Last Chapter: Akhir Sebuah Cerita
Hari ini adalah hari ketujuh masa hukuman boby dan wiwi, yang artinya
adalah hari terakhir, boby yang beberapa hari ini sudah mengumpulkan
video seksnya dengan beberapa siswi di sekolah ini ingin memberikan
video tersebut ke bu ida siang ini.
*****
Boby
Siang ini aku harus memberikan video bukti aku memburu para siswi di
sekolah ini ke bu ida agar nilaiku pada mapelnya dapat ia luluskan, aku
mencarinya ke ruang guru namun kutak dapat menemukannya, kucari ke ruang
labor biologi barulah kutemukan beliau disana sedang bersama husna dan
novi, “Eh boby, mau ngapain bob?” Tanya husna kepo. “Bu ida, ini video
yang ibu minta” ucapku ke bu ida, bu ida lalu membuka video yang
kuberikan di laptopnya ia menonton bersama husna dan novi, “wah hebat ya
kamu bob bisa taklukin mereka dan buat semprot meki mereka” ucap husna,
“Hehe iya dong” ucapku bangga. Namun saat kedua video tersebut selesai
bu ida tonton, beliau terdiam dan membuka video ketiga, saat kuintip
ternyata itu adalah video aku mengeksekusi nur, “Astaga! Sial! Aku lupa
pindahkan itu” aku membatin takut sendiri, “Kamu perawanin dan hamili
dia?” ucap bu ida dengan nada rendah dan cukup membuatku merinding, dan
dengan sigap aku menunduk memohon ampun. Dan benar saja “Plak!” sebuah
tamparan keras mendarat di pipiku, bu ida menamparku dan itu cukup
membuat husna dan novi pucat. “Kamu memang saya minta cari siswi yang
bisa kamu pake! Tapi bukan berarti kamu bisa perawanin dan hamilin anak
orang kayak gini! Perawanin boleh tapi jangan pakai pemaksaan! Tau kamu
hah!” bu ida memarahiku dengan penuh emosi, aku hanya bisa tertunduk
malu.
“bu sabar bu, mungkin boby khilaf” ucap novi berusaha menenangkan.
“Yasudah, kamu mau tanggung jawab hah!” ucap bu ida dengan nada tinggi,
aku makin tertunduk terdiam, “Bu sabar, setahu saya si nur itu ada cowok
bu, dan saya pernah liat dia digrepe sama cowoknya di belakang labor
ini tapi ya tidak sampai ngentot, gimana kalau ibu cari cowoknya dan
suruh hamilin si nur itu?” jelas si husna, bu ida terlihat kaget dengan
penjelasan husna namun raut wajah bu ida berubah sedikit segar, “Baiklah
saya coba saranmu husna, tapi boby! Sekali lagi saya tangkap kamu
perawanin siswi disini dengan pemaksaan apalagi hingga kamu hamilin,
saya DO kamu!” ucap bu ida seraya meninggalkan labor biologi, “makasih
banyak-banyak ya husna, kalau gak ada kamu pasti aku di DO” ucapku ke
husna, “ah biasa aja kali bob, karena aku masih pengen kontolmu hehe”
canda husna.
Saat mapel terakhir hari ini akan berakhir, husna menghampiriku di kelas
dan berkata “Bob, tadi bu ida bilang katanya kalau mapel dah habis,
kita ngumpul di labor biologi,ajak wiwi juga tuh”, aku lalu menyampaikan
hal tersebut ke wiwi, saat aku dan wiwi menuju labor biologi wiwi
berkata “Hari ini hari terakhir hukuman kita ya bob? Akhirnya aku bebas
dari dua bandot tua itu juga sama si kepsek brengsek, kamu kok malah
terlihat murung, harusnya senang dong gak masuk ke ekskul freak itu lagi
dan gak perlu puasin bu ida”, “Iya sih gak masuk ekskul itu dan gak
puasin bu ida, tapi rasanya kayak ada yang kurang wi” jawabku, “kurang
gimana bob?” Tanya wiwi,
“Ya kurang aja, biasanya tiap hari pasti ngentot, nyodok memek, lah
habis ini bakal jadi nerd lagi, belajar biasa lagi” jelasku, “Ah kamu
taunya ngentot aja, kan ada aku bob, masih mau kok aku ngentot sama kamu
walaupun kemarin kita digrebek sampai dihukum 7 hari begini” jelas
wiwi, dan itu cukup membuatku lega. Saat kami tiba di depan pintu labor,
aku langsung membuka, di dalam sangat ramai, ada bu
ida,husna,novi,ika,anti,yanti,nia,pak tejo,pak tikno,pak kepsek, mereka
semua seolah menanti kehadiran kami berdua. “Karena hari ini adalah hari
terakhir masa hukuman kalian berdua, maka kita akan mengadakan pesta
perpisahan” ucap bu ida dengan semangat. Terdengar sorak sorai mereka
semua, “sila masuk dan lepaskan pakaian kalian semua” ucap pak kepsek.
Pak kepsek memanggilku “Boby, sini dulu!” aku menghampiri beliau “kenapa
pak?” tanyaku, “Kata bu ida kamu eksekutor terbaik akhir-akhir ini,
mari sini minum obat kuat dulu biar jos, hehe” ucap beliau, aku lalu
menenggak obat kuat tersebut, kulihat para siswi dan bu ida mulai
striptis melepaskan pakaian mereka, bagi yang berjilbab mereka tidak
lepaskan jilbab mereka, aku,pak tejo, pak tikno dan pak kepsek mengocok
kontol kami bersamaan
Ika dan yanti mendekati pak tikno dan mulai bergantian mengocok dan
mengulum kontol pak tikno, “Uhh nikmatnya sepongan kalian” desah pak
tikno, novi dan anti mendekati pak tejo dan melakukan hal yang sama pada
kontol pak tejo yaitu mengulum dan mengocoknya secara bergantian, wiwi
dan nia mendekati pak kepsek hendak melakukan rangsangan pada kontol pak
kepsek namun pak kepsek menolak, pak kepsek langsung menunggingkan
wiwi, lalu beliau masukkan kontol beliau ke meki wiwi, “Uhh..pak..entot
wiwi” desah wiwi, “Iyah sayang..” desah pak kepsek, “Buset bos! Langsung
di genjot aja haha” ucap pak tikno sambil tertawa, nia menyadari bahwa
keberadaannya diabaikan pak kepsek maka ia mendekatiku, diikuti bu ida
dan husna yang juga mendekatiku, nia dan bu ida mengocok dan mengulum
kontolku, saat bu ida mengulum kontolku
nia melumat buah zakarku dan itu membuat sensasi tersendiri bagi diriku,
husna mendekatiku dan mengacungkan toketnya ke wajahku, “Hisapin husna
dong bob..” goda husna, melihat ia menggodaku, langsung saja ku hisap
dengan cepat dan kuremas-remas kedua toket husna bergantian, ku tak
merasakan adanya rangsangan lagi dikontolku, saat kumelihat apa yang bu
ida dan nia lakukan,ternyata mereka sedang suit, dan yang menang suit
adalah nia, nia lalu mengangkang diatas kontolku dan memasukkan kontolku
ke mekinya dengan cepat, ia langsung menggenjotku, “Ohh..sshh..entot
nia..puasin nia” racaunya, bu ida pun tidak mau menganggur, bu ida
menjilat leherku, dan mencupang dadaku, ia tarik tanganku untuk mengocok
mekinya, “mainin meki ibu bob..sshh” desahnya, aku benar-benar
dieksploitasi oleh mereka bertiga. Sambil kulumat toket husna, kulirik
ke kanan, disana pak tikno sedang menggenjot yanti dengan posisi doggy
style, toket gede yanti yang menggantung bebas sedang dihisap oleh ika
dengan buasnya, “Okkhh…okkhh..tikno sayang” desah panjang yanti
ternyata yanti orgasme yang pertama, terasa meki nia berkedut-kedut
pertanda ia akan segera orgasme, aku hentakkan pingguku sedikit keras
mengikuti goyangan pinggul nia, “Oooohhh…ssshhh..nia sampai bob” desah
nia diikuti semburan cairan cintanya menghangatkan kontolku, nia
melepaskan kontolku dan ia berbaring di sebelahku, husna melepaskan
lumatanku pada toketnya, lalu ia mengambil posisi menduduki kontolku,
dan mulai menggenjot kontolku, ia angkat kedua tangannya dan membiarkan
toketnya memantul bebas, “Ahh..sshh…husna sayang kontol boby” desahnya,
bu ida lalu menyodorkan toketnya meminta aku menghisapnya, langsung
kuhisap dengan lahap, “Ohh..sshh..nete sama ibu nih bob..sshh” racaunya
menikmati lumatanku. Di sebelah kiriku, pak tejo sedang berusaha
menjebol anus anti, “Pak…plis pak jangan anus anti, cukup meki anti aja
yah..” pinta anti, namun pak tejo abaikan dan langsung ia hentak
kontolnya anus anti, novi yang melihat itu terlihat ketakutan
pak tejo yang berusaha menggenjot anus anti berkata “neng novi jangan
takut, bapak gak bakal robek anus neng kok…sshh”, mendengar itu novi
lega lalu ia menciumi bibir anti seperti seorang lesbi, aku lepaskan
lumatanku di toket bu ida, lalu kupegang erat pinggul husna, kugendong
ia lalu kubalikkan ia sehingga ia kini berada di bawah tubuhku, langsung
kugenjot mekinya dengan keras, “uhh..uuhhh..entot husna bob” desahnya,
“husna sampai bob…ouuhh” desahnya diikuti semburan cairan cintanya lekas
aku cabut kontolku karena kuingin melihat meki husna menyemburkan
cairan cintanya, terlihat beberapa kali semburan hingga membasahi lantai
tersebut, kuberanjak meninggalkan husna yang masih menikmati orgasmenya
dan kuhampiri bu ida yang suda duduk mengangkang diatas meja pengujian,
kuposisikan kontolku di bibir mekinya dan kuhentakkan, mekinya yang
sudah tidak rapat membuatku tidak bergairan ngentotinnya
aku hanya menggenjot tapi tidak menikmati, aku sibuk melirik kesan
kemari, mencari target baru, kutertarik ingin ngentotin novi, novi masih
asik menciumi anti yang anusnya sedang dijebol pak tejo, kupercepat
hentakkan kontolku di meki bu ida dengan harapan ia lekas orgasme, benar
saja aku berhasil membuatnya lekas orgasme, “Ohh..entot ibu bob..puasin
ibu..sshh” desahnya, “dasar kau lonte!” ucapku seolah memanaskan
suasana, “Iya ibu lonte, lonte kamu bob..ohh” desahnya disertai semburan
cairan cintanya ke palkonku sangat deras menurutku dibandingkan milik
nia dan husna barusan. Kutinggalkan beliau menikmati orgasmenya, aku
yang masih kuat belum ada tanda-tanda akan muncrat, mendekati pantat
novi yang menungging karena ia sedang asik menciumi bibir anti, kupegang
pinggulnya dan kuhentakkan kontolku sekeras mungkin hingga terasa
palkonku mengetuk pintu rahimnya, “Okhh!” teriaknya lalu menoleh
kearahku, “Pelan-pelan dong bob..ssh” ucapnya, rapatnya meki novi
membuatku semangat menggenjotnya, “Ohh..oohh..bob..sshh” desah novi,
baru kali ini aku mendengarnya mendesah dan itu membuatku semakin liar,
kuremas-remas pantatnya lalu toketnya.
Diseberang sana kulihat pak kepsek sedang menggenjot manja meki wiwi
dengan posisi tidur menyamping, toket wiwi diremas pak kepsek, dan pak
kepsek menciumi leher wiwi, layaknya sepasang suami istri yang memadu
kasih, di sebelah mereka, pak tikno sedang menggenjot ika, sementara
yanti sudah tergeletak puas di samping mereka, “Ohh novi, mekimu rapet
banget..sshh” desahku menggenjot meki novi, “Iyah bob..kontolmu
kebesaran nih..ohh” desahnya, desahan cabul pertama yang aku dengar dari
mulut seorang novi membuatku semakin semangat menggenjotnya diposisi
ini.
“Ohh neng anti, anusmu nikmat sekali, bapak sampai neeeeeenng!” desah
pak tejo, terlihat tubuh pak tejo menegang dan bergetar-gertar, tubuh
pak tejo dan anti ambruk ke lantai, pak tejo lalu melanjutkan menciumi
leher anti yang tertutup jilbabnya, anti melirikku yang asik menggenjot
novi, terlihat dari tatapannya ia tak puas dan hanya kesakitan main
dengan pak tejo, ia lemas karena sakit bukan karena puas. Kuputar balik
tubuh novi, lalu kurebahkan tubuhku sehingga dekat dengan bibirnya,
kuciumi bibirnya dan kuremas manja kedua toketnya, “Ehhmm..sshh” desah
novi tertahan ciumanku. Kumerasa bahwa aku akan segera muncrat, kutarik
keluar kontolku dan menahan pangkal kontolku, “kenapa boby sayang? Buang
aja di Rahim novi, puasin novi” ucapnya menggoda, kuposisikan kembali
novi menungging, ia mengikuti saja, dan aku memang sangat ingin
memerawani anusnya, kumasukkan palkonku ke anusnya yang masih kering,
“Uhhhkk bob!” teriaknya, “jangan disitu bob! Kamu tega!” teriaknya
sambil mendorong-dorong pahaku agar aku menghentikan maksudku, namun
kuhentakkan sedikit keras sehingga semua kontolku masuk ke anus novi
yang benar-benar sempit, kudiamkan sejenak, tubuh novi rubuh ke lantai
dan kudengar tangisan kecil dari mulutnya, kumiringkan tubuhnya seperti
posisi ngentotnya pak kepsek, kuremas toketnya, dan kukocok mekinya,
“Sakit bob…sshh”ucapnya lirih, kumasih mendiamkan kontolku di dalam
sana, “Bob..keluarin ya plis..” pintanya, aku yang tidak tega hanya
menggenjotnya sekitar 3 sampai 4 genjotan lalu langsung kukeluarkan
kontolku dari anusnya dan kuarahkan ke mekinya, kugenjot kembali mekinya
“Maafin boby ya sayang, boby gak mau anusmu diekse cowok lain sayang”
ucapku menenangkannya, aku rasa aku telah jatuh cinta dengan novi, maka
dari itu aku menggenjotnya dengan romantic kembali terdengar desahan
manja dari mulutnya “Iyaah bob..jangan lagi yaahh..pliss..sshhh”
aku kali ini tidak menahan lagi pejuku untuk segera muncrat, jadinya aku
posisikan novi di posisi awal yaitu dia berad di bawahku, “bu ida, saya
minta pil KB” teriakku ke bu ida, “Mau crot dalam ya bob? Sshh crot
aja, aku rela” ucap novi yang seketika membuat nafasku terhenti, aku
benar-benar jatuh cinta padanya, bu ida lalu melemparkan pil tersebut
dan kuminta novi menelannya, novi menelan sambil tersenyum padaku, “Aku
gak mau hamilin kamu, aku sayang kamu..nih terima spermaku..” ucapku
diiringi 4 semprotan peju dari kontolku di dalam meki novi, aku seolah
ingin memberikan orgasme untuknya,kupercepat genjotanku walaupun aku
sudah muncrat, “Ahh..ahhh..bob..novi keluar sekarang…ahh shh” desahnya
panjang disertai cairan cintanya yang menyembur deras ke kontolku,
kuhentikan genjotanku dan kurebahkan tubuhku diatas tubuhnya, kami
kembali berpagutan.
“Aihh…aihh..ampun” terdengar sayup sayup suara teriakan dari pojok
ruangan, setelah aku puas tertidur singkat di atas tubuh novi kumelihat
asal suara tersebut, ternyata ika sedang digenjot oleh dua kontol,
kontol pak tikno di mekinya dan kontol pak kepsek di anusnya,
“Ohh..sshh…ampun pak…hentikan…” pujuk ika, melihat ika memohon-mohon,
kedua pria tersebut semakin semangat menggenjot ika, bu ida mendekati
ika dan memaksa ika menelan pil KB karena bu ida sadar bahwa kedua pria
itu bisa saja menghamili ika
“Ohh saya sampai” teriak pak tikno menghentak dalam kontolnya di meki
ika, “Uhhh..uhh..” desahan ika mulai pelan, meki ika tidak ada aktifitas
hanya anusnya saja yang masih digenjot kasar oleh sang kepsek, “Plis
pak hentikan..” pujuk ika ke pak kepsek, kepsek lalu menggeram sambil
meremas keras pantat ika, “Nih telen peju bapak..ah.ah ah” desah pak
kepsek diikuti dengan badan beliau mengejang, beliau lekas tarik
kontolnya dari anus ika dan ia semprot punggung ika dan jilbab ika
dengan sisa pejunya yang belum ia buang semua di anus ika. Tubuh beliau
rubuh disamping ika, terdengar tangisan kecil ika. Bu ida coba
menenangkan ika.
Aku bangkit dari tubuh novi dan mendekati wiwi, “gimana puas ndak?”
tanyaku ke wiwi, “lumayan bob walaupun agak perih anusku” jawab wiwi,
“gak apalah yang penting ini berakhir” ucapku. Aku bersama para siswi,
bu ida, pak tejo, pak tikno dan pak kepsek mulai mengenakan kembali
pakaian kami. Hari-hari berikutnya kembali seperti semula tanpa dunia
perlendiran, namun aku tetaplah gigolo, begitu juga wiwi tetaplah
seorang lonte.
[TAMAT]
Home
Cerita Eksibisionis
Penulis Lain
Skandal Sekolah Pelosok
Cerita Eksibisionis di Sekolah : Skandal Sekolah Pelosok Last Chapter - Akhir Sebuah Cerita
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar