Semenjak kejadian dikebun tebu pada malam hiburan rakyat, kini mulai
kurasakan perubahan dari sikap istriku, pertama istriku mulai berani
berpenampilan “terbuka”, dalam artian bahwa ketika didalam rumah istriku
berani menggunakan daster tanpa lengan berbelahan dada rendah tanpa
mengenakan BH lagi didalamnya dan kadang aku memergoki dia tanpa
menggunakan celana dalam. Padahal dirumah ini ada 2 keponakan kami yang
sudah beranjak remaja yang tentu dengan penampilan istriku seperti itu
pasti membuat penis mereka menegang selain itu ada pak rustam tukang
kebun. Pernah aku komplain pada istriku akan penampilannya itu, namun
istriku hanya menjawab enteng “disini panas mas” atau “ah mereka kan
masih anak-anak mas”. Sehingga kini, dilingkungan rumah istriku tidak
sungkan lagi berpakaian terbuka seperti itu, baik untuk beraktifitas
didalam rumah ataupun berbelanja didekat rumah. Tentu saja ini menjadi
hiburan bagi para pria disekitar rumah orang tua saya yang notabene
tidak pernah melihat perempuan secantik istri saya kecuali melihat artis
di televise. Hal ini tentu sering membuat libido saya bangkit
meledak-ledak, merasakan cemburu dan emosi namun disisi lain saya juga
bergairah apabila istri saya dijadikan objek seksual oleh pria lain.
Kedua, ada perubahan sikap dalam melayani saya diranjang, istriku sering
beralasan capek atau tidak mood berbeda dengan dulu awal pernikahan
kami. Tentu dia sudah merasakan bedanya kenikmatan yang diberikan olehku
(hanya aku yang enak) dengan kenikmatan seperti ketika dia disetubuhi
mas teguh ditepi sungai itu atau dengan pardi di kebun tebu saat malam
hiburan rakyat. Tentu rasanya beda jika liang senggamanya diaduk oleh
penis berukuran standart milikku ini dibandingkan batangan penis super
milik mereka berdua yang menghujam dengan kokoh nya sehingga bisa
membuat disha istriku yang cantik ini lupa diri dan terbuai kenikmatan
yang diberikan mas teguh atau pardi.
Seperti halnya pagi ini, istriku dari pagi-pagi sudah sibuk membersihkan
halaman samping rumah. Kebetulan pak rustam sudah 2 hari ini sakit
sehingga tidak datang dan membuat rumput serta daun kering banyak
berserakan. Aku masih tidur ketika mendengar suara “srek..srek..srek”
suara orang menyapu. Kulihat dari jendela ternyata istriku yang menyapu
halaman samping rumah (kamar kami bersebelahan dengan halaman samping
yang disapu istriku, begitu juga dengan kamar budi dan sandi, sementara
kamar ibu ada disisi seberang kamar saya serta kamar kedua keponakan
saya). Penampilan istriku sangat menggairahkan, dengan mengenakan daster
tanpa lengan berbelahan dada rendah istriku membungkuk ketika menyapu
memperlihatkan payudara montoknya yang tidak mengenakan BH itu
tergantung sangat indah, apabila diperhatikan seksama maka akan terlihat
puting susu istriku yang berwarna merah kecolatan, sementara rambut
curly nya dibiarkan tergerai, bagian bawah daster istriku juga cukup
pendek, ada kurang lebih 15 cm diatas lutut yang membuat pantat istriku
kadang terlihat ketika membungkuk. Aku kembali terangsang melihat
istriku diluar rumah berpenampilan berani seperti itu. Bagaimana jika
ada orang yang melihat kemolekan istriku pagi ini, tentu saja jika pria
normal pasti kemaluannya akan mengeras. Aku memutuskan untuk keluar
kamar menuju dapur, namun langkahku terhenti ketika aku melewati kamar
sandi dan budi, kamar mereka sedikit terbuka, iseng aku melihat apa
mereka sudah bangun apa belum karena tidak biasanya jendela kamar mereka
masih tertutup.
Perlahan aku longokkan kepalaku mengintip kedalam kamar. Alangkah
terkejut aku dibuatnya, kulihat kedua keponakanku itu sedang beronani
dengan mengintip istriku yang tengah menyapu, dan yang lebih membuatku
terkejut lagi adalah kemaluan mereka cukup besar bahkan besar dan
panjangnya diatas punyaku. Dengan kepala penis yang masih kemerahan
tanda masih perjaka, budi dan sandi asyik mengocok batang penis mereka.
Jendela mereka terbuat dari kaca ribben sehingga cukup gelap untuk orang
luar melihat kedalam, namun sebaliknya dari dalam istriku terlihat
sangat jelas, bahkan aku dapat melihat payudara istriku yang tengah
berayun-ayun dibalik dasternya seiring gerakan tangannya menyapu
halaman. Kedua keponakanku sangat antusias sekali mengintip
ketelanjangan tante mereka. Kurang ajar sekali mereka pikirku, berani
sekali mereka menjadikan istriku yang merupakan suami dari om nya ini
sebagai objek seksual beronani. Mereka berbicara jorok mengenai istriku
“eh san, lihat tuh bener kan apa kataku kalau tante Disha itu tidak
pakai BH” ucap budi, “iya deh, kan aku tadi masih ngantuk-ngantuk waktu
kamu kasih tau bud” balas sandi. “wiihh gila ya san, tetek nya tante
Disha gundal gandul , gede banget, betah dirumah nih kalau tante Disha
disini, Enak banget dikenyot ituh pasti” balas budi sambil mempercepat
kocokan pada batang penisnya. “mmm bud, baru kali ini aku sadar kalau
ternyata tante kita ini sangat cantik dan bahenol ya, tau gitu kita
intipin saja dari dulu jika tante Disha mandi” sahut budi dan kemudian
diiringi gelak tawa mereka “hiiiiii hiiii hiiiii”. Kocokan mereka
semakin cepat mana kala kemudian istriku membelakangi mereka sehingga
pantat istriku terbuka ketika dia membungkuk lagi, dan bahkan aku dapat
melihat belahan liang senggama istriku yang rambut kemaluannya sudah
terpangkas rapi memperlihatkan belahan vaginan yang tembem seperti apem
kemerahan tidak hitam seperti wanita kebanyakan. “widih bud gila, tempik
tante Disha nyempluk banget, gak ada jembutnya lagi” sandi berseloroh,
“kayak apa ya kira-kira rasanya jika ini dijepit tempik tante Disha”
sambil menunjukkan batang penisnya sandi pada budi, “wah tante Disha
pasti merem melek tuh” kembali budi berkelakar jorok.
“yah… tante Disha nyapunya udahan” budi terlihat kecewa ketika melihat
istriku menaruh sapu didekat tong sampah. Nampaknya mereka hendak
bersiap keluar, aku pun harus segera bersembunyi. Tetapi langkah mereka
tertahan ketika melihat isstriku kembali berjongkok didepan jendela
kamar mereka mencabuti rumput, karena daster istriku cukup pendek pada
bagian bawah maka ketika dia berjongkok tentu akan membuat kain
dasternya tertarik ke bawah memperlihatkan pahanya yang mulus tanpa
cacat. “bud, lihat tuh tempik tante Disha kelihatan lagi dari celah
bawah dasternya” sahut budi pelan takut terdengar oleh istriku. “eh san,
kita lihat dari dekat yuk?” ajak budi. “gimana caranya bud?” Tanya
sandi antusias, “udah kamu ikut aja pokoknya, dijamin deh kamu bakalan
tegang tak berujung, mumpung om Fais masih tidur, ayuuk ikut” sahut budi
cepat. Aku segera berjingkat-jingkat bersembunyi dikamar seberang yang
kosong. Kulihat sandi mengintip kearah kamarku, namun karena tertutup
dia tidak bisa melihatku didalam kamar. Namun sepertinya dia yakin aku
masih tidur, karena jendelaku masih tertutup dan itu bisa dilihat dari
cahaya pada angin-angin diatas pintu. Memang kebiasaan dirumah ini
ketika bangun, jendela harus dibuka lebar-lebar supaya sirkulasi udara
masuk kedalam kamar dan tidak membuat pengap.
Setelah mereka yakin aku masih tidur, mereka bergegas ke halaman samping
dan aku keluar dari tempat persembunyianku ketika kudengar mereka
menyapa istriku. Aku menuju kekamar sandi dan budi yang untungnya
jendelanya tidak mereka buka. “wah…tante Disha pagi-pagi sudah bangun
dan bersih-bersih” sapa budi ramah, “iya nih tante Disha rajin banget
sudah nyapu halaman juga, kita jadi malu gak bantuin dan malah
malas-malasan dikamar” sambung sandi. “ah gak apa-apa daripada tante gak
ada kerjaan dirumah sekalian olahraga juga lho biar sehat” balas
istriku. “oia tante, om Fais kemana?” Tanya sandi, “walah paling om mu
itu masih tidur san” jawab istriku sambil tetap mencabuti rumput. Namun
dapat kulihat jika permukaan kemaluan istriku tampak mengkilat lembab
dan basah, apakah istriku menyadari jika tadi kedua keponakannya ini
menjadikannya objek seksual untuk beronani. Apakah ini artinya istriku
terangsang diintip oleh kedua keponakannya??? Kulihat budi dan sandi
berdiri disebelah istriku dan matanya tak hentinya melihat kearah
belahan payudara istriku dan selakangannya yang dapat terlihat jelas.
Seharusnya istriku sadar bahwa kemaluannya terekspose bebas, namun
sepertinya istriku justru membiarkannya dan sepertinya malah menggoda
mereka. “heehh, kalian berdua kok malah bengong, sini bantuin nyabutin
rumput didepan tante ada banyak” suruh istriku. “ehh iya tante” sahut
mereka berdua bersamaan sembari berjongkok didepan istriku dengan jarak
cukup dekat untuk member ruang melihat asset istriku itu. Kini mereka
berdua berhadap-hadapan dengan istriku, berkali-kali kulihat budi
menelan ludah sementara sandi menatap kemaluan istriku yang tembam itu
tak berkedip sambil tangan mereka mencabuti rumput sekenanya. Apakah
persetubuhan istriku dengan kedua pria kemarin itu membuat sisi
eksibisionisnya keluar, karena kini dia sudah pernah telanjang bulat
bahkan sudah 2 kali digauli pria lain dengan sangat hebat hingga mampu
membuat istriku beberapa kali orgasme dalam 1 persetubuhan. Dan kini
istriku menjadi semakin binal karena hasrat birahinya membutuhkan
kepuasan dan salah satu kepuasan yang mungkin didapatnya adalah dengan
cara memamerkan tubuhnya seperti ini, namun memamerkan disini tidak
terlihat istriku sengaja melakukan, bahkan kukira sangat alamai,
mengalir begitu saja tanpa orang lain sadari. Sehingga dimata orang yang
melihatnya, seolah-olah istriku tidak sengaja dan yang melihat seperti
tertimpa rejeki.
Nampak pula kemaluan budi dan sandi menggembung keras dibalik celana
kolor mereka, mencoba menunjukkan eksistensi nya pada tante cantik
mereka. Berkali-kali kedua keponakanku itu mencoba untuk menutupi bagian
celana mereka yang menggembung karena ereksi, cukup lama juga mereka
menikmati keindahan liang surgawi milik istriku sehingga akhirnya mereka
berdua beralasan untuk tidak berlama-lama. “tante, saya dan sandi mau
mandi dulu yah, ini mau ke kota cari buku” ujar budi beralasan, “iya
tante, keburu siang nanti tokonya tutup” sandi menambahkan. “iya
hati-hati dijalan ya, jangan lupa makan dulu sebelum berangkat” jawab
istriku perhatian. Aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya akan mereka
kerjakan, namun kukira mereka mau melanjutkan onani mereka dikamar
mandi, karena mereka juga sepertinya sudah cukup lama menikmati
keindahan kemaluan istriku yang cantik itu. Kulihat mereka kemudian
berlarian kekamar mandi, mungkin sudah tidak tahan pikirku, hahaha…
tetapi ketika kulihat istriku menghela nafas panjang dan lama kelamaan
nafasnya pun memburu terengah-engah seperti kehausan. Istriku kemudian
berdiri dan berjalan kearah samping garasi dan duduk diatas batu yang
ada disamping garasi. Istriku mengangkat dasternya sebatas pinggang dan
dia mulai bermasturbasi tangan kirinya menggosok-gosok liang senggamanya
sendiri sementara tangan kanannya meremasi payudaranya yang montok.
“asssshhhh aahhhh” istriku mendesah panjang sambil memejamkan mata,
sayup-sayup kudengar istriku menyebut nama keponakanku tadi “asshhhh
ohhh enak bud, iyyaaahh betul jilati memek tanteee sayanggg…”, “ouuchhh
san, kontolmu besar dan panjang bibir tante sampai tidak muat”. Rupaya
istriku tengah membayangkan sedang dicumbui kedua keponakannya itu,
hingga akhirnya semakin dia mempercepat kocokan pada liang senggamanya
dan kudengar lenguhan panjang disertai lelehan cairan cinta istriku yang
mengalir dari bibir kemaluannya yang merah merekah itu “oouugghhhhhh
nikmaattttnyaaa…..” .Kemudian setelah mendapatkan orgasmenya, istriku
melihat sekeliling takut-takut aku melihat atau memergoki aksinya
barusan. Setelah dirasa cukup aman istriku menuju dapur untuk mengambil
minum. Sementara aku kembali kekamar dan ber onani membayangkan liang
kenikmatan istriku tengah diaduk-aduk oleh batang penis budi sementara
sandi tengah menhujamkan batang penisnya ke mulut istriku hingga dia
terengah-engah mendapatkan kenikmatan dari 2 arah. Ohh istriku kamu
sungguh binal sekali sayang hingga akhirnya akupun memuncratkan sperma
ku diatas lantai kamarku.
Home
Cerita Eksibisionis
Disha
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Pertunjukan Untuk Keponakan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar