Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 5 Mama dan Kakek Part 2

Selasa pagi itu Bayu merasa aneh dengan celananya yang basah. Dia merasa sudah tidak mengompol lagi. Lantas, kenapa basah . Tanpa berpikir panjang, ia mengambil handuk dan lekas membersihkan diri. Usai mandi, ia sempat berpikir tentang celananya yang basah tadi. Lagi-lagi ia pikir dirinya ngompol. Dengan pikiran positif, Dia merasa tidak buang air kecil sebelum tidur. Makanya jadi ngompol lagi. Dengan cuek ia bergegas mengenakan seragam sekolah dan menyiapkan ranselnya yang sudah terisi buku. Meskipun begitu, selalu terlintas dalam benaknya,

“Masa iya sih itu ngompol. Kalau ngompol kok lengket gitu ya?”

Sementara itu ayah dan mamanya sudah menunggu di ruang makan. Tampak bayu keluar dari kamar dengan pakaian seragam yang rapi beserta ranselnya. Bayu menghampiri orang tuanya untuk sarapan bersama. Dan, obrolan keluarga pagi hari itu pun terjadi

“Pa, kakek datang jam berapa?” tanya bayu kepada ayahnya

“Nanti jam 9 pagi”

“Ohhh” balas bayu

“Mas jadi ambil izinkan?” tanya nia kepada suaminya.

“Ya jadilah. Tapi gak bisa lama-lama juga. Sekitar jam 11 aku sudah harus berangkat ke kantor”

“Yasudah kalau begitu mas” jawab nia

“Ma, pa, nanti bayu pulangnya jam 3 sore yaa? Soalnya bayu harus kerja kelompok di sekolah” ucap bayu kepada kedua orang tuanya

“Ya udah, pulangnya tapi jangan mampir ke rumah temen lagi. Awas kalo sampai ketahuan ke rumah temen” ucap nia kepada anaknya mengingatkan

“Beress maa”

“Yasudah buruan kamu sarapannya. Mau papa antar gak?” tanya haris kepada putranya.

“Gak usah deh pa. Bayu berangkat sendiri aja. Lagipula papa kan mau nyambut kakek”

“Yasudah kalau gak mau diantar” ucap haris santai.

Usai sarapan, bayu lekas memakai sepatunya. Ia mengingat dan memeriksa sejenak apakah ada masih yang tertinggal. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, ia pamit kepada kedua orang tuanya. Ia salami keduanya. Tak lupa orang tuanya mengingatkan agar hati-hati di jalan. Maka, berangkatlah bayu ke sekolahnya.

Di rumah, usai sarapan, haris sibuk membaca koran pagi sambil minum teh di ruang tamu. Televisi di dekatnya menyala. Padahal, dia tidak menonton. Haris sudah mengenakan pakaian kantor. Tampaknya dia ingin segera berangkat seusai menyambut ayahnya. Sementara itu istrinya, nia, sedang sibuk membersihkan rumah. Pakaian yang dia pakai masih sama dengan yang digunakan semalam. Tak lupa ia mencuci pakaian haris, bayu, dan dirinya usai pulang dari Garut kemarin. Ia pisahkan pakaian tersebut satu per satu hingga terhenti sejenak. Ia melihat kedua daster yang ia gunakan selama perjalanan akhir pekan lalu. Ia jadi teringat kejadian pada dua malam yang berbeda dan tempat yang berbeda. Namun, hatinya ingin segera lupakan hal itu. Kesibukan suami istri terus berlanjut selagi menunggu kedatangan tamu yang mereka amat hormati hingga jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi.

“Kok ayah belum datang juga ya?” tanya haris kepada istrinya sambil menonton tv bersama

“mungkin sebentar lagi mas”

“Iya kalii ya” jawab haris dengan ragu

Tak lama kemudian terdengar seseorang memanggil dari depan pagar rumah haris dan nia

“Permisiiii, permisii, permiissi, hariisss, hariiss, inii ayyahh riis udah nyampe”

“Nah itu ayaahh” sahut nia sambil menatap suaminya

“iyaa, yukk kita sambuut” balas haris

Haris bersama nia pun menyambut ayahnya yang sudah berada di depan pagar rumah. Haris membuka pintu dan lekas menghampiri lelaki itu. Ayah haris bernama Paijo. Umurnya 60 tahun. Pak paijo adalah petani jagung yang amat kaya di kampungnya. Dia tampak masih sehat dan bugar. Seperti orang tua zaman dahulu pada umumnya, ayah haris tidak memiliki tubuh yang tinggi. Mungkin tingginya sedikit lebih rendah dari istri haris, nia. Kakek berkulit coklat itu kelihatan agak gemuk dan kekar.

“Ayuukk yaahh langsung masukk sajaa” ucap haris sambil membuka pagar dan membantu membawa barang bawaan ayahnya.

“iya yah langsung masuk aja” timpal nia mengikuti nada suaminya

“Iya” balas ayahnya pelan

Ketiganya melangkah bersama masuk ke dalam rumah. Sesampai di dalam rumah itu, Pak paijo langsung duduk bersandar di sofa ruang tamu. Ia nampak lelah usai melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya ke rumah putranya, sedangkan haris duduk menemani di sebelah ayahnya.

“Ayah berantem lagi sama ibu?” tanya haris dihadapan ayahnya

“Tahu tuh ibumu ris, cemburuan banget, ayah cuma ngobrol sama ibu-ibu kampung dibilang lagi godain mereka. Padahal, ayah lagi ngobrol masalah keamanan di kampung kita”

“Ohhh gitu toh yah. Biasalah ibu. Ayah juga sih..” balas haris

“Tapi ya gak gitu juga dong ris, masa setiap ayah lagi ngobrol sama perempuan dibilang godain mereka”

“Yasudah yah.. ayah di sini dulu aja. Biar ibu nenangin dirinya dulu” jawab haris menenangkan ayahnya.

“Maaf ya ris, ayah jadi numpang di rumahmu ini. Tenang aja, ayah juga di sini cuma sampai besok sore” ucap pak paijo sambil menyentuh pundak anaknya.

“Lah? cepet banget yah? Kalau begitu mah ayah gak perlu jauh jauh kesini”

“Di kampung tuh jagung-jagung musti diawasin terus riss kalo gak suka ada buruh tani yang bandel”

“ Ohhh jadinya ayah gak boleh kesini nih?” ucap pak paijo agak kesal

“Bukan begitu yahh. Aku cuma gak tega aja ayahku sudah jauh-jauh datang kemari, nginep di sini cuma dua hari. Tapi, kalo itu maunya ayah, aku gak bisa larang juga”

“Eh iya, Ayah mau minum apa?” tanya nia yang dari tadi hanya mendengarkan.

“Apa sajalah ”

Nia lekas meninggalkan haris yang sedang bercakap-cakap dengan ayahnya. Ia hendak menyediakan minuman dan sedikit makanan untuk mertuanya. Tak ada beban di hati ketika mertuanya ingin menginap di rumahnya. Lagipula, orang itu merupakan orang tua suaminya.

“Ohh ya. Mana cucuku yang ganteng itu?” tanya pak paijo kepada putranya

“Lagi sekolah yah. Dia pulang jam 3 sore” timpal nia yang muncul sambil menghidangkan secangkir teh hangat dan sedikit cemilan di atas meja tamu.

“Ohhh”

Haris pun berbincang-bincang bersama ayah dan istrinya. Tak banyak yang mereka bicarakan karena haris harus berangkat ke kantor. Maka, haris langsung membimbing ayahnya ke kamar tamu.

“Yah, ini kamar ayah, kalo ayah mau istirahat , istirahat saja. Maaf ya yah aku ga bisa temani ayah lama-lama. Aku harus ke kantor dulu. Tadi aku udah ambil izin sebentar sama kantor mau nyambut ayah”

“Satu lagi, kalo ayah butuh sesuatu bilang saja sama nia ya yah” terang haris kepada ayahnya”

“Terima kasih banyak anakku. Kamu memang sangat berbakti kepada orang tuamu nak” balas pak paijo.

Haris langsung meninggalkan ayahnya seorang diri di kamar. Tak lupa pula ia pesan kepada nia untuk mengurus segala keperluan ayahnya. Nia sebagai istri yang baik tentu mendengarkan pesan sang suami.

Di dalam kamar pak paijo mengganti pakaiannya. Ia memilih memakai kaos singlet berwarna putih yang dia bawa karena cuaca yang panas. Tak lupa celana yang ia pakai diganti dengan kain sarung yang telah ia bawa. Setelah mengganti pakaiannya, Pak paijo memilih tidur.

Sementara itu, nia tampak mempersiapkan makan siang untuk ayah mertuanya dan bayu. Entah apa yang dia masak, baunya begitu harum. Usai memasak, dia letakkan masakannya itu di atas meja makan. Setelah merasa urusannya selesai, nia memilih menonton tv. Ia terus memindah-mindah channel sambil duduk di atas sofa hingga tak terasa waktu menunjukkan tengah hari. Lantas ia bangunkan mertuanya untuk makan siang.

“ayaaahhhhh tokk tok tok.. bangun yaahh makan siangg duluuu” teriak nia sambil mengetuk pintu kamar pak paijo

Pak paijo yang sedang tertidur lekas bangun setelah mendengar teriakkan nia. Ia beranjak turun dari kasurnya dan membuka pintu kamar.

“Yahhh, yukk kita makan siang dulu yukk. Aku udah nyiapin makanan buat ayah” ucap nia

“Iyaa nia. Kebetulan ayah juga udah lapar” balas pak paijo sambil membetulkan sarungnya yang agak longgar.

Nia bersama ayah mertuanya berjalan bersama menuju meja makan. Lalu Nia membantu mertuanya mengambilkan makanan. Ia ambil piring dan letakkan nasi di atasnya. Tak ketertinggalan lauknya yang berupa ayam goreng balado ia letakkan di piring itu bersama nasi. Barulah setelah itu nia mengambilkan makanan untuk dirinya sendiri. Di ruang makan keduanya terlibat obrolan tentang bagaimana keadaan ibu mertua nia di kampung, kabar bayu, dan kerjanya haris di kantor. Setelah makan, keduanya memisahkan diri. Pak paijo yang mengenakan kaos singlet dan sarung memilih menonton tv. Sementara nia sibuk mencuci piring makan yang baru saja digunakan.

Selesai mencuci piring, nia memilih menonton tv bersama mertuanya. Keduanya menonton tv bersama. Tak beberapa lama Mata pak paijo tampak sudah lelah memandang televisi. Dia mengucek-ngucek matanya. Lalu dia alihkan pandangannya ke nia, tampak nia amat serius memperhatikan televisi. Namun lama-kelamaan pandangan pak paijo jadi semakin fokus ke menantunya. Pak paijo begitu kagum dengan tubuh mantunya yang dibalut kaos ketat itu. Payudara yang membusung dari dalam kaos dan lekuk tubuh yang membentuk membuat Pak paijo ingin merasakan bagaimana berhubungan badan dengan nia. Fantasi-fantasi seksual pun keluar perlahan-perlahan menguasai pikiran pak paijo. Pada akhirnya Itu membuat kemaluannya mengeras.

“Woalahhhh tohh nia kamu sseksi banget. Bolehkah ayahh menyetubuhimu nia sayang?”, ucapnya dalam hati

Terlalu serius memperhatikan nia, tiba-tiba nia memalingkan muka ke arah pak paijo.

“Ada apa ya yah? Dari tadi kok kayaknya merhatiin nia mulu” tanya nia heran

“Ehhh gak ada apa apa kok. Ayah ke kamar dulu ya” jawab pak paijo panik.

“Ohh. Iya yah silahkan” balas nia

Pak paijo lantas berdiri. Tampaknya dia sudah jenuh menonton tv. Nia yang penasaran mempersilahkannya. Lalu ia tinggalkan nia seorang diri. Ia berjalan menuju kamarnya. Ia buka pintu kamar dan di dalam kamar itu ia rebahkan tubuhnya di atas kasur. Sebetulnya dia ingin tidur lagi, namun dia malah melamun. Sambil melamun, ia menyentuh dan mengelus-elus penisnya yang berada di balik sarung. Entah apa yang dilamunkannya sampai-sampai dia tidak menyadari pintu kamarnya sedikit terbuka.

Nia yang seorang diri sibuk mengganti chanel tv. Tidak ada acara yang menarik perhatiannya. Namun ia tetap saja menonton. Mau tak mau, itu juga sembari melepas lelah seusai menyelesaikan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi, lama kelamaan dia bosan juga. Nia mematikan televisinya. Dia berjalan meninggalkan ruang tamu. Ia menuju ke arah dapur. Karena jalan menuju dapur melewati kamar tamu, maka nia melintas di depan kamar tersebut. Namun langkahnya terhenti sejenak di depan kamar yang sedang diisi ayah mertuanya. Pintu yang sedikit terbuka membuat nia secara tidak sengaja melihat aktivitas yang dilakukan mertuanya. Nia mencoba mengintip.

“Ohhhh niaaa.. kontoll ayahh mau ngentot kamu sayang ohhhh.. memek kamu pasti sempit sayaangg ohhhh” ucap pak paijo sambil terus mengelus penisnya.

Nia sangat terkejut. Mulutnya tiba-tiba menganga. Lantas, ia tutup dengan telapak tangan kanannya. Betapa terkejut dirinya melihat ayah mertuanya ternyata sedang onani di dalam kamar. Lebih terkejut lagi ternyata mertuanya itu sedang membayangkan dirinya. Dia benar-benar tidak menyangka lelaki tua itu ingin bersetubuh dengannya. Ia hanya terdiam membisu sejenak.

Pak paijo yang keasyikan onani itu akhirnya sadar juga kalau pintu kamar tidak tertutup rapat. Lantas dia terkejut melihat nia berdiri di depan pintu kamarnya. Dengan wajah pucat buru buru ia hentikan aktivitasnya itu. Ia rapikan sarungnya yang agak kusut itu. Kemudian ia beranjak turun dari ranjang dan keluar menghampiri menantunya.

“Maafkan ayah.. maafkan ayahh, nia... ayah mohoon.. ayahh gak sengajaa niaaa...” mohon pak paijo kepada nia dengan wajah pucat dan kepala sedikit menunduk.

“Apa yang ayah lakukan barusan?” tanya nia dengan wajah yang masih agak terkejut.

“Maafkan ayaahh. Ayahhh benar-benar tidak sengaja tadi...ayahh nyeeseelll..”

"Terus kenapa ayah teriak nyebut nama nia yah?" tanya nia dengan muka kesal.

"Ibu mertuamu sudah lama gak kasih ayah jatah nia. Dia begitu karena kesal sama ayah yang dekat sama ibu-ibu di desa. Padahal, kedekatan itu kedekatan biasa tidak lebih. Tapi tetap saja ibu mertuamu tidak percaya" ucap pak paijo dengan raut muka pucat.

"Ayah mertuamu ini laki-laki normal yang masih memerlukan kebutuhan rohani, yakni berhubungan badan. Kamu bisa membantu ayah nia? Ayah mohon" ucap Pak Paijo mengiba



Nia tidak peduli dengan ucapan ayah mertuanya lantas ia tinggalkan lelaki tua itu. Dia memilih masuk ke dalam kamarnya. Ia cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan.

Pak paijo berdiri terdiam ketika nia meninggalkannya. Lantas ia langsung kembali masuk ke kamarnya.

“Adduuuhhhhh ketahuann lagi...kenapa saya bodoh bangeet, kenapa pula saya sampe lupaaa nutup pintu kamar rapet rapet” kesal pak paijo sambil memukul-mukul kepalanya.

Di dalam kamar nia duduk melamun sejenak di atas kasur. Dia tidak menyangka mertuanya ingin berhubungan badan dengan dirinya. Ia terus melamunkan hal itu. Namun entah mengapa perlahan-lahan pikirannya mengiba juga. Ia kasihan sama ayah mertuanya. Terlebih, kalau dibiarkan dia bisa saja memperkosa seorang wanita termasuk dirinya. Kalau sampai terjadi demikian, tentu ia kasihan dengan ibu mertua dan suaminya. Bagaimana jadinya ayah haris masuk penjara karena memperkosa wanita. Tak lama kemudian..Vagina-nya yang sudah dua kali dimasukki penis lelaki lain tampak ingin merasakan batang kejantanan ayah mertuanya. Dia penasaran bagaimana bentuk penis lelaki tua itu, apakah sama dengan dua lelaki yang menyetubuhi dirinya atau berbeda. Pada akhirnya nia lebih memilih menelanjangi bagian bawah tubuhnya. Celananya ia letakkan di lantai. Tubuhnya ia rebahkan di atas kasur. Perlahan kedua telapak tangannya menyentuh kedua payudara miliknya. Ia remas payudaranya pelan-pelan. Tangan kanannya perlahan-lahan mulai turun menyentuh vaginanya. Ia masukkan jari jemarinya ke dalam liang kemaluannya itu.

“Ohhhhhh ayyyaaahhh ohhhhhhhh kontol ayahh boleeehhhhh kokk ngentott memek nia yahhhh ohhh” desah nia sambil menyentuh vaginanya

Sementara itu pak paijo di dalam kamarnya masih dihantui rasa bersalah. Ia merasa belum dimaafkan oleh menantunya. Ia juga takut bagaimana jika haris tahu kalau sang ayah punya hasrat bersetubuh dengan istrinya. Pak paijo terus mondar mandir di dalam kamar dengan penuh penyesalan. Tanpa basa basi tiba-tiba Pak paijo keluar kamar. Ia mencoba meminta maaf langsung kepada menantunya. Lalu ia berjalan ke arah kamar menantunya tersebut. Mungkin karena terlalu bersemangat dia lupa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia buka kamar menantunya itu pelan-pelan. Betapa terkejut lelaki tua itu, ternyata nia sedang bermasturbasi. Pak paijo melihat menantunya memainkan vaginanya sendiri. Desahan nia pun ia dengar. Lantas Ia hanya tersenyum ternyata nia juga punya hasrat berhubungan badan dengannya.

Nia yang sedang sibuk dengan vaginanya tidak menyadari ayah mertuanya tersebut sedang wamengintip aktivitasnya. Akan tetapi perlahan wanita itu sadar juga ada lelaki yang sedang memperhatikannya. Lantas Ia bangun dan buru-buru memakai celananya kembali.

“A...ayahhh ngapain disitu?” tanya nia sedikit panik

“oaaalahhh kamuuu ternyata kamu lagi masturbasi sendiri juga, kirain ayah doang tadi yang onani sendirian” jawab pak paijo dengan tersenyum sambil menghampiri nia.

“hhhmmmm” nia hanya diam tersipu malu karena ketahuan

Tiba-tiba pak paijo membuka sarungnya dengan sengaja. Terjatuhlah sarung itu ke bawah. Penisnya yang mengacung terpampang jelas. Nia yang ada di dekatnya mau tak mau melihat penis mertuanya tersebut. Penis lelaki tua itu ternyata sama besarnya dengan penis lelaki yang pernah menyetubuhinya.

“Niaaa...ayahh mau ngentot sama kamu sayang” manja pak paijo

“Gak mau ayah.... lagipula ayah kan mertuaku, ayah dari suamiku, itu gak pantas ayahh....” balas nia

“Tapi kamu lihat ini niaa...... kontol ayahh udah keras bangettt ohh diaa mau nyodok memek kamu sayangg” rayu pak paijo kembali sambil mengelus penisnya sendiri.

“Yaudah gini aja deh yah. Tadi kita kan kita sama-sama masturbasi. Gimana kalo kita masturbasi bareng? Tapi dengan catatan ayah gak boleh menyetubuhi aku, bagaimana?”

“Hmmmm...yaudah deh daripada kontol ayah terus mengeras begini” jawab ayahnya agak kecewa.

Nia dan ayah mertuanya yang sudah mengenakan sarungnya kembali keluar dari kamar. Keduanya bergegas ke sebuah ruangan, ternyata kamar mertuanya sendiri. Mereka akan bermasturbasi bersama di sana. Pak paijo yang sudah ada di dalam lekas meloloskan sarungnya di lantai begitu saja. Tak ketertinggalan kaos singletnya ia letakkan pula bersama sarungnya. Sementara nia sudah menelanjangi bagian bawah tubuhnya. Vagina dan jenjang kaki nia terlihat dengan jelas. Hanya saja nia tetap mengenakan kaosnya. Nia cukup kaget ketika melihat mertuanya telanjang bulat, sedangkan dirinya masih mengenakan kaos. Dalam pikirannya ini kan hanya masturbasi kenapa harus telanjang. Namun dia tidak terlalu peduli. Keduanya lekas bersama naik ke atas kasur. Mereka duduk berhadapan dengan kaki saling membuka satu sama lain.

“kamu yang mulai ya nia sayaang ouhhhh?” tanya pak paijo sambil mengelus penisnya

“Sabar yahh aku mau masukkin jariku dulu ke memek yahh” jawab nia yang sedang memasukkan jari ke vaginanya

“Ceppeet sayangg ouhhh ouhhh” lenguh pak paijo

“yahhhh inii memek nia mauu dientott kontol ayah yahhhh ahhh ahhh” ucap nia memulai

“Iyaaaaa sayaaanggg..kontol ayah juga....ouhh ouhh pengen ngentot memek kamu ouhhhh”

“Ahhhh kontoll ayahh kerass bangettt yahhh.... memek minta digenjot yahhhhh ahhh” desah nia yang mulai menyentuh klentitnya sendiri

“Niaa sayaannng bukaa kaoss kamuuu ayah pengen lihatt kamuu telanjang sayaangg ouhh ouhh”

“Gak mauuu yaahhhhh ahhhh ahh” desah nia sambil menjawab

“Biarr ayahhhh cepett keluarr sayanngg... ayahhh mohooonnnn ouhh ouhhh”

Awalnya nia tak mau melepaskan kaos yang menutupi tubuhnya. Namun karena dia berharap masturbasi bersama ayah mertuanya cepat selesai. Maka ia buka kaos yang menempel di tubuhnya. Kaosnya tersebut ia lemparkan begitu saja ke sisi ranjang. Kini buah dada nia yang besar itu terlihat dengan jelas oleh ayah mertuanya.

“Ouuhhh besar susumu sayaanng ouhh ouhh ayahh ingin mencicipinya sayang ohhhhh” lenguh pak paijo sambil terus mengelus-elus penisnya

“iyaa yaahh ahhhh ahhh” desah nia meremas payudaranya

“ouuhhh kontoolll ayahhhh gak tahaannn mau ngentottt memekmu sayannggg ohhhh”

“Ahhhhhh iniiii memeknya yahhhhhh ahhhhh” desah nia sambil terus meremas buah dadanya dan memainkan jari dalam vaginanya.

Pak paijo pada mulanya mampu mengontrol dan menahan diri. Tapi entah mengapa dia lama kelamaan sulit melakukan itu. Dia tak mampu menahan hasrat seksualnya yang semakin meledak-ledak walaupun dia sekarang sedang bermasturbasi bersama dengan menantunya. Dia tidak kuat melihat tubuh nia yang bugil terpampang jelas dihadapannya. Baginya tidak cukup sekedar onani. Ia ingin menyetubuhi menantunya. Lalu ia mendorong nia yang sedang bermasturbasi. Nia yang sedang dalam posisi duduk dengan kaki terbuka mau tak mau rebah dengan mudahnya di atas kasur. Posisi pak paijo kini berada di atas tubuh menantunya. Penisnya berada di hadapan liang peranakan nia. Sedangkan nia, kedua kakinya tetap terbuka. Ia melihat penis ayah mertuanya yang sudah mengeras siap masuk ke vaginanya

“Ohhhhhhhhh niaaaaaaaa lihaattttt kontooolll ayyahhhh mauuuuuu masukkkk sayaaanngggggg” desah pak paijo tidak tahann

“Ahhhhhh ayaahhhhhhhhhhhh memek niaaaa jugaa gak tahaaannnn.....manaaa kontoll ayahhhhhhhh ahhhhhh ayoo entotttt yahh”

“Iniii sayaaaangg ohhhhh ayahhh masukkkinn sekarang yaa?”

“Iyaaaaa cepeeeeettt memek niaa pengennn dientttooott ahhhhhh” desah nia memohon.

Penis pak paijo, ayah mertua nia, sudah siap masuk ke vagina menantunya. Keduanya tampak sudah siap untuk saling memuaskan. Tapi, tiba-tiba suara pagar depan rumah terdengar membuka. Ada seseorang yang pulang. Kedua pasangan yang sedang dikuasai nafsu itu tampak panik. Nia yang rebah dalam posisi bugil lekas bangun dan memakai pakaiannya kembali. Lalu ia keluar kamar mertuanya dan melihat siapa yang datang.

Pak paijo amat kesal. Padahal, sedikit lagi ia menyetubuhi menantunya yang seksi itu. Ia hanya bisa pasrah. Penisnya yang tadi mengeras sudah lunglai kembali.

“Addddduhhhhhh ganggguuu bangetttt sihh tuh orang. Gak bisa lihat apa, lagi enak-enaknya malah diganggu” ucap pak paijo kesal.

Nia yang sudah lebih dulu berada di luar berusaha menyambut seseorang yang datang itu. Ketika hendak membuka pintu depan, orang itu sudah lebihh dulu membuka. Ternyata, bayu, putranya, sudah pulang sekolah. Nia sedikit bingung. Ia menoleh ke jam dinding yang ada di ruang tamu. Jam menunjukkan pukul 1 siang. Nia ingat putranya mengatakan kalau dia pulang jam tiga sore. Namun, mengapa jam 1 siang dia sudah pulang. Ia lekas tanyakan kepada puteranya.

“Ehh anak mama udah pulang. Katanya pulang jam 3 sore. Kok pulang jam 1?” tanya nia sambil sedikit membetulkan kaos yang baru saja dilepas.

“Iya nih ma. Gak jadi. Soalnya teman-temanku itu pada mau les. Terpaksa ditunda deh belajar kelompoknya” jawab bayu dengan wajah kecewa.

“Ya sudah deh anak mama ganti baju dulu gih. Habis itu makan siang”

“Iya maa. Eh iya ma, besok aku sekolah libur ya, karena kata bu guru, guru-guru mau rapat besok” terang bayu pada mamanya

“Ohh yasudah kalo begitu. Yaudah kamu cepet ganti baju sana” ucap sang mama

Bayu melepas sepatunya. Ia lekas berjalan ke arah kamarnya dengan membawa ransel. Anak itu mengganti seragam sekolah dengan kaos putih yang menyerap keringat di dalam kamarnya. Ia lalu mengeluarkan seluruh bukunya yang ada di dalam ransel. Ia letakkan buku-buku itu dengan rapi di lemari yang telah disediakan. Setelah selesai, ia keluar kamarnya untuk makan siang. Di ruang makan sang mama sudah menunggu. Ternyata lauk berserta nasinya sudah disajikan dalam satu piring oleh mamanya. Ia lantas menyantap makanan itu dengan lahap. Sang mama menemaninya makan siang. Sambil menyantap makan siang, ia teringat sesuatu yang tampaknya dia lupa.

“Eh iya ma, kakek udah dateng?” tanya bayu

“Udah dong, udah dari tadi pagi malahan” jawab nia

“Lah sekarang mana?” tanya bayu kembali

“Ada apa nyari kakek niihh?” ucap pak paijo yang tiba-tiba muncul

“Kakekkkkkkkk” sahut bayu sambil menghampiri kakeknya.

Kakek dan cucu itu saling memeluk rindu. Makin terlalu rindunya, bayu tidak melanjutkan makan siangnya. Dia memlih bermain bersama kakeknya yang mengajaknya bermain di halaman rumah. Di halaman rumah yang tidak begitu luas itu bayu bersama kakeknya bermain bola. Mereka saling menendang ke sana kemari tak tentu arah. Hingga nia muncul membawa minuman...

“Ayoo di minum dulu es jeruknya” ucap nia sambil menyajikan.

“Bayuuuu ayoo minummm duluuu. Kakek haus nihh” ucap pak paijo

Ternyata bayu tidak mau minum. Dia tidak haus. Dia malah sibuk bermain bola seorang diri. Kakeknya, pak paijo, duduk di halaman bersama sang mama.

“Addduuhh niaaa sayaaannggg penggeenn ngeennttoot kamu sayaangg” manja pak paijo sambil mengelus-elus lengan nia yang padat.

“Aku gakk mauu yahhhh. Lagipula Ada bayuuu” balas nia

“Ayahhh gak tahan nihhhh sayangg” ucap pak paijo kembali

Keduanya menghentikan obrolan mereka ketika bayu datang menghampiri. Akhirnya anak itu kehausan juga. Ia lekas bergabung bersama kakek dan mamanya. Ketiganya pun mengobrol satu sama lain. Terkadang canda dan tawa terlihat dari ketiganya. Percakapan mereka terasa begitu panjang hingga peralihan dari satu topik ke topik lainnya tidak begitu terasa. Senja yang datang pun mereka tidak sadari.

“Udah sore nih, bayu mandi gihh” ucap sang mama

“Gak mau, kecuali ditemenin sama mama”

“Ohh yasudah. Yuuk kita mandi” ajak sang mama

“Kekk kita mandi dulu ya” pamit bayu kepada kakeknya

“Yaaaaa” jawab kakeknya dengan iri.

Nia bersama puteranya mandi bersama. Dia tidak mau mengulang kesalahan yang sama ketika menumpang di rumah pak bejo. Maka, Ia tutup rapat-rapat pintu kamar mandinya. Sementara itu sang kakek, pak paijo, memilih istirahat di kamarnya. Beruntung pula tidak ada niatan dari lelaki tua itu untuk mengintip menantu dan cucunya yang sedang mandi bersama.

Selesai mandi, nia dan bayu masuk ke kamarnya masing-masing. Keduanya sibuk mendadani diri. Bayu memilih kaos biru berlengan panjang dengan celana pendek yang menutupi bagian bawah. Sementara nia kini lebih tertutup dia tidak lagi memakai pakaian dan celana yang ketat. Sebab, dia khawatir dapat memancing nafsu mertuanya kembali. Sore itu pula suara mobil haris terdengar. Tampaknya sang kepala rumah tangga sudah tiba rumah. Dia lekas disambut istri dan anaknya yang telah rapi dan selesai membersihkan diri. Di hadapan sang istri Ia banyak bertanya. Ia bertanya bagaimana keadaan rumah hari ini. Ia juga bertanya apa saja kegiatan ayahnya hari ini. Lalu ditutup dengan pertanyaan ayahnya sedang apa. Nia menjawab sesuka hatinya. Tentu dia tidak akan berani mengatakan bahwa ayah haris hampir menidurinya hari ini. Dia juga tidak bisa membayangkan betapa hancur hati suaminya jika mengetahui hal itu.

Ketika haris disambut oleh istri dan anaknya. Pak paijo, ayah haris, sedang mandi. Dia keluar kamarnya ketika nia dan bayu sudah berada di dalam kamar masing-masing. Di dalam kamar mandi pak paijo sebetulnya ingin onani. Namun dia berpikir masih ada peluang untuk menyetubuhi menantunya. Baginya sungguh amat sayang jika spermanya terbuang dengan sia-sia.

Malam pun tiba...

Nia tampak sibuk menghidangkan malam untuk keluarganya. Haris sedikit sibuk dengan pekerjaan kantor yang dia bawa ke rumah sehingga tidak sempat mengobrol dengan ayahnya. Bayu sedang asyik bermain ps di dalam kamarnya karena kebetulan besok dia libur sehingga diperboleh sang mama. Sementara pak paijo lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar karena tidak ada menemaninya mengobrol. Begitulah aktivitas penghuni rumah keluarga haris malam itu hingga suara nia terdengar memanggil.

“Ayoooo semuannya pada makan malam dulu nihh. Makanannya udah siap!” teriak nia

Seketika Haris, bayu, dan pak paijo menghentikan aktivitasnya masing-masing. Mereka beranjak ke ruang makan. Nia tampak sudah menunggu. Keluarga itu pun makan bersama. Selama makan malam obrolan-obrolan santai pun dilontarkan. Di momen inilah haris banyak bercakap-cakap dengan ayahnya. Keduanya berbicara tentang kepulangan ayahnya besok, apakah ibu haris masih marah dengan ayahnya, dan perkembangan pertanian jagung ayahnya. Bayu dan nia hanya menjadi pendengar yang baik sambil menikmati makanan. Suasana keakraban terasa mewarnai ruang makan itu hingga makan malam tak terasa telah usai. Masing-masing anggota keluarga kembali ke kamarnya. Tak banyak aktivitas pada malam itu setelah makan malam. Nia dan suaminya memilih tidur bersama lebih awal. Begitu juga bayu. Psnya sudah ia matikan. Mata yang lelah membuatnya lebih memilih tidur. Hanya pak paijo yang gelisah malam itu. Mungkin, kejadian tadi pagi yang membuatnya susah tidur.

Esok paginya...

Haris yang mengenakan kemeja dan celana panjang sibuk mempersiapkan dirinya yang harus berangkat pagi-pagi ke kantor. Sementara istrinya, nia, sibuk menyiapkan sarapan pagi. Namun ada yang berbeda dengan penampilan nia pagi ini. Tidak seperti waktu malam ia menggunakan pakaian yang tertutup. Pagi ini ia tampil amat terbuka. Ia hanya mengenakan daster putih dengan belahan dada amat terlihat. Tampaknya wanita itu tidak mengenakan bra. Entah kapan nia mengganti pakaiannya.

Di lain hal terdapat dua orang yang masih berada di dalam kamar. Bayu masih tertidur. Sementara pak paijo dengan kain sarungnya sedang tidur-tiduran. Lelaki tua itu semenjak peristiwa pagi kemarin amat malas keluar kamar. Tiba-tiba,

“Yahhh ayahhhhh..... ayahh jadi pulang sore ini?” panggil haris

“Jaddii riiiisss” jawab pak paijo sambil berjalan keluar kamar menemui haris.

“Ohh yasudah. Nanti tunggu aku pulang dulu ya yah. Biar aku antar ke stasiun”

“Iyaa anakkku” jawab pak paijo kembali

Pandangan pak paijo tiba-tiba berpaling dari puteranya. Ia melihat menantunya mondar-mandir di ruang makan dengan daster yang tipis.

“Ohhhhh niaaa sayaaaannggg.... pokoknya ayah hari ini harussss bisaa menyetubuhimu sayang” ucap pak paijo sambil mengelus penisnya yang mulai mengeras.

Nia tidak melihat pandangan mertuanya tersebut. Ia terlampau sibuk menyiapkan sarapan. Di sisi lain, bayu sudah bangun. Ia keluar kamarnya. Anak itu dengan kusut menghampiri mamanya. Ia bertanya apakah sarapannya sudah siap. Nia hanya mempersilahkan puteranya duduk menunggu. Tak beberapa lama, sarapan pun siap. Haris bersama ayahnya berjalan bersama menuju ruang makan tanpa harus dipanggil. Keluarga itu kini sarapan bersama. Selama sarapan pandangan pak paijo terkadang mengarah ke belahan dada menantunya. Nia awalnya tidak tahu, tetapi pada akhirnya dia menyadari. Ia menjadi sedikit risih. Namun entah mengapa mendadak vaginanya menjadi gatal ketika mertuanya tersebut memandanginya. Di samping itu Bayu sibuk menikmati sarapannya. Dia tidak tahu sang kakek sedang memperhatikan sang mama. Dia malah memikirkan apa yang akan dilakukannya hari ini.

Sarapan pun selesai. Haris pamit berangkat ke kantor pada ayahnya. Nia dan bayu pun mengantar kepala keluarga mereka sampai depan pintu rumah. Haris terlebih dahulu membuka pintu pagar. Lalu ia masuk dan menyalakan mobilnya. Setelah itu ia keluarkan mobilnya tersebut dari area rumah hingga keluar. Tidak lupa ia tutup pagar dan masuk ke mobilnya kembali . Suami nia dan ayah bayu itu lekas meninggalkan rumah. Ia sempat membuka kaca mobil untuk memberi lambaian perpisahan kepada anak dan istrinya.

Di dalam rumah, bayu tampak langsung ke kamarnya. Nia berjalan ke arah dapur. Pak paijo sedang berada di dalam kamarnya.

“Akhirnya hariss udah berangkat jugaaa hehe” tawa pak paijo.

Lelaki tua yang hanya mengenakan kaos singlet dan sarung itu mencari nia ke seluruh sudut ruang hingga menemukan menantunya sedang berdiri sendiri di dapur. Lantas ia tubruk wanita yang sedang berdiri memakai daster itu dari belakang.

“Niaaa sayaaangg, suamimuu udahhh berangkaaat...kita bersetubuhh yuukk sayanng” rayu pak paijo sambil menggesekkan kemaluannya di bokong nia

“Ahhhhh aku udahh bilangg aku gak mau yahhhh.... lepassin yaah ada bayu di rumahhh ohh” nia sedikit mendesah karena gesekan penis mertuanya.

Tiba-tiba pak paijo menghentikan gesekkan tersebut. Ia lantas kembali ke kamarnya. Raut muka kecewa kembali tersirat di wajahnya. Di dalam kamar ia mencoba mencari cara bagaimana supaya bisa menyetubuhi menantunya dan membuat bayu keluar dari rumah. Sementara nia kembali melanjutkan aktivitasnya di dapur.

Bayu yang sedang duduk di atas kasur kamarnya tampak bingung ingin melakukan apa. Main di luar rumah tentu tidak diperbolehkan. Dia hanya berdiam diri sejenak. Tiba-tiba dia berdiri dan merebahkan tubuhnya di lantai pinggiran tempat tidur. Entah apa yang dipikirkannya. Ternyata dia sedang memikirkan kejadian yang kerap menghantuinya . Dia sungguh ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun entah mengapa sejuk dan dinginnya lantai membangkitkan rasa kantuk anak itu di pagi hari. Lantas bayu perlahan tertidur di lantai, tepat di sisi tempat tidurnya. Maka, jika ada yang menoleh ke kamarnya, tentu tidak melihat anak itu sedang tertidur di lantai.

Sementara itu Pak paijo akhirnya menemukan cara bagaimana membuat bayu keluar dari rumah. Lantas ia cari cucunya tersebut.

“Bayuu....bayuuu.... cucu kakek dimana?” panggil pak paijo keras

Tidak mendengar jawaban dari bayu pak paijo menghampiri kamar cucunya tersebut. Namun kamarnya kosong. Ia cari ke seluruh ruangan dan ternyata tak juga menemukan.

“Hehehe.....” senyum kemenangan pak paijo.

Nia yang sibuk di dapur tiba-tiba dipeluk kembali dari belakang oleh mertuanya.

“Aaaahh ayyaaahhhhh adaa bayuu yahhhhh janggaaaannn” nia menolak

“Gak adaaa nia sayaaannnggggg ohhhhh” ucap pak paijo sambil memeluk nia dan menggesek penisnya kembali di bokong menantunya tersebut.

“Yasudaaaahhh lepassinn duluu aaahhh...nia mauu periksaa duluuu benar apaa gakkk ahhh” ucap nia.

Pak paijo melepaskan dekapannya. Ia membiarkan nia memeriksa benar atau tidak bayu tidak di rumah. Nia mencari ke seluruh ruangan, tetapi dia tidak menemukan anaknya tersebut. Ia bingung kemana putranya. Sementara itu pak paijo dari tadi mengikuti nia yang mencari bayu. Hingga kedua terhenti di ruang tamu.

“Gak adaa kannn sayaaang?” ucap pak paijo tersenyum

“Iyaaa yahhhh” jawab nia terheran-heran.

Tiba-tiba pak paijo mendorong tubuhnya menantunya hingga rebah di sofa. Nia yang lengah rebah dengan mudah di sofa ruang tamu tersebut. Dia melihat lelaki tua dihadapannya itu melucuti kaos singlet dan sarungnya sendiri hingga jatuh di lantai. Kini mertuanya sudah telanjang. Ia melihat penis ayah mertuanya itu sudah amat mengeras.

“Ouhhh nia sayaaannnggg sebentaaar lagiii ayaahh akann menidurimu ohhh” ucap pak paijo yang sudah dikuasai nafsu

“Aaah ayaaahhhh jangaannn duluuu yaaaahhhh” larang nia yang agak takut

“ayooo sayaaannggggg urghhhhh apaa lagiiii urghhh”

"Ayah janji dulu ini cukup satu kali aja yaa yahh? Dan jangan sekali sekali mencoba memperkosa wanita termasuk aku" ucap nia meminta kepastian

"Iyaa sayaang ayahhh janji"

“kunci pintunya dulu yaahhhh ahhhh, biarrr pas kitaa lagii bersebadan gak ada yang ganggu lagi yahh ahh” pinta nia

“iyaaaaaa sayaangggg”

Pak paijo lalu mengunci pintu rumah supaya tidak ada lagi yang menganggunya kita bersebadan dengan menantunya. Setelah ayah mertuanya mengunci pintu, nia menyingkap bagian bawah dasternya. Kemaluannya kini terpampang jelas dihadapan pak paijo. Nia tidak menggunakan celana dalam. Tampaknya wanita itu juga sudah mulai dikuasai hasrat seksual yang tertunda kemarin.

“Udaahh sayaangg ohhh ohhhh” ucap pak paijo yang sudah sangat bernafsu

“ohhh cepeet bangeettt nutupnyyaaa ohhh udahhh kepengeennn ngentottt memek niaa yaa yahhhh ohhhh”

“Jilaatinn memek nia dulu yahhh ahhh” sahut nia sambil membuka bagian bawah dasternya

“iyyyyaaaa ohhhhh Manaaa memek kamu sayaangg ouhhhh”

“iniii yahhhhhhh ahhhh” ucap nia sambil membuka kaki dan menunjukkan liang peranakannya.

Pak paijo tidak tinggal diam ketika menantunya menunjukkan vaginanya. Lantas mulut lelaki tua itu mendekati dan melumat kemaluan nia.

“emppppphhh Slerrpppp sleerrppppp”

“Ahhhhhhh aaahhh ayahhhh” desah nia ketika lidah mertuanya mulai menjilat.

“hhhhmmmm ehmmmmm slerrrpp slerpppp”

“ohhhh ayahhhhh jilaattt yang dalemmmm ahhhh jilaaatt klentittt niaaaa yahhh ohhhh” pinta nia sambil mendesah

“Sleerrrppp sleeerppp slerrppp”

“ohhhh ayahhhhhhhh enakkkkk yahhhh.....” desah nia kembali

Pak paijo terus menjilati vagina menantunya hingga ia tiba-tiba menghisap kemaluan wanita itu.

“Ehhhmmmmm shrruuuppp shrruuupp”

“aaauuuuhhhhhhhh ayaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhh ahhhhhhh” desah nia ketika sang mertua menghisap vaginanya.

“Shruupppp shruppppppp shruppppp”

“Ahhhhhhhhh ayaaaaaaaaaaaahhhh hisaapp terusss yahh memek nia gak taahhhaannnn yahh mau keluarrrrr ohhhhh ahhhhhhh” desah nia memegang kepala mertuanya. Ia acak-acak rambut lelaki tua itu.

“Shrrrrupppppppttttttt” pak paijo menghisap kuat

“Ahhhhhhhh aayyyaaaahhhhh ahhhh ahhhh oohhhhhhhhh niaa keluarrrrrr sreertttt srerrttt” desah nia ketika meraih orgasme pertamanya.

“ohhhh banyakk bangettt sayanggg ayahh jilaat ya... slerpp slerppp nyemm nyemm” ucap pak paijo yang sedang membersihkan cairan vagina menantunya

Nia yang masih berbalut daster itu sedang terbaring lunglai ketika mertuanya berhasil membuatnya orgasme. Mulut lelaki tua itu menjilati cairan kemaluan menantunya yang baru saja keluar. Setelah selesai, Pak paijo menghentikan aktivitas mulutnya di kemaluan nia. Dia tiba-tiba mulai mengarahkan penisnya ke arah vagina menantunya. Sementara Nia membuka kakinya lebar-lebar.

‘Urgggghhhhh niaaa sayaaanggg kontolll ayahhhhh sudahhh siaappppp urgghhhhh” ucap pak paijo sambil mengelus penisnya yang siap diarahkan

“memek nia jugaaa yahhhhh ahhhhhhh”

Urgggggggghhhhhhh siaappppp siaaapppp memekk kamuu sayangggg urghhhh” ucap pak paijo mulai memasukkan penisnya.

Perlahan pak paijo mulai memasukkan penisnya ke dalam kemaluan nia. Nia hanya pasra ketika mertuanya tersebut akan menyetubuhinya.

“Urgghhhhhhhhhh akhiiiirnyaaaaaaa ouhhhhhhhhhhhhh ayahhhh bisa ngentotinn kamuuu nia uuurghhhh” lenguh pak paijo ketika penisnya hampir semua masuk ke liang kemaluan nia

“iyaaaa yahhhh ahhhh aaahhhhhhh ahhhhhh ”

“Urggghhhhhhhhhhh enaaakkk bangettt memekmu nia sayanggg urghhhh arghhhhh” erang pak paijo ketika hampir seluruh penisnya masuk ke vagina niaa

“Ahhhhhh ayaaaaahhhhh kontolll ayahh kerasssss bangettttt yahhh ahhhhhh”

“Urghhhh ayaahh sodookk yaaa sayaaanggg urghhhh urghhhh urghhhh” lenguh pak paijo yang mulai menyodokkan penisnya

“Ahhhh aahhhhh ahhhhhh ayaahhhhhhhhh ahhhh”

Dalam posisi membuka kakinya. Kini Nia hanya mampu melihat penis ayah mertuanya menghujam liang kemaluannya berulang kali. Kedua telapak tangan wanita itu memegang kedua telapak tangan mertuanya yang sedang memegang kedua belah paha putihnya. Tampaknya pak paijo ingin kaki nia tetap terbuka agar ia tetap mudah menghujamkan penisnya di kemaluan menantunya tersebut. Wajah lelaki tua itu menatap menantunya dengan penuh kemenangan.

“Urgghhhh urghhhhhh akhirrnnnya ayahhhh bisaa ngentottt memek ini jugaa urghhhhhh” ucap pak paijo sambil menatap menantunya

“Ahhhhhh iyaaaaa yahhhhh ahhhh enakkk gak memek niaaa yahh ahh aaahh? tanya nia mendesah sambil menatap wajah mertuanya

“urghhhh urggghhh ennaakkk sayaaannggg.... memekk kamuu raaapppeeettt bangeeeettt” tatap pak paijo kembali

“Ahhhhhh ayaaaahhh,, niaaa goyaaaangggg yahhhh” desah nia yang mulai menggoyangkan pinggulnya

“Iyaaaa sayaaaanggg urghhhhhh urghhh”

Mertua dan menantu kini saling berlomba-lomba mencapai kepuasan. Nia terus menggoyangkan pinggulnya. Pak paijo juga tak kalah. Ia juga terus menyodokkan penisnya ke liang peranakan menantunya itu hingga perlahan keduanya mulai mengubah posisi. Pak paijo memilih duduk di atas sofa. Jarak antara kedua kakinya ia lebarkan sehingga membuat penisnya yang mengacung ke atas terlihat amat jelas. Nia yang masih berbaring mengenakan daster bangkit berdiri. Dia bersiap naik kepangkuan ayah mertuanya..

“Niiiaa sayaaangg ayooo siniii” pinta pak paijo yang ingin menantunya segera naik kepangkuannya.

“Iyaaaa ayaahhhhh” ucap nia sambil naik ke pangkuan ayahnya.

Di atas pangkuan ayah mertuanya, nia singkapkan kembali bagian bawah dasternya. Vagina nia kembali berhadapan dengan penis lelaki tua itu.

“urghhhh ayoooo nia sayaaanggg bimbingg kontoll ayah masuk ke memek kamu urghhhhhhhhhhh” mohon pak paijo

“Iyaaaa ayaahhhhhh ahhhhh ohhhhhhhhhhh gedeee bangettt sihh kontol ayahhhh ahhhhh” nia mulai membimbing penis mertuanya masuk ke kemaluannya

“Iyaaaa sayangggg urghhhh itu buat kamuuuu urghhhh” lenguh pak paijo sambil memeluk menantu yang sedang berada dipangkuannya.

“Ahhhh ayyaaahhhhhh kontolllnya ayahhh sudahhh mulai masuk di dalem memek nia yahhh..lihattt yahh ahhhh ahh” desah nia sambil kedua tangannya memegang bahu mertuanya.

“Ouhhhhhh ayahhh genjott yaaa niaa sayangg urghhhhh urghhh urghhhh.

“Iyaaa yaahhh genjottt pakaii kontoll ayahh ahhh”

Pak paijo mulai menggenjot menantunya dari bawah. Nia dalam pangkuan dan dekapan mertuanya hanya bisa mendongakkan kepalanya ke atas sambil merintih. Ia merintih nikmat di setiap sodokkan penis mertuanya. Tiba-tiba nia menghentikan goyangannya.

“Kenapaa berhenttii sayaanggg ohhhh” tanya pak paijo yang lagi keenakkan”

“Sebentar yahhh niaa mau lepass daster duluu” ucap nia sambil membuang dasternya ke pinggir sofa

Kini nia sudah telanjang bersama ayahnya. Kedua buah dadanya yang besar terlihat amat jelas di depan mertuanya. Namun, ia menutup putingnya dengan kedua telapak tangannya.

“kenapaa ditutup sayang ohhhhh ayahh mau lihattt ohhh ” kesal pak paijo sambil sedikit menggenjot menantunya.

“Gak bolehh yahhh ahhh ahhh” larang nia sambil menggoyang pinggulnya kembali

“Yaudaahh kalooo gak bolehhh ohhh ayahhh cukup genjott kamu ajaa dehh urghhh urghhh” kesal pak paijo sambil menggenjot vagina nia agak cepat.

“Aaahhh ayaahhh ngambeek sihhhh ahhhhhh..... yaudahhh iniiii teteknyaaaa ahhh” desah niaa sambil membuka telapak tangannya

“Urgggghhh gitu donggg urghh”

“gedee bangettt putingg kamuu sayaanggg ....urggghh ayaaahhhh jadi mauu nenen sama kamu nia sayangggg” pinta pak paijo sambil tetap menggenjot menantunya.

“aaaaaaahhh ayaaaahhhh ahhhhhhhh yaudaahhh siniii nenen sama niaaa ahhhhhh”

Mendengar ucapan menantunya tersebut, pak paijo melumatt puting nia seperti bayi menetek pada ibunya. Dia menghisap payudara nia kuat-kuat. Tak lupa ia kenyoti bukit kembar wanita itu. Ia juga memeluk tubuh menantu erat-erat agar buah dada itu tetap menempel di mulutnya. Nia hanya larut dalam desahan sambil menetekki mertuanya.

“Emppppphhh emphhhhhhh slurrrrpppp slurrrrrpppp”

“aaahhhhhhh ahhhhhhh ayaaahhhhh,,, kontolllnya genjott dongg ahhhhh.. kann ayyaaahh udahh niaa kasihhh tetek” pinta nia sambil tetap menggoyangkan pinggulnya

Empppphhh emppphhh sluurrrpppp slurppppp shrruuptt iyaaa niaa sayangg urghh urghh urgghh” ucap pak paijo sambil menyodok vagina nia agak cepat

Dalam keadaan sama telanjang Nia sibuk menggoyangkan pinggul demi penis mertuanya. Pak paijo sibuk menetek dan menggenjot menantunya. Menantu dan mertua tersebut mulai menikmati tubuh mereka satu sama lain.

Sementara itu,

“Hoaaaaheeemmm...kokk bisaa ketidurann begini yaa?” tanya bayu membuka matanya.

Anak lelaki itu tampak sudah bangun. Dia tidak sadar kalau dirinya tertidur di lantai. Ia buka matanya sebentar. Lalu ia duduk, bangkit, dan duduk di atas sisi tempat tidurnya. Sebenarnya bayu masih mengantuk. Hanya saja,

“Addduhhhh suara itu muncull lagiii... pasti suara mama. Tapi, ada seseorang lagi siapa ya?” tanya bayu

Ia lekas mendatangi sumber suara iitu. Ia buka pintu kamarnya pelan-pelan. Dan, betapa terkejut dirinya. Di ruang tamu sang mama dan kakek sedang dalam keadaan telanjang. Ia bingung sebenarnya sang mama sedang melakukan apa bersama laki-laki dalam keadaan tubuh telanjang. Ia hanya bisa mengintip aktivitas sang mama dan kakeknya.

“Urghhhhhhhhh puassss ayaahhh samaaaa tete kamu sayaaaanggg urghhhh urgggh” ucap pak paijo yang fokus menggenjot menantunya

“ahhh ahhhh enakkk gakkk nenennya yahhh ahhhh ahhh” tatap nia ke wajah mertuanya

“urgghhhhhh urghhhhh uenaak bangettttt nenenn kamuu niaaa urghhhh” tatap pak paijo

“ahhhhhh ahhh enakkkk manaa nenen atau memek niaaa yahhh ahhhhhhhh” tanya nia mendesah

“urghhhhh urghhhhhh enaak dua-duanyaaa urghhhhhhh”

“aaahhhh ayahhhh memek niaaa udah mau keluar yaaah” pintaa nia manjaa

“urgghhh kontol ayahhh jugaaa urghhh”

“yaudah kamu nungging di atas sofa sana” pinta pak paijo

Nia turun dari pangkuan mertuanya. Kini dia mengambil posisi menungging di atas sofa. Sementara mertuanya, pak paijo sudah berdiri. Ia bersiap kembali menancapkan penisnya di liang peranakan menantunya.

“Urghhhhhh urgghhhhhh kontoll udahhh keraass bangettt nia sayanggg urghhhhh” ucap pak paijo sambil berdiri dan mengelus penisnya”

“ohhhh ayaaahhh ohhh ceeeppeeet kontolnyaaaa entottt memek niaaa ohhhhh” nia memohon sambil menungging.

“Urgghhhhh iniii sayaaangggg urghhhhhh urghhhhhh ohhhhhhhhh” lenguh pak paijo yang mulai memasukkan penisnya

“aaaaaaaahhhhhhhhhh ahhhhhhhh ayaahhhhhhhhhhhh” desah nia ketika menerima penis mertuanya.

“Urghhhhhhhhhh urghhhhhhh ueennnakkkk tenannnnnnn urghhhhhhh”

“Ahhhhhhhhhhhhhh ayahhhhhhhh ayooo buruaaan sodokkkk ahhhh” pinta nia

Pak paijo kini menyodok nia yang sedang menungging di atas sofa. Kedua tangannya ia letakkan di punggung menantunya. Sementara Nia membantu lelaki tua itu dengan menggoyangkan pinggulnya.

“aarrrggggh urghhhhhhh urghhhh maafkann ayahhh nakkkkk urghhhhhhh memekk istrimu ayahhh sodokkk pakai kontoll ayahhhh urghhh argghhhhh” erang pak paijo sambil mulai menggenjot cepat

“ahhhhhhhh masss hariiissssss,,,, ahhhhhh ayahmuuu ngentott memek nia masss ahhhhhh”

“Aarrgghh urghhhh anakku harisss ....... lihhattt kontolll ayahhh nakkkk urghhhhh memekmu istrimu sebentar lagiii ayahhhh semprott dengan peju ayahhh nakkk urghhhhhh arghh” lenguh pak paijo makin cepat menyodok vagiana nia

“ahhhhhh massssssss ....... memek niaaa sebentarr lagiii mauu dipejuin sama ayaahhh ahhh”

“Arghhhh arghhhhh niaaaaaa,, siniiii memekkk kamuuuuu urggghhhhhhhh kontol ayaaaah mauuu nyemprotttt sayanggggg urghhhhhh”

“Ahhhhh masss aaahhhh masssssss ahhhhhhhhhhh kontollll ayaahhh mauuu nyemproott mass ahhhh” desahhh niaaa sambil menggoyang cepat

“Arghhhhhh siniii memekmu niaaaa arghhhhh urghhhhh urghhhh”

“ahhhhhhh aayyyaaaahhhh, memek niaaaa mauuuuu muncrattt yahhhhh ahhhhhh” pintaa niaa semakin cepat menggoyang pinggulnya

“Arghhhhhhhhhh urghhhhhhhhh siniii memekk kamu niaaaa pejuuu ayahh mau keluarr arghhhhh urrggghh”

“aaaaaaaaaaahhhhh ayaaaaahhhhhhhh memeek niaaaaa muncratttttt yahhhhh ahhhhhh sreeerrrtttttttt sreeerrrt” nia mendesah panjanng

“arggggghhhhhhh urrghhhh urghhhhhh terimmmaaa pejuuu ayahhhh... niaaa sayanggggg urgggghh arghhhhhhhhhh crotttt croootttttt crottttt” lenguh pak paijo panjang

“Ahhhhhhhhhh tekaaaannn daalaammmmmm yahhhhhhhh ahhhhhhhhh”

Nia dan mertuanya mendesah dan mengerang bersama ketika orgasme mereka datang. Keduanya roboh di sofa. Pak paijo masih terlalu lemas untuk melepaskan penisnya dari liang peranakan menantunya. Nia juga terkulai lemas. Dia merasakan begitu deras dan hangat sperma yang keluar dari penis ayah mertuanya.

“ohhhhh ayahhhhh banyaaakkk bangeett pejuunyaa ohhhhh”

“Buruan lepassin yahhhh keburu bayu pulangggg ohhh ohhh” ucap nia sambil nafas kepada mertuanya

Pak paijo berusaha bangkit dan melepas penis dari vagina menantunya. Ketika penis itu terlepas, meluncurlah sperma lelaki tua itu. Sperma itu menjalar membasahi paha menantunya.

Sementara di dalam kamarny bayu mengintip hingga tiba-tiba dia amat takut melihat mama dan kakeknya mengencangkan suaranya. Dia pelan-pelan menutup pintu. Dia duduk termenung....

“Ma.......mama sebenarnya ada apa sih ma? Mama kenapa maaa....?” ucap anak itu pelan


Bersambung


Tunggu update selanjutnya yaakk... mohon maaf kalau ada salah tulis kata karena belum sempat diedit secara keseluruhan. Sebagai rasa maaf pula ada beberapa gambaran bagaimana episode-episode berikutnya. Ini ngacak yaaak dan belum semuanya juga. Sekali lagi terima kasih banyak......

########

Hah? Papa sama mama mau cerai? Bayu sedikit murung karena orang tuanya akan segera berpisah. Ia hanya berharap hal tersebut tidak benar-benar terjadi.

-----------------------------------------------------

Sementara bayu malam itu menyiapkan buku-bukunya untuk ke sekolah besok. Setelah selesai, ia melihat komputernya yang lama tak dinyalakan. Ia nyalakan komputer itu. Tampaknya komputernya tetap utuh walau jarang digunakan. Ia juga mencoba mencari sesuatu ketika menggunakan komputernya....

“Nahhhh, akhirrrnyaaa ketemu jugaaa” ucap bayu senang

Entah apa yang dicari bayu hingga membuat dirinya senang.

------------------------------------------------

“Ohhhhh masalah bisnis jagung itu mah ayah saya jagonya” ucap haris

Sepertinya haris ingin mengajak ayahnya berbisnis jagung. Entah ayahnya setuju atau tidak. Yang jelas dia ingin berusaha dulu meyakinkan ayahnya.

---------------------------------------------------

“Maaa,bayu mohonnnn maaaa” pinta bayu

Anak itu memohon sesuatu pada sang mama. Namun sang mama menolak. Bayu tetap memaksa. Entah sang mama mau menerima atau tidak. Kasihan sekali anak itu.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar