Ini tulisan kedua gue, kali
ini gue mau cerita tentang pengalaman gue
yang eksibisionis setelah kuliah di Bandung. Gue sengaja milih kuliah di
Bandung ketimbang di Surabaya karena pengen nyari suasana baru, di Bandung aku
kuliah di salah 1 PTS ngetop ternama (yang kebetulan mahasiswanya banyak yang
keturunan sama kaya gue), dan ngekost dideket kampus.
Di kampus aku milih bergaul
dengan cewek-cewek yang kehidupannya borjuis, hedonis, glamor & dari
golongan ekonomi menengah keatas, setelah berkenalan, akhirnya kita punya geng
berenam, kelima temen gue itu adalah si Maya, Devi (tapi bukan Devi temen SMA
gue), Lina, Yeni, dan si Toge Mona (toketnya emang yang paling gede diantara
kita), si Maya yang paling kaya & cantik terpilih jadi ketua gank kami, ortunya
punya cafe&nigthclub di Bandung yang sering kita jadiin tempat hangout
bareng, homebase gank kita juga di rumahnya si Maya, oya kami semua cewek
keturunan Chinese.
Di kampus, gue tetep
ngelanjutin kelakuan eksibis gue, tiap ke kampus aku selalu ga pake bra, aku
selalu milih baju yang ketat dan minim serta dipadu rok mini yang pendek banget
biar bisa pamerin cd gue hehehe...
Gara-gara kelakuan gue itu,
akhirnya tersebarlah berita-berita yang miring tentang gue, malu sih iya, tapi
gue malah makin jadi bergairah dan terangsang sama omongan2 tentang gue itu,
malah gue jadi makin nekat & berani. Dan akibatnya juga, temen-temen segank
aku jadi suka ngerjain aku, pernah suatu hari si Mona ama si Lina nginep di
kostan gue, besoknya pas gue lagi mandi (kamar mandinya ada diluar kamar jadi
kamar mandi bersama buat anak-anak kost yang tinggal di lantai 2 karena gue
tinggal di lantai 2), mereka nyuri & ngumpetin semua cd & bra gue, yah
walaupun aku ga pernah pake bra tapi panik juga kan pas tau semua cd gue ilang,
akhirnya aku kempaus tanpa pake cd, walaupun ga pake cd aku tetep pake rok mini
ogah pake celana panjang, akibatnya banyak tuh dapet tontonan gratis dari gue
:p
Suatu hari kita janjian mau
maen ke mall bareng berenam, Aku pun memilih legging abu-abu yang berbahan
spandex sangat ketat (seperti yang biasa dipakai untuk senam) dipadukan dengan
tshirt pendek yang ketat. Di cermin kulihat legging tersebut mencetak belahan
pantat dan memiawku dengan jelas, maklum aku tidak memakai celana dalam lagi.
Dan lagi, bahan legging ini cukup tipis, sehingga jika diperhatikan dengan
benar, orang lain dapat melihat tembus ke dalam legging ini. Lalu aku mencoba
berjalan di depan kaca dan aku memperhatikan pantatku bergerak naik turun
setiap aku melangkahkan kakiku, ini pasti akan menarik perhatian cowo2 pikirku.
Aku pun pergi menggunakan motor menuju mall, sepanjang jalan kulihat mata2 yang
melihatku penuh nafsu, perlahan2 cairan memiawku mulai keluar membasahi
leggingku, jika diperhatikan benar2 pasti akan terlihat rembesan air di
selangkanganku.
Setibanya di mall, banyak
orang2 yang melihatku, ada yang terangsang, atau mungkin ada juga yang
menganggapku tidak tahu malu, namun aku memasang tampang tidak tahu apa2.
Teman2ku pun bertanya2 kepadaku, berani sekali aku memakai pakaian seperti itu
ke tempat umum. Aku pun hanya beralasan bahwa aku tadi tidak sempat memilih2
baju lagi. Memakai legging yang sangat tipis di tempat umum sangatlah
merangsang, aku seperti telanjang saja karena celana yang kukenakan mengikuti
bentuk kakiku dan memperlihatkan belahan memiawku. Karena kubawa jalan2,
legging tersebut semakin mengkerut ke arah selangkanganku, membuat belahan
memiawku semakin jelas, apalagi ditambah celanaku yang basah di bagian
selangkangan, semakin membuat memiawku terlihat di hadapan orang2. Perasaan
malu sekaligus terangsang bercampur menjadi satu. Ketika pulang nonton bioskop
waktu sudah malam, mall pun sudah sepi, aku pun berpisah dengan teman2ku.
Gara-gara kejadian itu,
kelima temenku itu jadi punya rencana jahil buatku, keesokan malam harinya,
kami berkumpul di basecamp gank kami, masing-masing dari kami disuruh dandan
yang seminim mungkin, si Maya juga mewajibkan agar kami memakai Cd, aku sempet
protes karena udah biasa ga pake cd, tapi dia tetep mewajibkan kami pake cd,
saat itu kulihat mereka saling pandang & senyum-senyum kecil, aku mulai
ngerasa curiga waktu itu.
Malamnya, pas di basecamp,
semua temen-temen gue udah pada ada disana, mereka semua pake bra Cuma gue yang
putingnya nyeplak nyembul dari balik kaos putih tipis gue, kemudian si Maya
memulai rencana gilanya, kami disuruh main kartu, yang kalah harus ngelakuin
apa aja yang si pemenang minta!
Aku protes karena aku ga
bisa main kartu, tapi si Maya ngancem, kalau ga mau ikutan, aku bakalan
dikeluarin dari gank dan bakalan dijadiin musuh sama mereka. Yah akhirnya mau
ga mau akupun ikutan, peraturannya, tiap satu set yang kalah harus ngebuka satu
bajunya, dan kalau seorang kalah 4 kali berturut-turut dia harus menuruti apa
aja kemauan yang menang, dan liciknya si Devi ama si Yeni ga ikutan karena kita
main 4 satuan, yang artinya Cuma bisa diikuti 4 pemaen.
Permainan kartupun dimulai,
karena aku ga ngerti apa-apa tentang permainan kartu ini dan mungkin juga
karena lagi sial, aku kalah pas set pertama, padahal aku kepengen banget si
Mona yang kalah biar toketnya yang gede itu terekspos dinatara kami. aku
pertama harus lepas pakaian atas yang aku kenakan, terang aja aku Cuma pake
kaos tanpa bra, sekali aku lepas, buah dadaku yang indah dapat dilihat 5 cewek
disitu. gila, sensasi luar biasa yang aku dapatkan aku horni banget mereka main
kartu sambil mandangin terus buah dadaku. Ternyata aku bisa horny juga walaupun
Cuma ditonton sama temen-temen cewekku yang semuanya cantik-cantik.
Game yang kedua aku kalah
lagi,aku harus melepas rok mini yang aku kenakan, dan kini aku hanya memakai
g-string warna orange yang sangat minim, bahkan jembutku tidak bisa masuk
semuanya.Teman-temanku bersorak kegirangan. G-string yang aku kenalkan malah
dah basah banget karena aku terlalu horni banget.
Sampai game yang ke 3 aku kalah
lagi, semua bersorak. Lepas… lepas…. lepas…., aku blepas juga satu satunya
pakaian yang tersisa dan kini aku bener bener bugil total. Belum sampai di
situ, game yang ke4 ini klo aku kalah aku harus menuruti apa yang dikatakan
sama yang paling banyak menang. Game ke 4 pun aku kalah lagi, aku dah gak kuat
nahan nafsuku, Maya langsung tanggap, Maya langsung jilatin memiawku yang sudah
basah, Sooorrrr.... belum ada dua menit aku dah organsme, memiawku jebol &
banjir ,aku mengejang dengan diliati 5 temenku itu, “Gampang banget lu jebolnya
Lyn!” ejek Maya yang disusul tawa keenam temanku itu, akupun hanya diam
terduduk lemas, akupun mulai berpikir apakah si Maya ini Lesbi atau Biseks.
“Sekarang lu harus nurutin
semua perintah gue semalam suntuk ini!” ucap Maya, “Sekarang lu nari bugil!”
perintah Maya, Hukuman menari bugilpun harus aku lakukan, dengan musik agak
dangdut disko gitu, aku menari telanjang disana, sambil direkam oleh
teman-temanku. sesekali memiawku dijilati oleh Maya. Semua mata cewek disitu
tetuju pada tarianku. Selesai aku ngelakuin hukuman nari tadi, aku pikir aku
boleh pake baju lagi, ternyata tidak.
Maya lalu menyuruh aku duduk
diatas meja yang tadi kami pakai untuk bermain kartu, Maya mencium bibirku
dengan lembut. Sambil tangannya meraba-raba tubuhku. Mau tak mau aku terangsang
juga, tapi aku berusaha untuk mengendalikan diri. "Kamu cantik Lyn, aku
suka kamu.." bisiknya kepadaku.
Rupanya Maya benar-benar ada
rasa denganku. Aku kaget juga, soalnya setahuku dia juga punya pacar. Tapi
apakah dia seperti aku juga? Aku juga sering berfantasi dengannya, aku
mengagumi sekaligus ngiri dengan kecantikan si Maya, cewek bertubuh tinggi
langsing namun sintal & padat, berambut panjang lurus, dengan toket yang
walaupun berukuran sedikit lebih kecil dariku (32C), dia tetep menarik
fantasiku dan bikin aku sering berfantasi seks dengan dia, dan sekarang aku
malah sudah berhadapan dengannya.
Devi mulai merekam adegan
kami dengan sebuah handycam. Aku tersenyum ketika dia akan mencium bibirku, aku
balas ciumannya, akhirnya kita berciuman dengan agak liar, sampai akhirnya Maya
mendorongku hingga aku terlentang di meja itu. Maya menindihku, payudara kami
saling bertemu. Kemudian dia menciumku lagi, aku merasakan tubuh Maya
menggesek-gesek tubuhku, aku cukup terangsang saat ini, aku merasa Memiawku
basah, aku lebih mudah terangsang bila dengan cewek. Aku peluk tubuh Maya dan
mencoba untuk membuka resluiting rok Maya. Sedangkan Maya masih menciumiku
sambil mengelus-elus rambutku, rupanya dia sudah menantikan saat ini, ini
dilihat dari nafsunya yang sangat tinggi.
Maya kemudian melepaskan tanktopnya
dan BH-nya, sehingga jadilah kami telanjang bulat. Maya kembali menindihku
sehingga payudara kami saling bertemu lagi tanpa halangan. Karena payudara kami
sama-sama sudah tegang, maka Maya agak kesulitan untuk menciumku, tapi akhirnya
bisa juga. Maya menggesek-gesekkan Memiawnya yang masih terhalang rok jeansnya
ke Memiawku, sehingga aku merasakan kenikmatan, Maya pun merasakan hal yang
sama.Maya kemudian melepaskan rok-nya yang sudah longgar, dan melepas cdnya
yang berwarna hijau, kemudian dia memelukku lagi hingga payudara kami saling
beradu dan bergesekan, memiawku makin banjir oleh cairan yang keluar dari
dalamnya.
Aku hanya diam dan menikmati
semua yang dilakukan Maya. Maya kemudian menciumi leherku, dan payudaraku. Dia
menghisap puting susuku dengan lembut, kadang-kadang dia menggigitnya. Aku
merasakan kenikmatan yang luar biasa saat itu. Kedua payudaraku dijilatinya
secara rata dan di usapnya hingga putingku berdiri tegak.
"Ahh.. Ah.. Ahh.."
aku mendesah karena nikmat yang aku rasakan.
Maya kemudian turun lagi,
dia menciumi perutku yang rata, menjilati pusarku, dan kemudian dia menjilati Memiawku.
Maya memasukkan jarinya ke dalam Memiawku dan mencari klitorisku, setelah itu
dia menjilatinya. Aku merasakan sensasi yang luar biasa saat lidah Maya menyentuh
klitorisku, aku serasa melayang.
"Ahh.. Iya.. Disitu..
Aahh.." aku mendesah saat Maya menggigit klitorisku. Tak lama kemudian aku
orgasme, aku merasakan orgasme kali ini sungguh spesial, karena aku orgasme
karena cewek. Rasanya sungguh nikmat dibandingkan dengan cowok.
Maya kemudian bangun dan
mengambil thermometer yang diberikan oleh Mona, “Apa yang kamu lakuin May?"
protesku.
Tapi Maya hanya tersenyum
saja sembari tetap memasukkan thermometer ke dalam Memiawku.
"320 Celcius.."
gumannya saat Maya melihat penunjuk di thermometer, rupanya Maya memasukkan
thermometer ke dalam Memiawku hanya untuk mengukur suhunya, “sialan!” makiku.
“Sialan? Hehehe... Neh lo
kudu liat yang ini” ucapnya sambil tertawa sinis, kali ini Lina & Yeni
memberikan beberapa alat yang pernah aku lihat di film-film porno. Seperti
penis buatan (dildo), vibrator, masker, hingga sabuk penis. Maya memakai sabuk
penis hingga dia seperti seorang cowok berpenis besar dan panjang, namun juga
berdada besar. Setelah itu, selain Devi yang memang sudah merekam kami dari
awal, yang lainnya pun merekam kami dari berbagai sudut yang berbeda.
Maya mendekatiku yang masih
terbaring di meja, Maya kemudian memasukkan penis itu ke dalam Memiawku,
kemudian mulai menggoyangnya, aku yang baru saja orgasme, langsung timbul lagi
gairahku, segera saja aku imbangi goyangannya sehingga kami dapat menimbulkan
goyangan yang seirama. Sudah lama aku tidak merasakan seperti ini lagi semenjak
putus dengan pacarku dulu.
Aku kadang-kadang meremas-remas
payudara Maya, nampaknya Maya suka ketika aku pelintir puting susunya, Maya
semakin bersemangat menggoyangnya setiap aku sentuh payudaranya. Sesekali aku
meraba pantatnya, kemudian memasukkan jariku ke dalam anusnya, Maya sepertinya
juga merasakan hal yang sama denganku, karena aku lihat dari raut mukanya, dia
menunjukkan kenikmatan. Tak lama kemudian, karena goyangan penis yang konstan
dan terus menerus, akhirnya aku mencapai orgasme. Saat aku orgasme Maya terus
menggoyang pinggulnya, nampaknya Maya tidak tahu aku sudah orgasme.
"Aduuhh.. Ahh..
Sudahh.. Aku keluaarr.." rintihku ketika Maya masih tetap menggoyang
pinggulnya. Namun Maya bukannya berhenti malah mencabut penisnya dan kemudian
memasukkan ke dalam anusku. Sakit sekali rasanya saat itu.
"Aduuhh.. Jangaann..
Please.. Sakiitt.." aku setengah berteriak. Namun nampaknya Maya tidak
peduli, dia terus saja menggoyangnya. Beberapa saat kemudian karena anusku
tidak licin lagi, Maya kembali mencabut penisnya dan memasukkan penisnya ke
dalam Memiawku. Kontan saja aku kaget, karena selama ini aku belum pernah
merasakan hal semacam ini. Karena kalau cowok pasti nggak bakalan bisa kayak
gini. Maya terus menggoyang pinggulnya hingga aku hampir orgasme lagi. Gilee..
Akhirnya aku orgasme lagi. Maya kemudian mencabut penisnya, lalu bangun dan
melepaskan penisnya. Sementara aku masih terbaring kelelahan.
"Kamu juga harus coba Lyn.."
katanya sambil memberikan sabuk penisnya kepadaku.
Aku mengambilnya dan mencoba
memasangnya, cara memakainya rupanya seperti memakai sabuk pengaman para wall
climber. Aku tersenyum sendiri ketika sabuk penis itu sudah terpasang, rasanya
aneh, karena sekarang aku serasa punya sesuatu yang baru di tubuhku. Aku
melihat Maya sudah terlentang di tempat tidur sambil menekuk kakinya, hingga Memiawnya
terlihat.
"Masukkan sini Lyn.."
pintanya lembut.
Aku segera mendekatinya dan
mencoba memasukkan penisku ke dalam Memiawnya. Agak kikuk, karena biasanya aku
dimasuki, kini aku harus memasuki. Aku pegang penisku, dan pelan-pelan aku
tempelkan di bibir Memiaw Maya, kemudian dengan dibantu tanganku, penisku aku
dorong masuk ke dalam Memiaw Maya, lumayan sulit juga. Akhirnya dengan mata
kepalaku sendiri aku melihat penisku masuk ke dalam Memiaw Maya sedikit demi
sedikit. Aku sempat melihat Maya, dia membuka mulutnya sambil mendesah setiap
aku mendorong penisku masuk.
"Sshh.. Yaahh..
Sshh.." desahnya setengah berbisik.
Aku dorong penisku terus,
namun rupanya penis ini terlalu panjang, karena belum sampai penuh, aku
merasakan ujung penisnya sudah menyentuh rahim Maya. Kemudian pelan-pelan aku
goyangkan pinggulku, sementara Maya juga melakukan hal yang sama. Jadilah aku
seperti cowok sekarang, sementar itu Maya masih tetap mendesah dan sekali-kali
meraba-raba payudaraku dan memegangi pinggangku. Cukup lama kami bergoyang
hingga akhirnya Maya mencapai orgasme, aku sendiri tidak tahu karena aku tidak
merasakan apa-apa ketika menyetubuhi Maya tadi, namun aku tetap merasa
terangsang, karena memandang wajah Maya yang cukup cantik. Pada saat Maya
orgasme, penisku aku cabut, dan aku arahkan ke mulut Maya.
Aku duduk di payudara Maya,
sedangkan aku arahkan penisku yang masih berlumuran cairan Memiaw kami ke
mulutnya. Maya rupanya tahu dengan maksudku dan segera menghisapnya hingga
bersih. Setelah itu, aku bangun dan melepaskan sabuk penis itu. Aku mengantinya
dengan vibrator. Aku setel dengan speed yang medium, kemudian sebagian aku
masukkan di Memiawku, sementara ujung yang satunya, aku masukkan ke Memiaw Maya.
Aku berbaring di sebelah Maya sambil memeluknya, Maya pun menyambut pelukanku.
Kami saling berpelukan, berciuman, sementara kami terus mendesah karena sensasi
yang ditimbulkan vibrator di Memiaw kami. Beberapa menit kemudian kami orgasme
bersamaan, dan cairan kami berdua membasahi vibrator dan meja. Selang beberapa
saat aku bangun, kemudian mulai menjilati Memiaw Maya, Memiaw Maya cukup rapat,
dengan klitoris yang cukup besar sehingga mudah untuk kujilat dan kugigit. Maya
mengerang ketika aku gigit klitorisnya.
Kemudian kami berganti
posisi menjadi 69, Aku di atas, sedanngkan Maya di bawah. Kami saling
menjilati, menggigit klitoris, dan memasukkan jari ke dalam Memiaw. Entah
berapa lama hingga kami mencapai orgasme yang bersamaan. Setiap orgasme, kami
tukar tempat. Maya di atas, aku di bawah. Kadang aku masukkan beberapa
thermometer ke dalam anus Maya, Maya pun demikian, dia memasukkan vibrator yang
dia bawa ke dalam anusku, kami mencoba semua alat yang dibawa Maya hingga kami
kelelahan.aku mempercepat gerakan pinggangku untuk menusuk-nusuk memiawnya
Maya, "Ahh.. Yaa.. Teruuss.." Maya mengerang setengah berteriak. Dan
kembali SOOOORRRR.... Memiaw kami berdua mengeluarkan cairan cintanya.
Setelah itu akupun
melepaskan dildoku dari memiaw Maya, kemudian terlentang disebelahnya karena
kelelahan. Tapi tiba-tiba Maya bangun, dan menatap tajam kearahku “Lyn ini
belum selesai!” ucapnya, aku melongo mendengarnya karena aku udah cape banget.
Maya lalu mengangkat kedua
kakiku keatas dan menyelipkan kepalanya diantara kedua kakiku didepan memiawku,
lalu menancapkan vibrator yang berukuran besar ke memiawku, dan menyetelnya
dengan kecepatan penuh! “AHHHHHHH.....” jeritku ketika merasakan vibrator itu,
kembali memiawku mengeluarkan cairannya dan mulai muncrat-muncrat oleh getaran
vibrator berkecepatan penuh itu.
“Amp... Ampun... Please..”
rengekku, “Udah apa?” cemooh Maya sambil tertawa, “Ud... Udah... Shhhh...
Ahhhh...” aku meracau kenikmatan, “apa hah?” ejek Maya, “Ohhh... Ahhh...
Anj*ng!!!! F*ck!!!!” racauku sambil memaki ga karuan, “F*ck? Siapa yang F*ck?”
tanyanya, “F*CK ME!!! Ahhhhh....” jawabku sambil meracau, “Iya bener! Yang F*ck
itu kamu Lyn! Dasar pecun! Hahahaha” jawab Maya diiringi gelak tawa yang
lainnya.
“Auffhhhh... AHH... Gue...
Gue... Keluar!!!!” rintih gue, Maya pun melepaskan vibratornya, dan
Cooorrrrrr.... Cairan dari dalem memiawku nyemprot keatas kaya air mancur.
Untuk kesekian kalinya malam ini gue dipaksa Orgasme sama si Maya :)
“Ah... Ah... Ah..” aku
terengah-engah setelah memuncratkan cairan cintaku itu, Maya lalu menjambak
rambutku, dan menggusur-gusur tubuhku untuk mengelap meja yang basah oleh
cairan memiawku itu menggunakan rambutku yang panjang lurus dan berwarna merah
gelap itu “Lap yang bersih bersih Pecun!” perintahnya sambil berteriak, akupun
menggerakan tubuhku mengikuti kemana arah si Maya mengarahkanku. Dan akhirnya
“Punishment” buatku ini berakhir.
Sejak saat itu permainan ini
menjadi permainan wajib di Gank kami, ya walaupun ga selalu maen kartu, kadang
maen game di PS, kadang gulat, yang kalah tetep hukumannya harus jadi
“Anjingnya” yang menang... Oya kapan-kapan aku ceritain tentang game gulatnya
ya :D
0 komentar:
Posting Komentar