Cerita Eksibisionis Tiara Lestari : Kisahku Kisah Biasa Nggak Hotzzz 1 : Tiara Part 6




Aku mulai tersadar. Nafasku mulai teratur. Tanpa sadar aku sudah bersetubuh dengan Pak Usman walau hanya sebentar. Ada rasa sesal dihatiku karena aku telah menghianati Mas Heri. Ini semua salah bapak.

Namun aku terperanga saat melihat keraha bapak. Fitri sudah telanjang bulat, tanpa malu-malu dan tanpa ragu Fitri langsung duduk dan membenamkan penis bapak diliang memeknya.

“Ohhh Pakkk, Pak Badrun diam aja. Biar Fitri yang ngebor”ujar Fitri

“uhhhh Ndukk Tempikmu sempit bener. Pantes si Usman ketagihan dan senang punya mantu binal kayak kamu”ujar mertuaku

“ooasemmmm kalian ngenthu. Aku juga hampir tadi”ujar Pak Usman

“Buruan main lagi Drun. Aku juga mau ngenthu menantumu. Jepitannya masih berasa di kontolku”ujar Pak Usman

Fitri mulai bergoyang ngebor. Bapak tampak merem-melek keenakan. Penisnya sedang menerima goyangan liang memeknya Fitri. Aku yang melihatnya juga ikut terhanyut. Namun sekali lagi aku kembali terjerat birahiku. Tanpa sadar ku gerayangi sendiri kedua tokedku. Aku memang masih telanjang bulat

“Hmmm Uhhh”desahku

“Ahhhh, Uhhhh, Ohhhh pak Badrun. Konti bapak besar juga”desah Fitri

“Ohh Ndukk”desah mertuaku

“Oasem bikin konak aja. Jalan Drun”pinta Pak Usman

Namun bapak tampaknya tidak konsen. Sehingga bidak-bidak caturnya tampak bergeser dab berjatuhan. Dan membuat permainan caturnya jadi berantakan.

“waduh, kalau udah begini mah main kenthu-kenthuan ajalah”ujar pak usman yang berjalan menghampiriku

“kasian kamu nduk main sendiri, sini biar bapak puaskan. Bakal bapak semprot peju liang memekmu itu”Ujar pak Usman yang datang menghampiriku

Penisnya tampak tegang mengacung kearahku seakan-akan menantangku. Kedua kaki ku pun dibukanya secara lebar. Memperlihatkan lipatan liang senggamaku yang masih nampak basah oleh cairan orgasmeku. Aku hanya pasrah. Aku sudah pasti akan di entotnya. Lagi-lagi aku tak melawan. Maafkan aku Mas.

“ettt, ingat Man kamu kalah. Kamu ndak boleh kenthu mantuku”teriak Pak Badrun

Pak Usman pun nampak kecewa.

“oasemm kamu drun. Ya udah lah main bertiga aja”ujarnya yang menjauhiku lalu menghampiri mertuaku yang lagi digoyang Fitri.

Ada rasa plong dihatiku. Ternyata mertuaku masih memperhatikanku disela-sela saat dirinya sedang merengkuh kenikmatan. Bapak kini dalam posisi tertidur sedangkan Fitri tampak setengah menungging lalu pak Usman.

“sluppp”

Berada di belakang Fitri. Penisnya menembus liang anusnya. Dengan kasar pak Usman mulai bergoyang menghujam liang anusnya.

“Ohhhh Ahhhh ya keroyok akuuu”desah Fitri

Fitri tidak terlihat kesakitan yang ada dia terlihat sedang menikmati saat kedua lubangnya sedang di gempur oleh mertuaku dan juga Pak Usman.

“Ohhh, Ahhh, Ohhhh”desahnya

Payudaranya pun tak luput dari remasan kasar mertuaku dan juga Pak Usman secara bergantian. Melihat itu membuatku merinding. Desahan-desahan Fitri membangkitkan gairahku. Liang memekku kembali gatal. Mampukah aku bertahan. Disaat orang-orang disekitarku sedang merengkuh kenikmatan.

Aku mulai membenarkan tindakanku. Toh bapaknya mas Heri yang telah menakalkanku. Apa salahnya aku bersetubuh dengannya. Dia kan bapakku juga. Memberikannya kenikmatan termasuk membahagiakannya bukan. Namun aku masih terbentur oleh norma social, dll. Batinku pun berperang. Tapi aku takut juga kalau sampai bersetubu. Salahnya aku tidak membawa kondom. Aku takut lupa keenakan dan hamil. Aku tak enak dan akan berdosa sama Mas Heri.

“Ohhhhhhhhh Fitrii sampe pakkk”desah Fitri merasakan orgasmenya

“aku juga ndukk Ohhhh”

“Crotzz,Crotzz”mertuaku yang menyemburkan sperma diliang memek Fitri

Fitri tampak menikmati semburan peju Bapak diliang memeknya. apa dia tidak takut hamil. Pak Usman nampak masih menghujamkan penisnya diliang anus Fitri. Sepertinya dia belum orgasme. Namun goyangannya semakin lama semakin melambat. Dan penisnya pun tercabut dari liang anus Fitri.

Pak Usman nampak melihat kerahku. Dia seperti memberi kode agar aku pergi ke kamar mandi. Kulihat kearah Mertuaku yang tampak lemas dan ngos-ngosan tertindih tubuh Fitri. Begitupun Fitri yang sudah nampak lemas. Apalagi ini pergumulannya yang entah sudah keberapa. Kutolak ajakan Pak Usman walaupun aku menginginkan penis besarnya memuaskan birahi ku yang sedang naik. Pak Usman Nampak kecewa. Namun aku juga ada rasa iba. Pak Usman terus memelas kepadaku dengan kodenya sambil mengocok-ngocok penisnya.

Aku jadi merasa kasihan dan tidak tega. Apa salahnya kuberikan jepitan liang memekku. Toh dia tadi sudah berhasil memasukkan penisnya di liang memekku. Sekali atau dua kali sama saja. tanpa menjawabnya kulangkahkan kakiku ke kamar mandi yang agak tersembunyi dan berada didekat dapur. Pak Usman tampak mengikutiku. Saat baru sampai di dalam kamar mandi pak Usman langsung menunggingkan tubuhku

“jangan keluarin di dalam pak. Aku takut hamil”pintaku

“Iya nduk. Tenang aja”jawab Pak Usman

Penisnya dengan cepat membelah liang senggamaku

“Slebbb”

“Ohhhh Pakk. Pelan gedee”desahku

“Ohhh Ndukk bener-bener sempit Nduk. Lebih sempit dari punya Fitri”desah Pak Usman

Pinggulnya mulai bergoyang. Dan penisnya mulai menghujam cepat di liang memekku. Ini adalah penis kedua setelah penis suamiku yang berhasil menghujam liang senggamaku.

“Uhhh Ohhhh Ahhhh Pakkkk”desahku

Disodok Penis Pak Usman awalnya memang perih namun setelah itu digantikan oleh rasa nikmat yang luar biasa. Apalagi penisnya lebih besar dari penis suamiku. Hujaman, hentakan penis itu serasa menebarkan kenikmatan. Payudaraku pun diremas-remasnya. Aku tak tahan lagi terasa nikmat sekali. Orgasme kedua ku terasa mengejarku. Penis Pak Usman juga sudah terasa berkedut di liang senggamaku.

“Ohhh Ndukkk Nikmattt sempitt tenann”desahnya

“Biar bapak semprot nduk liang memek kamu”pintanya

“Ohhh jangann Pakkk”pintaku

“Ohhh, Semprot di dalem itu lebih enak Nduk. Fitri aja suka. Toh kalau dia hamil juga masih satu DNA sama bapaknya. Anak pertamanya aja Ndak tahu anak aku apa suaminya”desahnya

“Ohhh tapi bapak bukan keluarga suamikuu Uhh Pakkk”desahku

“Loh aku ini sebenarnya kakak tiri Mertuamu. Bapaknya dari mertuamu itu suka hamilin anak orang. Jadinya aku dan mertuamu itu satu DNA”ujarnya lagi

“Ohh tapi aku ndakk mauu”ujarku

“Aku mau sampe pak”ujarku

Namun tiba-tiba penis Pak Usman berhenti menggoyang liang senggamaku. Membuatku jadi tanggung.

“kenapa berhenti pak, aku mau sampe”tanyaku

Namun tiba-tiba penisnya kembali bergoyang cepat bahkan sangat cepat.

“Plakkkk Plokkk Plakkkk”

“Ohhh, Ndukk keluar didalam ya”pintanya

Aku tak bisa berkata lagi tubuhku terasa melayang dan rasa nikmat membutakan pikiranku. Aku hanya menggeleng-gelengkan saja.

“Ohhhh, Ahhhh UIhhh enak pakkk. Terserahhh”desahku

“Ohhhh aku sampe pak uhhhhhhh,oHhhhhh”desahku merasakan jutaan voltz menyetrum tubuhku

“Aku juga Ndukkk Ohhhhh”

“Crotzz, Crotzzz, Crotzzzz”sembur peju Pak Usman di dalam liang memekku

Terasa hangat sekali pejunya dan benar kata dia, semburan-semburan itu menambah kenikmatan orgasmeku.

“Plopppp”

Penis itu pun terlepas dari liang senggamaku. Dan kurasakan cairan peju pak Usman yang terasa banyak sekali mulai menetes keluar.


Permainan pun selesai. Mertuaku tampak tertidur begitupun fitri. Namun posisi mereka nampak berbeda. Apa jangan-jangan bapak main lagi.

Akupun mulai tersadar. Rasa bersalah ini semakin besar terhadap Mas Heri. Aku harus jujur padanya. Akan kuceritakan ke Mas Heri. Apalagi sperma Pak Usman menyembur diliang peranakanku. Aku sekarang malah takut. Ya, aku takut hamil.

“Tenang Nduk kamu nggak bakalan hamil. Lemon tadi memang sudah dicampur sama obat anti hamil. Sering–sering main kesini nduk. Memekmu legit banget, bapak kurang puas. Oh ya, bapak ini bukan saudaramu tiri mertuamu. Bapak hanya teman nakalnya waktu masih muda dulu.”bisik Pak Usman

Hatiku pun terasa plong. Akhirnya aku kembali kerumah. Bapak nampak tertidur di perjalanan pulang. Mertuaku memang nakal, pasti akan ada banyak petualangan nakalku saat bersamanya. Mas Heri ini semua salahmu. Tapi aku tak akan bohong kepadamu mas.

Bersambung
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar