Cerita Eksibisionis Estia Lyn : Gue Lyn Si Cewe Eksibisionis 3 "ML Ma Cowok Pribumi"

Suatu hari, kebetulan lagi libur kuliah, gue bangun dengan malasnya, aku liat udah jam 10, yah pantesan mata gue ogah ditutup lagi juga. Gue bangun dengan keadaan masih telanjang bulat (gue suka tidur dengan telanjang bulat). Masih dengan berbugil ria, kubereskan tempat tidurku, aku nggak pernah takut bakal ada yang ngintip tubuhku karena kamarku dipojok, dan nggak bakal ada yang lewat depan kamarku kecuali mau berkunjung ke kamarku. Setelah selesai kuraih daster digantungan dan langsung kupakai. Daster yang sangat minim dan seksi, model terusan longgar hanya sampai ke pangkal paha, potongan dadanya sangat rendah hingga belahan susuku dapat terlihat jelas dan kadang seolah olah susuku terlihat menyembul seperti hendak lepas keluar. Kainnya yang tipis membuat putingku tercetak jelas karena aku ga pake bra & cd heheheh...
Gue lalu ngebuka jendela & pintu kamar gue, si Roni temen sebelah kostan gue keliatan lagi ngerokok sambil minum kopi diluar kamarnya, “Wah Ron udah asik ngopi aja” sapaku, “Eh iya Lyn” jawabnya sambil nelen ludah liat body gue yang Cuma ditutupin daster tipis tanpa daleman. Yah inilah dia sisi eksibisionisku, yang suka pamerin bagian2 terlarang tubuhku pada orang lain.
“Eh Ron, tolongin gue dong, laptop gue error nih” pinta gue, Roni adalah seniorku yang berbeda jurusan denganku, dia cowok pribumi asli Solo dari keluarga yang kaya, orang tuanya adalah juragan batik, tapi didik untuk hidup sederhana, dia juga diberi usaha oleh orang tuanya buat mengelola toko komputer sekaligus service komputer di Bandung ini, makanya aku minta tolong sama dia.
“Boleh-boleh aja Lyn, error kenapa emangnya?” sahut Roni, “Ga tau, coba aja kamu cek” jawabku, akupun langsung mempersilahkan Roni masuk, kami pun masuk kekamarku, Kemudian aku duduk di ujung kasurku yang berada dibelakang meja belajarku tempat laptop itu, dan melanjutkan nonton FTV pagi di TV yang berada disebelah meja belajarku. Aku menyadari kalau sesekali matanya melirik ke aku yang mengenakan Daster sexy itu. Aku melebarkan kakiku sehingga memiawku nampak jelas didalam dasterku, membuatku semakin nikmat ditonton oleh laki-laki pribumi itu berkulit hitam manis itu.
"Ehmm Lyn bisa nggak laptopnya diformat, soalnya harus diinstall lagi" ucapnya,  Aku tahu dari awal bahwa memang dia ingin menatap tubuh aku yang sintal bukan untuk menanyakan hal itu. "Berapa lama untuk install komputer?", "Paling lama 2 jam Lyn, kalau boleh tahu memang kenapa Lyn??" Dia mencoba untuk memperbanyak omongan karena dia masih ingin melihat selangkanganku dibalik daster sexy itu yang tak tertutup cd serta dua gunung kembarku yang pentilnya nyeplak di dasterku.
“Ehm... ga apa-apa toh ini hari libur, oya aku beli minum dulu ya” jawabku, kemudian akupun keluar membeli dua teh botol, satu untukku, satu buat Roni. Setelah itu aku ngambil kursi plastik dari luar kamarku lalu menutup pintu dan duduk disebelah Roni, si Roni makin salting hahaha...
Kemudian aku mengambil botol minuman itu yang aku taruh dideket Roni, dari ekor mataku aku dapat melihat kalo si Roni menatap toketku yang keliatan jelas dari bagian lengan dasterku yang tak berlengan dan lobangnya lebar. “Pancingan gue kena nih hehehe” bisik gue dalam hati.
Dan bener aja, si Roni tiba-tiba ngomong “Lyn, aku jadi pengen minum susu nih”, “Susu? Tapi di warung bawah kan ga ada susu Ron” sahutku yang pura-pura polos, padahal aku tahu maksudnya tak lain adalah toketku ini. "Ada kok Lyn" matanya melirik ke tetekku. “Tapi setauku di warung bawah nggak jual susu" jawabku semakin ingin tahu adakah rasa keberanian laki-laki pribumi ini terhadap seorang wanita chinese macem aku ini.
Kemudian aku melanjutkan mengikat rambut dengan kedua tanganku, "Ada kok Lyn masa Lyn nggak sadar sich kalau ada?" jawab Roni sekenanya karena aku yang selalu menantang terus. Kusudahi sandiwaraku dengan menjawab, "Iihh Roni... nakal ya! Ini kan punya Koko di Surabaya” jawabku berbohong sambil mengodanya dengan suara manja, ya aku berbohong kalau aku punya pacar di Surabaya biar teman-teman kostku ga macam-macam padaku.
"Oo punya si Koko yahh.. Kalau aku minta dikit gimana Lyn" tanyanya sambil tersenyum nakal.
"Nggak boleh, nih kalau mau keringat di ketekku yang berbulu" tangan kiriku menunjuk ketek kananku yang memang berbulu dan masih basah oleh keringat karena aku belum mandi hari itu.
"Nggak apa-apa Lyn asal ada bonusnya aja," jawabnya yang semakin bersemangat.
"Apa sih bonusnya?"
Aku mulai tersenyum binal. Aku saat itu sudah tidak ingat daratan lagi, karena selama ini aku udah lama banget ga ML dengan cowok semenjak putus dari Nicko dan kuliah di Bandung, paling Cuma lesbian aja sama si Maya. Hari ini aku ingin mencoba kemampuan seorang pribumi :p
"Susu itu tadi Lyn"
"Susu nggak boleh ron, kalau mau keringat ketek Lyn yang berbulu nih"
"Masa nggak dapet bonusnya sih Lyn?" rengeknya
"Nggak ada bonus, hihihi" jawabku sambil tertawa kecil.
Aku tahu persis ROni sedang berusaha bagaimana caranya agar mendapatkan toketku. "Iya dech asal ketekk kamu mau dielus-elus" jawabnya sambil tersenyum.
Aku bangun kemudian duduk dikasurku sambil mengangkat kedua tanganku dan menekuk meraih sandaran ranjangku. "Mau elus yang kiri, tapi jilat yang kanan" saat ini aku memang sudah terbakar untuk mereguk kenikmatan dari pribumi ini. "Yang bener nich Lyn?" Roni mulai meraba ketiakku sampai mendekati tetekku yang sebelah kanan. "Gelii Ron" aku mulai merasa geli sambil menggeliatkan badan dan kedua tanganku yang memegang sandaran ranjang mencengkram erat sekali.
"Achh nggak apa-apa kok Lyn" sambil terus mengelus-elus ketiak kanan dan mulai melebar hingga mencapai pinggiran tetekku yang kanan, akupun mulai mencium aroma bau badan cowok pribumi yang berbeda dari cowok keturunan, bau keringat badan Roni agak menyengat buatku.
"Udah Ron gelii" badanku mulai melenting-lenting kedepan sehingga kedua tetekku semakin tampak menantang yang berukuran 34C ini.
"Kan belum dijilat Lyn, masa mau udahan" tangan kiriku berusaha mendorong tangan Roni yang masih berada disekitar ketiak dan pinggiran tetekku.
"Udah deh gelii Lyn nggak tahan" tangan kananku mulai merengkuh bahu kanannya.
Kemudian Roni mengubah posisi dari jilatin ketiakku sampai pinggiran tetekku yang masih berlapiskan Daster itu dan memainkan lidahnya di pinggiran tetekku. "Roni udah dong Lyn kegelian nih"
Tangan kanannya yang sedang asyik mengelus-elus ketiak kiriku mulai ada dipinggiran tetekku yang sebelah kiri sambil meremas-remas lembut tetek kiriku. Aku tertawa menahan rasa geli yang teramat sangat sambil tangan kananku meremas-remas rambut Roni. Roni tampaknya tahu kalau aku mulai terangsang maka kedua tangannya saat ini sedang meremas-remas lembut kedua tetekku.
"Sebentar lagi enak kok Lyn"
Lidah dan bibir tidak ada henti-hentinya mempermainkan ketiak kanan plus pinggiran tetek kananku sehingga kepalanya terjepit di sela-sela ketiak kananku yang memegang bahunya sambil meremas-remas kaos yang dipakainya karena menahan geli. Saat itu aku ingin tahu kelanjutan keberanian Roni untuk menikmati tubuhku yang mulus ini dengan berusaha bangkit berdiri.
"Udah stopp!!"
Ternyata Roni menahan tubuhku untuk berdiri, kedua tangannya semakin liar meremas-remasnya dikedua tetekku yang masih terbungkus Dasterku. Kemudian mulutnya pun mulai mengarah ke tetek kananku. Tangan kiriku mendorong kepalanya dan tangan kananku menampar pipi kanannya.
Plakk!!!
"Apa yang kau lakukan hah?!!"
Aku mencoba berpura-pura, dan menunggu keberaniannya untuk menikmati wanita chinese yang selama ini tidak pernah diperlakukan atau disentuh oleh laki-laki pribumi apalagi seperti Roni yang berkulit hitam manis itu. Ternyata tindakanku tadi membuatnya semakin garang. Kedua tangannya kembali hinggap dan meremas-remas tetekku dua-duanya, terkadang memainkan puting dari luar Dasterku.
"Oohh Ronn.. Ampunn jangan terusinn aku kan belum mandi, kamu ga bau?” racauku, “Biarin aja! Aku malah terangsang dengan bau badanmu, bau amis khas cewek Cina hahaha” jawab Roni dengan kasar sambil tertawa lebar.
Tangan Roni masih memainkan kedua putingku, dan mulutnya bergerak semakin mendekat ke tetek kananku. Roni mulai membuka ikatan Dasterku yang berada dibelakang leher agar mulutnya dapat melahap bebas kedua tetekku yang tidak memakai BH. Setelah Dasterku merosot hingga ke perut mulutnya langsung mengulum habis tetek kananku yang terlihat putingnya berwarna Pink kecoklatan. “Pecun lu Lyn, kaga pernah pake BRA!” ejek Roni.
"Sshh bajingan kamu Ronn.."
Aku mulai mendesah keenakan. Lidahnya bergerak dengan lincah memainkan puting tetek kananku itu. Sedangkan tangannya yang satunya meremas-remas lembut tetekku yang sebelah kiri.
“Anj*ng ini pertama kalinya gue ngisep toket Cina! Suka banget...” racau Roni dengan omongan yang mulai kasar.
Kedua tanganku meremas-remas rambut Roni yang terasa basah karena keringatnya. Tangannya berpindah meraba dari perut sampai bagian bawah Dasterku yang sudah tersingkap kemana-mana. Roni mengelus-elus terus paha kananku bagian dalam. Sedangkan mulutnya pun tidak pernah diam untuk memainkan tetek kiriku.
"Kalau mau ngentotin Lyn, Lyn kasih waktu 10 menit Ron.. Mmhh" aku meregangkan kedua pahaku sehingga terbuka lebar.
"Nggak cukup Lyn..."
Tangannya mulai semakin keatas paha bagian dalam, hingga tangannya menyentuh memiawku yang berjembut lebat dan sudah basah. Jari tengahnya mencoba memainkan memiawku “Anj*ng baru segitu udah banjir lagi! Dasar Pecun Cina kamu Lyn!” Dia mengelus-elus jembutku dan memiawku, sekali-sekali dia menjambak jembutku untuk menambah sensasi antara rasa geli ditambah sakit yang makin membuatku kenikmatan.
Roni lalu menarik dasterku hingga terlepas, kini aku telanjang bulat, Roni menatap kawah yang sudah amat sangat basah itu dan tercium bau harum ciri khas memek. "Bentar Lyn aku mau bikin Lyn semakin horney lagi.."
"CEPETAN BAJINGAN," teriakku semakin tidak sabar.
Mulutnya mulai menciumi dari paha dan akhirnya tertuju ke terminalnya atau memekku. Lidahnya langsung menyentuh pinggiran memekku.
"Aahh," aku berteriak sambil menggeliat.
Akhirnya Roni mulai menjilat memekku dari bagian pinggir. Tanganku menarik kepalanya semakin dalam terbenam di selangkanganku. Sesekali mulutnya menyedot-nyedot bagian dalam memekku.
"Aahhnjingg enakkhh"
Aku meremas rambutnya dengan dua tanganku. Lidahnya mulai bermain di itilku yang sudah membesar itu sambil terkadang disedot-sedot.
"Bajingann.. Terussinn aahh cepett"
Badanku menggeliat-menggeliat tidak karuan ke sana kemari. Lidahnya terus bermain didalam memekku, kedua tangannya juga mengangkat kedua kakiku agar mudah lidahnya menjilati setiap bagian dari memekku. Dia trus bermain di memekku dengan rakusnya. Tangan kiriku akhirnya memegang betis kiri dan tangan kanan memegang betis kanan sehingga kedua kakiku saat itu terangkat keatas membentuk huruf V untuk memudahkannya melahap habis memekku.
"Terusshh" aku semakin bernafsu karena selama ini aku belum pernah merasakan dijilat memeknya oleh cowok pribumi yang hitam manis. Roni terus menjilat memekku yang sudah basah sekali dari bawah keatas, dari atas kebawah terus diulang-ulang. Badanku tergetar-getar dan kepalaku menggeleng terus ke kiri dan kekanan, sedangkan pinggulku berputar-putar.
"Lyn udahh nggaak tahaann oohh"
Lidahnya menerobos masuk ke dalam memekku lalu ditarik lagi, itu terus dilakukannya berulang-ulang, dengan diselingi sedotan ke memekku. Aku yang tidak kuat menahan kenikmatan ini akhirnya kedua kakiku menjepit kepalanya dan tanganku menggapai langit-langit yang tidak bisa diraih sedangkan badanku membusung kedepan. Aku lalui orgasme dengan teramat sangat indahnya yang melambungkan diriku ke impian yang selama ini tidak pernah kudapatkan. Semburan demi semburan terus keluar dengan tubuhku yang berkelojotan.
Roni tahu kalau aku sudah orgasme, sehingga Roni semakin kuat menyedot-nyedot belahan memekku.
"Aahhnjingg bangsatt oohh enakk"
Memekku basah kuyup setelah orgasme yang begitu deras. Lidahnya ternyata belumlah berhenti memainkan itilku, tangan kirinya meremes-meremes tetek kananku. Tubuhku masih tersandar ditempat tidur. Karena basahnya teramat sangat, gantian tangan dengan kedua jarinya bermain dipinggiran memekku.
Kedua pahaku masih berada di bahunya kiri dan kanan. Tangannya masih mengusap-mengusap memekku, kadang Roni memainkan itilku dengan jari-jarinya. Aku mencoba berdiri sehingga kepalanya terjepit diselangkanganku. Posisi seperti ini membuat mulutnya pas berada dibawah memekku, dan Roni memberikan sedotan yang kuat. Aku mencondongkan tubuh Sedikit kedepan karena tidak kuat menahan sedotan di memekku. Tangan kananku menekan kepalanya yang tertutup bagian bawah Daster satinku. Roni mengulangi lagi sedotan itu cuma sekarang yang jadi sasarannya adalah itilku yang kena disedot.
"Ahhnnjingg.. Enakkhh.." aku tidak kuat akhirnya menahan tubuh dengan kedua tangan diatas sandaran tempat tidur sehingga posisiku jadi menungging. Lidahnya bergoyang menikmati itilku kekanan kekiri, sedangkan tangannya mengelus-elus pahaku.
"Entotin Lyn Ronn.. Lyn udah nggak tahannhh.." setengah berteriak sambil mendesah kuat.
Tangannya mengelus puserku, mulutnya masih asik bermain dimemekku.
"Buka celananya Ronn.. Lyn mau lihat kontol.. Sshh oohh"
Aku sudah tidak sabar ingin melihat kontol yang selama ini terbayang begitu besar dan kuat.
"Ok Lyn.."
Roni sambil mempermainkan memekku, kemudian dia berdiri untuk membuka kaos, celana dan CD nya sendiri. Roni langsung mengacungkan kontolnya yang sejak tadi ngaceng keras. Aku melihat kontol yang berwarna hitam dan begitu besar dengan nafsunya karena tidak seperti kontol biasa masuk ke memiawku, memekku sudah gatel sekali rasanya ingin dientot oleh kontol itu.
Jari tengahnya berusaha masuk dan akhirnya bisa walau sedikit menembus ke memekku. Roni langsung mengobok-obok isi memekku. Serangan tiba-tiba membuatku tidak kuat dan dengan kedua tangan bertumpu di bahunya.
"Aahhnjingg sshh" aku mendesah keenakan. mulutnya langsung mengulum tetekku. Tangannya terus bermain di dalam memekku.
"Aahh" aku membekap kepalanya sehingga terbenam di tetekku.
Mulutnya terus menyedot-nyedot tetekku. Tangan kiriku menggapai kontolnya lewat belakang pantatku. Memekku yang dimainkan dengan jari-jarinya membuat memekku mulai basah kembali. Aku mencoba meremas-remas kontol yang gede dan hitam itu.
"Achh pelan-pelan dong Lyn" Roni keenakan dan semakin kuat mengobok-obok memekku sambil memainkan itilku.
"Sshh masukin Ronn.. Lyn mau kontol.. Pleasee" aku semakin tidak sabar untuk dientot sama Roni.
"Ok Lyn" Roni mulai naik sedikit agar kontolnya bisa masuk ke memekku.
"Achh" aku merasakan kepala kontolnya masuk dan ditarik kembali. Dan kontolnya dimainkan diatas memekku dulu, Roni sentuh-sentuhkan ke itilku.
"Masukin bangsatt!! Oohh" bentakku yang sudah menderita karena tak sabar lagi, memekku terasa semakin gatal dan aku menjadi wanita binal dibuatnya.
"Yupss" Roni kembali memasukan setengahnya lalu diputar-diputar kontolnya, dan ditarik sedikit lagi.
"Seret Lyn.. Memek Lyn masih sempitt achh.."
Roni mulai meracau tidak karuan. Aku tidak kuat menahan kontol yang begitu besar masuk ke memekku. Aku langsung melampiaskan dengan mengulum bibirnya dengan buas sambil meremas-remas rambutnya.
"Mmhh" aku bergumam menikmati sodokan kontolnya yang begitu nikmat. Roni langsung menekan kontolnya lagi dan bless..
"Aduhh enak banget memek Lyn achh" Roni berteriak kenikmatan karena ini yang pertama kali baginya ngentotin memek cina.
"Aahhnnjingg!! Ennakkhh!!"
Kemudian aku mengulum bibirnya dengan lembut. Roni menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Roni bergerak memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
Kemudian aku mengulum bibirnya dengan lembut. Roni menarik pelan-pelan kontolnya, lalu mendorong lagi kontolnya. Sedangkan lidahnya bermain di mulutku. Terkadang Roni bergerak memutar pantatnya agar kontolnya ikut bergoyang dimemekku. Aku mengimbangi putaran kontolnya dengan berlawanan arah.
"Ronnhh.. Sshh.." aku mendesis merasakan kontol yang begitu penuh berputar-putar di dalam memekku. Roni bergoyang kekanan dan kekiri sambil memaju mundurkan pantatnya.
"Sshh Lyn enak banget Lyn truss Lyn" erangannya karena aku menggoyangkan pinggul maju mundur kadang berputar sambil memainkan otot dimemekku.
"Sshh Ronn.. Mmhh"
"Achh Lyn truss enak Lyn"
Roni rupanya sangat ketagihan dengan permainan memek yang kulakukan terhadap kontolnya. Aku kembali mengulum bibirnya dengan lembut. Sedangkan Roni mengimbangi goyanganku sambil tangannya meremas-remas tetekku, kadang sambil memainkan putingku.
"Terusshh Ronnhh kontol kamu enakkhh sshshh"
Aku benar-benar ketagihan dibuatnya, kemudian aku sedot-sedot lidahnya. Ronipun tak ingin kalah dengan menyedot juga lidahku. Tangannya mash menempel di putingku sambil memainkan dengan jari-jarinya yang kasar. Aku bergerak naik turun semakin cepat karena memekku sudah basah sekali sehingga jalan keluar masuknya kontol menjadi lancar sekali.
"Ayo Ronn.. cepet keluarinn hhss" aku yang sudah berada diujung titik kenikmatan berteriak sambil mengangkat kedua tanganku keatas meremas-remas rambutku sendiri. Kemudian tangannya meremas-remas kuat di tetek ku karena Roni tahu kalau aku akan keluar.
"Iyahh truss Lyn enakk" sambil kadang tangan yang satunya mengelus-elus perutku yang mulus.
"Achh enak Lyn memek Lyn enak sekalii"
"Ini memekhh apa Ronnsshh.." aku bergerak naik turun dan memutar semakin gila.
"Memek yang enakk Lyn memek cinasssshhh Lyn achh"
Ronipun terbawa dengan liar menggerakkan pantatnya.
"Cephheett Ronnhh kita keluar barengghshshh"
Aku merasakan nafsu sekali dikatakan memek cina, sehingga aku sudah tidak kuat menahan detik-detik yang teramat sangat indah itu selama hidupku.
"Ok Lyn okkhhss"
Aku menekan kuat memek kebawah dan menggesekkan maju dan mundur dengan cepat. Kedua tanganku terus meremas-remas rambutku sendiri sehingga berantakan. Karena permainanku yang hot ini otot-otot seluruh tubuh Roni tampak bergerak disuatu tempat untuk melakukan finishingnya.
"Ayoo Lynn kita main yang lebih hottss"
Roni meremas tetek ku dan memainin putingku dengan kedua jarinya sambil menjepit-menjepit putingku.
"Roni bangsshhaat teerruss!!" teriakku semakin binal sambil memutar-memutar kontol Roni yang terbenam penuh di memekku.
"Accduhhss enakss Lyn" Roni mulai menyedot-nyedot putingku bergantian.
"Cepett Ronnhh semprott pejunyaa sshh!! Lynn udahh gaa tahhaann!!" teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku.
"Tahan bentar Lyn" suaranya kacau akibat bibirku itu mendekati bibirnya.
Setelah deket langsung Roni langsung menyantap bibir sexy yang kumiliki. Tak lepas pantat dimaju-mundurkan kadang bergoyang yang semakin cepat gerakannya. Aku melawan terus dengan memainkan otot memekku sekuat tenaga agar Roni orgasme. Tubuhku terus menggeliat karena nikmat yang tiada tara ini.
"Lyn truss achhss ayo Lyn kita keluarinn Lyn dah mo muncrat lomm Lyn achh" teriaknya yang udah mulai kewalahan tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk orgasme.
 "Aahhnnjinngg" aku bergoyang dengan amat sangat liar dan akhirnya tubuhku mulai menggelepar-gelepar.
"Ayo Ron Lyn mau keluarr"
"Ayokk Lyn keluarin didalemm yah Lyn achss"
"Aasshh Anjingsssshhh Jangan! Gua bisa bunting tololllll!!!"
Akhirnya titik puncak itu dapat kuraih dengan begitu indahnya selama hidup ini. Tubuhku mengejat-mengejat Sambil memeluk Roni erat sekali. Anganku melayang jauh merasakan gelombang orgasme yang sedemikian hebat yang belum pernah kurasakan sebelumnya dengan kontol ini.
"Achhzz" Roni menarik sedikit kontolnya dari bagian memekku yang terdalam yang mengarah kedalam rahim, lalu dia menyemprot begitu kuat dan derasnya didalam lapisan memekku yang luar agar aku tak hamil. Crot berulang-ulang.
"Aahhmmhh" aku kembali bergumam di alam mimpi yang indah ini. Peju Roni meluber keluar dari lubang memekku saking banyakknya.
Bibirnya mengecup bibirku yang ranum dan aku langsung mengulum bibirnya dengan liar sambil memeluknya yang tercium bau aroma khas itu. Tangannya mengelus tetekku lembut.
"Memek Lyn enak sekali yahh gilee bener Lyn uueennaakk Lyn" bisiknya perlahan dengan napas yang masih terengah-engah.
"Ron, Lyn puas sekali hari ini" aku tersenyum dan berbisik ditelinganya sambil tetap memeluk tubuhnya kemudian mengecup bibirnya dengan lembut dan perlahan.
"Baru kali ini Roni ngentot sama cewek yang hebat, cina lagi.. Lyn benar-benar hot sekali" jawabnya puas. Tangan kananku memegang pipinya, “Muka kamu aja yang lembut, polos, innoccent gitu, padahal kamu liar, kasar dan hyperseks! Parah! Bener-bener Pecun Cina!” ejek Rony dengan ucapan yang kasar tapi aku suka karena membuatku makin panas bergairah, “Yee... Tapi kamu suka kan? Selama ini kamu Cuma pura-pura alim tapi suka curi-curi pandang sama Lyn! Weekkk! Dasar cowok munafik!” Balasku, kami berduapun tertawa.
“Udah dulu ya Ron, aku cape banget nih” ucapku, “Hmmhhh dasar pecun cina payah! Segitu aja udah kecapean!” ejek Roni, “Ih jahat!” rengekku dengan manja, Roni lalu melepaskan kontolnya dari memekku, “Udah gih mandi dulu sana! Kamu bau!” ucap Roni.
Dengan lemas dan memaksakan diri, akupun duduk, “Lyn...”, “Apa?” tanyaku, “Daripada kita cuman jadi temen ML, gimana kalo kita jadian aja sekalian?”, aku berpikir sejenak menimbang-nimbang “Jadian? Hmm... gimana yah? Aku kan udah punya cowok di Surabaya” jawabku, “Udah deh jangan bohong! Jangan cari alesan! Mau jadian atau Cuma temen ML aja?” tanyanya, akupun berpikir lagi, kayanya asyik juga punya cowo pribumi kaya si Roni, akhirnya kita jadian dan memulai hubungan inter faith & inter race yang liar.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar