Cerita Eksibisionis Tiara Lestari : Kisahku Kisah Biasa Nggak Hotzzz 1 : Tiara Part 7









Aku adalah aku..
Sex adalah hasratku..
Tapi aku bukan wanita murahan...
Aku hanya seorang wanita yang mencari kenikmatan..

Aku senang berpetualang..
Bersama mertuaku yang mirip setan..
Tapi sialnya dia memiliki pentungan..
Yang bisa membawaku kepada kenikmatan..

Hasrat ini membutuhkan penyaluran..
Untuk apa ada seribu macam pentungan..
Berbeda bentuk berbeda kenikmatan..
Sayang sekali kalau hanya mencoba satu pentungan..






Malam ini kulihat Mas Heri tampak lelah. Kupijiti punggungnya sambil bercanda gurau untuk menghilangkan kepenatannya setelah dia bekerja. Mas Heri tidur tengkurap, sedangkan aku duduk diatasnya sambil memijitinya.

“Mas, emangnya bapak harus tinggal disini ya”ujarku membuka pembicaraan

“uhh pijitanmu enak dek. Ya iyalah dek. Mau sama siapa lagi dia”tanyanya

“kan ada Mba Surti sama Mas Imam mas. Aku takut mas sama bapak”ujarku

“heh nggak boleh gitu dek. Dia itu bapakmu juga. Lagian bapak yang maunya disini. Masa Mas usir. Durhaka tahu dek. Lagian kamu takut apa sih dek?”ujarnya

“takut dimesumin mas. Bapak itu suka memperhatikan tubuhku mas. Kan udah aku ceritain kemaren mas. Bapak itu udah berani nenen sama aku loh mas. Entar kalau aku berubah jadi nakal gimana mas”ujarku

“aduh dek mas kok jadi konak ya. Ya ndak apa-apa lah. Kamu kasih aja kasian juga dia udah ditinggal ibu 15 tahun yang lalu”jawabnya

“aku ini ngomong beneran loh mas bukan bercanda. Kalau nanti bapak ngentotin aku kamu jangan marah ya mas”tanyaku

“ya jangan sampelah dek. Lagian mas yakin bapak itu penisnya udah nggak bisa berdiri, kan udah tua Dek”ujarnya

“kata siapa Mas nggak bisa berdiri. Orang adek pernah disuruh ngocok penisnya loh mas”ujarku

"Yang bener kamu dek. Ceritain dong dek. Sambil di praktekin”pintanya

“Jadi begini mas, kemaren itu bapak masuk angin. Aku disuruh mijit dia”ceritaku

“terus mas aku itu bengong, pikiranku ngelantur”ujarku sambil mempraktekannya. Lalu kuambil dan kugenggam penis suamiku yang sudah tegang. Suamiku sendiri kini dalam posisi tidur terlentang.

“Ohhh dekkk”desah suamiku

“Tanpa sadar aku mengocok penis bapak mas. Kayak gini. Dan anehnya mas aku ngocoknya itu dari pelan lalu semakin cepat”ujarku sambil mempercepat kocokan tanganku

“uhhhh Dekk. Nakal kamu”desah suamiku

“anehnya penis bapak udah basah mas. Apa itu pake ludah bapak kali ya. Jadi penisnya bapak diludahin dulu terus tangan adek tanpa sadar diarahin dan disuruh ngegenggam penis bapak mas”ujarku

“semakin lama bapak mulai keenakan dan mendesah-desah mas. Tapi anehnya aku masih melamun aja. Kocokan tangannku dalam kecepatan konstan mas kayak gini mas”ujarku

“Ohhhh Dekkk. Tangan kamu lihai juga. Bikin mas nggak kuat aja"desahnya

“sampai akhirnya aku tersadar mas saat bapak bilang. Ndukk, bapakkk sampeeeeee”crotzzz”gitu mas”ujarku

“aku juga sampeee dekkk”

“Crotzzzzzzz, Crotzzzzzz”

Sembur peju mas heri yang muncrat kemana-mana dan mengenai tanganku

“lengket mas pejunya”ujarku sambil memainkan cairan peju yang berada di tanganku

“jadi Mas nggak marah aku ngocok penis bapak. Kok aku ceritain Mas malah nafsu gitu sih”ujarku

“nggak tahu dek. Mas malah tambah nafsu kalau kamu lagi nakal atau dinakalin”ujarnya

“oh gitu mas, mas mau tahu nggak kelakuan bapak kalau mas nggak ada”ujarku

“biar mas liat sendiri. Jadi mas jangan salahin aku kalau aku jadi binal gara-gara bapak”ujarku

“Bapak mana mungkin Dek berani mesum sama kamu”ujar Mas Heri

“Mas ngumpet dilemari gih. Mas intip adek ya dari celah-celah lemarinya keliatan kok. Bapak nanti aku suruh pura-pura mijit aku. Gimana mas”tawarku

“Ih kok malah bangun sih mas penisnya, kamu ngebayangin apa mas”ujarku

“hehehe, nggak dek. ya udah cepet Dek. Mas juga perlu bukti nyata”ujarnya

“ya udah biar mas tahu kelakuan bapaknya sendiri. Kalau aku sampe di entot jangan salahin aku ya mas. Pokoknya aku serahin ke Mas, mau mas nikmatin kek, hentiin kek, atau marah sama aku. Aku akan terima mas”ujarku

“Ih Mas aneh. Kontolnya makin keras aja. Udah sana cepet ngumpet”ujarku

“Ya Dek”jawab Mas Heri yang berlari dan mengumpat di dalam lemari baju

Aku pun melangkah keluar memanggil bapak. Malam ini aku menggunakan gaun tidur berwarna pink yang menerawang kedua putingku dan cdku. Aku memang tidak mengenakan BH. Sengaja untuk menghibur Mas Heri

“Pak, pijitin Ara dong. Bapak masih tidur aja mentang-mentang abis ngentotin Fitri”ujarku membangunkan Bapak yang tertidur

“Walah, sexy banget kamu nduk. Bikin bapak konak lagi aja”ujar bapak mertuaku

“Auwwww bapak ih main remes-remes toked ku aja. Punya mas Heri ini”ujarku

“walah punya anakku ya punyaku juga lah nduk. Ya udah mau pijit disini”ujar bapak

“ndak usah pak dikamar aku aja. Lagian Mas Heri baru aja keluar katanya mau nongkrong sama temannya”ujarku

“walah cah edan, kalau bapak punya istri kayak kamu nduk. Bapak nggak akan keluar rumah. Ya udah sini biar bapak yang hibur kamu”ujarnya

Kini aku sudah berada dikarmarku dan sedang tiduran diatas kasur menerima pijatan tangan bapak. Pijatannya begitu lembut dan halus. Terasa nikmat. Tangan bapak memijat mulai dari telapak kakiku. Dibantu dengan cairan lotionku semakin mempermudah tangannya yang terasa kasar namun sungguh enak saat tangannya memijat-mijat otot-ototku. Tangannya mulai bergerak ke betisku lalu ke pahaku. Tanpa persetuanku gaun tidurkupun dilepasnya. Sehingga menyisakan Cdku saja. Oh ternyata tidak Cdkupun ikut dilepasnya.

“Jedukkkk”suara dari lemari bajuku

“apa itu nduk”tanya

“palingan tikus pak. Lanjutin lagi pak. Pijatan bapak enak”ujarku

“Mas Heri pasti lagi konak nih ngeliatin aku lagi dipijat telanjang gini sama bapak”ujarku di dalam hati

“Pijatan orang kampung itu lebih nikmat nduk. Apalagi pentungannya nduk hehe”ujarnya lagi

“Ih bapak bisa aja. Bapak seneng tuh bisa ngentotin Fitri”ujarku

“walah, Fitri itu mah biasa nduk menang tokednya saja. Tapi kalau tubuhmu ini luar biasa. Putih mengkel, halus kayak turunan darah biru kamu nduk. Bapak aja udah ngaceng dari tadi”ujarnya yang kini memijit di punggungku

Aku semakin terbuai oleh pijatan bapak. Kini tububku dibaliknya. Bapak kini memijat tanganku sambil sesekali melihat payudaraku. Hawa ac yang dingin membuatku terkantuk. Tangan bapak mulai kurang ajar, kurasakan tangan bapak mulai menggerayangi payudaku. Meremas-remasnya dan memainkan putingku. Namun dilakukan secara memijat yang justru membuatku malah mengantuk. Lama-lama akupun jadi tertidur. Namun ya itu hanya sesaat saja karena....

“Uhhhhhhh Pakkkk”

Kurasakan ada sapuan lidah pada liang senggamaku. Membuatku menjadi terangsang. Bapak ternyata sedang mengoral liang memekku. Padahal sebelum belum pernah ada termasuk Mas Heri.

“Ohhhh pakkk, bapakk apain memek Ara Uhhhh”desahku

Lidahnya merangsang klistorisku. Membuat liang memekku semakin basah saja.

“Mass,, Bapakkk nakall Masss. Ngejilatin liang memekk Ara Ohhhhhhh”desahku

“Jedukkkk”suara dari dalam lemari

Bapak sudah kelewatan. Anehnya Mas Heri juga tidak keluar dan cenderung membiarkan. Apa dia sedang konak melihatku dilecehkan bapak. Apa dia menikmatinya. Sedangkan aku, apa daya. Lidah Bapak begitu nikmat. Sapuan-sapuan lidahnya memberikan setruman birahi ke tubuhku.

“Ohhhh Masss, jari Bapak masuk ke liang memekku, tolong Masss”desahku

“Ohhhhh, Aahhhh, Uhhhhh Pakkk Araa nggakk kuattt”desahku yang kini merasakan kocokan tangan bapak di liang senggamaku

Kocokannya seperti kocokan tangan Mas Heri. Aku tak kuat lagi. Kujambak rambut bapak dan....

“Ooooohhhhhhhhhhhhh Masssssss aku sampeee”desahku

“Walahhh ndukk memek kamu udah rapet, wangi, terawat. Cairannya banyak nduk. Kamu udah sampe kan Nduk sekarang Bapak mau kethu kamu”ujarnya

“Masss, Bapak mau ngentotin Ara mas. Gimana nih Mass”ujarku sengaja berteriak

“Gayamu nduk, tadi kamu di kenthu Usman. Ndak ada tuh minta ijin suamimu”bisik Bapak

“jadi bapak tahu aku di entot Pak Usman”bisikku

“ya taulah nduk. Bapak sebenarnya marah. Tapi mau gimana lagi. Bapak kan juga ngenthu mantunya dia”bisiknya sambil membuka kedua kakiku dan mengarahkan penisnya ke kedua liang memekku

“Jangan bilang Mas Heri Pak”ujarku takut

“Tenang aja nduk asalkan....

“Tok, Tok, Tok”

“Araaaaaaa ini aku Nisaaaa tetanggamu”suara dari luar rumah

“pak stop pak ada tamu”ujarku

“Oaaasemmm. Awas kamu Nisaa udah 2 x kamu gagalin bapak ngenthu”ujar bapak sewot

Aku pun mengenakan pakaianku lagi dan menemui Nisa tetanggaku. Sedangkan bapak menggerutu dan kembali kekamarnya. Nisa ini seumuran denganku. Dia juga cantik dan hotzz namun ya itu nggak pake cabe. Cuma itu, suaminya juga rada genit sama aku.

Sesampainya aku kembali kekamar Mas Heri langsung menerkamku. Tubuhnya langsung menindihku diatas kasur. Dengan cepat Penis mas Heri langsung menyeruak masuk diliang memekku dan bergerak dengan cepatnya.

“Ohhhh masss, Aaaahhhh kamu kasarrr masss tapi enak mass”desahku merasakan hujaman kasar penis mas heri

“Ohh memekmu sempit dek. Nakal kamu Dek, Mas sampe 2x ngecrot di dalam lemari ngeliat kamu tadi”ujarnya

“Uhhhhhh Masss, mas kok diam aja sih mas tadi”teriakku

“Mas nggak tega dek ngeliat bapak tanggung”ujarnya

“tapi mas kalau tadi bapak sampe ngentotin aku gimana”ujarku

“Nggak tau lah dek. Mas rasanya nano-nano. Marah juga konak juga”ujarnya yang kini lebih cepat memompa liang memekku

“Ohhhhh,Ohhhhh,Ohhhhh lebih cepet mas”

“Plakkkkk, Plokkkk, Plakkkkkk”

“aku udah nggak kuat Dekk”

“Uhhhh dek memek kamu ngejepit banget”ujarnya

“Uhhhh adek juga mass. Semprott di dalem masss”pintaku

“nggak bolehhh Hamill dulu Dekkk”ujarnya

“Aku pengin punya anakk masss”pintaku

“sabar dek, 2 tahun aja...”ujarnya

“tapii mas aku...”

“uhhhh, kalau aku dipecat kamu nggak bisa ke salon dekk”ujarnya

“apaaaaa, ya udah diluar aja mass”ujarku

“aku sampee massss tumben kamu kuat masss. Ohhhhhhhhhh massss”desahku

“aku juga dek...”

“Ohhhhhhh”

Mas Heri dengan cepat menarik penisnya dan mengocoknya dengan tangan kearahku. Benar saja..

“Terima peju mas dekkkk”

“crottttzzz, Crotttzzzzzz”

Sembur peju Mas heri yang mengenai payudaraku, bibirku dan mukaku. Dengan iseng kujilati sedikit cairan pejunya yang tertempel di bibirku. “slurppp” terasa manis.

Permainanpun berakhir.

Bersambung..
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar