Cerita Eksibisionis di Sekolah : Skandal Sekolah Pelosok 5 - Remidial dan Pemuas

Chapter 5: Remidial dan Pemuas

Hari ini adalah hari keempat bagi wiwi dan boby untuk dieksploitasi dalam hal dunia lendir oleh eksekutornya masing-masing, dan mereka merasakan lemas yang luar biasa. Saat jam istirahat boby dan wiwi dipanggil bu ida ke ruang guru, di ruang guru sudah ada nia dan yanti yang sedang membantu bu ida mengoreksi kertas ujian kelas boby dan kelas wiwi.
*****************************************************************
Boby

-Ruang Guru-

“Nilai kalian berdua di mapel saya memburuk, jadi kalian harus melaksanakan remedial untuk mapel ini.” Ucap bu ida. Aku dan wiwi tertunduk lemas. “Kapan remedinya bu?” tanyaku, “sekarang, tapi ada metode berbeda” ucap bu ida. “Kalian berdua akan remedial di 2 meja di sebelah meja saya ini, dengan alat kelamin kalian dirangsang oleh nia dan yanti, jika kalian orgasme sebelum kalian menyelesaikan soal yang saya berikan maka akan saya tidak luluskan kalian,sampai jumpa tahun depan. Namun, jika kalian bisa menyelesaikan soal tersebut sebelum orgasme, maka kalian berhak ngentot dengan siswa/siswi yang kalian inginkan dengan gratis” jelas bu ida panjang lebar. Aku dan wiwi bertatapan kosong, “Ayo cepat buka cd kalian masing-masing dan duduk di tempat yang sudah saya sediakan, celana dan roknya gak usah dilepas” perintah bu ida.

Aku membuka celanaku dan cd ku, yanti melihat kontolku dan mendekatiku sambil berbisik “Ini toh kontol tahan lama yang aku sepong kemaren,hihi”. Kugunakan kembali celana SMA ku dengan resleting yang terbuka sehingga kontolku leluasa melambai, kemudian ku duduk di kursi yang dimaksud, saat aku akan memajukan kursiku, nia mendekatiku dan berkata “Eits…jangan masukin dulu kursimu, aku mau masuk ke kolong meja dan akan menyepongmu, siap-siap jumpa tahun depan ya..haha” nia mengejekku.

Nia lalu masuk ke kolong meja bersila di kolong meja menatap kontolku dengan seksama. Di meja sebelahku, wiwi menurunkan cdnya tanpa membuka roknya dan kemudian duduk. Yanti mendekati wiwi dengan membawa sebuah dildo dengan fitur vibrator berukuran 15 cm dan bergerigi, yanti kemudian duduk di bawah meja wiwi. “Ni kertas soal dan jawaban kalian” ucap bu ida sambil membagikan kertas soal dan jawaban ke aku dan wiwi. “Lihat soalnya, dan mulai sekarang” ucap bu ida.

Aku mulai memperhatikan soal dan mulai mengerjakan, di kolong mejaku, nia mulai mengocok kontolku dan mengecup palkonku sedikit kasar, “uhh”desahku. Sementara di meja wiwi, wiwi juga mulai memperhatikan soal, mungkin si yanti juga sudah bekerja dengan dildonya. 3 menit kukerjakan soal yang ada 5 buah ini, baru 3 soal yang mampu kujawab, di kolong meja nia masih asik sepong kontolku dan menggelitik biji ku,

“Ssshh..” desisku. “Mau orgasme ya beb?” ucap bu ida sambil mengelus bahuku, “Ahh..tidak kok bu..” ucapku sambil sedikit mendesah. Terasa nia semakin semangat mengulum kontolku. 5 menit berlalu, “Auhh..sshh” desah wiwi di sebelahku, saat itu aku sudah menyelesaikan jawabanku, dan terasa akan segera muncrat, kutahan sekuat tenaga,

“Bu…ahhh…bu ida…ahh…”ku memanggil bu ida. Namun sialnya ia tak mendengar atau pura-pura tak mendengar, nia semakin mengenyot biji ku dan mengocok kontolku keras, “Bu ida…bu ida…bu ida…” ku memanggil bu ida, “Iya anak ibu sayang..”jawab bu ida sambil senyum manja, “Nih bu..sshh…sudah selesai..” jawabku sedikit mendesah, sialnya bu ida bukan langsung membebaskanku dari emutan nia, tapi dia memperhatikan jawabanku dulu sekitar 1 menit.

“bagus, selamat bob, kamu akan saya luluskan karena dapat menyelesaikan soal ini, nia keluar dari meja boby sekarang” ucap bu ida. Aku lekas menekan keras pangkal kontolku supaya tidak muncrat, tapi tetap duduk di meja tersebut. Ku melihat wiwi, dia kelihatan sangat terangsang, kulirik kertas jawaban dia dan kulihat jawabannya, sudah selesai juga syukurnya. “Buuu idah…ahhh…ssshh” wiwi memanggil bu ida sambil mendesah, “bu idah atau bu ida? Hhmm?” bu ida mempermainkan wiwi. “Ibu ida…saya sudah selesai bu..sshh” jawab wiwi. “Mana lihat?” bu ida mendekati wiwi sambil mengambil kertas jawaban wiwi.

“Hhmm…bagus juga, baiklah. Sebagai hadiah selamat untukmu wiwi, yanti kocok lebih keras meki wiwi, buat dia puas, haha” ucap bu ida. Wiwi melotot melihat bu ida yang meninggalkan mejanya, tapi dia juga tidak bisa marah, karena juga menikmati permainannya yanti. “Ahhh…ssshh…yanti…ohhh…” desah wiwi. “Ohh aku sampai yanti….” Erang wiwi panjang. “Oh shit! Squirtnya wiwi deras banget…asin” teriak kecilnya yanti di bawah meja wiwi. “Hehe…sorry yanti, nikmat banget dildonya..” ucap wiwi sambil mengatur nafasnya. Karena aku keasyikan melihat wiwi dikerjain, aku tidak sadar bahwa nia sudah meninggalkan ruangan, padahal aku pengen ngentotin dia. Aku sedikit kecewa dan melemaskan kontolku saja lalu kembali ke kelas, begitu juga wiwi.

Tiba jam istirahat kedua, aku ke ruang guru untuk mengantarkan tugasku mapelnya bu ecy, bu ecy adalah seorang guru muda yang juga sama dengan bu ida, namun sedikit lebih muda dari bu ida dan baru menikah 3 bulan terakhir ini, perawakan bu ecy itu bertubuh mungil ramping layaknya anak smp jika sekilas dilihat, berjilbab, toket 34B. Saat aku selesai mengumpulkan tugasku dan hendak meninggalkan ruangan, bu ida memanggilku “Boby sini dulu.” Ku lihat bu ecy melihatku juga.

“Ya kenapa bu?” tanyaku. “Ini bob, sesama guru, ibu mau bantu bu ecy ni, kamu mau bantu beliau juga ndak?” Tanya bu ida. “Bantu apa ya bu?” tanyaku. “Sini kamu duduk dulu dekat kami” ucap bu ida mengajakku duduk di dekatnya. “Jadi gini bob, bu ecy ini kan sudah 3 bulan menikah, kamu juga pasti tahu itu, jadi barusan bu ecy curhat ke saya, katanya permainan ranjang suaminya kurang memuaskan” ucap bu ida. Aku melihat bu ecy dari atas sampai bawah, dan bu ecy terlihat malu-malu.

“Bu ecy coba ceritakan” ucap bu ida. “Jadi gini, saya kan sudah 3 bulan menikah, penis suami saya cukuplah untuk merawanin saya sekitar 12 cm gitu deh, tapi permainannya gitu-gitu aja, saya memang ndak binal, Cuma bisa goyang-goyang dikit aja, yang saya kesalkan dari suami itu, dia selalu keluar duluan, saya ndak pernah puas dalam 3 bulan ini, memang sih pasti hamil tapi ya gitu deh” jelas bu ecy sambil sesekali menunduk.

“Asik dapat meki rapet ni” aku membatin. “Jadi gitu bob, bantu ya ibu ini.” Ucap bu ida. “Oke bu, tapi kapan?”tanyaku. “Sekarang aja, kan masih ada waktu 20 menit, main aja di WC guru ataupun di UKS.” Ucap bu ida. Bu ecy mendengar itu langsung mencubit bu ida dan berkata “hush! Masa’ sekarang sih da? Ketahuan guru lain atau murid lain gimana?”, “yaudah bob, bawa bu ecy ke gudang kita aja” ucap bu ida. “Ayo bu” ajakku.

-Gudang Sekolah-

“Yakin nih disini bob? Apa kamu ndak risih?” tanya bu ecy. “Gak apa-apa bu, kan ada meja tu, bisa lah itu” ucapku sambil membuka celana SMA ku beserta cdku dan kudekati bu ecy. Bu ecy yang kaget karena melihatku mendekat dengan kontol yang sudah terbuka,sedikit berteriak dan kubekap mulutnya “Ssst..jangan berisik bu, nanti ketahuan” ucapku, “Oh maaf, habisnya penis kamu panjang dan gemuk padahal belum tegang” ucap bu ecy.

“Hehe makasih pujiannya bu, mari sini hisap punya saya bu” ucap ku sambil menyuruh bu ecy jongkok di depan kontolku. “Hah hisap nih?geli ah..” tolak bu ecy, “ayo cepetan bu, asin-asin gurih kok” ucapku. Perlahan bu ecy mulai memegang dan mengocok kontolku pelan, saat setengah tegang bu ecy kembali terpelongok dan mencoba mendekatkan bibirnya ke palkonku, menjilat dikit lalu mencoba memasukkan ¾ kontolku ke mulut kecilnya, mulai ia mengulum lembut “Ahh..sshh…enak bu” desahku.

Melihatku mendesah, ia semakin semangat, saat kontolku tegang penuh dia kembali memelototkan matanya dan melirikku sedikit tanpa mengehentikan kulumannya. Sekitar 2 menit dia mengulum, aku sudah tidak tahan untuk menyodok mekinya, “Udah ah bu nyepongnya, saya mau puasin ibu sekarang” ucapku. Bu ecy lalu berdiri, dan menurunkan cdnya tanpa membuka roknya, kunaikkan tubuhnya ke meja yang ada di gudang tersebut, kami saling berhadapan, bu ecy di meja sementara aku berdiri.

Aku menatap dalam mata beliau dan mulai mencoba mencium bibirnya, namun ia menolak dan berkata “jangan bob, aku gurumu, jangan jatuh cinta padaku” ucapnya *ohh drama..haha* Karena dia menolak ciumanku, langsung kuposisikan kontolku di depan mekinya, sebelum kusodok kuperhatikan dulu mekinya, bersih tanpa bulu dan masih terlihat rapat.

Karena sudah nafsu banget, kusodok pelan, saat seperempat kontolku masuk, terasa seperti ada yang kurobek di dalam mekinya “ah apakah ibu ini perawan?” aku membatin. Ku masukkan tiga perempat kontolku dengan sedikit keras, bu ecy memekik kecil dan berkata “ahh kok sakit ya bob, besar banget penismu ini..” ucap bu ecy.

Kumasukkan sedikit lagi hingga kontolku tertanam penuh di meki bu ecy, lalu kugenjot lembut beliau, dan kuraba toketnya dengan tangan kananku dari dalam baju tanpa membuka baju dinasnya, dan kuselempangkan jilbab putih yang ia gunakan dengan tangan kiriku ke bahunya, lalu kuemut lehernya.

”Ouh bob,geli bob,nikmat…ahhh…sshh” desah bu ecy. “geli apa nikmat?” tanyaku seraya mengecup lehernya dan mnggenjot dirinya. Kupercepat tempo genjotanku dan ia tergoncang-gonjang di atas meja itu..”Ahh..ahhh…ahhh…bob…ssshhh.,..nikmat penismu bob, panjang…ssshhh” desah dan erang bu ecy. “Ibu mau kencing bob…hentikan…ssshhh…ahhh” desah bu ecy pertanda akan orgasme. Ku tak pedulikan perkataannya dan semakin keras menggenjot mekinya,sampai terdengar deritan meja tempat kami memacu nafsu ini. Dinding mekinya merapat dan itu memberikan sensasi luar biasa bagi kontolku yang belum pernah nyoba meki serapat ini. Terasa cairan cinta bu ecy mengucur deras dari dalam mekinya dan sedikit muncrat-muncrat ke perutku.

“aahhh..nikmat bob…apa ini orgasme itu? Ahhh” Tanya bu ecy. “iya bu…” jawabku. Kutarik keluar kontolku dan kulihat ada bercak darah dan cairan cinta bu ecy, ku tertegun sejenak melihat kontolku. “ahh..sshh…kenapa bob?kok termenung?” Tanya bu ecy sambil mengatur nafasnya. “Ibu masih perawan ya?vagina ibu rapet banget dan ini ada darah?” tanyaku. Bu ecy segera menunduk melihat mekinya, “Iya ya..pantes tadi perih, jadi selama ini penis suami saya belum menjebol saya dong..” ucap bu ecy.

“Emang selama 3 bulan ini udah berapa kali main bu?” tanyaku. “baru sekitar 10 kali” jawab bu ecy. Mendengar jawabannya dan memang sepertinya beliau baru aku perawanin, maka ku baringkan lagi beliau di meja, dan kumasukkan kembali kontolku ke mekinya. “Ahh bob, puasin ibu lagi..” desahnya. Kugenjot dengan semangat karena kebanggaan tersendiri bisa merawanin guru. Selang beberapa menit aku menggenjot bu ecy untuk ronde duanya beliau, beliau merasa akan orgasme lagi, “ahh ahh ahh..boby..enjot ibu terus bob…ibu mau keluar lagi…” desah bu ecy. Aku yang juga merasa akan segera muncrat semakin menggenjot keras meki bu ecy “Ahh bu rapet banget meki ibu…boby juga mau muncrat bu…ohh” desahku. Kugenjot lebih keras sehingga tubuh bu ecy semakin terguncang.

”Ahh Ahh..ihh…bob..jangan keluar di vagina ibu…ssshh…muncrat diluar bob…sshh” desah bu ecy melarangku buang peju di rahimnya. Ku tak peduli, kapan lagi bisa dapat meki rapet dan empotannya mantep, semprot aja sekalian mumpung dia juga udah bini orang, terasa cairan cinta bu ecy kembali menyembur namun kali ini lebih banyak…”Ahh ibu sampai bob..sshh” desah bu ecy, aku masih menggenjotnya “Ahh bu ecy, boby sampai juga..ssh” desahku…ku hentak-hentakkan keras kontolku ke meki bu ecy yang terdalam..”Ohh..jangan bob…nanti ibu hamil anakmu..ssshh..” pejuku muncrat hingga 4 kali di dalam meki bu ecy dan bercampur dengan cairan cintanya, aku diamkan sejenak kontolku di dalam meki bu ecy dan menjatuhkan tubuhku di tubuh beliau sambil tetap berdiri.

Ku mendengar bu ecy menangis kecil, “ibu kenapa?” tanyaku. “Jahat kamu bob!! iya kamu muasin ibu, tapi gak sampe hamilin ibu juga kan..hiks hiks”. Kuelus kepalanya untuk menenangkannya tapi dia menepis tanganku. Ku menarik keluar kontolku dari mekinya, terlihat sedikit darah keluar disertai pejuku dan cairan cintanya keluar dari lubang mekinya yang sudah terlihat menganga. Kubersihkan keringatku dan ku kenakan pakaian lengkapku sambil berkata “Ayo bu jangan disesali, lekas bangun, jam istirahat segera berakhir ini”. Kumelihat bu ecy mulai bangun dan mengambil cdnya, lalu kutinggalkan beliau disana.

Saat ku keluar gudang ku melihat bu ida berada di dekat jendela, bu ida memanggilku, “mantap kerjamu bob, tapi gak sampai hamilin ibu itu juga kali!” ucap bu ida sambil meremas kontolku dari luar celana. “Uh sakit, macam mana lagi bu, mekinya rapet kayaknya memang aku yang perawanin tadi, terus desahannya kayak anak smp, pas orgasme mekinya rapet banget, mana tahan kontolku bu” ucapku sambil menepis remasan tangan bu ida. “Oh jadi nikmat toh, dasar gigolo kamu! Yowes, karena saya yang suruh entotin beliau, saya yang tanggung jawab deh, dah balik ke kelas aja kamu sana!” perintah bu ida.

Nantikan chapter berikutnya!!!
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar