih apa-apaan ini pak? Mengapa ada mereka?” tanyaku panik ke pak kepsek.

“Tenang bu, saya hanya mau berbagi rezeki dengan mereka.” Ucap pak kepsek. “Lekas buka pakaian kalian!” perintah pak kepsek ke kedua orang itu. Merekapun dengan sigap membuka pakaian mereka beserta dalaman mereka hingga akhirnya telanjang bulat, aku sedikit bergidik ngeri melihat kontol pak tejo kira-kira 16 cm berurat hitam dan pak tikno kira-kira 17 cm tidak berurat cuma gemuk.

Pak kepsek kembali mengerjai tubuhku, sementara mereka mendekatiku dengan kontol mereka yang masih lemas, mereka mengocok kontol mereka sendiri di dekatku, pak kepsek membuka bajuku tanpa melepaskan jilbabku, lalu beliau naikkan rokku agar lebih mudah dalam mengocok mekiku. “sila ambil bagian kalian, saya mau telanjang dulu” ucap pak kepsek ke mereka berdua.

Kumelihat kontol mereka mulai tegang, pak tejo jongkok di depan mekiku dan berkata “bulu jembutnya seksi pak, pasti rapet ni?”, “rapet jo, coba aja kamu genjot” ucap pak kepsek yang masih sibuk membuka pakainnya. Pak tikno berdiri di belakang sofa dan menggesek kontolnya di jilbabku, dan meremas kedua dadaku dengan tangannya, “Montok dan kenyal ni toket pak” ucap tikno, “Iya nikmatin aja dulu, saya nyusul” ucap pak kepsek yang membentang tikar di tengah ruangan.

Melihat pak kepsek siap memulai ritual, tejo lalu menggendong tubuhku dan dibaringkan di tikar yang dibentang oleh pak kepsek, ia lalu menyingkap rokku dan memposisikan kontolnya di bibir mekiku, “Aku duluan ya no, udah gak tahan” ucap tejo langsung melesakkan kontolnya tanpa ampun karena dia rasa mekiku sudah becek. “Uhh..sshh” desahku. Kulihat tikno masih ngocok kontolnya dan mendekati dadaku hendak ia lumat dengan mulutnya, pak kepsek lalu mengangkang diatas wajahku, aku tak mengerti maksudnya

“bu ida, ni hisap kontol saya sekarang” perintahnya,”Gak mau pak, jijik” ucapku. Pak kepsek menoleh meilaht tejo yang lagi asik ngentotin aku, tejo mengangguk dan menggenjotku lebih keras itu membuatku mendesah “Ahhh..hmm…hmm” desahanku tertahan kontol pak kepsek. Beliau memaju mundurkan kontol panjangnya di mulutku. Selang 2 menit, tejo melepaskan kontolnya dari mekiku dan berkata “No, ni cicip memeknya, rapet cuy!”

Mendengar itu tikno yang dari tadi cuma ngocok kontol mulai mengarahkan kontolnya ke mekiku dan lagi-lagi tanpa perasaan langsung menggenjotku kasar, “Aaahh..pelan dong..” teriakku. Setelah pak kepsek puas aku sepong, pak kepsek seperti memberi kode ke tikno. Dan benar saja, tikno melepas kontolnya, lalu ia berbaring terlentang disampingku, pak kepsek membimbingku untuk duduk diatas kontol pak tikno dan membaringkan tubuhku pada tubuh pak tikno sehingga pantatku menungging

Diposisi ini aku yang harus aktif menggenjot kontolnya pak tikno “Ohh bos..mekinya rapet bos..” desah pak tikno. Tejo mendongakkan kepalaku dan minta kusepong kontolnya, kujilat dan kuhisap semua kontolnya, aku merasa diriku sudah binal, aku tak tau apa yang pak kepsek lakukan dibelakangku, kurasakan jari pak kepsek menggelitik anusku, lalu terasa kepala kontolnya menyodok-nyodok pelan anusku, kulepaskan seponganku sambil menoleh ke belakang melihat pak kepsek dan berkata “Plis pak…jangan anus saya pak…” aku menolak.

Pak kepsek meludahi tangannya dan mengelus kontolnya untuk meratakan ludahnya di kontolnya entah apa maksudnya, rupanya ia hendak menjebol anusku. Aku arahkan tanganku ke pantat dan kudorong tubuhnya supaya tidak memerawanin anusku. Tapi dia mengabaikanku, dan terus memaksakan kontolnya masuk ketika kepala kontolnya masuk “Ohh..sakit pak!!” teriakku. Dia menarik keluar lalu menghentakkan kontolnya lagi, sudah setengah masuk “Ahh ampun pak, jangan disitu,,plis” teriakku sambil memohon.

Ia menghentakkan lagi kontolnya lebih keras ke anusku dan terasa anusku seperti koyak oleh kontolnya, “Auuhh…sakit..” teriakku. Dia mendiamkan kontolnya di anusku, dan mulai menggenjotku. Aku hendak berteriak namun pak tejo memasukkan kembali kontolnya minta disepong olehku, pak tikno masih saja asik menggejot mekiku, dan pak kepsek mulai mempercepat genjotannya di anusku. Genjotan pak tikno dan pak kepsek bergantian dan memberikan sensasi tersendiri yang membuatku ingin orgasme..”Ohh..hhmm…ahh..hhmm” desahku tertahan kontol pak tejo.

Dan mekiku menyemburkan cairan cintaku ke kontol pak tikno, “Ohh hangatnya cairanmu ida sayang..” desah pak tikno yang masih asik menggenjotku. Setelah pak kepsek puas menggenjot anusku, ia lepaskan kontolnya dari anusku dan anusku terasa perih, pak tikno juga melepaskan kontolnya dari mekiku, begitu juga pak tejo yang melepaskan kontolnya dari mulutku, aku masih menungging tetap di posisi itu.

Pak tejo mengambil posisi dibawahku dan segera menggenjotku dengan cara ia gerakkan pinggulku, pak tikno berusaha keras memasukkan kontolnya ke anusku “Ohh ampun pak tikno, jangan disitu” pintaku. Dia mengabaikanku dan menggenjot anusku dengan kasar, aku terangguk-angguk karena sodokannya sambil mendesah perih. “Ohh anusnya rapet banget bos! Aku keluar” desah pak tikno sambil mempercepat genjotannya, terasa semburan demi semburan dari kontolnya di dalam anusku, spermanya meluber keluar dari anusku dan membasahi paha dan rokku.

Pak tikno lalu terduduk dibelakangku, pak tejo menggenjotku dengan semangat “Ohh mekinya ibu ini empot bos..” desah pak tejo yang mengentot mekiku. Kulihat pak kepsek senyum-senyum aja melihatku. Aku terus menyepong kontolnya dengan tidak mau menatapnya lagi. “Ohh..ohh..saya mau keluar” desah pak tejo. “Jangan di meki jo! Nanti kayak si elin!” bentak pak kepsek. Tejo lekas melepaskan kontolnya dari mekiku dan mengarahkan kontolnya untuk menggenjot anusku, aku pasrah saja. Tejo melesakkan kontolnya ke anusku dan tidak butuh waktu lama baginya untuk memuntahkan spermanya di anusku, cukup banyak dibanding punya tikno tadi. “Uhhh…”lenguhku panjang dan aku orgasme, cairan cintaku muncrat ke tikar dengan sangat deras, “Haha…sodok di anus, tadi nolak, sekarang muncrat” tawa mereka.

Tubuhku ambruk selepas orgasmeku barusan, pak kepsek lalu mengambil air mineral yang ia tuangkan di gelas dan memberikannya kepadaku, “Air apa lagi ini pak?” tanyaku lemas. “Air mineral aja kok bu” jawabnya. Aku yang sudah sangat haus lekas meminum air itu, tak ada rangsangan yang kurasa di dalam tubuhku, itu artinya air yang barusan kuminum hanya air biasa. Pak kepsek lalu mendekatiku, menelentangkan tubuhku, “Pak apa lagi pak?” tanyaku lirih. “Saya belum puas bu..” jawabnya dan ia langsung kembali melesakkan kontolnya ke mekiku, “Uhh..”desahku.

Pak kepsek menggenjotku sedikit lebih lembut, ia meremas dada kiriku dan melumat dada kananku dengan mulutnya, kurasa ia ingin menaikkan gairahku. “Ahhh….ssshh…Pak..” desahku. Merasakan mekiku mulai becek, ia menaikkan tempo genjotannya di mekiku dan membuatku terpekik saat mendesah “Ahhh…ahhh..ahh..!! entot ida pak…sshh”, “Widih jago senior kita ini, jadi binal langsung dia” ucap pak tikno semangat. Mendengar semangat dari temannya ia menghentakkan keras karena mungkin dia merasa mekiku mulai berkedut bertanda akan orgasme lagi, “Ahh..ahh..pak…ida mau sampai…” desahku.

Ia yang dari ronde pertama tadi belum orgasme berkata “Iya bu…sshh…saya juga…ahhh….” Seraya mendesah. Aku yang masih sempat sadar mendengar perkataannya langsung seketika panik, hendak melepaskan tubuhnya yang sedang asyik menggenjotku, “Jangan di dalam pak..sshh..saya gak mau hamil..” desahku menolak. Ia menghimpit tubuhku dengan tubuhnya dan menyodok mekiku dengan lebih keras, kudorong sekuat tenaga tubuhnya agar menyingkir dariku namun apalah daya. “Ahh..sshh..pak…saya sampai” desahku diiringi dengan semburan cairan cintaku. “Ohh..ohh..ohh…saya sampai juga bu…sshh” beliau melolong dan menekan kontolnya dengan sangat dalam di mekiku, terasa semburan sperma beliau memenuhi mekiku.

Ada sekitar 3 semburan, setelah ia sudah mengeluarkan spermanya ia lekas melepaskan kontolnya dari mekiku, aku segera duduk dan kumasukkan jariku di mekiku terasa ada cairan yang meleleh dari mekiku ya tidak salah lagi itu adalah sperma beliau dan cairan cintaku. Sesaat aku hendak menangis, aku dikagetkan dengan kedatangan pak tejo dan pak tikno yang sedang mengocok kontolnya di depan wajahku, pak tejo lalu jongkok dan membaringkan tubuhku, kumenduga ia hendak ngentotin aku lagi, aku meronta, melihatku meronta ia lalu menampar keras pipiku dan memaksa melesakkan kontolnya ke mekiku, “Aihh..” teriakku.

Ia menggenjotku keras tanpa ampun, tak berselang lama ia menggenjotku semakin keras dan berkata “Ohh..rapet memek perek ini..ni terima pejuku!”, aku yang panik menarik tubuhku berusaha melepaskan kontolnya namun dia yang sudah kesetanan menahan pinggulku dan menekan dalam kontolnya dimekiku, terasa spermanya menyembur banyak di mekiku, sesaat ia sudah mengeluarkan semua spermanya ia berkata ““Telan nih peju, moga jadi anak kembar! Haha” ia melepaskan kontolnya dan menyingkir dari depan mekiku, aku yang sudah terpejam sedih merasakan ada kontol yang akan melesak ke mekiku, kubuka mataku ternyata pak tikno yang senyum licik diatasku

Ia lekas menggenjotku dengan kerasa sama dengan pak tejo barusan, kurasa selama tejo ngentotin aku tadi, dia sudah puas mengocok kontolnya tinggal menunggu giliran untuk buang sperma, dan benar saja hanya sekitar 1 menit ia menggenjotku, ia menghentakkan kontolnya ke bagian dalam mekiku, “Ahhh…rasain nih peju suburku!” ucapnya dan terasa semburan sperma dari kontolnya mengalir deras dimekiku, “Semoga jadi anak kembar tiga ya! Haha” ucapnya sambil melepaskan kontolnya dari mekiku, aku yang sudah lemas mencoba untuk duduk dan melihat mekiku, dari mekiku terlihat cairan sperma yang sangat banyak keluar sedikit demi sedikit dan membasahi rokku dan matras tempat aku dikerjai ini.

“Bangsat kalian semua!” teriakku seraya menangis…”Teganya kalian ya!” ucapku lagi. Mereka tak meladeniku hanya sibuk mengenakan pakaian mereka masing-masing. Akupun akhirnya mengelap cairan sperma yang ada dimekiku dengan tisu yang ada di ruangan itu dan lekas merapikan pakaianku karena ini sudah sekitar jam 5 sore.

Keesokan harinya, aku merasa amat lemas karena kemarin harus melayani nafsu bejat 3 tua bangka itu dan malam harinya suamiku minta jatah, masih terasa perih anusku akibat dijebol oleh pak kepsek dan teman-temannya kemarin siang. Siang ini akuhendak kabur saja dari ekskul yang wajib kuajar, namun saat aku hendak memundurkan motorku, tubuhku dipeluk dari belakang dan mulutku dibekap saat kumenoleh ke belakang ternyata pak tejo, ia lalu menggiringku ke ruang pak kepsek dan mendorong tubuhku untuk masuk ke ruang pak kepsek, aku takut, rupanya ia tak ikut masuk.

“Sila ibu duduk.” Pak kepsek menyuruhku duduk di kursi konsultasi di dekat meja kerjanya. “Kenapa pak?” tanyaku tanpa menatapnya. “Ibu tidak perlu khawatir dengan kejadian kemarin siang dimana kami bertiga memunntahkan peju kami di meki ibu, saya ada memberikan minum ke ibu sebelum itu terjadi kan? Tanya beliau. “Iya…”jawabku pelan. “Itu adalah air yang sudah dilarutkan dengan obat KB bu, jadi ibu tidak perlu khawatir hamil dengan sperma kami, obat itu cukup manjur pada istri saya.” Jelas pak kepsek, sambil memberikan kemasan obat KB yang ia maksud, aku merasa sangat lega. “Hari ini ibu istirahat saja dulu, besok mulai mengajar lagi” ucap beliau lembut. Aku segera pulang dengan perasaan lega.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar