Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 25 | Suara Gaduh Tetangga

JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK....
Di sunyinya suasana malam, terdengar suara tumbukan sebuah benda yang beradu dengan kerasnya dinding. Berulang-ulang. Dalam ritme konstan, yang tak diketahui, kapan akan berhentinya.

JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK....
Pelan tapi pasti, ritme tumbukan itu semakin lama semakin cepat. Disertai oleh sayup-sayup suara desahan dan lenguhan yang mengiringi ramainya tumbukan benda keras itu.
"Ahhh... Terus Mas... Terus...." Desah wanita yang terdengar lirih dari balik tembok, mengaduh keenakan sambil terus melenguh nikmat. "Oooohhh... Sodok tempikku Mas... Sodok yang kenceng Sayang... Yang kenceng....."
"Iyaa Iyaaa.... Pasti bakal aku sodok tempik sempitmu ini cantik... Oooohhh... Pegangan yang kuat Sayang.... Aku bakal buat kamu enaaak...." Balas sang lelaki itu mengiyakan.

JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK....
"Terima tusukan kontolku cantik.... Terima iniihh... Hhhh... Hhhh... Hhhh..." Lenguh si lelaki lantang.
"Ohhhhhh.... Iyaaaaaahhhh gitu Maasssss..... Iiiiiyyyyyaaaaaaaaaaaaahhhh....." Desah si wanita.

***

Tak jauh dari lokasi kedua pasangan itu berada, terlihat sesosok wanita hamil yang sepertinya terganggu dengan suara-suara 'nikmat' dari rumah sebelah. Berulangkali bergerak diatas tempat tidurnya. Kekiri dan kekanan, sambil menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

Memang karena rumah kedua keluarga itu hanya terbuat dari dinding satu bata dan saling menempel satu dengan lainnya, setiap suara yang ada, dapat terdengar jelas oleh siapa saja. Bisikan, obrolan hingga desahan, mampu menembus dinding dan terdengar jelas ke rumah sebelahnya.

"Sialan... Mereka ngentot nggak kenal waktu... " Gerutu Citra sambil melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam

JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK....

"Aaah... Siiiaaaalllll..... Nggak ada malu-malunya ya mereka.... Ngentot berisik kaya gitu.... " Omel Citra sambil berusaha menutup kedua telinga dengan bantal empuknya. Namun, sekuat apapun Citra berusaha menempelkan bantal itu ketelinganya, tetap saja, suara tumbukan itu masih terdengar lantang.

JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK.... JDUK JDUK JDUK....

"Pasangan SIALAN.... Nggak ngerti apa aku sedang jauh dari suami.... Pake acara maen brutal seperti itu... " Omel Citra lagi. Ia lalu melempar bantalnya dan bangkit dari tidurnya. Dengan perasaan emosi, Citra lalu duduk di tepi kasur.

"Seto KAMPRET... Pasti sekarang dia sedang ngentotin memek Annisa didapur lagi nih.... Dan Anissa... Pasti dia juga nungging... Berpegangan meja makan dan membiarkan tempik ndowernya disodok kontol besar suaminya.... Huuuuhhhh.... Dasar lonte kegatelan..." Iri Citra yang kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah keluar kamar dan berjalan kearah ruang tengah "Mereka tuh selalu saja ya.... Ngentot nggak pake malu..... Teriak-teriak seenaknya..... Hhhhh..... Siaaalll..... Suara ngentot seperti itu khan bikin orang yang denger jadi pengen.... Aaahh..... KAAMMPPREET..."

Seperti biasa, ketika Citra merasa terganggu dengan suara persetubuhan tetangganya, ia akan sengaja menyetel televisi dengan suara super kencang. Tujuannya, supaya Seto dan Anissa mampu mendengar gangguan Citra. Dan ujung-ujungnya, mereka mengurangi kegaduhan persetubuhan mereka.

JDUK JDUK JDUK........ JDUK JDUK JDUK JDUK.......... JDUK........ JDUK JDUK................ JDUK........ .......... JDUK.................. JDUK.............................................. ..

Hingga akhirnya.

Sunyi.

"Hhhhhhhhhh..... Akhirnya..... Mereka berhenti juga.... " Desah Citra begitu mendengar suara benturan di tembok dapurnya mereda, ia mulai mengecilkan suara televisinya. "Emang nggak bisa ya.... Ngentot secara wajar.... Tenang.... Nggak berisik dan ngeganggu tetangga sekitarnya....." Tambah Citra lagi sambil kemudian mematikan televisinya dan kembali masuk ke kamar tidurnya.

Namun, ketika ia hendak naik ke tempat tidur untuk merebahkan diri, keheningan itu tak berlangsung lama. Karena beberapa saat kemudian, Citra mendengar tetangganya itu mulai gaduh kembali.

JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK......

"Aaaaaaahhhhh........ SIAAAALLL..... Ini nggak bisa dibiarkan..." Kesal Citra emosi.

"Ooooohhh... Iyaaahhh.... Enak banget kontolmu Mas.... Iyaaahhh.... Terusin Sayang... Terusin...."
Erang Annisa yang begitu jelas terdengar hingga kedalam kamar Citra. "Sodok yang kenceng Mas... Sodoook tempikku kenceng-kenceeeeng.... Oooohhhhhh.....Ooooohhhhh..........Enaknyaaaa..... ....."

JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK......

"DASAR LONTE LAKNAT....." Rutuk Citra emosi sambil kembali berjalan keluar dari kamar tidurnya. Melangkahkan kakinya kearah dapur dan menuju kesumber suara gaduh tersebut. Kemudian dengan perasaan emosi yang memuncak, Citra menggedor dinding dapur rumahnya dengan tangan mengepal.

DUK DUK DUK DUK DUK....
"Anissa.... Sudah malam Nisss...." Teriak Citra emosi, "Mbak mau istirahaaat....!"

"Eeeeeh... Iyaaahh... Mbaaakkk....." Jawab Anissa pelan dari balik tembok, "Mas.... Mas.... Pelanin nyodoknya.... Mbak Citra marah tuh...."

JDUK JDUK JDUK........ JDUK JDUK JDUK JDUK.......... JDUK........ JDUK JDUK................ JDUK........ .......... JDUK.................. JDUK.............................................. ..

Hingga akhirnya, ritme benturan meja makan Anissa memelan, memelan, hingga akhirnya kembali diam.

"Hhhhhh.... Sampe kapan aku harus seperti ini....?" Desah Citra yang kemudian menyeret kursi makan, dan menghempaskan pantat semoknya. "Mas Marwan.... Kapan ya kamu bakal pulang Mas...? "

"Mas Marwan..... Cepet pulang ya Maass... " Mendadak, Citra merasakan sebuah perasaan rindu yang amat sangat kepada suaminya. Sambil mengelus perutnya yang semakin besar ia menatap pantulan dirinya dari kaca lemari makan. ".......Aku..... Kangen...... Kamu Mas..... Aku bener-bener kangen kamu Mas Marwan...." Tambah Citra sambil menatap kosong kearah perutnya yang terlihat semakin membulat.

"Mas Marwan.... Cepet pulang ya Mas...." Ulang Citra lagi, "Sebentar lagi aku lahiran loh Mas.... Jadi aku harap... Mas Marwan bisa nemenin aku disini.... Aku kangen kamu Mas...."

JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK......

Ketika Citra sedang berharap-harap akan kepulangan suaminya, kembali terdengar benturan benda keras di dinding rumahnya. Akan tetapi, suara benturan itu tidak berasal dari dinding dapur tempatnya meratap. Melainkan dari dinding ruang tengah. Tempat Citra tadi menyetel televisinya.

JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK......
Semakin lama, suara gaduh itu semakin terdengar jelas di telinga. Bahkan saking jelasnya, suara hentakan kedua pinggang mereka pun sampa terdengar lantang memenuhi ruangan.

"Oooohhh...Sayang pelan-pelan nyodoknyaaaa....." Lenguh Anissa keenakan, "Nanti Mbak Citra denger looohh....."
"Ya kalo desahanmu kaya gitu... Siapa aja juga pasti denger Sayang..." Balas Seto
"Oooohhh..... Pelan-pelaaann...."
"Ooohhh.. Niiissss... Enak bener tempikmu Niiissss...." Alih-alih memelankan hentakan pinggulnya, Seto malah mempercepat sodokannya penisnya.

PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK....

" Ahhh... Ahhh... Ahhh... Sayang.... Pelan-pelaann Sayaaangg... Jangan berisik... Nanti Mbak Citra beneran denger looohh..." Erang Aniissa lirih.
"Hehehe... Biarin.... Biar dia pengen....."
"Iiihhhsss... Kalo Mbak Citra beneran pengen gimana...? Ahhh...Ahhh... "

Mendengar percakapa mereka, Citra merasa jika Seto dan Anissa seolah sengaja menghina tegurannya barusan. Mereka malah sepertinya ingin memulai perselisihan dengan cara bersetubuh ketempat yang lebih dekat dengan kamar tidur Citra. Supaya lebih terdengar oleh Citra.

"Ya ajak aja.... Kita bisa maen bertiga.... Seru tuh... Sepertinya kita harus nyobain deh Sayang..." Ucap Seto santai.
"Uuuuuhhh..... Itumah emang kepengenan kamu aja Mass.... Aaaahhh... Sodok yang kenceng Mas... "
"Hehehe.... Emang kamu nggak pengen maen threesome Sayang...?"
"Ssshhh... Nggak aahhh.... Aku nggak mau kontol besarmu ini dipake wanita lain dulu...."
"Hehehehe.... Ayolah Sayang... Sedikiiiiittt aja... Yaaaaaaaaaa....?"
"Enggaak.... udah ah... Jangan ngomongin Mbak Citra mulu... Ntar dia malah beneran pengen... Ayo terus sodok tempikku Mas... Kontol besarmu ini emang harus muasin aku... Aaaahhh... Aaaahhh...."
"Bilangnya nggak mau kedengeran malah dikenceng-kencengin.... Ntar malah Mbak Citranya pengen gabung looohh...."
"Hihihihi.... Maaf.... Keceplosan Masku Sayaang.... Ahhh...Ahhh... Ahhh...Ahhh... " Lenguh Anissa ditengah-tengah percintaannya.
"Hahaha... Dasar wanita murahan....." Tawa Seto yang kemudian semakin mempercepat genjotannya.

JDUK....... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK......

"ASSHHH... NGENTOT.... Aku tak percaya ini..... Bukannya berhenti... Mereka malah ngomongin aku.... Kaaampreeettt.... Mereka berdua bener-bener sudah keterlaluan...." Dengus Citra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ".... Aku harus tak boleh tinggal diam.... Dikiranya.... Aku tak bisa ngebales kali yaa....?"

"Jangan Salah yaa... Aku BISA membalas mereka kok.... HARUS....!"

Dalam pikiran Citra, ia harus membalas perlakuan iseng tetangganya. Ia tak mau berdiam diri ketika mendapatkan gangguan pada malam dingin yang tenang ini.

"Enak aja mereka ngehinaku.... Kalo mereka mendesah... Aku juga bisa..... Mereka berisik.... Aku juga bisa..." Ucap Citra dalam hati, "Kalo mau ngentot brutal.... Aku juga bisa kok.... Malahan.... Aku bisa lebih brutal lagi dari mereka.... Hhhh.... Sekali-sekali.... Mereka harus diberi pelajaran....."

Pelajaran yang dimaksud Citra adalah, memberikan kehebohan persetubuhan yang lebih dahsyat dari yang Seto dan Anissa lakukan. Dengan dentuman perabot kearah rumah Seto, dengan raungan teriakan kearah rumah Anissa, dengan suara-suara desahan yang lebih menggoda kearah rumah mereka berdua.

"Eh tapi, mereka khan ngentotnya dengan pasangannya masing-masing...."Pikir Citra yang mendadak gamang, "Emang... Ngentot dengan pasangan itu sebuah kesalahan ya....?"
"Nggg.... Nggak juga sih... Mereka nggak salah... Mereka ngentot ama siapa juga ituh hak-hak mereka juga...."

"Tapi khan.... Cara mereka ngentot berisik seperti itu nggak bener juga..... Mengganggu ketenangan tetangga.... Dan itu harus diberi pelajaran....." Pikir Citra berusaha membela diri.
"Tapi... Aku ngebalesnya dengan siapa...?"

Sejenak, Citra berpikir keras. Ia berusaha mencari jalan cara supaya Seto dan Anissa tahu jika Citra pun dapat membalas perlakuan iseng mereka.

"Didalam kamar Muklis ada Mas Jupri.... Kalo aku minta Muklis ngentotin aku.... Mas Jupri bisa tahu hubungan gelapku dengan adik iparku...."

JDUK....... JDUK JDUK......... PLAK PLAK PLAK..... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK....... PLAK PLAK PLAK..... JDUK JDUK......... PLAK PLAK PLAK..... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.....

"Ooooohhhhh Maassss... Terus Maassss... Sodoook terusss...." Rintih Anissa makin kencang seiring datangnya gelombang orgasmenya. "Aku mau cepet dapet lagi Sayang..."
"Sssshhh.... Tahan Nisss....Kita keluar bareeeng yaaaa...." Sahut Seto.
"Oooohhh... Cepetin Sayang.... Ehhmmmhh... Enak banget sodokan kontolmu.... Ooohhhhssss .... Ayooo Sayang yaahh... Tempik aku berasa penuh banget ini... "
"Aku keluar ya Nissss... Aku keluaaar Sayaaang.... Oooohhhh... Ngeentottttt... Ooohhh.... Anissaaaaa.... Tempikmu enaaak baaangeeeeettttt....
"Sssshhh... Ohh.. Iyaahh...Iyaaahhh... Semprot tempikku Maass.... Ayo semprot yang banyaakkk..... Ooohhh.. Aku juga keluar laaagiiiii.... Aaahhhh... Aaahhhh...Ooooooohhhhh.... " Erang Anissa lantang.

JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUUUKK..................... JDUUKK............................................ ..................... JDUK........ ............. Lalu hening.......

"Sebentar.... Mereka udah kelar.... Enak banget tuh sepertinya..... Tapi aaaaaah... Masa Bodoh..... Sudah cukup.... Cukup.... Mereka harus diberi pelajaran..... Ngentot tuh harus tahu waktu.... Tahu etika... Nggak boleh sampe berisik dan ngeganggu ketenangan orang....." Erang Citra sambil mengetuk pintu kamar Muklis. "Biar aku suruh aja Mas Jupri buat negur mereka berdua.... Nyebelin... Nyebelin... Nyebelin...

TOK TOK TOK....
"Klis....?"

TOK TOK TOK....
"Muklis...?"

TOK TOK TOK.... TOK TOK TOK....
"Kliss..... Buka pintunya Klisss... MUKLIIISSSS...?"

CKLEK...
Pintu kamar Muklis terbuka.
"A... Ada apa ya Mbak...? " Tanya Muklis dengan wajah sayu. Rupanya tadi ia sudah tertidur..

Tak menjawab pertanyaan Muklis, Citra malah melongok kearah kamar.
"Mas Jupri mana Klis...?"
"Nggg... Hoaaaahhhmmm.....Mas Jupri....? Nggak tahu Mbak... Tadi sore sih dia pamit keluar... Mungkin dia bosen kali Mbak dirumah mulu... Emang kenapa Mbak...? Hooooaaaahhhhmmmm....."

"Mbak mau minta tolong Mas Jupri buat....."

"Aaawwww... Masku Saaayaaang... Pelan-pelan atuh nyodoknya.... Tempikku masih ngilu nih...." Jerit Anissa memecah keheningan, "Liat nih.... Pejuhmu sampe keluar lagi.... Aaaaawww.... Udah-udah Mas... Jangan di tempik dulu.... Kamu entotin bo'ol aku aja lagi ya...."
"Hehehe... Ketagihan ya....?"
"Hihihi... Habis.... Kontolmu... Enak sih.... Hihihihi...."
"Yaudah... Nungging gih....."

PLAK PLAK PLAK
"Aaawww... Sakit Maaasss...."
"Hehehe.... Lonte mah emang harus digamparin...."
PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK........... JDUK JDUK JDUK...... JDUK....... PLAK PLAK PLAK.... JDUK....... JDUK JDUK JDUK....... JDUK JDUK........... JDUK JDUK........... JDUK JDUK

Belum juga Citra menyelesaikan kalimatnya, lagi-lagi terdengar suara benturan dan desahan dari rumah sebelah.
"Astagaaaa..... Mereka sudah mulai lagi......?" Heran Citra melirik kearah jam dinding, "Belum juga lewat semenit mereka baru ngecrot.... Udah ngentot laagggiiiii....?"

"Mbak...? " Tanya Muklis heran.
"Ehhh....?" Kaget Citra
"Ada apa Mbak....?" Tanya Muklis lagi, "
"Hhhhhhh.... Kamu denger nggak Klis...?" Hela Citra menghembuskan nafas jengkelnya.
"Ngggg... Denger....? Denger suara Mbak Anissa...? Itu maksud Mbak...?"
"Iya.... " Jawab Citra singkat sambil mengamati tubuh saudara iparnya yang masih mengantuk, "Mas Jupri kira-kira pulang jam berapa ya Klis...?"
"Nggg... Nggak tahu juga ya Mbak.... " Jawab Muklis sambil melirik kearah jam dinding, "Biasanya sih Mas Jupri jam segini udah tidur Mbak.... Tapi nggak tahu nih.... Kok dia jam segini belum juga pulang..."
"Hmmm.... Gitu ya....? Baguslah kalo gitu... " Ucap Citra sambil terus memperhatikan kearah adik iparnya dengan senyuman aneh.

"Aku bingung Mbak.... Bagus kenapa ya Mbak...?" Heran Muklis
"Mumpung Mas Jupri masih nggak ada disini....Kamu bantuin Mbak sekarang ya Klis...?" Pinta Citra tanpa basa basi, menarik tubuh Muklis keluar dari kamarnya dan membawa kearah ruang tengah.

"Haaahhh...? Ban... Bantuin gimana Mbak....?"
"Bantu Mbak buat ngebales perbuatan Anissa Klis.... Kamu harus ngentotin Mbak.... Kita bikin kegaduhan yang jauh lebih berisik dari mereka....."
"Loohh...? Loohh....? Nge... Ngentotin Mbak Cit... Citra...?" Kaget Muklis tak percaya.
"Iya... Klis.... Kita bales mereka.... Yuk Klis... Mbak udah horny banget nih Klis...."
"Eeh... Anu Mbak... Ntar kalo Mas Jupri pulang gimana...? Ntar... "
"Ssstttt.... Aaaah... Nggak apa-apa Klis.... Dia pasti pulangnya masih lama..." Potong Citra, yang dengan cepat jongkok didepan tubuh Muklis. Menurunkan kolor Muklis dan seketika membuat adik iparnya setengah telanjang.

"Eeh Mbak... Jangan Mbak..." Bingung Muklis melihat tingkah kakak iparnya.
"Ssssttt...Nikmatin aja Klis.... NYLAP...." Jawab Citra tanpa basa-basi, mengelamut penis Muklis yang masih terkulai lemas dengan gemasnya, "Mba hudah nghak hahan hagi Klisss.... Nylap... Nylap.. Sluurrpp...."
"Tapi Mbak.... Mas Jupri bisa aja setiap saat pulang...."
"Sluuurrppp... Cup aaahhh.... " Ucap Citra melepas batang penis Muklis dan menyucup ujung lubangnya, "Sebentar aja Kok Klis... Yaaaa....? Sluuurrppp... Nylap... Nylaaapp...." Kecap Citra menikmati penis Muklis yang mulai mengeras.

"Tapi Mbaaak.... Oooohhh... Sssshhh... Mbaaak... Seponganmu emang luar biasa... Sssshhh....." Desah Muklis yang mulai kelojotan mendapat hisapan bibir lembut kakak iparnya.
"Hihihiiihiiii.... Enak khan Klisss....?"
"Eeh... Tapi.... Jangan ya Mbak... Aku takut Mas Jupri pulang Mbak...." Tolak Muklis yang tiba-tiba mejauhkan batang penisnya yang semakin mengeras dari mulut Citra, "Aku nggak mau ambil resiko kita ketahuan sedang selingkuh Mbak...."
"Sssssttt.... Ayolah Klis... Mbak udah nggak kuat lagi ini.... Sluuurrpp.... Sluurrpp.... " Rengek Citra yang tak mau mengalah, menahan tarikan penis Muklis supaya tak semakin menjauh dengan mulutnya, "Sluuurrrrppppp... Cuuuupppp... Sluuuurrrppp.... "
"Oooohhh... Ooooooooohh.... Mbaak... Citraaa....." Lenguh Muklis bimbang. Antara menolak permintaan Citra, atau ikut menikmati keinginan kakak iparnya itu.

"Sluuurrrrppppp... Cuuuupppp... Sluuuurrrppp.... " Namun, karena nikmatnya hisapan mulut Citra, perlahan-lahan membuat penolakan Muklis menipis, hingga akhirnya, adik ipar Citra itupun mengalah.
"Oooohhhh... Mbaaaak.... Jangannnnn....." Tolak Muklis yang terdengar basa-basi.

"Hihihihi... Kamu mungkin nggak mau Klis... Tapi... Kontolmu berkata lain...." ucap Citra enteng sambil mengarahkan Muklis supaya duduk di sofa ruang tengah yang terdapat tepat diseberang Seto dan Anissa berada.
"Sssshhh.... Mbaaakk...." Lenguh Muklis yang akhirnya menuruti permintaan Citra.

"Kontolmu memang nggak pernah ngecewain Mbak klis... " Ucap Citra yang kemudian berdiri dan melepas celana dalamnya. Lalu, tanpa ragu, istri Marwan itu merayap kepangkuan Muklis dan menurunkan pantatnya pelan.

"Malam ini... Kamu entotin Mbak keras-keras ya Klis... Mbak udah nggak kuat lagi... " Ucap kakak ipar Muklis itu sambil meraih batang penisnya dan mengarahkan ke arah lubang peranakannya yang sudah membanjir basah.

"Ja... Jangan Mbak... Bentar lagi Mas Jupri pul......."

CLEEEEPPPP

"Oooohhh... Mbaaakk...." Desah Muklis yang merasa keenakan karena jepitan vagina sempit Citra, "Memekmu anget banget Mbak...."
"Sssssshhhh..... Klisss.... Kontolmu...... Berasa penuh sekali...." Desah Citra sambil memejamkan mata. Berusaha menikmati setiap centi penis adik iparnya ketika menggaruk dan menyeruak masuk kedalam vaginanya.
"Pelan-pelan Mbak.... Memek Mbak masih terasa sempit sekali inihh...." Ucap Muklis yang secara reflek, ikut membantu Citra dalam membenamkan batang penisnya yang berukuran jumbo itu.
"Ssshhh..... Iya Klis....."
"Padahal memek Mbak udah sering aku entotin ya Mbak.... Tapi kok rasanya... Memek Mbak masih ngejepit gini sih....?"
"Mmmmppppfff.... Itu karena... Ssshhh... Karena memek Mbak udah jarang banget kamu sodok Klisss....." Erang Citra yang terus memaksa vaginanya menelan batang penis adik iparnya dalam-dalam.

Tanpa memberikan pelicin sama sekali pada penis Muklis, Citra berusaha secepetnya untuk dapat memasukkan seluruh batang kelamin Muklis kedalam vaginanya. Berulang kali, wanita hamil itu menaik-turunkan pinggulnya guna membasahi batang penis Muklis dengan lendir vaginanya. Naik-turun. Naik-turun. Naik-turun tanpa henti guna menekan lubang selangkangannya serendah mungkin, hingga akhirnya....

PLEK
Suara tumbukan penis kebanggaan Muklis ketika terbenam seluruhnya kedalam liang senggama istri kakak kandungnya.

"Mba....aaakk... Ooooohh... Citraaa.... " Balas Muklis sambil buru-buru mendekap tubuh hamil kakak iparnya dan membenamkan wajahnya kegundukan payudara besar Citra.
"Mmmhhhh.... Enak Klis....?"
"Ssshh... Banget Mbak... "
"Kamu mau khan Klis... Nyetubuhin tubuh hamil Mbak...?"
"Nggg... Mau Mbak...."
"Kamu mau khan Klis.... Ngentotin tubuh istri Masmu ini Klis....?"
"Hhhhoooohhh.... Iya Mbak... Mau banget....."

Dengan perlahan, Citra mulai menggoyang pinggulnya maju mundur. Mengulek penis besar Muklis yang tertancap erat di dalam vaginanya.
"Ooohhhh.... Mbbaaaakkk...."
"Enak Klis...?"
"Enak banget Mbakku..."

"Hihihihi.... Wong enak gini kok kamu pura-pura nolak Klis...." Seru Citra sembari mempercepat goyangan pinggulnya.
"Bukannya pura-pura Mbak... Oooohhh.... Aku takut Mas Jupri balik aja.... Ssshhh.... Enak banget memekmu Mbaaakkk...." Lenguh Muklis sambil mulai meremasi payudara besar Citra.
"Hihihihi.... Enak apa takut Klis...?" Goda Citra yang mengalungkan tangannya keleher adik iparnya.
"Beneran Mbak.... Aku takut Mas Jupri pulang.....Sssshhh.... Kita maennya sebentar aja ya Mbak...?" Ucap Muklis sambil mengangkat bawahan daster tipis Citra hingga leher. Membuat payudara besar Citra yang bergoyang-goyang terlihat dengan jelas.

"Oooohh..... Nggak Klis... Kita maen sampe pagi..." Goda Citra lagi sembari terus mengulek batang penis Muklis maju mundur.
"Tapi Mbaak.... Aaaaahhh.... Aku takut mas Jupri pulang Mbak..."
"Aaaahh... Bodo amat dengan Mas Jupri Klis... Yang jelas... Kamu harus entotin Mbak sampe puas..." Ucap Citra yang kemudian menyodorkan payudara besarnya ke mulut Muklis. Meminta adik iparnya itu menghisap puting payudaranya yang sudah mengeras sembari memutar-mutar pinggangnya, mengulek batang penis Muklis dengan buas.

"Ooooohh..... Mbaak.... Jangaan sampe pagi Mbaak..."
"Heeeeehh... Jangan nolak aaahhh......Kamu harus nurutin Mbak... Kita ngentot sampe pagi...." Erang Citra sambil terus menghentak-hentakkan pinggulnya menggerus batang penis Muklis kuat-kuat. Tak lupa, istri Marwan itu juga menjejal-jejalkan payudara besarnya kemulut Muklis sembari meremasnya kuat. Membuat air asinya memancar keluar dari ujung puting payudaranya.

"Ayo isep tetek Mbak Klis.... Isep tetek Mbaaakk...."

"Sssssttt... Mbak.... Jangan keras-keras teriaknya.... Nanti Mas Seto denger loh....." Khawatir Muklis.
"Aaaahhh... Biarin aja dia denger.... Lagian Seto khan udah tahu perselingkuhan kita Klis... Eehhmmhh...
Oooohhh.... Mukliiisss... "
"Ssshh.... Iya sih Mbak.... Tapi khan Mbak Anissa belum tahu...."
"Aaaahhh... MASA BODOH..... Biarin aja dia tahu sekalian.... Ayo Kliisss.... Goyang kontolmu Klis... Entotin memek Mbak sekarang... Ayo ENTOTIN memek Mbakmu ini Mukliisss...." Erang Citra makin lantang.

PLAK...PLAK....PLAK....
Perlahan, suara hentakan pinggang Citra mulai terdengar keras. Menghantam dan menumbuk selangkangan adik iparnya kuat-kuat.

"AYO.... Goyangin pinggangmu Klisss... Goyangin kontolmuuuu..... Tusuk memek kakak iparmu ini dalem-dalem Klis.... "
"Ssssttt... Mbak... Jangan keras-keras teriaknya.... Ntar didenger ama Mbak Anissa loh...." Khawatir Muklis melihat keliaran Citra ketika berada diatas selangkangannya.
"Aaaahhh... Bodo amat Klisss.... Bodo amaaat...." Cuek Citra, "Biarin aja dia denger... Ooohhh.. Muklisss.... Enak banget kontolmu Kliiisss.... Ayo Klisss.... Ayoooo... Entotin memek Mbak Klisss.... Entotin tubuh istri Masmu ini Muklisku Sayaaang..." Teriak Citra tanpa malu.

NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... NYLEPLAK... NYLEPLAK... KRIET... KRIET KRIEETTT.... KRIET... KRIET... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIET... NYLEPLAK...

Tak beberapa lama kemudian, suara basah pertempuran kelamin Citra dan Muklis makin lama makin keras, memenuhi ruangan tengah tempat mereka berada. Ditambah dengan deritan suara kaki sofa yang terseret di atas lantai, membuat suara persetubuhan yang benar-benar berisik. Tak kalah berisik dengan persetubuhan Seto dan Anissa.

JDUK JDUK......... JDUK....... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK...... JDUK....... PLAK PLAK PLAK....
"Eh Mas.... Denger...." Suara Anissa tiba-tiba terdengar penasaran.
"Apaan....?"
"Rumah sebelah mulai terdengar berisik....." Jelas Anissa, " Waaah... Sepertinya... Mbak Citra juga ikut-ikutan ngentot....Sama seperti kita nih Sayang.... Hihihi...."
"Ikut-ikutan ngentot gimana...? Mas Marwan khan sedang nggak ada dirumah Niss....?"
"Ehhh... Iya ya....? " Sadar Anissa, "Jangan-jangan.... Mbak Citra sedang selingkuh dengan.....Muklis...?"
"Waaaahhh.... Seru tuh Sayang.... Kita ajak ngetot bareng aja gimana....?"
"Iiiihhhhsss... Kamu tuh yaaa Maasss... Emang pengennya seperti itu khan....?" Cubit Anissa dengan nada ngambek, "Geeeeniiiitttt....."
"Aduh aduuh aduhhhh...." Jerit Seto kesakitan, "Ampun ampun Niss... Ampuuun..."
"Makanya... Kalo lagi ngentotin aku... Jangan suka mikirin wanita lain..... Udah ah... Biarin aja deh Mbak Citra mau ngentot ama siapa aja juga aku nggak peduli...." Ucap Anissa yang tiba-tiba melepaskan diri dari tusukan penis Seto lalu berbalik arah. Menangkap batang panjang yang tumbuh di selangkangan suaminya. Lalu tanpa jijik sedikitpun, ia menjilati batang itu hingga bersih.

"JUH... JUH.... Sluuurrppp... Sluuurrppp... Kontolmu kok bisa besar seperti ini sih Mas.... Ngangenin...." Ucap Anissa genit.
"Hehehe... Itu juga buat kamu semua Sayang...."
"Bener yaaaa... Jangan buat wanita lain..... Sluuurrppp... Sluuurrppp... "
"Hiyaaaa..... Ya tapi kalo ada wanita yang pengen sih.... Aku nggak bisa nolak Nis..."
"Wanita lain siapa...? Mbak Citra....?"
"Hehehe... Ya mungkin...."
"Iiiiiiihhhhhsss... Masku mah gitu yaaa....." Ngambek Anissa, "Aku gigit loh ntar ini kontolnya...."
"Uuuuhhhhhhh... Jangan Sayang.... Jangan digigit.... Mending... Dipake ngentotin tempik sempitmu aja gimana... ? Hahahaha.... Yuk ngangkang gih...."

"Awas aja ya kalo Mas sampe ngentotin Mbak Citra.... Aku aduin loh ke Mas Marwan.... Eh enggak... Aku minta entotin aja sekalian ama Mas Marwan....Biar sama-sama seneng.... Hihihi...."
"Hahahaha... Yaudah kalo gitu... Kita kesana sekarang aja ya... Gabung ama Mbak Citra sekarang..."

"IIiiiiihhh... Kamu tuh ya Massss.... Maunya gitu mulu.... Udah ah... Udah.... Entot aku lagi aja deh Mas... Biar pikirannya nggak kemana-mana mulu...."
"Maunya di tempik apa dianus Nis...?"

"Entot ditempik aja dulu Mas.... Ntar baru kamu ngentotin bo'ol aku lagi...."
"Hhhhhh..... Kamu ga ada puas-puasnya ya....? Ngentot kok dilubang anus mulu....?"
"Hihihihi... Habisan enak Mas...Ya Mas... ?Ayoooo.....Buruuaannn...."
"Hiya...Hiya... Tahan...."

CLEP
"Uuuuhhhh.... Berasa banget urat kontolmu Mas...." Lenguh Anissa keenakan, "Ayo Sayang... Sembari nyodok... Kobelin itil aku juga...."
"Hehehehe... Ternyata... Kamu memang LONTE SUPER Sayang...."

PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.....

"Ooohhh.... Maassss.... Enak Maaasss... Terusss... Terrruuusss...." Jerit Anissa semakin menjadi-jadi.

Seolah tak mau kalah, Citra yang mendengar desahan dan jeritan Anissa, juga semakin liar. Menggenjot penis adik iparnya yang menancap erat di vaginanya. Tubuh dan pinggul semok Citra bergoyang maju mundur, memutar, naik turun. Sama sekali melupakan kondisi tubuhnya yang sedang hamil tua.

NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... NYLEPLAK... NYLEPLAK... KRIET... KRIET KRIEETTT.... KRIET... KRIET... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIET... NYLEPLAK... NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... NYLEPLAK... NYLEPLAK... KRIET... KRIET KRIEETTT.... KRIET... KRIET... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIET... NYLEPLAK...

"Ssshhh.... Memekmu enak banget Mbak...." Puji Muklis sambil terus menyedot-sedot asi Citra tanpa henti. Membuat istri kakak kandungnya yang sedang hamil tua itu kelojotan enak.
"Oooohhhh..... Kontolmu juga nikmat Klis.... Hisep terus tetek Mbak Klisss... Isep yang kenceeng...."

NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... NYLEPLAK... NYLEPLAK... KRIET... KRIET KRIEETTT.... KRIET... KRIET... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIET... NYLEPLAK... NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK....

"Gila.... Aku nggak pernah ngelihat kamu seliar ini Mbak.... Sssshhh... Kamu sange banget ya Mbak...?"
Kagum Muklis melihat liukan dan gerakan binal Citra, "Kamu pasti nggak tahan ya Mbak digoda ama Mas Seto dan Mbak Anissa....?"
"Sssssshhh.... Jangan banyak omong Klis.... " Balas Citra mempercepat ulekan vaginanya pada penis Muklis,"Mulut kamu diem aja.... Kontolmu aja yang boleh bersuara.... Oooohh.... Ssshhh..... Sodok memek Mbak Klis.... Ayo sodok...." Pinta Citra yang tiba-tiba mengangkat pinggulnya, memberi sedikit jeda pada selangkangan adik iparnya guna bergerak naik turun. Memompa liang peranakan kakak iparnya dari bawah.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara rentetan tepukan selangkangan Muklis dengan Citra.
"Ahhhh... Terus Klisss... Enak banget tusukan kontolmu...." Erang Citra menerima gempuran batang penis jumbo milik Muklis dengan semangatnya, "Ayo lagi Klis... Mbak suka cara kasarmu... Shhh...."
PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

"Uooooohhh... Muuukkklllliiiiisssss.....Enak enak enaaaakkk...." Jerit Citra lantang sebelum akhirnya ia merasa lelah dan ambruk keatas tubuh Muklis, "Paha Mbak capek Klis.... Kamu aja ya yang goyang...." Ucap Citra yang tiba-tiba mengangkat pinggulnya naik dan melepaskan batang penis Muklis dari cengkraman otot vaginanya.

PLOOP
Suara penis Muklis ketika terbebas dari jepitan vagina Citra.

Dengan buru-buru, Citra lalu merebahkan badan diatas sofa. Merentangkan kedua pahanya lebar-lebar dan memamerkan celah vagina yang merah dan berlubang. Setelah itu, ia meraih batang penis Muklis dan menariknya mendekat kearahnya, "Ayo majuin kontolmu Klis.... Masukin ke memek Mbak...."

CLEEEEPPP
Tanpa basa-basi, kepala penis Muklis kembali membelah vagina gundul Citra. Menyeruak masuk kedalam liang rahim istri kakak kandungnya.

"Oooohhh... Mbaaakk...."
"Ayo Klis.... Entot memek Mbak lagi.... Entot yang kenceeeenggg Klis... Yang KENCEENG....."

KRIET... KRIEETT... KRRIIEEETTT.... NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... NYLEPLAK... NYLEPLAK... KRIET... KRIET KRIEETTT.... KRIET... KRIET... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIET... NYLEPLAK... NYLEPLAK... MPLAK.... MPLAK.... KRIET... KRIEETT... KRRIIEEETTT....

Lagi-lagi, suara basah persetubuhan Citra dan Muklis kembali terdengar seru. Lebih seru daripada sebelumnya. Bahkan saking serunya, sofa tempat Citra dan Muklis bercinta, seolah ikut-ikutan memberikan support kepada mereka berdua. Mengaduh keenakan dan berderit tanpa henti.

"Ooohhh Mukliiisss.... Entot memek Mbaaak Kliiisss.... Entot yang kenceeeeng...."
"Huuooohhh.... Hiya Mbaaakk..."
"Oohh... Sssshhhh.... Ayo Klisss... Bikin Mbak ngecrit Klisss... Bikin Mbakmu ini keenakan....Ssshh...." Seru Citra sambil mulai memperkuat otot-otot liang peranakannya

PLAK PLAK PLAK.... KRIET... KRIEETT... KRIET... KRIEETT... PLAK PLAK PLAK.... KRIET... KRIEETT... KRIET... KRIEETT... PLAK PLAK PLAK.... KRIET... KRIEETT... KRIET... KRIEETT...

"Huuuuooohhh... Mbaaaakkkk.... Memek kamu ngempot bangeeet....." Kaget Muklis ketika merasakan jepitan dan urutan otot vagina Citra semakin kuat.
"Sssshhh.... Terusin ngegoyangnya Klis.... Mbak mau keluar inihhh.... Oooh... Oooh..."
"Oouuhh.... Tapi... Ssshhh... Jangan keras-keras dulu Mbaaakkk... Aku bisa keluar cepet kalo memek Mbak ngempot-empot kaya ginih.... Oooh...Mbak Citraaa....."
"Tahan Klisss.. Jangan keluar duluuu yaaaa...."

"Oooh... Oooh... Oohh.... Mbak... Sumpah.... Aku nggak kuat lagi Mbaak... Aku mau keluar...." Seru Muklis yang tiba-tiba mempercepat hentakan pinggulnya. Menusuk vagina Citra dalam-dalam.
"Looohh... Loohh...? Klisss...? Jangan dulu Klisss...."
"Aku nggak tahan lagi Mbaaakk...."
"Ssshh.... Kok tumben Klis...? Cepet amat kamu mau keluar....?"
" Oooh... Oooh... Aku juga nggak tau Mbak... Kontolku bener-bener udah nggak tahan lagi..." Erang Muklis sambil semakin mempercepat hentakan pinggulnya. Maju mundur dengan cepat. Saking cepatnya, penis Muklis sampai berbusa karena campuran cairan lendir vagina kakak iparnya.

"OOOOOOOHHH... MBAAAK CITRAAAA..... AKU NGGAK KUAAT LAAAGI MBAAAKKK..... OOOHHHH..... MEMEKMUUU NIKMAT BANGEEET MBAAKKUU SAYAAANGGG....." Teriak Muklis sambil membenamkan seluruh batang penis besarnya hingga pangkal selangkangannya menempel pada daging vagina Citra yang gemuk. Melesakkan batang kebanggaannya sedalam mungkin di vagina kakak iparnya sebelum akhirnya,

CROT CROT CROOCCOOTTTT CROOOOTTTT CROOOOTTTTTT...
Enam semburan hangat sperma kental Muklis, seketika memenuhi liang rahim Citra. Begitu banyak. Hingga meluber keluar dari celah kenikmatan Citra.

"Oooohhh Klisss... Kok dikeluarin siiihhh... Mbak masih belum nyampe niiihh...."
"Sumpah aku nggak kuat Mbaakk..."
"Ayo Klis... Entotin lagi memek Mbakmu ini... " Erang Citra gemas sambil terus menggoyang-goyangkan tubuhnya dibawah selangkangan adik iparnya, berusaha mendaki puncak birahinya yang masih belum berhasil ia peroleh. "Ayo goyangin lagi kontolmu Kliss.... Goyangin lagi...."

"Ssshh...... Ampun Mbaakk... " Ucap Muklis yang seolah kehilangan tenaganya, ambruk terduduk di sofa dengan penis yang masih berkedut dan tertancap erat di vagina Citra.
"Kliss....? Kok malah diem aja....?" Tanya Citra, "Ayo Klisss... Mbak juga pengen keluar klisss... Ayo entotin kontolmu ke memek Mbaak lagi Kliiisss..."
"Oooohh.... Mbaak.... Aampuuunnn..." Erang Muklis tak berdaya.
"Yaaaah.... Mukliiisss.... Ayo.... Jangan lemesin kontolmu Klisss.... Ngacengin lagi doong....." Protes Citra yang terus-terusan mengempot penis Muklis dengan otot vaginanya sembari meraih kedua tangan Muklis dan mengarahkan ke kedua payudaranya, "Ayo remes Klis... Aaayoooo.. Ngacengin kontolmu lagi.... "

"Oooohhh..... Aku nggak kuat lagi Mbak...." Seru Muklis sambil meremasi payudara kakak iparnya. Mempermainkan payudara besar Citra yang tak henti-hentinya mengeluarkan asi itu dengan tak bersemangat.
"Ahhhh.. Muklisss.... tumben-tumbenan kamu lemes gini sih....?" Omel Citra
"Aku takut Mbak..."
"Takut apa...? Takut ketahuan Mas Jupri....?"
"Hiya Mbak...."

Mendadak, Sunyi. Mendengar kalimat Muklis barusan, Citra pun tak mampu berkata apa-apa. Ia cukup menyadari akan kekhawatiran Muklis. Rupanya, itu yang membuat Muklis akhir-akhir ini seolah kehilangan nafsunya. Karena semenjak kedatangan Jupri kerumahnya, Citra tak mendapati kenakalan Muklis yang selalu ia dapat sebelumnya.

JDUK JDUK......... JDUK....... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK...... JDUK....... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.....
"Mbak Citra sudah selesai rupanya Mas.... Dia sepertinya udah nyerah... Hihihi..." Bisik Anissa keenakan, " Oooohhh... Jangan pelan-pelan nyodoknya Masku Sayang... Yang kuat Mas... Yang kasar....".

"Gila... Masih kenceng juga genjotan Seto.... Dia emang bener-bener kuat..." Batin Citra sambil mendengarkan hebohnya persetubuhan yang terjadi di rumah sebelah. "Aku nggak boleh kalah...."

"Yaudah.... Urusan dengan Mas Jupri... Biar nanti Mbak yang ngurus...." Kata Citra santai yang kemudian menjulurkan tangannya kearah Muklis, "Ayo bangunin Mbak.... Mbak pengen sepongin kontolmu.... Pokoknya Mbak nggak mau tahu....Kamu harus puasin Mbak malam ini...."

Merasa penis Muklis tak juga bangkit kembali, Citra buru-buru meminta bantuian Muklis untuk bangkit dari posisi telentangnya.

PLOOOP....
Suara penis Muklis ketika tercabut dari vagina Citra.

"Uuuhhh.... Pejuhmu banyak banget Klis..." Lenguh Citra ketika bangun dari atas sofa. Dengan satu kaki bertumpu pada sofa, Citra membuka lututnya dan merentangkan kedua kakinya lebar-lebar. Istri Marwan itu kemudian mengobel vaginanya dan mengorek sperma Muklis dengan jarinya. Setelah itu, ia menjilati jemari itu dengan lahap.

"Nggak biasanya kontolmu kalah duluan gini Klis...." Ucap Citra sambil jongkok didepan selangkangan Muklis dan langsung melahap penis yang masih berlumuran lendir itu tanpa jijik sedikitpun.
"Uuuuhhh... Mbaaakkk.... Pelan-pelaan..... "
"Sllluuurrrppp... Sluuurrppp....Jangan banyak komen Klis... JUH...." Tegur Citra tiba-tiba sambil meludahi penis adik iparnya, "Sluurpp... Pokoknya Mbak pengen kontolmu ini cepet bangun lagi.... JUH....Sluurpp... Cup Cup.... Sluuurppp... "
"Hiya Mbaak....Oohh...."
"Dan yang paling penting... Kamu harus bisa muasin Mbak... Malam ini.... " Ancam Citra sambil menepuk batang penis Muklis yang masih menjuntai lemas ke mulutnya.

PUK PUK PUK....
HAP... NYAP...... JUH...SLUUURRPP... JUH....

Dengan lahap, Citra menyeruput penis Muklis dalam-dalam. Wanita cantik itu kemudian menjilat, mengunyah dan menelan batang panjang adik iparnya itu kedalam kerongkongannya. Walau susah, Citra tahu itu adalah cara tercepat untuk dapat membangunkan batang penis seorang pria.

"GAG... GAAG... GAAAG...."
Suara tenggorokan Citra beraksi.

Dan tak perlu menunggu waktu lama, penis lembek Muklis pun kembali bangun dan berdenyut pelan.
"Uuuhh.... Uuuhh.... Ngilu banget Mbaakk..."
"PUAAAHHH.... Sluurrpp... Sluuurrpp.... Kontolmu udah bangun lagi Klis...."
"Hiya Mbak.... Hisapanmu memang juara Mbaakk..." Ucap Muklis sambil mengusap rambut panjang Citra pelan.

"Sekarang... Kamu sodok lagi memek Mbak Klis..." Pinta Citra sambil merangkak keatas sofa dan merendahkan tubuh bagian atasnya. "Kali ini... Mbak harap kamu bisa muasin memek Mbak Klis..."
"Iya Mbak....Aku coba...."
"Naah gitu dooong.... Ayo Kliss... Sekarang giliran Mbak kamu kasih enak... " ucap Citra sambil menunggingkan pantatnya, menyuguhkan pemandangan pantat bulatnya kearah Muklis, "Ayo entotin Mbak lagi Klis... Dari belakang....."

CLEEP...
Penis Muklis kembali menancap ke vagina Citra. Menyeruak bibir vaginanya lebar-lebar.

"Uuuhhh... Berasa banget kontolmu Klis.... " Lenguh Citra keenakan.
"Susah banget Mbak masuknya....Sempit...."
"Paksa aja Klis...."

Dengan tenaga penuh, Muklis mendorong batang penisnya lagi. Membuat daging berurat itu terbenam sedikit demi sedikit. Hingga untuk kedua kalinya, adik ipar Citra itu berhasil membenamkan seluruh batang penisnya hingga ke dalam vagina kakak iparnya.

PLEK
Suara pinggul Muklis menyentuh pantat bulat Citra.

"Uuuhhh..... Tahan sebentar Klis...." Pinta Citra
"Sakit ya Mbak...?" Tanya Muklis
"Enggak...."
"Mentok...?"
"Iya... Berasa dalem banget Klis...." Angguk Citra pelan sambil berusaha menyesuaikan diri lagi menerima batang besar milik adik iparnya. Dan setelah dirasa bisa, Citra kemudian menggoyangkan pinggulnya dengan gerakan memutar, " Sekarang... Ayo Sayang... Kamu ENTOTIN memek istri masmu ini... Kuat-kuat...."

"Uuuuhhh... Mbaaakk...." Lenguh Muklis sambil meremas kedua bulatan pantat Citra.
"Enak Kliss...?"
"Enak banget Mbaaaakkk...." Seru Muklis, "Memek Mbak berasa ngejepit banget... Ngenyotin kontolku Mbak.... Enak bangeett... "
"Hihihi... Kamu tuh yaa... Kaya nggak pernah ngerasain memek Mbak aja...." Goda Citra sambil terus mengoyangkan pinggulnya, "Ayo Klis... Jangan diem aja... Entot Memek Mbak Kliss... ENTOT... "

Namun lagi-lagi, entah apa yang terjadi pada Muklis. Ketika sedang menggoyang vagina Citra, tiba-tiba adik ipar Citra itu merasakan kenikmatan yang berbeda daripada biasanya. Dan membuat gelombang orgasmenya kembali mendekat dengan cepat.

" Hhh... Hhh...Mbak.... Memekmu rasanya kok aneh Mbak....? Shhh...." Heran Muklis dengan nafas menderu-deru.
"Mmmmhhh.... Aneh gimana Klis...? Ooohh..Ohhh...."
"Ngempotnya banget banget banget Mbak.... Berasa seperti... Ohhh....Ngurut batang kontolku...."
"Ahhh... Masa sih Klisss.... Kontolmu aja yang berasa lebih gedhe daripada biasanya Klis..." Jelas Citra, "Bikin memek Mbak berasa penuh sekali Sayang.... Uhhhh... Terus Kliss... Sodok memek Mbaaak...."
" Uhh... Uhh... Uhh... Bukan Mbak... Bukan.... Rasanya lain banget.... Ohhhhh Mbak Citraaa... Memekmu jangan diempot-empot gitu Mbak.... " Erang Muklis keenakan, "Memekmu bikin kontolku nggak tahan Mbak... Pengen ngecrot lagi....."
"Bentar Klis... Jangan dulu...."
"Sumpah Mbak...Kontolku.... Ooohh... Pengen mejuhin memekmu lagi Mbaaak... Kontolku pengen ngecrot....Ooooohhhh....."

Tak mampu menahan jepitan sempit vagina kakak iparnya, Muklispun akhirnya menyerah lagi. Ia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam dan menghantarkan jutaan benih suburnya ke dalam liang peranakan istri kakak kandungnya itu.

CROT CROTT CROOCOTT CROTTT CROT...
Lima semburan panas cairan cinta Muklis, kembali menyembur di dalam liang rahim Citra.

"Looooohhhhh Klisss....?" Erang Citra kecewa. "Kok kamu keluar duluan lagi sih...?"
" Hhhh.... Hhhh.... Aku nggak tahu Mbak.... Tiba-tiba aja kontolku ngecrot.... " Lenguh Muklis sambil tiba-tiba menarik batang penisnya dari dalam vagina Citra.

"Heeehh... Jangan ditarik Klis... Khan Mbak belum dapet apa-apa...?" Sergah Citra sambil meremas kedua pantat Muklis. Berusaha menahan tubuh adik iparnya itu agar terus berada di belakang pantatnya.
" Hhhh.... Hhhh.... Eehh.. Ehh... Hiya Mbak... Maaf.... Tapi aku udah nggak kuat lagi Mbak..."
"Iiihhhssss Kamu kok gitu sih Kliss....? Tumben-tumbenan kamu lemes gini...?"
"Nnggg... Mungkin aku kecapekan Mbak..."
"Ayolah Klisss... Entotin Mbak lagi... " Rengek Citra, "Mbak kangen sodokan kasarmu Kliss... Mbak kangen garukan kontolmu.... Ayo Klisss... Sodok memek Mbak lagi..."
"Maaf Mbak.... Tapi... Aku bener-bener capek..." Ucap Muklis sambil memaksa supaya penisnya yang sudah lembek itu terlepas dari vagina Citra.

"Uuuhhh... Alesan... " seru Citra kesal, "Setahu Mbak... Kalo untuk urusan ngentot... Kamu tuh nggak pernah capek deh Klis... "
"Maaf Mbak..." Ucap Muklis lagi.
"Yaudahlah.... Mbak kecewa ama kamu Klis.... Jadi lelaki kok nggak bisa diharepin.... " Ucap Citra ketus sambil beranjak maju dari atas tubuh adik iparnya.

PLOP
Suara penis Muklis ketika tercabut dari vagina mungil Citra.

SEERRRR
Lelehan sperma Muklis lagi-lagi, langsung mengalir keluar. Merayap turun ke paha mulus Citra.

PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK...... JDUK....... PLAK PLAK PLAK.... JDUK JDUK......... JDUK....... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK JDUK JDUK...... JDUK JDUK...... PLAK PLAK PLAK.....
"Aku mau keluar Mas... Aku mau keluaarrr....." Suara Anissa tiba-tiba melengking tinggi, disertai dengan hentakan-hentakan ke arah dinding rumahnya. "Entot tempikku Maaas... Entot yang kenceeeeng...."
"Aku juga Anissa Sayaaaang.... Kontolku juga mau ngecrooot..."
"Kita ngecrot bareng Maaas... "
"Ooohhh... Anissaaaaaa....... Kontolku ngecrot Sayaaang... Ngentoooot...."
"Aaahhh... Ahhh... Aaaaaaahhhh.... Maaasssskuuuu....... Ooooohhh...."

JDUUUKK.....................JDUUKK................ .................................................J DUK........ .............

Tiba-tiba, suasana mendadak hening, tak terdengar suara apapun.

Hanya terdengar suara jangkrik yang berderik diluar sana.

"Kamu sama dengan laki-laki lain Klis... Maunya menang sendiri...." Celetuk Citra tiba-tiba, "Udah dapet enak... Langsung aja ninggalin... Egois..."
"Mma.... Maaf Mbak... Tapi aku bener-bener capek..."
"Udahlah udah... Kekamar aja sana.... Terusin lagi ngorokmu.... " Ketus Citra sambil menyetel TV dengan emosi yang tak karu-karuan.

Dengan gerakan lambat, Muklis lalu bangun dari sofa tempat mereka bersetubuh. Mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, berjalan gontai kearah kamar tidurnya, dan menutup pintu kamarnya.

"Sial....." Rutuk Citra sambil melempar remote TV kearah pintu kamar Muklis hingga hancur berantakan.
GLODAK....KLOTAK... PRAK....

"Hihihi.... Sepertinya.... Pertempuran sebelah udah selesai tuh Mas...." Kikik Anissa tiba-tiba memecah kesunyian, "Udah ga kedengeran apa-apa lagi.
"Hiya Niss.... Bener.... Udah sepi....." Jawab Seto.
"Dan sepertinya... Ada yang kurang puas tuh Sayang.... Ada yang nggak dapet enak.... Hihihihi...."
"Hush.... Kamu tuh ya.... Seneng banget kayaknya...."
"Hihihihi.... Iyalah.... Khan aku udah dapet banyak enaknya..... Hihihi...."
"Hiya ya.... Tempikmu.... Dapet banyak ngecrit ya Sayang...."
"Hihihi... Hiya Mas....Makasih ya... Kontolmu memang juara.... CUP CUP....Sepertinya Bakal bikin tempik aku nyut-nyutan selama beberapa hari nih...."
"Halaaah... Bisa aja kamu Sayang...."
"Beneran Mas.... Kontolmu ini berasa banget gedhenya.... Nggak kaya kontol suamiku...."


"HAH....?" Kaget Citra mendengar kalimat Anissa terakhir, "Nggak kaya suami Anissa...." Tambah Citra yang kemudian menempelkan telinganya kedinding. Berusaha mendengarkan percakapan tetangganya lebih jelas lagi.

"Ssssssttt... Jangan kenceng-kenceng Sayang.... Ntar rahasia kita kedengeran tetangga...." Ucap lelaki yang dikira Citra adalah Seto.

"Orang yang baru aja ngentot ama Anissa ternyata bukan Seto...." Ucap Citra penasaran,"Lalu....? Kalo bukan Seto....Dia siapa ya...?"

HUP...
Dengan rasa penasaran yang begitu menggebu, Citra akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri. Ia buru-buru bangkit dari kursi sofanya. Berjalan menuju dapur dan keluar kehalaman belakang rumahnya. Ia benar-benar ingin mencari tahu, siapa gerangan lelaki yang baru saja bercinta heboh dengan Anissa itu.

Tanpa basa-basi, Citra berjingkat ke halaman belakang rumah Anissa. Mengintip melalui sela-sela tirai daour yang biasanya tak tertutup rapat. Karena denah rumah kontrakan mereka sangatlah mirip, Citra sama sekali tak merasa kesulitan mencari dimana kedua pasangan mesum itu berada.

Dan begitu Citra bisa menemukan mereka berdua, matanya hampir saja loncat karena saking kagetnya.
"Benar... Dia bukan Seto...." Seru Citra dalam hati begitu melihat lelaki yang ada didalam sana.

Sambil memicingkan mata, Citra berusaha mengenali sosok lelaki itu lebih dekat. Kulit lelaki itu hitam, tak seperti Seto yang berkulit putih. Badan dan ototnya pun kekar, jauh berbeda dengan perawakan Seto yang cenderung kurus. Dan yang paling mengagetkan adalah,

"Astaga.... Itu kontol kok bisa berbentuk seperti itu ya....?" Jerit Citra kaget sekaget-kagetnya.

Penis lelaki itu begitu panjang, hitam dan besar. Dengan urat-urat yang bertojolan di sekujur batang penisnya. Mirip penis Muklis, namun lebih sangat lagi. Batangnya meliuk-liuk, seperti akar pohon. Kepala penisnya bulat, merah, besar, dengan lelehan sperma yang masih menetes-netes dari ujungnya.

Citra sama sekali tak pernah membayangkan jika ada penis yang begitu menakutkan seperti milik lelaki itu. Dengan mata yang menatap erat, Citra mengikuti setiap gerak-gerik lelaki selingkuhan Anissa itu hingga suatu ketika, lelaki itu tiba-tiba berdiam diri, menatap kearahnya berada, sambil tersenyum ramah.

"Itu Mas Jupri....."


Bersambung,
By : Tolrat
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar