Akhirnya masa liburan kami dirumah orang tua telah usai, dan kami harus
kembali kekota tempat tinggal kami sekarang, baik aku maupun istriku
disha akan kembali pada rutinitas pekerjaan kami sehari-hari dan
meninggalkan segala kenangan didesa, hal-hal menyenangkan yang kami
lakukan dan juga hal-hal yang membuat hatiku sebagai suami sakit hati.
Namun harapanku agar istriku dapat berubah setelah kami kembali kekota
sepertinya pupus sudah, seperti kejadian pagi ini, dengan mata kepalaku
sendiri aku melihat istriku tengah mengayun-ayunkan pinggulnya menjemput
hujaman batang penis seorang tukang sayur, hal yang kukira dimana si
tukang sayur itu memaksa istriku, namun ternyata istriku sendiri malah
mendesah dan melenguh menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur
tadi.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja setelah liburan yang cukup
panjang, sementara istriku sendiri nanti siang seusai memasak akan ke
apotek melihat keadaan selama ditinggal cuti olehnya. Maka dari itu,
anak-anak aku bawa sekalian ke tempat penitipan anak yang jaraknya tak
jauh dari kantorku. Setelah berpamitan kepada ibunya, anak-anakku kubawa
serta, dan kupacu Toyota rushku menyusuri jalan yang mulai ramai dengan
anak masuk sekolah. Tak lama kemudian sampailah aku ditempat biasanya
aku menitipkan anak-anak ku, anak-anakku cukup senang ketika turun dari
mobil melihat teman-teman seusianya, kulihat mereka berlarian didalam
ruangan yang berisi banyak sekali mainan. Kemudian aku berpmitan dengan
pengasuh anak-anakku, dan melanjutkan perjalanan kekantor. Rencanaku
siang nanti juga akan melakukan perwatan berkala pada mobilku ini
dikarenakan sudah kubawa perjalanan yang cukup jauh untuk meminimalisir
kerusakan yang mungkin saja dapat timbul.
Begitu sampai dikantor, aku disambut teman-teman kerjaku, tak lupa
kubawakan mereka oleh-oleh dari kampong halamanku. Sebagai gantinya,
mereka ternyata cukup baik dengan mengerjakan pekerjaanku selama aku
tinggal cuti kemarin.
“don, laporan bimtek perubahan APD 2015 sudah kembali diemail ke pemprov?” tanyaku pada pak doni rekanku satu bagian.
“sudah beres dri lusa is, beres lah pokoknya, malah sudah tidak ada
revisi lagi sepertinya” jawab doni sembari menyerahkan draf yang dia
kirim ke pemprov
“wah syukur deh, kemarin pas dijalan kepikiran karena mau deadline, don,
kamu emang joss” sambungku sambil mengacungkan ibu jariku.
“ya sudah kalau begitu aku lanjutin bikin draft buat sosialisasi bimtek ke kecamatan ya” sambungku lagi.
“oke, nanti kalau sudah selesei aku lihat dulu ya, paling gak aku nanti
jika ditanya pak siswoyo bisa jawab, tau sendiri kan kalau pak siswoyo
itu suka ngomel kagak jelas” sambung budi dengan berbisik-bisik.
“sip lah kalau begitu” jawabku optimis.
Kulanjutkan pekerjaan yang kemarin kutinggalkan agar bisa segera
menyusun draft ini agar nanti bisa segera kukirimkan ke kantor-kantor
kecamatan agar staff dikecamatan juga dapat langsung membuat rencana
pengalokasian anggaran untuk infrastruktur desa. Waduh, ada apa ini
dengan perutku, sepertinya magh ku kambuh karena seharian kemarin aku
tidak makan sama sekali menghindari ngantuk dijalan. Kucari obat magh
yang biasa kuandalkan disaat seperti ini dilaci kerjaku, aha ketemu juga
namun ternyata ketika kubuka penutupnya tinggal 1 biji saja. Wah gawat
ini karena aku biasa minum 2 biji jika magh seperti ini. Semoga nanti
tidak makin parah saja batinku.
Mengerjakan draft yang berisi angka-angka ini rupanya semakin membuatku
berpikir sehingga meningkatkan produksi asam lambung, dan kurasakan
perutku semakin terasa diremas-remas. Sedikit lagi selesei pikirku dan
kulihat jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, segera kuseleseikan agar bisa
kuberikan pada pak siswoyo untuk ditanda tangani.
Tok tok tok… ku ketuk pintu ruangan pak siswoyo dan kudengar suara berat
menyahut dari dalam, Kami semua memang selalu menunggu sahutan pak
siswoyo ketika mengetuk pintu ruangannya, karena dulu pernah kejadian
rekan kerjaku salim setelah mengetuk pintu tiba-tiba saja menyelonong
menarik gagang pintu dan apa yang dilihatnya didalam membuatnya kaget
setengah mati, dilihatnya desi, staff pemerintahan tengah berada
dipangkuan pak siswoyo sementara rok nya sudah tersingkap pada pinggang
memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalamnya. Sementara tangan pak
siswoyo tengah meremasi payudara desi yang telah terbuka kancing
bajunya. Tentu saja mendapat kunjungan mendadak seperti itu membuat desi
segera turun dari pangkuan pak siswoyo dan segera membetulkan
pakaiannya. Sejak saat itu pak siswoyo mulai memasang kamera cctv agar
dia dapat memantau siapa yang berkunjung kekantor dan keruangannya.
“iya masuk”
“maaf pak, ini laporan bimtek sudah saya buat, sekiranya bapak mau
memeriksa sebelum saya kirim ke pemprov pak” sahutku ketika mengambil
kursi didepannya.
“sudah kamu periksa is angka-angkanya?” Tanya pak siswoyo
“sudah pak, saya cek grand totalnya sudah pas, tidak ada selisih” jawabku cepat
“ya sudah is, aku percaya dengan pekerjaanmu, jadi langsung dikirim
saja. Oia kamu sepertinya kurang sehat is?” ujarnya sambil
menandatangani berkas yang tadi kukerjakan.
“iya pak, saya kalau boleh ijin pulang dulu, badan saya kok rasanya demam”
“iya tidak apa-apa, kamu istirahat dulu dirumah, biar pekerjaanmu dibackup sama doni”
“terima kasih bayak pak, saya pamit sekalian kalau begitu nanti saya balik setelah mengirim draft ini”
“hati-hati dijalan is, salam buat istrimu” sahutnya ketika menyerahkan berkas itu kembali
“oia is, jangan lupa hari minggu ada halal bihalal dan family gathering,
jangan lupa ajak istri dan anak-anakmu is” sambung pak siswoyo
“oh baik pak, terima kasih” dan kututup pintu ruangan pak siswoyo.
Segera kubereskan berkas yang berada dimeja kerjaku, dan tak lupa
kumatikan PC komputerku untuk menghemat energy karena disini sedang
digalakkan program hemat 100000 watt. Setelah selesei aku menuju
keparkiran mobil, kulihat jam menunjukkan pukul 10.15, dengan estimasi
aku kebengkel dulu maka aku bisa sampai rumah jam 11 an dan tentu jam
segitu masakan istriku sudah siap sehingga seusai makan aku bias
beristirahat. Segera kupacu mobilku agar dapat segera sampai di bengkel
begitu sampai, segera kuserahkan kunci mobilku pada montir kenalanku
dang anti kuminta kunci motornya, aku sudah langganan dengan bengkel ini
hingga aku kenal baik dengan bos dan karyawannya.
“mas dado, motornya aku bawa dulu ya”
“iya pak fais, silahkan”
Kugeber Honda CB milik dado, cukup terwat juga motor klasik ini pikirku
karena tarikan gas nya yang cukup ringan dan responsif. Tak lama
kemudian akhirnya aku hamper sampai dirumahku, kulihat dikejauhan ada
gerobak sayur langganan istriku di dekat pintu pagar menghalangi aku
masuk namun tak kutemukan pemiliknya. Akhirnya aku berputar lewat
halaman belakang dan menaruh sepeda motor dado dibawah pohon manga.
Ketika melangkah melewati garasi kulihat mobil istriku masih ada
didalam, apa istriku belum berangkat kerja pikirku. Namun aku kembali
panik ketika ingat gerobak tukang sayur tadi, jangan jangan pikiranku
melayang kemana-mana, jangan-jangan istriku dan tukang sayur itu…
Aku berjalan mengendap-endap dengan menghilangkan langkah kakiku supaya
kehadiranku tidak dapat diketahui istriku, kudengar suara orang
berbicara riang dari arah dapur, aku pun mencari posisi yang pas agar
dapat melihat kedalam, siapa yang tengah berbincang dengan istriku itu,
apakah benar tukang sayur tadi ada didalam bersama istriku. Perlahan
kulongokkan kepalaku mengintip lewat jendela dapur dan kulihat istriku
tengah memilah-milah terong ungu yang akan dimasaknya. Istriku pagi itu
mengenakan daster dengan berbelahan dada rendah tengah berjongkok
dilantai sementara si tukang sayur duduk dikursi diatasnya, da nada
secangkir kopi dimeja sebelah tukang sayur tadi. Merasa situasi dan
kondisi rumah kami aman, tukang sayur itu berkali-kali mencuri pandang
pada bagian payudara istriku, otomatis tentu tukang sayur itu dapat
melihat belajan payudara istriku yang ada dibalik daster istriku. Mata
tukang sayur tersebut Nampak jelalatan sekali menatap nanar pada istriku
ketika kemudian istriku bertanya pada tukang sayur tadi.
“pak, kok terong ungunya kecil dan pendek sih?” Tanya istriku
“iya bu maaf sekarang sedang musim kemarau, jadi berpengaruh deh sama
pertumbuhan terong, hehehe…” sahut tukang sayur dengan cengengesan
“padahal enak yang gede dan panjang lho pak “ balas istriku sambil tersenyum
“waahh ibu suka terong yang gede dan panjang ya?, sayang yah yang ini
kecil-kecil bu” sahut tukang sayur yang terus memperhatikan keindahan
payudara istriku.
“ehh itu matanya kok kemana-mana pak, awas lho ya”
“hehehe maaf maaf bu, jarang-jarang saya melihat bu disha cantik seperti ini“ puji tukang sayur
“ya sudah, anggap saja ini bonus buat bapak yang pagi-pagi sudah giat bekerja, tapi awas ndak boleh macem-macem!” sahut istriku
“makasih makasih bu” sahut tukang sayur dengan cepat.
“Biasanya setelah dari sini nanti keliling kemana pak?” Tanya istriku
“ke gang sebelah bu, kalau sepi ya pulang kerumah karena sudah cuup banyak juga yang laku dagangan saya.
Istriku kemudian mengambil air dari timba untuk diisikan kedalam panci,
ketika itu posisinya kembali membungkuk saat mengisi air hingga membuat
cetakan celana dalam yang dikenakannya terlihat jelas dibalik dasternya
yang cukup pendek itu. Melihat pemandangan indah itu, semakin membuat si
tukang sayur berani kurang ajar. Tiba-tiba ketika istriku hendak
kembali berdiri, tukang sayur itu memegangi pinggul istriku dan
menempelkan batang penisnya kebelahan pantat istriku.
“aawww pak apa yang bapak lakukan?” teriak istriku kaget sambil meronta agar dapat lepas
“saya sudah tidak tahan bu, dari tadi ibu menggoda saya dengan
penampilan ibu yang merangsang” sahut si tukang sayur yang terus
menggesek-gesekkan batang penisnya yang sudah dia keluarkan dari balik
celana.
Istriku kemudian dipepetkan ke dinding dapur untuk menyulitkan
gerakannya, sementara itu tangannya meraba dan meremasi payudara
istriku, sedangkan tangan yang satunya dia pergunakan untuk memegangi
tangan istriku agar tidak banyak berontak.
“ahh pak tolong lepaskan saya pak“ ujar istriku namun tidak terlihat
upaya darinya untuk bersungguh-sungguh lepas dari dekapan tukang sayur
itu.
Namun tukang sayur itu terus menciumi leher istriku yang jenjang, dan
mengabaikan permintaannya, mendapati rangsangan sedemikian rupa
lama-kelaman istriku mendesah ketika putting susunya dipilin-pilin
setelah tali daster dipundaknya sudah berhasil dilepas tukang sayur.
“ahhhh ahhhh ahhhhh…..jangannn jangaannn” desah istriku dengan mata terpejam.
Melihat mangsanya seperti pasrah tukang sayur itu kemudian membalik
tubuh istriku hingga sekarang mereka berhadap-hadapan, segera
disambarnya bibir istriku sambil terus meremasi payudaranya. Tukang
sayur itu mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut istriku yang masih
terkatup rapat. dengan sedikit memaksa akhirnya tukang sayur itu
berhasil memasukkan lidahnya kemulut istriku.
Awalnya aku hendak beranjak menolong istriku, namun ketika kemudian aku
melihat bahwa istriku tiba-tiba membalas ciuman dari tukang sayur,
ternyata istriku menikmatinya …. Apalagi kini tukang sayur itu
menggesek-gesekkan batang penisnya diluar celana dalam istriku. Istriku
tidak dapat mendesah karena dia sedang berciuman namun aku melihat
gairahnya meningkat dari balasan ciuman yang diberikan. Sakit magh yang
tadi kambuh kini entah hilang kemana dan digantikan hatiku
berdebar-debar menyaksikan pemandangan memilukan ini, sementara aku
malah terangsang melihat istriku hendak digauli didapur. Bagian atas
istriku kini tanpa penutup lagi, dasternya sudah diplorotkan sebatas
pinggang, memperlihatkan payudara indahnya. Tukang sayur itu
menghentikan ciumannya dan kemudian bergerak menciumi payudara istriku,
digigiti putting susu istriku hingga membuatnya melenguh sementara
matanya terpejam.
“cantik sekali kamu bu… sudah dinikmati saja ya, mumpung sepi bu
rumahmu” ujar tukang sayur itu pada istriku yang sedang terengah-engah
diburu nafsu dan dibalas Istriku dengan menganggukkan kepalanya.
“nah gitu kan sama-sama enak bu, gak ada yang rugi malah ibu yang dapat
enak juga, apalagi ibu juga gak kehilangan apa-apa, hehehe” sahutnya
sambil terkekeh.
Kemudian disodorkannya batang penis tukang sayur itu yang sudah ereksi maksimal pada istriku,
“ayo bu, emut kontolku jangan malu-malu, inikan yang ibu mau tadi,
terong yang besar dan panjang hahaha” yang kemudian disambut oleh bibir
istriku, dijilatinya batang penis tukang sayur tadi, dimasukkan lagi
kemulutnya, begitu berulang-ulang hingga membuat tukang sayur meracau
keenakan.
“ohhhh enak sekali bu, seponganmu benar-benar nikmat”
Istriku benar-benar sudah lupa diri, kejadian ketika ia disetubuhi
disungai dan dikebun tebu sudah membuatnya mengabaikan norma yang ada,
kini mungkin yang ada dipikirannya adalah bagaimana mendapatkan kepuasan
seksualnya yang menggebu-gebu sehingga kini dia tidak lagi sungkan
untuk berpenampilan minim dan menggoda.
Kudengar suara mulut istriku yang tengah mengulum batang penis si tukang
sayur memenuhi ruangan dapur, istriku berjongkok sementara daster
atasnya telah melorot ke pinggang, aku pun mengeluarkan batang penisku
dan mulai menikmati sensai perselingkuhan istriku yang cantik itu,
kukocok batang penisku sendiri dengan membayangkan istriku yang cantik
tengah mengulum batang penisku,
Istriku kemudian menghentikan sepongannya pada batang penis tukang sayur
dan tanpa kuduga-duga dijepitnya batang penis tukang sayur itu pada
belahan payudaranya yang besar dan sekal kemudian mengocoknya
kembali,,tak kusangka istriku bisa melakukan hal itu dengan payudara
besarnya.
“buuu benar-benar nikmat tubuhmu, kontolku enak buuuu” racau si tukang
sayur sembari meremasi rambut dan kepala istriku, sementara istriku
tersenyum-senyum mendengar racauan tukang sayur tadi.
Cukup lama istriku menjepit batang penis tukang sayur tadi pada belahan
payudaranya dan tukang sayur itu menggerak-gerakkan batang penisnya
mengimbangi gerakan pada payudara istriku. Berkali-kali aku menelan
ludah melihat istriku dengan lihainya memainkan batang penis tukang
sayur tadi, tentu saja tukang sayur itu merasakan kenikmatan melebihi
diriku yang hanya harus puas melihat dan dibantu kocokan tangan ku
sendiri. Dan tak lama kemudian muncratlah sperma si tukang sayur tadi
kewajah istriku dan sebagian menetes melalui dagunya.
Tukang sayur itu duduk dikursi sembari terengah engah setelah
mendapatkan kepuasan dari jepitan payudara istriku, sedangkan istriku
sendiri sibuk menjilati batang penis tukang sayur tadi untuk
membersihkan dari sperma. Dielus-elusnya rambut istriku seperti
kekasihnya sendiri ketika ia sibuk membersihkan batang penis itu.
Setelah bersih, dengan wajah memerah tengah dilanda birahi istriku
kemudian berdiri dihadapan tukang sayur tadi yang tengah menyeruput
kopinya, enak benar dia pikirku, sudah dapat kopi, dapat jepitan susu
kini dia akan dapat menggenjot liang kenikmatan istriku juga,
arrgggghh….
Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu…dan
wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya
memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur
tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi
celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan
istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur
itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi
lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah
kesan angker bahwa jika sampai ‘kena’, pasti akan ketagihan gesekan
urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku.
Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian
dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di
kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss….masuklah penis
tukang sayur kedalam liang senggama istriku.
“akkhhhhh…..akhh…..ahhhhh….”istriku mulai menik turunkan pinggulnya.
Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara
kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah
memberi semangat.
“sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt… kontoku serasa
diremas-remas bu…..” racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher
jenjang istriku.
“ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh” racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur.
“ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!”
“ahhh ahhhhhhh ahhhh” istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya.
Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara
istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan
pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan
yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot
liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke
bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi.
“ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk”
“ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa”
“ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh”
Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan
kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati
persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting
payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15
menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku
mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi.
“akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga
selain milik suamiku pakkkk, ennhakk” racau istriku tanpa sadar
“ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh
buu?” sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang
penisnya di liang senggama istriku.
“dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt”
“binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii” racau tukang sayur
Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut.
“loh pakk kok dicabuutt?”
“sudah bu, diam saja”
Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi
istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga
membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi
meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak
bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain
padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian
ditamparnya pantat istriku tadi, “plaakk”
“ahhhhhh, sakitt pakkhh…. Oohhhhhh” rintihan sakit istriku tertahan
ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang
senggama istriku.
“akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh”
“paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha”
“ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr”
“tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu”
“pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh….” istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya
“akuu keluarin didalamm buuuu”
“iiiiyyaaa pakhhhhh” sahut istriku terengah engah
Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali
menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah
jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan
istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai
pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya
membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi
seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika
melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya
tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu
dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi
lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana
dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar
ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam
dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati
cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik
ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi
bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya
diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil
menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka
memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki.
~~~Let it go, let it go
Can't hold it back anymore~~~
Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu
berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan
kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu
terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha
menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur
itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah
ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku.
“hhhaaloo…” jawab istriku ragu
Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku,
akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan
sipenelepon itu.
Disha: “haaloo???”
Penelepon : “dengan mbak disha ya ini?” (terdengar suara laki-laki)
Disha : “ii iyaaa, siapa ya inii?” Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku
Penelepon : “ ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu”
Disha : “oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? ” sahut istriku terkejut
Penelepon : “ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?”
Disha : “oohhhh…. Iiyyaa dijemput jam berapa?” istriku mendesah karena
tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang
senggama istriku.
Penelepon : “jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?”
Disha : “ ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh” sahut istriku terengah-engah
Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu
justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan
desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya
tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya.
Penelepon : “tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe”
Disha : “ehhhh endak kok mass, asshhh…” istriku menggigit bibir bawahnya.
Penelepon : “iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini”
Disha : “ ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu” istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan
Penelepon : “hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu”
Tuuutt tuutt tuuttt….
Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang.
“ahhhh ahhhh assshhhh …..”
“itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?” Tanya tukang sayur penuh selidik
“iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh…” lenguh istriku
“enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?” tukang sayur itu
menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku
Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi,
dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan
yang tiba-tiba terhenti.
“akkhhh pakkk tolong entot saya lagi” pinta istriku
“jawab dulu makanya kalau ditanya!” tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku
Pllllaakkk….
“aahhhhh ampunn pakk” rengek istriku
“saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee” istriku terengah-engah
Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku
“assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh”
“konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk….ohhhhh asshhhh”racau istriku
“memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?”
“iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa”
Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata.
“haa haa haaa” tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha.
“assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr….. ahhhhhhhh” istriku ambruk diatas
meja ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap
mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul
istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya
“nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt”
Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang
menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan
merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan
rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun
berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman,
tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu
menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan
menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan
tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan
tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik
meremasi kedua gunung kembar istriku.
Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis
itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena
nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti
setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh
oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali
berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika
liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang
milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana
desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu
atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku.
Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku
berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari
liang senggama istriku dan kemudian mendudukkan istriku diatas meja
dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang
semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali
perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur.
Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga
membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu
memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan
kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung
itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal.
Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan
kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah
dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku
“Bblleeesss….”
“aakkkhhhhhhh” terdengar desahan istriku yang tertahan
Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti
sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku
membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang
sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan
satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi
berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang
senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat
menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi
berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan
dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir
istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi
istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi
dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya.
Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil
berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati
persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya
lagi
“aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr”
“iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu”
“sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh….”
“aaakkkhhhhhhhhhh” bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya
“buuuu saya juga keluaaarrrrrr” tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku.
Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam
liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka
berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah.
Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan
dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang
sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi
kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia
menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang
penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian
digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa
orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya
terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya
barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali
istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi
habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali
wajahnya.
Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada
digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku
terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya
kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut
tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu
memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja,
bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli
istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang
sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring
desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang
sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera
mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang
mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang
indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu
sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang
menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih
orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya
dari aku suaminya.
Sebelum berpamitan, tukang sayur itu kembali mencium bibir istriku dan
dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru
bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan
keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan
tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan
beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman
rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam
segitu jalan didepan rumah juga sepi.
“terima kasih ya bu… memek ibu benar-benar nikmat” pamit tukang sayur
“iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas” sahut istriku sambil tersenyum.
Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu
dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan
menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah.
“nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku sama mas fais?” gumam istriku sambil tersenyum-senyum …
bersambung
Home
Cerita Eksibisionis
Disha
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Panasnya Berbelanja
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar