Siang itu, Ciello sendirian dirumah. Rumah yang ia tinggali terasa sepi
karena semua penghuninya sibuk dengan segala macam urusannya. Ayahnya
kerja, Ibunya keluar rumah, dan adiknya masih sekolah.
"Hhhhhhhhhmmmmm...." Ciello menghela nafas panjang sambil mensortir
barang-barang dagangannya di garasi. Berulang kali, ia mondar-mandir
kesana kemari dengan gesit, mempersiapkan segala kebutuhan yang harus ia
persiapan untuk bahan jualan onlinenya. Dari garasi, pindah keruang
makan, lalu ke teras belakang, dan balik lagi naik ke kamarnya. Semua ia
lakukan dengan cepat, dengan tanpa mengenakan sehelai pakaianpun di
tubuhnya.
Iya, Ciello sedang telanjang bulat didalam rumahnya.
Semenjak tertangkap basah oleh Citra beberapa malam kemaren, membuat
Ciello semakin berani untuk mengumbar ketelanjangannya keseluruh penjuru
rumah. Merasakan batang dan kantong penisnya bergelayutan bebas tanpa
tertutup apapun ketika sedang melakukan aktifitas, benar-benar
memberikan sensasi tersendiri. Terlebih ketika ketelanjangannya itu
terlihat oleh Citra ataupun Clara, membuat adrenalin dalam tubuh Ciello
semakin meledak-ledak.
"Maaa... Kak Ciello mondar-mandir telanjang bulat Maaa...." Lapor Clara
pada Citra ketika melihat kakak kandungnya sama sekali menolak untuk
mengenakan pakaian ketika sedang berkeliaran dirumah.
"Biarin aja kenapa sih...?" Balas Ciello cuek.
"Adek risih ngeliatnya Kaaakk..."
"Risih kenapa...? Khan yang telanjang tuh Kakak...?"
"Ya risih aja.... Ngelihat kontolmu gondal gandul seperti itu Kaakk..."
"Huuuu... Sekarang bilangnya risih... Tapi kemaren pas muka kamu kakak
semprot pejuh... Kamu mintanya nambah... Buat maskeran bagus ini
Kak...." Goda Ciello seperti menirukan suara genit Clara yang sedang
mengoleskan ceceran sperma kewajahnya beberapa waktu lalu.
"Iiihhhsss... Tapi itu beneran tauuuuk...."
"Trus pas lubang anus kamu... Kakak sodok-sodok semaleman... Ehhhh....Paginya malah minta nambah lagi..."
"Iiihhhsss.... Apaan siiihhh...?" Senyum Clara malu-malu, "Itu khan kondisinya berbeda Kaakk..."
"Beda apaan...? Toh waktu kamu sama sekali nggak malu ngeliat kontol Kakak...."
"Ya khan Adek juga telanjang..." Jawab Clara pelan sambil celingukan kesana kemari.
"Yaudah... Kamu juga telanjang sekalian gih... Biar kita sama-sama telanjangnya..?"
"Nggg.. OGAH.... Gila amatan yeeee... Clara khan mau sekolah..."
"Yaudah kalo nggak Mau..."
"Tapi... Beneran deh Kaaakk... Pake baju gih... Sebelum keliatan orang lain..."
"BODO...."
"Heeeeeeehhhh... Ini pada kenapa sih yaaa... Kalian berdua kok pada
ribut melulu...?" Tanya Citra ketika mencoba melerai perdebatan kedua
anak kandungnya.
"Ini nih.. Kakak disuruh pake baju malah sewot..."
"BIARIN..."
"Tuuuuhh khan Maaa... Kakak ga sadar kali ya udah gedhe.... Masih pengen
telanjang mulu...." Omel Clara sewot, "Nggak malu apa kontolnya
keliatan banyak orang...."
"Kontol-kontol Kakak ini... Kenapa kamu yang malu...."
"Hhhhhh.... Udah-udah Sayang..." Ucap Citra menengahi, "Mending...
Sekarang kamu buruan berangkat kesekolah yaaa.. Biar Mama yang ngobrol
ama Kakak kamu..."
"Suruh Kakak pake baju gih Maa..." Pesan Clara sambil tersenyum licik.
"Iyaaa... Ntar Mama suruh..."
"Gebugin aja dia kalo nggak nurut Maaa..."
"Iya Sayang... Iyaaa.... "
"Atau kalo masih nggak mau... Tarik-tarik aja kontolnya Maa... Biar
makin panjang.... Hihihi..." canda Clara sambil menarik penis Ciello
sekenanya di depan ibu kandungnya
"ADUUUH.... Kampret kamu yaaa.... " Balas Ciello sambil mencoba meremas payudara besar adik kandungnya.
"ADUH KAK... ADUUUHH... Maaa.. Tolong Clara Maaa..." Pinta Clara
berusaha membebaskan diri dan payudaranya dari remasan tangan Ciello,
"Iiihhsss... Kakaaakk.... Lepasin aaahh... Saaakiiittt..."
"Biar aja SAKIT... Biar nih tetek makin bengkak..."
"Kalo makin bengkak... Ntar Kakak makin seneng dong ngeremesnya...."
"YEEEE.... Ini anak... Disakitin gini kok malah demen..." Ucap Ciello makin mempererat remasan tangannya.
"AAAWWW... Ampun Kaakk.... Ampuuunnn...."
"HEEI HEEI HEEEIIII.... Udah Ciello... Udah...Lepasin itu tetek Clara...
Kasihan..." Pinta Citra yang mau tak mau akhirnya mencoba turun tangan
guna membebaskan tubuh Clara dari kemesuman Ciello.
"MAMPUS..." Ledek Clara begitu ia mendapatkan bantuan dari Citra sambil menjulur-julurkan lidahnya.
"Awas kamu ya..." Ancam Ciello sambil tersenyum.
"Udah Clara... Buruan gih... Sana berangkat..." Ucap Citra yang kemudian
mengantar putri kandungnya itu ke garasi. Meninggalkan Ciello yang
masih sibuk dengan aktifitasnya jualan onlinenya.
Tak beberapa lama kemudian, Citra sudah kembali dari garasi dengan wajah
yang terlihat begitu serius. Sejenak, ia hanya mengamati tingkah
putranya yang benar-benar fokus dengan kegiatannya.
"Ciello..." Panggil Citra singkat sambil berdiri tepat didepan Ciello
yang masih sibuk mencontreng daftar barang di kertas yang ada di
tangannya.
"Hmmm..." Jawab Ciello yang sekilas melirik ibu kandungnya yang masih
berpakaian daster tipis transparan yang bawahannya hanya 10 centimenter
dari selangkangan.
"Wwwwooowwww..... Pagi ini Mama terlihat begitu seksi...." Batin Ciello
yang untuk beberapa saat tertegun melihat kecantikan Citra.
"Dengan daster kecil seperti itu... Kaki Mama jadi terlihat begitu
jenjang.... Pahanya terlihat begitu putih... Dan selangkangannya....
Ohhh.... Celana dalamnya terlihat jelas dari sini..." Tambah Ciello yang
buru-buru menelan ludah birahinya, "Sebentar lagi... Selangkanganmu
ini... Bakal jadi milik Ciello Maa..."
Khawatir, terlena karena kemolekan tubuh Citra, Ciello buru-buru
mengalihkan pandangannya dari tubuh ibu kandungnya dan kembali
melanjutkan aktifitasnya.
"Ciello... Kalo dipanggil... Lihat kesini dong..." Protes Citra ketika merasa Ciello tak mempedulikannya.
"Ada apa sih Maa...?" Jawab Ciello pura-pura cuek.
"Ayo....Ikut Mama...."
"Ngapain...?"
"Mama pengen bicara serius denganmu Sayang..."
"Ok..." Jawab Ciello cuek, tanpa merasa malu akan ketelanjangannya.
"Ayo ke ruang TV..." Ajak Citra mengamit pergelangan tangan putranya dan berjalan ke ruang keluarga.
"Emang mau ngomongin apa?"
"Ikut Mama aja dulu..." Jawab Citra yang kemudian duduk di sofa dengan
bertopang kaki. Baju tidur super pendeknya terlihat tak mampu menutupi
paha jenjang Citra, sehingga membuatnya kemulusan dan keputihan kulit
kakinya tampak begitu menggiurkan,"Ayo duduk sini Sayang..." Tambah
Citra menepuk-tepuk dudukan sofa tepat disamping kirinya.
Dengan wajah kaku, Ciello pun menuruti permintaan Citra. Ia duduk tepat
disamping ibunya dengan tanpa melirik kearahnya sedikitpun. Tatapan
matanya menerawang jauh kearah TV keluarga yang masih menayangkan acara
berita paginya.
Citra yang tahu akan emosi Ciello yang masih meledak-ledak hanya bisa
ikutan menatap kearah TV didepannya. Sesekali, ia melirik kearah penis
putra kandungnya yang menggelantung lemas dan mulai membayangkan yang
tidak-tidak.
"Astaga... Kontol lemas Ciello ternyata terlihat jauh lebih panjang
daripada yang aku kira..." Batin Citra berusaha keras membasahi
tenggorokannya yang tiba-tiba mengering,
"Walau masih tertidur lemas... Sudah terlihat begitu menyeramkan..."
"Nggak kebayang kalo itu kontol bangun dan menyodok-nyodok memekku..."
"Katanya mau bicara serius Maa..?"
"E... Eh Iya..." Balas Citra gugup.
"Ahhh.. Sialan... Batang kontolmu itu terlihat begitu mempesona
Sayang... Dan kantong pelermu... Terlihat begitu menggemaskan..." Batin
Citra yang tak henti-hentinya melirik kearah penis putra kandungnya,
"sumpah sayang... Mama kangen dengan kontol besarmu itu Sayang... Mama
Kangen..."
"Yaudah... Silakan dimulai ?" Jawab Ciello membuyarkan lamunan Citra.
"Hhhhhh...." Citra menghirup nafas dalam-dalam. Berusaha menenangkan
emosi serta birahinya yang mulai meninggi karena ketelanjangan putranya.
"Pake baju kenapa Sayang..." Pinta Citra.
"OGAH..."
"Malu aahh.. Kalo sampe dilihat tetangga..."
"Emang ketelanjangan Ciello ini... Ngerugiin Mama....?"
"Ngggg....Enggak juga sih..."
"Yaudah..."
"Hhhhhhhhhh....." Lagi-lagi Citra menghela nafas panjang. "Yaudahlah
kalo kamu maunya seperti itu..." Sambung Citra lagi, dengan nada yang
ikut-ikutan cuek.
"Jadi... Nggg... Begini Sayang... Nggg... Kemaren... Hhhhhhh..." Kalimat
Citra terputus, ia kembali mengambil nafas panjang sebelum melanjutkan
kalimatnya lagi, "Kemaren... Papa sempet bilang ke Mama mengenai
kalian..." Ucap Citra yang walaupun tegang, berusaha berbicara dengan
nada yang dibuat setenang mungkin
"Kalo... Kalian sudah....Nggg...." Citra bingung. Ia tak tahu harus berkata apa.
"Sudah apa Maa...?" Tanya Ciello menanti kelanjutan kalimat ibu kandungnya.
"Kalo kamu dan Clara sudah... Nggg... Tidur bareng...?"
"Terus....?" Jawab Ciello masih dengan kecuekannya.
"Apa itu bener...?"
"Iya"
"Astaga..." Kaget Citra, "Serius Sayang...? Kalian udah beneran tidur bareng...?"
"Iya... "
"Ciello dan Clara emang udah sering tidur bareng..."
"Kok bisa sih kamu setega itu...?"
"Tega...? Maksud Mama tega kenapa...?"
"Ya tega aja kamu meniduri adikmu.."
"Hmm... Mama... INGET nggak...?" Tanya Ciello ketus yang menekankan
kata-kata di kalimatnya, "Khan kemaren Ciello udah sempet bilang ke
Mama... Kalo memang Mama nggak mau ngabulin permintaan Ciello... Masih
ada Clara yang bisa ngebantu...?"
"I.. Iya... Mama inget..."
"Makanya... Ketika kemaren Mama menolak permintaan tulus Ciello... Ciello kangsung aja minta tolong ke Clara...." Jelas Ciello
"Lalu... Clara mau...?"
"Yaaaa maulah Maa..." Jawab Ciello bersemangat, "Karena itulah yang
dilakukan seorang adik kandung ketika kakaknya sedang membutuhkan
pertolongan...."
"ASTAGA... Kalian memang bener-bener sinting... Eh bukan... Kamu
Sayang... Kamu bener-bener sinting....Nggak waras..." Ejek Citra dengan
nada emosi.
"Sinting... Kok bisa sinting...? Emang kenapa Maa..?" Tanya Ciello yang
walaupun tahu kesalahannya, ia masih menyempatkan diri untuk tersenyum
"Clara khan adik kamu....."
"Lalu...?"
"Ya nggak seharusnya kalian melakukan hal itu.."
Mendengar jawaban Citra, Ciello langsung merubah posisi duduknya. Dari
yang semula menghadap TV, menjadi miring menghadap langsung ke arah
Citra.
"Jadi.... Mama lebih milih Ciello ngelepas perjaka cillo bersama wanita
penghibur...? Begitu maaa..?" Tanya Ciello dengan kalimat yang
memojokkan.
"Eh... Maksud Mama bukan begitu Sayang..."
"Atau... Mama lebih mengharapkan tubuh Clara itu dinikmatin oleh orang
yang tak kita kenal...?" Tanya Ciello lagi, "Mama membiarkan clara
ditidurin oleh lelaki asing...? Gitu ya Maaa...?"
"Aduh.... Bukan Sayang... Bukan begitu..."
"Atau... Mama nggak ngebolehin Ciello dan Clara ngentot... Karena kedua
anak Mama ini bebas dari penyakit seksual...?" Cecar Ciello terus, "Mama
pengen Ciello dan Clara terkena penyakit mematikan... ? Jadi Mama
pengen kami ngentot ama orang lain yang tak dikenal diluar sana...?"
"Aaaaaarrrgggghhh... Bukan begitu Cieeelloooooo... " Kesal Citra bingung
harus menjawab apa kepada putra kandungnya, "Mama bener-bener nggak
habis pikir deh... Dengan gimana cara otak mesummu itu berpikir..."
"Ya nggak usah mikirin otak Ciello Maaa... Orang Ciello juga santai begini kok..." Jawab Ciello ketus
"Jadi... Kalo Mama nggak ngasih memek Mama buat kamu entotin... Membuat
kamu bisa ngentotin memek Clara..? Gitu...?" Balas Citra yang terlihat
pusing karena pemikiran putra kandungnya.
"Jadi kalo kamu nggak bisa nyodokin kontolmu ke memek Mama... Ngebuat kammu bisa nyodok-nyodok memek adik kandungmu...?"
"Nggg... Yang bilang ngentotin memek Clara siapa sih Maa...?" Sahut
Ciello pelan, "Kok daritadi Mama ngomonginnya.... Ngentooooot
muluuuuk..?" Sambung Ciello dengan wajah bingungnya, "Emang Mama pengen
Ciello beneran ngentotin memek Clara...?"
"Loh...? Lha tadi bukannya kamu bilang udah sering ngentotin Clara...?"
"Ciello cuman bilang... Nidurin Clara Maa.. Bukan ngentotin...."
"Ehhh.....? Iya yaa..?"
"Iya Maa... Sebejat-bejatnya Ciello... Ciello nggak sampe kepikiran
ngerenggut keperawanan memek Clara... " Sindir Ciello dengan senyum
lebarnya.
"Jadii...? Kalian belum pernah ngentot bareng...?" Tanya Citra, "Jadi Clara selama ini masih perawan...?"
"Nnngggg... Kalo perawan sih... Ya nggak juga Ma..."
"Maksud kamu...?"
"Ciello dan Clara memang sering tidur bareng... Tapi Ciello belom pernah ngentotin menek dia..."
"Bener...?"
"Kenapa Ciello harus bohong sih Maa...?" Ucap Ciello sok bijak, "Walau
Papa bilang nggak masalah buat Ciello kalo mau nyicipin memek Clara
selama Claranya mau... Tapi Ciello nggak mau ngelakuin hal yang seperti
itu Maa..."
"Haahh...? Serius...? Papa bilang begitu ama kamu Sayang..?"
"Iya... Bahkan kalopun Ciello pengen buang pejuh di memek Clara...
Ciello juga dibolehin... Selama ngebuangnya Papa minta Ciello pake
kondom... " Jelas Ciello lagi sambil mempermainkan otot selangkangannya.
Sehingga batang penisnya yang mulai ereksi itu bisa mengagguk angguk
dengan gagahnya
"YAA AMMPUUUNNNN... Keluarga macam apa sih iniiiii... ?" Lenguh Citra sambil memijat pelipis kepalanya yang tak sakit.
"KELUARGA BAHAGIA Maaa..." Jawab Ciello singkat sambil perlahan, mulai
mengelus-elus batang penisnya yang setengah tegang. Tepat disamping ibu
kandungnya duduk.
Mengetahui gerak-gerik Citra yang terkadang melirik kearah
selangkangannya,membuat rasa iseng Ciello mendadak muncul. Ia ingin
menggoda ibu kandungnya lebih jauh.
Pelan tapi pasti, Ciello mengurut-urut batang kelaminnya maju mundur.
Membuat urat-urat yang ada disekujur batang penisnya mulai membengkak
besar. Pelan. Pelan. Pelan. Hingga akhirnya, kepala penisnya sudah
menjulang tinggi melebihi pusarnya.
"Kamu ngapain sayang...?" Tanya Citra penasaran
"Mama ngeliatnya... Ciello sedang ngapain...?"
"Nnggg... Kamu sedaaanngg.... " Tak meneruskan menjawab pertanyaan balik Ciello, Citra hanya bisa meneguk ludah.
TEK TEK TEK...
Suara betotan kulit penis Ciello yang terhentak-hentak pun mulai
terdengar samar. Membuat Citra yang semula hanya ingin berbicara serius
dengan putra kandungnya, menjadi kehilangan konsentrasinya.
"Oooohhh... Ciello... Sampai kapan kamu menggoda Mama dengan perbuatan mesummu itu Sayang...?"
"Maaa...?" Panggil Ciello.
"Eeehh.. I.. Iya Sayang...?"
"Tadi bilangnya... Mama mau ngobrol serius... ?"
"Eehhh...? Itu... Nnggg.. Mama cuman pengen tahu aja Sayang... Kalo
kalian nggak ngentot bareng... Nggg... Ngapain aja kalian ketika tidur
bareng...?"
Dengan tatapan serius, Ciello kemudian menggeser arah duduknya. Lebih mendekat kearah Citra.
"Mama beneran pengen tahu...?"
"I.. Iya Sayang..."
Tersenyum lebar, Ciello mulai bercerita.
"Ciello dan Clara... Belom pernah sekalipun ngentot Maa.. Kami... Cuman
ngelakuin keisengan kecil..." Jelas Ciello yang kemudian menaikkan kaki
kanannya keatas sofa, kemudian merebahkan punggungnya kebelakang.
Sehingga ia melihat wajah ibu kandungnya melalui batang penisnya yang
masih ia kocok-kocok kuat.
"Ke.. Keisengan kecil...?" Tanya Citra yang makin gugup karena melihat
tingkah mesum putra kandungnya yang secara terang-terangan melakukan
masturbasi diposisi yang begitu dekat dengannya.
TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK....
"Aaaahh.. Siaaalll... Ini anak emang bener-bener kurang ajar..." Geerutu
Citra karena godaan Ciello yang semakin nakal, "Dia tahu gimana cara
membuat ibu kandungnya ini bener-bener SANGE..."
TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK....
"Iya.. Ciello hanya minta Clara buat ngocokin kontol Ciello pake tangan mungilnya aja kok Maa.... "
"Cu... Cuman itu aja Sayang...?"
"Nggg... Ama kadang... Ciello juga minta jepitin kontol Ciello pake tetek besar Clara..."
"Haaa...?"
"Iya... Biar Ciello bisa ngerasain gimana rasanya ngentot..."
"ASTAGAAA... Sayang... Kamu kok kurang aja banget ya ama Adikmu...."
"Kenapa kurang ajar Maa...? Clara aja nggak keberatan..." Balas Ciello,
"Malahan kalo Ciello minta Clara buat nyepongin kontol Ciello... Clara
mau-mau aja..."
" ASTAGAAAAAAHHHH.... Kamu bener-bener nggak punya otak ya...? Clara itu Adik kandungmu Sayang... Bukan boneka seksmu...."
"Yang bilang Clara itu boneka seks siapa maa...? Lagian... Clara juga
sering kok.. Minta dipuasin dengan minta diisepin memeknya...."
"YA AMPUUUN... Kalian tuh sudah bertindak terlalu jauh Sayang..."
"Habisan... Salah Mama sendiri... Apa yang Ciello minta nggak Mama
kasih..." Jelas Ciello berusaha mengungkit kesalahan Citra, "Coba kalo
Mama mau nurutin permintaan Ciello.... Clara pasti nggak bakal Ciello
isengin..."
"Sudah Sayang...Sudah... Jangan ceritakan apa-apa lagi tentang kemesuman kalian berdua...."
Merasa kalah dalam perdebatan dengan putranya. Citra hanya bisa menarik
nafas panjang. Berusaha menenangkan dirinya sambil mencoba menonton
acara di televisi.
TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK....
Namun, walau Citra berusaha mati-matian menenangkan diri. Suara kocokan
penis Ciello selalu mengganggu ketenangan hatinya. Karena entah sekuat
apapun niat Citra untuk tak menghiraukan tingkah mesum putranya ketika
sedang bermasturbasi disampingnya, tetap saja, Citra melirik lagi ke
batang penisnya yang begitu besar.
"Lalu... Satu lagi... Hhh... Sayang..." Ucap Citra dengan suara yang mulai bergetar.
"Ya...?" Jawab Ciello sok cuek.
"Kemaren kamu bilang... Kamu punya rahasia tentang Papa kamu...?"
"Iya...?"
"Rahasia apaan ya Sayang...?"
Ciello buru-buru bangun dari posisi rebahannya. Ia lalu kembali duduk
menyamping menghadap ke arah Citra berada. Setelah itu, ia kembali
meneruskan mengocok batang penisnya.
TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK.... TEK TEK TEK....
"Hmmm... Kalau Mama mau tahu rahasia Papa... Mama sudah tahu khan arah
pembicaraan ini akan menuju kemana...?" Tanya Ciello sambil menunjuk
kearea selangkangan Citra dengan bibirnya.
"I.. Iya Sayang..."
"Jadi... Memek Mama udah siap buat Ciello sodok-sodok pake kontol Ciello
ini...?" Sambung Ciello sambil menepuk-tepukkan kepala penisnya ke paha
kiri Citra.
PUK PUK PUK....
Untuk beberapa saat, Citra tak mampu berkata apa-apa. Ia hanya menatap
tajam kearah batang kemaluan putra kandungnya sambil terus berpikir
keras.
"Ayolah Citra... Terima aja syarat Ciello.... Yang penting... Kamu tahu
rahasia Mike... " Ucap batin Citra terngiang-ngiang di telinganya.
"Tapi.. Kalaupun aku menerima syarat Ciello... Itu artinya aku
selingkuh.... Aku udah nggak setia lagi kepada Mike..." Balas akal
pikiran Citra.
"Haaaalaaahh Citraaaa..... Persetan dengan kesetiaan.... Kalo Ciello
punya rahasia tentang Mike... Itu tandanya... Mike juga pasti ngelakuin
perselingkuhan juga..."
"Iya ya....?" "Jawab akal pikiran Citra lagi.
"Sekarang... Yang paling penting dari rahasia Ciello tuh... Bukanlah
mengenai perselingkuhan Mike... Melainkan Mike selingkuh dengan
siapanya..." Kata batin Citra.
"Hmmm... Betul juga ya...".
"Maa..? " Panggil Ciello melambai-lambaikan tangannya didepan wajah ibu kandungnya
"Eeehhh....?" Jawab Citra kaget.
"Kok Mama malah diem aja..?"
"Nggg... Mama... " Jawab Citra dengan wajah bingung, antara melihat
wajah atau batang penis yang menjulang tinggi di selangkangan Ciello,
"Mama cuman nggak ngerti harus gimana Sayang..."
"Hehehe.... Yaudah kalo Mama bingung... Lupain aja..." Saran Ciello,
"Mama nggausah tau rahasia Papa aja ya....? Biar Papa makin seneng.... "
Tambahnya santai sambil meneruskan bermasturbasi.
TEK TEK... TEK TEK TEK... TEK TEK..
"Heeeggghhh... Ada yang pengen dibicarain lagi nggak Maa...?" Tanya
Ciello disela-sela masturbasinya, "Kalo ngga ada..... Ciello mau nerusin
ngocok kontol Ciello lagi nih... "
TEK TEK... TEK TEK TEK... TEK TEK...
"Oohhh... Claraaaa... Gara-gara tuduhan Mama barusan...Kakak jadi pengen
beneran bisa ngentotin memek kamu deh Deeekk... " Desah Ciello yang
sengaja mengencangkan kalimatnya imajinasinya supaya bisa terdengar oleh
Citra, "Pasti rasa memek kamu... Bener-bener sempit ya Dek... Uuuhhh...
Memek Clara...Ssshhh...."
TEK TEK TEK... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...
"Pasti bener-bener enak buat dientotin ama kontol Kakak ya Dek...
Ohhhhh... Ohhhhh... " Desah Ciello terus, supaya makin terdengar oleh
telinga Citra.
"Ooohh... itu precum Ciello... Mulai merembes keluar dari mulut
kontolnya " Batin Citra ketika melihat kesiapan batang penis putra
kandungnya, "Oohh.. Ciello... Kontol besarmu... Terlihat begitu menggoda
Sayang... Terlihat begitu menggiurkan...."
"Melihat kepala kontolmu aja... Sudah ngebuat memek Mama berasa geli
Sayang... " Batin Citra lagi, "Pasti bakal menggaruk-garuk dinding memek
Mama..."
"Melihat urat kontolmu yang bertonjolan itu juga... Juga membuat memek
Mama menjadi basaaahh... Nggak kebayang betapa gelinya memek Mama kalo
kena gesek urat-urat itu..."
TEK TEK TEK... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...
"Sayang....?" Desah Citra sambil berulangkali meneguh ludahnya
"Yaa...?" Jawab Ciello sambil merem melek, membayangkan persetubuhan dengan adik kandungnya
"Nnnggg... Kamu mau nggak Mama bantuin ngocokin kontolnya...?" Tanya Citra yang seolah melupakan pertanyaan Ciello.
"Hmmm... Boleh nih.. Sok aja kalo Mama mau... " Sodor Ciello memajukan pinggulnya lagi kearah Citra.
Baru kali ini, Citra dengan birahi tingginya, bisa melihat penis Ciello dengan jarak yang sangat dekat.
"Kontolmu kok terlihat begitu menawan ya Sayang... Membuat birahi Mama begitu bergejolak...."
Karena sudah benar-benar bernafsu, Citra kemudian memundurkan duduknya.
Alih-alih mengocok penisnya ia langsung melahap batang penis putra
kandungnya yang sudah berdenyut hebat itu.
"HAAAPPP... Sluurrpp... Sluurrpp..." Caplok Citra sembari menjilati kepala penis Ciello.
"Ooohh... Maa... Maamaaa... " Lenguh Ciello keenakan.
"Ssluuurrrpp... Sluurrpp.. HAAPP.. CUUPPP... Ooohhh....Mama udah kangen banget Sayang ama kontol besarmu ini... CUPPP.... "
" Ck.. Ck.. Ck.. Ck.. Mamaaa.... Sepertinya ada yang udah sange berat
nih..." Goda Ciello sambil mulai melakukan keisengannya. Ia mulai
mengulurkan tangannya kearah payudara Citra dan meremas-remasnya pelan.
"Hooooohh Iya Sayang... Mama kangen banget dengan keisenganmu.... Mama
kangen banget ama tingkah mesummu....Oohhh.... Pelan-pelan Sayang
ngeremesnya... Cupp.. Cupp.. Sluurrppp.... " Lenguh Citra ketika
merasakan cengkraman erat tangan putra kandungnya.
"Uuuhhh... Ciello juga kangen Maa... Ama tetek Mama yang besar ini...."
Jawab Ciello sambil terus meremasi kedua payudara Citra tanpa henti,
"Dan Ciello juga kangen ama memek Mama yang gundul ini..." Tambah Ciello
lagi yang dengan tangan jahilnya, menyelinap kearah selangkangan Citra.
"Wooooowww... Memek Mama kok udah becek banget Maaa...?" Kaget Ciello ketika menyentuh celah vagina Citra yang sudah berlendir.
Melihat Citra yang mulai terlena akan birahinya, Ciello kemudian meminta
Citra berdiri. Kemudian tanpa meminta ijin terlebih dahulu, Ciello
memegang tepi tali celana dalam ibunya dan segera menariknya turun.
"Ciello buka celana dalamnya ya Maa..."
Citra hanya mengangguk pasrah, sama sekali tak menjawab pertanyaan
Ciello. Dan ketika Ciello meminta Citra untuk merebahkan punggungnya di
dudukan sofa, ibu kandung Ciello itupun hanya bisa menurut.
"Buka kakinya lebar-lebar Maaa... Ciello pengen ngejilatin memek
Mama...." Bisik Ciello sambil merentangkan kedua paha Citra. Setelah
itu, ia mendekatkan wajahnya ke selangkangan gundul ibunya sebelum
akhirnya, mulai menjilati celah vagina Citra yang sudah begitu basah
dengan gerakan pelan.
"Cuuupp... Cuupp...Memek Mama bener-bener menggiurkan Maaa...
Sluurrpp..." Puji Ciello sambil mengilik-kilik celah selangkangan Citra
"Oooohhhh..... Ciiiieeeeellloooo... Ssshhh.... Enak sekali Sayang..." Lenguh Citra sambil menjambak rambut anak kandungnya.
" Sluuurrppp.... Sluuurrppp....Mama suka....?"
"Hooohhh... Iya Sayang.. Suka banget..." Lenguh Citra keenakan, "Lidahmu bikin memek Mama makin nyut-nyutan Sayang..."
CLOK CLOK CLOK...
Suara jari Ciello yang mulai menusuk-nusuk liang vagina Citra pelan.
"Oooohhhh... Saaaayaaaannnggg..." Jerit Citra mulai kelojotan, menerima
tusukan jari Ciello. Satu jari, dua jari, hingga tiga jari, tusukan
jemari Ciello mulai keluar masuk di liang selangkangan ibunya. Membuat
gerakan tubuh Citra semakin kelojotan.
" Sluuurrppp....Maa...?" Panggil Ciello diantara jilatan dan tusukan jarinya.
"Hehhhmmm...?" Jawab Citra sambil melenguh keenakan.
"Mama suka anal...? Sluuurrppp.... Sluuurrppp...."
"Hooohh.... Sssshhhh.... Kenapa kamu bertanya hal itu Sayang...?"
"Ciello penasaran aja... " Jawab Ciello singkat, "Mama pernah anal nggak Maaa...?"
"Eehhheeemmmhhh... " Jawab Citra dengan menganggukkan kepalanya.
"Ama Papa...?"
"Hiyalah Sayang... Emang ama siapa lagi...?"
"Hehehe... Khan Ciello cuman nanya..." Kekeh Ciello iseng, "Rasa dientotin di anus rasanya gimana sih Maa..? Enak nggak sih..?"
"Eeeeeheemmhh..." Angguk Citra.
"Kalo ama memek... ? Mama lebih suka disodok dimana....?"
"Oooohh.. Ssshhh... Dua-duanya... Sama-sama enak Sayang..."
"Hehehe... Dasar Mama LONTE...." Canda Ciello santai.
"Looohh.. Kok kamu ngatain Mama kaya gitu Sayang...?" Protes Citra.
"Habisan... Mama bener-bener mirip bintang film bokep yang Ciello suka tonton... " Jelas Ciello.
"Bintang bokep...?"
"Iya Maaa... Dan hampir semua bintang bokep suka dientot dianus... Kaya Mamaaa..."
CLEEPPP
Sementara jari tangan kanannya sibuk mengaduk vagina Citra, jari tangan
kiri Ciello mulai menggoda lubang anus ibu kandungnya. Membuat Citra
yang sudah kegelian karena gelitikan di vaginanya, makin kelojotan
karena kobelan di anusnya.
"Ooohhh.... Sayaaanngg... ? Kamu mau apaaa....? Jangan maenin bo'ol Mama Sayang... " Kaget Citra karena keisengan putranya.
"Hehehe... Ciello cuman penasaran aja Maa... Ciello cuman pengen
ngelihat reaksi Mama..." Jawab Ciello yang makin menggoda anus Citra.
Menggelitik serta mengobok-obok lubang anus Citra pelan.
"Oooohhhh... Jangan goda Mama seperti itu Sayang... Ohhh.. Jangan...
"Erang Citra dengan tubuh yang makin bergetar keenakan, "Sudah cukup
Sayang... Mama udah nggak tahan lagi... Mama nyeraaahh..." Tambah Citra
sambil buru-buru mendorong tangan iseng Ciello dari aurat
selangkangannya.
"Kamu bikin Mama serba salah Sayang... Kamu bikin Mama kalah..." Lenguh Citra sambil menatap wajah ganteng putranya
"Kalah...? Maksud Mama apa...? Ciello nggak tahu maksud Mama...?"
"Hhhh.... Mama... Mama nggak tahan buat lagi Sayang...Menahan rasa sange
di memek Mama... " Ucap Citra dengan nafas yangmenderu dan nada suara
yang menggebu-gebu, "Entotin Mama Sayang... Buruan masukin kontolmu ke
memek Mama... " Tambah Citra sembari makin membuka kedua pahanya
lebar-lebar. Memamerkan liang vaginanya basahnya yang berwarna merah
segar.
"Ayo entot memek Mama Sayang... Sodok memek ibu kandngmu ini dengan kontol besarmu..."
"Akhirnyaaaa.... Mama menyerahkan tubuhnya kepadaku...." Jerit hari
Ciello kegirangan, "Akhirnya... Aku bisa merasakan jepitan memek
Mama.... Dan akhirnya... Aku bisa mendapatkan Mama seutuhnya...."
Dengan senyum kemenangannya, Ciello pun menegakkan tubuhnya dan bergerak
maju. Mendekatkan pinggulnya dengan selangkangan Citra. Dan menempatkan
kepala penisnya tepat dilubang kemaluan ibu kandungnya.
"Makasih ya Maamaaku Sayang..." Ucap Ciello yang dengan satu gerakan
kecil, memajukan pinggulnya kedepan. "Sekarang... Kontol Ciello bakal
masuk dan mengaduk-aduk lubang memek Mama..." Tambah Ciello yang
kemudian mulai membelah liang peranakan tempat ia dilahirkan kedunia ini
oleh ibu kandungnya.
CLEEEEPPP
"Ooohhh... Sayaaannggg... " Lenguh Citra ketika ujung kepala penis
Ciello mulai membelah lubang vagina sempitnya, "Sssshhh.... Iyaaaa
Sayaaang... Terus dorong kepala kontolmu...."
CLEEEEPPP
"Sssshhh... Sempit Maaaa....." Erang Ciello yang setiap kali mencoba
menusukkan batang penisnya kedalam liang vagina ibu kandungnya, selalu
merasa tertahan oleh otot kuat selangkangan Citra. "Jangan dilawan
Maaa... Lemesin aja otot memek Mama...."
"Ssshhh... Mama nggak nahan Sayang... " Lenguh Citra sambil
menarik-narik pantat Ciello untuk dapat terus merangsek maju kearah
selangkangannya, "Kontolmu aja Sayang yang kebesaraannn... Oooohh..."
"Sumpah... Memek Mama....Sempit bangeeet Maaaa..."
"Sssshhh .... Coba ludahin memek Mama Sayang... "
PLOP...
Ciello langsung mencabut setengah kepala penisnya dari vagina Citra dan
kembali menjilati liang vagina ibu kandungnya. "JUUUUHHHH.... JUH....
JUH....SLuuuurrrpppp....."
"Aaaahhh..... Sayaaang... Udaaah.... Jangan ngejilatin memek Mama
terusss... Ayo sodokin lagi kontol besarmu ke lubang memek Mama
Sayang.... Ayooo..."
"Iya Maa... " Balas Ciello sambil kembali menyelipkan kepala penisnya
maju. Menusukan batang kelamin nya ke liang kenikmatan Citrannya
kuat-kuat.
CLEEEPPP...
"Uuuuhhhh... Iyaaa... Terusss.... Teruuuss Sayaaang... Teruuuss..... "
"Sssshhhh.. Iya Maaa... Ooohhh... Memek Mama bener-bener sempittt..."
"Oooohhh.... Iyaa Sayangg... Sodokin kepala kontolmu Sayang... Sodokin yang kenceeeng..."
CLEEEEESSEEEEPPP... CLEEPPP
Hingga akhirnya, kepala penis Ciello berhasil masuk seluruhnya.
CLEESSEEEPPP
"Uuuuhh... Pelan-pelan Sayang... Kepala kontolmu berasa penuh banget
dibibir memek Mama..." Lenguh Citra yang berusaha menahan pinggul Ciello
supaya berdiam sebentar. "Biarin memek Mama ngebiasain diri dengan
kontolmu ya Sayang.... Kontolmu berasa ngerobek memek Mama...."
"Hehehe.. Mama lebay deeeh... Kaya nggak pernah kena kontol besar aja..."
"Iiiihhhsss... Beneran tauuukk..... Memek Mama berasa penuh banget..."
"Emang kalo dientot ama kontol Papa... Memek Mama nggak berasa seperti
ini...?" Goda Ciello yang mulai membandingkan penisnya dengan penis ayah
kandungnya sembari mencuri-curi gerakan pinggulnya. Menggoyang pelan
maju mundur dengan kecepatan super pelan.
"Oooohhh... Ya beda Sayang.... Sssshhh... Jangan digoyang dulu kontolmu Sayang.... OOoohhhh...."
"Kamu memang jagoan Ciello.... Kamu memang juara...." Ucap batin Ciello
ketika melihat wajah Citra meringis-ringis ngilu. "Jadikan Citra sebagai
LONTEmu Ciello... Jadikan dia PEREKmu..."
"Oooohhhh Mamaaaa..." Panggil Ciello yang merasa sudah begitu penasaran
dengan rasa bersetubuh yang sebenarnya. "Kontolnya....Ciello goyang
pelan yaaa...?"
"Eeehhmmmhhh..... Iya Sayaaang... Sssshhh...." Jawab Citra sambil menganggukkan kepalanya pelan
SLEEEEPPPP...
Gerak Ciell mulai menusukkan kepala penisnya lebih dalam lagi.
"Ooohhh... Memek Mama terasa hangat sekali Maa.... " Ucap Ciello yang
terlihat begitu menikmati kenikmatan pada ujung kemaluan Citra.
"Empuk... Lembut... Tapi ngejepit kuat...."
"Eeehhhmmmmhhhh.... Kamu suka Sayang....?"
"Suka banget Maaa..." Rojok Ciello terus merangsek masuk. Membenamkan batang penisnya keliang peranakan ibu kandungnya.
SLEEEEEEPPPPP...
"Ehhmmmhh.....Terus sodokin kontolmu Sayang... Masukin batang kontolmu lebih dalam lagi..."
Sejenak, Ciello teringat akan cerita-cerita porno yang menceritakan
mengenai persetubuhan pertama. Dan memang benar. Rasanya yang mereka
gambarkan itu memang begitu nikmat. Hingga ia tak merasa, jika karena
jepitan otot vagina, mampu membuat gelombang orgasmenya datang dengan
cara tak terduga.
"Jepitan memek Mama... Memang berasa jauh berbeda dengan jepitan anus
Clara.. ..." Ucap Ciello mencoba membandingkan antara kedua lubang yang
ada di tubuh ibu dan adik kandungnya.
"Jepitan lubang memek... Lebih terasa di sekujur batang kontolku...."
Pikir Ciello dalam hati, "Berbeda dengan anus yang jepitannya hanya
terasa di bibir bo'ol..." Tambah Ciello yang terus berusaha
membenamkan seluruh batang penisnya ke lubang vagina Citra.
SLEEEEPPPP.... SREEETT.... SLEEEEPPPP.... SREEETT....
Satu dorongan masuk, setengah cabutan keluar. Satu dorongan masuk,
setengah cabutan keluar. Itu saja yang dilakukan Ciello supaya batang
penisnya basah karena lendir kemaluan Citra. Karena Ciello tahu, jika
batang penisnya sudah terlumuri lendir licin vagina Citra, itu artinya
ia bisa membenamkan batang penisnya lebih dalam lagi ke liang peranakan
Citra.
SLEEEEPPPP.... SREEETT.... SLEEEEPPPP.... SREEETT.... PLEEEKKKK...
Hingga akhirnya, Ciello merasakan ujung kepala penisnya menabrak sesuatu di dalam vagina Citra.
"Eeehhhmmmhhh... Sayaaannggg...." Lenguh Citra yang segera menahan tubuh
Ciello supaya tak lagi mendorong batang penisnya maju, "Mentok...."
"Apanya yang mentok Maa...?" Tanya Ciello
"Kontolmu Sayaang.... Udah masuk begitu dalam ke rahim Mama...."
"Looooohh...? Masa sih Maa...? Padahal khan batang kontol Ciello...
Masih belum masuk semuanya nih Maa...?" Heran Ciello yang mendapati jika
batang penisnya hanya masuk tiga perempatnya saja kedalam vagina Citra.
"ASTAGAA... Ternyata kontolmu besar sekali ya Sayang...." Kaget Citra
yang juga melirik kearah batang penis putra kandungnya, "Oooohhh....
Sayaaangg.... Sepertinya... Nggak cuman diameter kontolmu yang melebihi
diameter kontol Papa... Panjang kontolmu juga Sayang.... Ssssshhh...."
"Masa sih Maaa....? " Kager Ciello mendengar pernyataan Citra, "Emang
kontol Papa kalo nyodokin memek Mama.... Bisa mentok sampe abis ya...?"
"Nggak tahu juga ya Sayang.... Tapi sepertinya sih begitu...."
"Hehehehe... Berarti.... Kontol Ciello lebih hebat daripada kontol Papa ya Maa...?"
"Eeehhhmmmmhhh...." Lenguh Citra sambil menganggukkan kepalanya.
"Kalo gitu... Ciello mulai sodok-sodok memek Mama yaaa....? Ciello udah
nggak tahan lagi....:" Tnya Ciello yang kemudian mulai menggerakkan
pinggulnya maju mundur.
CLEEEPP PLEEEKKK.... CLEEEPP PLEEEKKK....
"Oooohh.. Mamaaa... Akhirnya Ciello bisa mendapatkan tubuh semokmu
Maaa.... Akhirnya Ciello juga berhasil merasakan jepitan memek
sempitmuu.... " Erang Ciello sambil terus menggerakkan pinggulnya.
"Ssshhh.. Pelan-pelan ya Sayaaanng... Kontolmu ngebikin memek Mama makin
nyut-nyutann....." Desah Citra sambil terus-terusan membuka kedua
pahanya lebar-lebar dan mengatur posisi pantatnya. Supaya bisa lebih
menikmati sodokan penuh batang penis putra kandungnya lebih jauh lagi.
CSSLEEEPP CPLEEEKKK.... CSSLEEEPP CPLEEEKKK....
"Uuhhh... Maaaa.... Memek Mama kok bisa ngejepit kaya gini yaaa...?"
Erang Ciello terus-terusan, "Bikin Ciello jadi nggak kuat Maaa..."
"Uuuhhh... Mungkin karena kontolmu kebesaran kali Sayang...? Jadinya berasa kejepit gitu...?"
"Uuuuhhh... Memek Mama enak Maaa... Memek Mama SEREEETTT..." Lenguh
Ciello sambil teriak-teriak seiring usahanya ketika memasukkan batang
penisnya.
CSSLEEEPP CPLEEEKKK.... CSSLEEEPP CPLEEEKKK....
Semakin dalam Ciello berusaha menembusi liang peranakan ibu kandungnya,
semakin ia merasa ada sesuatu yang aneh pada persetubuhannya itu. Walau
sudah beberapa kali Ciello melakukan persetubuhan dengan anus Clara,
namun apa yang ia rasakan kali itu, sangat berbeda.
Yang jelas Ciello merasa keheranan. Entah kenapa, menyetubuhi liang
senggama ibu kandungnya terasa jauh lebih enak daripada menyetubuhi
liang anus adik kandungnya.
“Sssshhh… Memek Mamaaa…. Kenapa kalo aku ngentotin memek sempitmu ini…
Pejuh aku pengen keluar cepet ya…?” Heran Ciello. “Tapi…Kenapa ngentotin
anus Clara … Aku bisa lama…?”
Karena tak ingin cepat keluar, Ciello memperlambat sodokan batang
penisnya. Ia harus mengulur waktu guna mengatur stamina seksualnya.
Disibakkannya dress Citra yang belum sempat ia buka, dan langsung menjilat serta mencaploki dua bukit kembar milik ibunya itu.
“HAP… Sluuurrppp… Sluurrpp…” Mulut Ciello langsung memakan payudara Citra.
“Ooohhh.... Saaayaanngg… “Lenguh Citra keenakan, “Iya begitu Sayang…
Jilat tetek Mama juga Sayang… Gigit-gigit pentiln Mamaaaa…..”
Benar saja. Ketika Ciello sengaja menghentikan sodokan penisnya, dan
mengalihkan konsentrasinya kepayudara Citra, gelombang orgasmenyapun
perlahan ikut mereda. Sehingga secara tak langsung, ia bisa
memperpanjang waktu bersetubuhnya.
“Ayo sodokin lagi kontolmu Sayang…” Pinta Citra ketika tak merasakan
tusukan pinggul Ciello pada vaginanya, “Ayo Sayang… Sodokin kontolmu ke
memek Mama lagi… Memek Mama gatel banget ini…”
“Yaaahh… Sial… Cenut-cenut kontolku belum pergi jauh….” Batin Cielo yang
tak tahu harus beralasan seperti apa lagi supaya bisa mengulur waktu
senggamanya.
“Sayaaang.. Ayooo.. Sodokin kontolmu ke memek Mamaaaa….” Pinta Citra
lagi sambil menggerak-gerakkan pantat Ciello kearah selangkangannya,
“Katanya… Kamu mau ngentotin memek Mama…? Ayo Sayang… Entotin memek
Mamamu ini… “
“Jadiin memek Mama…. Sebagai memek LONTEmu…”
“Mama pengen jadi LONTE kesayangan Ciello… “
Mendengar kalimat terakhir Citra, jantung Ciello langsung meledak.
Nafasnya langsung mendengus dan otot sekujur tubuhnya menegang.
“Mama… LONTEnya Ciello…”
“Mama… PEREKnya Ciello….”
CSSLEEEPP CPLEEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
Suara paha Ciello kembali beradu dan menampari paha ibu kandungnya.
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
Dengan gerakan pinggang yang begitu cepat, dan semakin cepat lagi.
“Iyaahh.. Iyaaahh… Iyaaaahhh… Sodok Memek Mama Sayaaang… SODOOKK…”
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
“Iyaaa.. .. Bener begitu Sayaaangg.. Iyaa.. Sooodoookkk teruuuss… Entotin memek Maaaammmaa….”
“AAAHH.. KAMPREEETT… Aku pengen NGECROT lagiiii….” Erang Ciello ketika ia merasakan gelombang orgasmenya kembali datang.
"Ooohh…. Kenapa bisa seperti ini siiihhh….? Semakin disodok… Memek Mama
semakin terasa menghisap-hisap...?" Heran Ciello tak habis pikir,
"Jepitan dinding memeknya juga beda.... Seolah memek Mama... Bisa
mengurut kontol besarku..."
"Aaaahhh... SIALAAANNN...." Gerutu Ciello dalam hati, "Mama....
Sepertinya... Persetubuhan kita kali ini... Ciello belom bisa kasih Mama
enak... Niiihhh.... "
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
"Oooohhhh... Saaayaaaannnggg.... Sodokin kontolmu lebih cepet lagi
Sayang..." Pinta Citra sambil memacu pantat putranya, " Ooohhh… Ooohhh…
Sodokin kontolmu lebih dalem lagi Sayang….. Sodokin Kontol enakmu itu
dalem-daleeemmm...."
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK...
PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
"Ooohhh.. Mamaaaa... Ciello sudah nggak kuat lagi niiihhh...." Lenguh
Ciello dalam hati sambil mencoba menahan gejolak orgasmenya sekuat
mungkin ,"Ciello pengen ngecroooottt...." Tambah Ciello yang seolah
kehabisan cara.
"Ayooo Saayangg... Sodok memek Mama cepet-cepeeett... Jangan pelan-pelan
gitu aaahhh...." Pinta Citra yang terus menggoyangkan pinggulnya dengan
gerakan memutar.”Ayo Sayaaanggg… Entot memek Mama….Entot yang kenceng
Sayanggg… Eentooooottt…”
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK...
PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK.... PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
PLEK.. PLEKK... PLEEKKK....
"Ssshhh... Oooohhh Mamaaa.... Ciello udah nggak kuat Maaa... Ciello udah
pengen ngecrittt...." Erang Ciello yang bingung harus berbuat apa
karena keterbatasan stamina penisnya."AHHH... Kalo gini caranya....
CIELLO KELUAR MAAA... CIEEELLLOOOO NGEEECRIITT....AAAHHH SIIAALLL...."
CROT CROOT CROOCOOOTTT... CROT CROOTT... CROT CROOTT...
"AAAAARRRGGGHH KAMPREEEETT..." Umpat Ciello kencang, ketika merasakan
jutaan benih segarnya, tak dapat lagi ia tahan. Menyembur deras kedalam
rahim ibu kandungnya.
CROT CROOT... CROOOTTT... CROT CROOTT...
"Loohh...? Sayang...? Kamu udah keluar...?" Kaget Citra ketika merasakan
semburan sperma panas Ciello memenuhi liang peranakannya. "Cabut
Sayang.. Buruan Cabut.. " Panik Citra sambil berusaha mendorong tubuh
Ciello dari atas tubuhnya.
"Ooohh Mama... Maaa'aaafff... " Ucap Ciello dengan penis yang masih terbenam di vagina Citra.
“Cabut Sayang…. Cepetan cabut…”
"Ohhh.. Maaf Maa.. Maaff…Kenapa aku bisa keluar secepat ini...?" Heran
Ciello sambil menghentak-hentakkan pingggulnya keras-keras ke
selangkangan Citra, "Memek Mama bener-bener enak Maaa… “
“Aduuhh… Kok malah diem aja…? Ayo cabut kontolmu Sayaaangg…
Cabuuuttt…Jangan malah disodok-sodokin kedaleeeeemm memek Maamaaa.…”
Panik Citra sambil mendorong pinggul Ciello supaya terlepas dari
selangkangannya, “Kalo pejuh kamu masuk semua kerahim Mama… Mama bisa
hamil anak kamuuu Sayaaanngg…”
Tak mengindahkan kalimat panik Citra, Ciello malah ambruk kedepan.
Menindih tubuh setengah telanjang ibu kandungya yang masih tergeletak
lemas tak berdaya.
“Uuuuhh… Enak sekali Maaa…” Lenguh Ciello kecapekan. Bersandar ke tubuh
ibu kandungnya, sambil mengusel-usel manja kepalanya ke gundukan
payudara Citra, “Memek Mama enak sekali….“ Ucap Ciello lagi sambil
rebahan dan merasakan sisa-sisa semprotan spermanya memenuihi liang
peranakan ibu kandungnya.
Home
Cerita Eksibisionis
Keluarga Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Keluarga Citra : Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 35 |
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Yg ditunggu uda keluar :D
BalasHapusLanjutannyaa mana min
BalasHapusLanjutannya min
BalasHapus