POV Nidya
"Hmm aku penasaran apa yang mereka lakukan" gumamku di kamar. Karena hp
ku ketinggalan aku jadi curiga mereka berbuat aneh dengan hp ku.
"Ah penasaran ngintip aja deh" aku memutuskan untuk mengintip dari sela
pintu yang kubuka sedikit. Kulihat mereka bergantian masuk kamar mandi
membawa hp ku. Aku bingung melihat tingkah mereka dan tak mengerti
maksudnya. Ruang kamarku jauh dari mereka jadi aku tidak bisa mendengar
suara mereka.
"Pura2 ambil minum dulu deh biar diliatin hihi" pikirku dalam hati. Aku
membenarkan pakaianku agar lebih menggoda. Aku mengganti tanktop putih
menjadi warna pink. Celana gemes ku ganti jadi hotpants jeans yang super
ketat. Parfumku sepertinya kurang. Ceprot.. Ceprot.. Ceprot aku semprot
parfum 3 kali di toketku pahaku dan leher. Aku tadi tidak pakai
lipstick sekarang aku akan coba pakai. Kupilih yang warna merah
mengkilap. Wow sangat sensual.
"Hihihi lihat saja kalian apakah akan tergoda lagi.." Pekikku dalam hati.
Setelah selesai aku membuka pintu. Ketika membuka pintu memang orang
yang ada di ruang tamu pasti tak menyadarinya. Jadi aku melewati mereka
menuju dapur. Aku pun melangkah ke dapur. Mereka kaget melihatku seperti
orang panik. Tapi masih tak berhenti menelanjangi tubuhku dengan mata
mereka.
"Eh,, tante cantik mau kemana?" Tanya 3 orang dari mereka mendekati aku
"Mau ngambil minum nih sayang hihihi" aku tersenyum manis memegang tangan salah satu dari mereka sengaja untuk menggoda.
"Ohh gitu ya tan yaudah" katanya pura-pura tak terpancing.
Aku sengaja tak sadar bahwa hp ku ketinggalan. Supaya mereka tidak
panik. Setelah selesai bicara aku ke dapur. Aku sengaja mengambil minum
dengan gaya nungging. Dari depan aku lirik mereka di belakang. Mereka
melongo semua melihat pantatku. Kaki mereka terbuka lebar dan terlihat
senjata mereka semua telah menonjol. Waktu mereka bengong aku meminum
minumanku. Aku angkat gelasnya hingga ketiakku keliatan. Ketiak yang
tanpa bulu. Mereka semakin melongo melihatnya. Mulai memegang penis
mereka masing-masing.
"Hihihi kok pada bengong sih?" Aku bertanya sambil berjalan dari dapur
ke mereka di ruang tamu. Sampai dekat mereka aku memegang dada mereka
semua. Aku dikelilingi pria yang telah berdiri semua senjatanya.
"Tante ke kamar dulu ya hati2 kalau kocok jangan sampai lecet" aku
berkata pada mereka sambil melenggak-lenggok seperti bos melambaikan
pantat semokku yang keliatan belahannya. Mereka terpana melihat aksiku
memegang dada mereka.
"Oh ya kalian liat hp tante ga?" Tanyaku kembali berjalan ke ruang tamu.
Toketku bergoyang-goyang dengan indahnya. Menampakkan belahan toket
yang putih mulus. Rambut yang bergelombang di bawah tergerai halus.
"Ehmm...mmm....mmm.. Enggak tante" jawab Andi sangat terbata-bata.
"Ohh tadi tante taruh disini" kataku menundukkan badan menunjukkan kesekalan toketku.
"Oohh tante" bisik salah satu mereka pelan kudengar.
"Yaudah tante balik ke kamar ya.. Bye sayangku hihihi" aku tertawa genit lagi sambil memegang penis Andi dari luar.
POV Orang Ketiga
"Ahh bro banjir nih" kata Andi menunjukkan celana nya yang basah
"Ke.. Kenapa bro?" Tanya mereka masih terbawa suasana.
"Muncrat semen gua bro dipegang tante Nidya dari luar" jawab Andi memegang penisnya.
"Wow dahsyat ya dipegang dia?" Tanya Adi
"Aduh luar biasa banget sampe muncrat gini bro ahh" desah Andi masih kegirangan.
Mereka sepertinya telah terbawa nafsu mereka. Tak terelakan mereka semua
memikirkan ide jorok untuk mendapatkan tubuh ibu temannya.
"Bro kalo gini caranya gua ga tahan bro. Gua pengen ngentotin tante
Nidya sampe lemes" kata Andi sambil berjalan ke kamar mandi membersihkan
semennya yang muncrat
"Iya bro gua juga" jawab teman Aryo yang lain
"Aduh gimana bro itu emak gua" Aryo masih berpikir untuk mengiyakan pikiran mereka.
"Yaudah boleh dah" jawab Aryo lagi pasrah atas dasar nafsunya yang juga telah meluap karena ibunya.
"Yeyy... Makasih bro makasih" teman Aryo kegirangan dan memeluk Aryo
"Udah ah udah. Sekarang pikirin caranya aja dulu bro" balas Aryo kepada temannya.
"Ohh iya caranya gimana?" Kata Andi
"Gimana ya? Gua juga bingung." Jawab Fajar mengusap telinganya berpikir keras
"Gua punya ide nih. Gimana kalo obat tidur?" Usul Adi pada temannya dengan muka berseri.
"Obat tidur ya di? Enggak deh, gak berasa enaknya kalo tantenya tidur" jawab Andi pada Adi
"Iya bener kita gabisa ngerasain" jawab Aryo yang juga nafsu bersama teman yang lain
"Yah gimana ya?" Kata Adi mendengar usulnya ditolak
"Oh gini aja nih... Gimana kalo kita ajak tante liburan? Kita kan pada banyak duit nih.." Usul Sony pada temannya
"Nah iya bener tuh Son. Ide lu emang brilian dah. Gimana yang lain?" Bayu pun setuju pada Sony
"Mantap son ide lu sekalian kita ajak aja supirnya si tante Nidya biar bagi bareng2 hehe" kekeh Adi yang sudah dipenuhi nafsu.
"Boleh juga bro. Kita kemana ya tapi?" Tanya Aryo
"Bali?" Jawab Sony singkat
"Nah bener banget son ide lu emang cemerlang banget dah" puji Adi
"Boleh tuh Bali" tambah Bayu
"Iya udah Bali aja sip" tambah Bayu
"Tapi kita harus tanya dulu tante Nidya nya mau ga." Kata Andi
"Iya bener sih ndi. Yo, panggil mama lu kesini dong buat diskusi." Ucap Sony pada Aryo sambil menepuk punggung Aryo
"Panggil yo gua pengen liat nyokap lu lagi seger banget ngeliatnya hehe"
Ujar Andi pada Aryo ditambah temannya yang lain. Anak yang satu ini
memang terlihat paling nafsu dengan Nidya
"Bisa aja lu semua. Tunggu sini gua panggilin jangan bengong lagi" Aryo berjalan ke kamar mama nya dan mengetuk pintu
"Ma mama bukain dong" ketuk Andi
"Sebentar yo" kata Nidya dari dalam. Ceklek bunyi pintu terdengar.
"Kenapa yo?" Kata Nidya setelah menbuka pintu. Teman Aryo melihat tante
cantik itu dari ruang tamu menahan nafsu. Nidya masih menggunakan
pakaian yang tadi.
"Ini mah. Kita mau diskusi mau liburan ke Bali sama mama" Aryo membocorkan rencana mereka
"Hah? Bali? Yess boleh boleh say ayo ayo mama harus ikut" Nidya girang
tak karuan tak memperhatikan lagi tubuhnya yang sudah terpampang indah
saat ia kegirangan.
Nidya berjalan dituntun Aryo menuju ruang tamu. Temannya melihat
kecantikan tante itu dengan tatapan iri. Tangan tante cantik yang lembut
itu membuat mereka ingin merasakannya di kemaluan mereka. Dari jauh
teman Aryo bisa melihat bahwa celana Aryo sudah menggembung. Kontolnya
sudah bangun mencium aroma Nidya.
"Halo gimana nih rencananya?" Sapa Nidya menuju sofa untuk duduk di tengah mereka.
Bak gula diantara semut. Dengan posisi duduk yang santai toketnya yang
montok terlihat jelas sangat kenyal bergoyang. Pahanya yang putih mulus
sangat dekat dengan mata mereka membuat mereka ingin menjilat pahanya.
"Hehe iya nih tante kita pengen ajak tante liburan ke Bali. Rencananya mau bawa supir boleh ga tan?" Tanya Sony
"Hmm gimana ya? Gausah deh. Kita naik pesawat aja nyewa mobil sama supir
disana tante bayarin" suaranya yang sangat lembut membuat pria nafsu.
"Ehm oh gitu ya tan oke deh tan kita berangkat minggu depan ya tan" Andi memberitahu tanggal berangkat mereka.
"Boleh minggu depan yaudah kalian cari tiket sama informasi sewa mobil supir"
Jawab Nidya sambil menyuruh mereka. Mereka masih menatapi keindahan
tubuh tante itu dengan nafsu. Rambutnya sangat indah dan wangi. Toketnya
besar ingin rasanya mereka memegang.
"Ehmm oke deh tan uh gede ya" kata Andi sudah ngawur menahan nafsu sambil memegang penis dari luar.
"Apanya yang gede hayo?" Goda Nidya memancing nafsu mereka.
"Ehh enggak kok tan" kata Bayu menghentikan alur yang menuju ke arah yang salah
"Itu kok burung kalian tegang semua?" Duar... Bagaikan bom yang
memecahkan suasana hening. Nidya bertanya sambil memegang toketny.
Mereka merespon menahan air liur mulai mengocok kontol mereka dari luar.
Mereka mendengar ini jadi salah tingkah. Karena sudah tak bisa menahan
lagi Andi kelepasan
"Ehmm... Gara2 tante nih" ucap Andi nakal. Temannya kaget dengan ucapannya. Seperti tak setuju namun senang.
"Oh.. Gara2 tante... Emang tante kenapa?" Tanya Nidya. Syurr... Bagaikan
angin segar Nidya bukannya marah tapi santai dan bertanya.
"Tante cantik banget ahh" desahan mulai terdengar dari Andi
"Kulit tante mulus banget sshh" tambah Bayu yang tak kuat sambil berdesah
"Toketnya sempurnaaa" tambah Sony lagi
Mereka semua memuji kecantikan Nidya satu persatu. Mereka menikmati pemandangan wanita cantik di depan mereka.
"Kasian ya kalian. Sini deh deket tante. Buka celana kalian kocok aja
tapi jangan sentuhan sama tante ya" lagi-lagi Nidya melakukan hal gila
yang tentunya membuat mereka sangat senang. Mereka bengong mendengarnya
tak kuat membayangkannya. Tentunya tanpa basa basi mereka membuka celana
dan mengeluarkan kontol mereka yang sudah ngaceng total.
"Ahhh tante nakal bangett sshh oohh" desah mereka mengocok kontol mereka.
"Inget ya jangan sentuh tante kalo keluar jangan dikenain ke tante."
Kata Nidya mengingatkan. Mereka tak fokus lagi dengan ucapan Nidya. Lalu
melanjutkan kocokan mereka.
"Ahhh tante boleh kami minta sesuatu ga?" Tanya Sony mengocok kontolnya
POV Nidya
"Minta apa sony?" Tanyaku pada Sony. Kontolnya yang kutebak paling
panjang di antara mereka sekitar 20cm namun diameter kecil. Dari semua
kontol mereka paling enak sepertinya kontol Bayu. Menurut perkiraanku
panjangnya 18cm tapi diameternya besar dan berurat tanpa bulu. Kalo
begini terus aku bisa ikutan nafsu nih.
"Ini tante angkat tangan dong" minta Sony
"Begini?" Tanyaku yang tak mengerti. Akhirnya aku mengerti dia ingin melihat ketiakku. Ketiak halus yang wangi tanpa bulu.
"Ahh iya bener tante terus begitu ketek tante mulus banget ssshh" kata Sony meneruskan coli nya.
"Aku juga mau minta dong" ujar Adi. Wah bisa diminta satu-satu nih
"Boleh mau gaya apa di?" Tanyaku
"Coba tante berlutut terus pegang paha sambil monyong" pintanya
"Okeeyy" aku mengikuti permintaannya. Sret... Selesai.
"Ahhh iyaa tante bener bangett sshhh isep kontol aku nih sshhh"
"Tantee kontol aku udah mau muncrat nih aahhhh" Andi berteriak nikmat memegang kemaluannya yang sudah merah dan berkedut
"Aku jugaaa nih tan ohhh enak bangett" ikut teman yang lain seperti itu
"Inget loh sayang jangan dimuncratin ke tubuh tante nanti tambah mulus
hihihi" keadaan yang panas semakin kupanaskan dengan godaanku. Mereka
semakin tidak kuat.
"Ahhh muncrat nihh sshhh" kata mereka hampir bersamaan
Crrrootttt.... crrroootttt.... Entah berapa kedutan total mereka semua.
Mereka mengeluarkan spermanya di satu tempat yang sama. Di lantai di
depan aku berlutut. Banyaknya sangat luar biasa. Mungkin gelas bisa
penuh diiisi sperma mereka. Spermanya juga sangat kental dan putih.
Sepertinya mereka sudah nafsu membuatku hamil dari kekentalan cairan
mereka.
Hari ini tubuhku kembali jadi bahan onani pria. Mungkin esok aku akan
bermain bersama teman anakku. Tapi aku tetap mencoba tidak terlihat
murahan.
Home
Cerita Eksibisionis
Nidya
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Tante Nidya Yang Mulus : Indahnya Tubuhku 13
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar