Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Hiburan Rakyat Tari Kuda Kepang

Kepalaku pusing melihat kejadian disungai tadi, bagaimana bias istriku yang cantik, istriku yang kucintai, ibu dari kedua anak-anakku tega-teganya menghianati aku suaminya dengan sadarnya dia bersetubuh bersama lelaki yang baru dikenalnya. Sepanjang perjalanan kembali kerumah aku dilanda kebingungan harus bersikap bagaimana terhadap istriku itu. Apakah akan aku ceraikan ataukah aku akan bertahan dengan kondisi seperti ini karena aku begitu mencintai dia dan takut kehilangannya sementara aku tahu jika hal ini bukanlah akhir namun awal dari rasa dahaga seksual istriku yang tak dapat aku puaskan. Tidak lama setelah aku sampai rumah, istrikupun tiba dengan wajah yang sumringah dan segar.
“dik, habis dari mana papa cari kok tidak ada?” tanyaku basa basi pada istriku
“dari sungai mas, nyuci baju sekalian mandi takutnya keburu panas nanti” jawabnya singkat seolah tidak ada apa-apa.
“oh ya sudah, mas tak kesungai dulu kalau begitu mau mandi sekalian ambil air. Mas agak ndak enak badan, ini pusing” sahutku beralasan dan kemudian pergi.

Rembulan hari ini bersinar meski tidak sampai penuh, beberapa hari lagi kami akan kembali ke kota tempat tinggal kami, semoga aku dapat melupakan kejadian didesa ini dan kembali fokus mencari nafkah untuk keluargaku. Malam ini desa kami sangat ramai, karena ada pertunjukan kuda kepang di lapangan desa. Ingin sebenarnya aku pergi melihat seni tari tradisional asli bumi jawa ini, namun badanku cukup meriang akhirnya istriku pergi bersama kedua keponakanku budi dan sandi. Sebelum mereka berangkat aku berpesan kepada budi dan sandi
“budi, sandi tolong jaga tante Disha ya, jangan sampai tante kalian terpisah karena takutnya tante Disha nanti tidak tahu jalan pulang, oia ini uang saku buat kalian jajan” kuberikan 2 lembar pecahan 50 ribuan kepada mereka,
“baik om, kami akan menemani tante Disha” sahut budi,
“dan terima kasih om buat uang sakunya” sambung sandi
Tidak lama kemudian aku melihat istriku sudah keluar dari kamar, mala mini dia mengenakan daster tanpa lengan diatas lutut dengan beberapa kancing baju dibagian depan dan untuk menepis udara dingin istriku mengenakan cardigan warna kream yang serupa dengan warna dasternya. Istriku terlihat sangat cantik malam ini dengan polesan kosmetik yang tidak terlalu berlebihan. Memang beruntung sekali aku bias mempersunting istriku ini, dia memiliki kecantikan yang alami, apalagi ditunjang bentuk tubuh dan ukuran payudara yang cukup besar sehingga terlihat sangat sintal bila dipadukan dengan pantatnya yang montok. Mungkin orang yang belum kenal tidak akan menyangka jika istriku ini sudah menikah apalagi sudah memiliki 2 orang anak jika mereka tidak memperhatikan cincin kawin di jari manis telapak tangan kanannya.
“mas, adik lihat hiburan dulu ya, gak lama kok nanti juga cepet balik kerumah” pamit istriku sebelum berangkat.
“iya dik, hati-hati dijalan, papa tunggu dirumah” sahutku sambil mengantar kedepan pintu.
Kulihat istriku dan kedua keponakanku bercanda seiring jalan hingga aku tak dapat melihat mereka karena sudah jauh. Aku kembali ke kamar untuk tiduran, kulepas kaus oblong yang ku kenakan dan hendak ku gantungkan di gantungan baju, namun aku melihat BH istriku yang dipakainya sore ini ternyata ada dibalik bajunya yang ada digantungan. Pikiranku berkecamuk tidak karuan, apa tadi istriku pergi tanpa mengenakan BH, karena dasternya tadi cukup tebal sehingga tidak Nampak puting susu istriku. Aku bingung, apa mau istriku, kenapa dia meninggalkan BH nya dirumah. Setelah lama berpikir, akhirnya ku putuskan untuk menyusul istriku ke lapangan. Aku bergegas ganti baju dan ku kenakan jaket serta topi supaya tidak dikenali, aku ingin tahu apa yang akan diperbuat istriku malam ini.

Ku telusuri jalanan desa menuju lapangan tempat acara hiburan rakyat itu digelar, cukup jauh memang dari rumah kami dan harus melewati beberapa kebun jati milik warga yang cukup luas untuk sampai dilapangan. Pikiranku kembali membayangkan yang tidak-tidak tentang istriku, apakah dia disana janjian dengan mas Teguh ataukah dia sedang mencari sesuatu yang lain, bayangan mas Teguh yang menyetubuhi istriku tadi pagi dengan kontol besar dan panjang miliknya membuatku cemburu, kesal, kecewa dan marah apalagi istriku begitu menikmati setiap hentakan dari kontol mas Teguh hingga dia mendesah dan melenguh kesetanan. Sesampainya dilapangan suasana cukup ramai karena ada pasar malam nya juga ternyata.
“wah, bagaimana caraku mencari dikeramaian banyak orang seperti ini ya”batinku.
Aku hilir mudik memperhatikan setiap orang yang kulewati, karena tidak cukup terang cahaya lampunya maka cukup sulit juga aku mencari istri dan keponakanku tadi. Namun tak lama kemudian aku melihat kedua keponakanku sedang membeli jagung bakar, segera kuhampiri mereka.
“ bud, san , tante Disha kemana kok gak sama kalian”tanyaku sedikit marah.
“aa aa anu om, tadi kami terpisah begitu sampai disini, karena ramai dan berdesak-desakan” jawab sandi.
“tttadi tante Disha dijalan sudah pesen supaya jika nanti terpisah tidak perlu kawatir, kami disuruh menunggu di dekat gawang itu om 2 jam lagi” sambung budi sambil ketakutan menunjuk arah gawang sepak bola disebelah timur.
Geram juga aku dengan kedua keponakanku ini, akhirnya kutinggalkan mereka karena aku kawatir terhadap istriku. Kembali ku cari istriku namun tidak ku temukan. Akhirnya aku menuju tempat pertunjukan kuda kepang disudut lapangan, itulah tempat yang belum aku cari. Mungkin istriku ada disana pikirku karena tempat itu lebih ramai. Aku berjalan perlahan sambil memperhatikan seksama, jangan sampai kehadiranku dikenali orang-orang apalagi istriku. Aku berdiri dibelakang dari satu kerumunan di kerumunan lainnya hingga akhirnya kutemukan istriku dia berdiri ditengah kerumunan orang melihat pertunjukan kuda kepang. Tempatnya sangat penuh dengan orang-orang baik laki-laki dan perempuan kucari celah supaya aku dapat berada didekat istriku. Cukup sulit juga hingga aku dapat tempat tepat dibelakang pemuda yang didepannya adalah istriku. Aku sedikit berdesakan dengan orang-orang disekitarku dan pemuda tadi. Aku ingin memanggi istriku, namun ku urungkan ketika aku melihat posisi pemuda itu sangat mepet dengan punggung istriku.

Pemuda itu kutaksir berusia sekitar 20 tahunan, dia mengenakan kaos bergambar metallica dan mengenakan celana slabrug (celana yang biasa dipakai untuk kegiatan pencak silat). Ternyata pemuda itu menggesek-gesekkan kemaluannya kepantat istriku dengan sengaja. Cukup besar tonjolannya dari balik celananya kulihat, pertanda pemuda itu sudah ereksi dan dia tidak memakai CD. Aku yang ada dibelakangnya saja bisa dapat mencium wangi rambut istriku, apalagi pemuda itu tepat dibelakangnya, tentu dia lebih dapat menikmati keharuman dari tubuh istriku, mungkin hal itulah yang membangkitkan nafsu pemuda itu hingga dia berani berbuat cabul. Berkali-kali dia menggesek-gesekkan kemaluannya yang masih tertutup celana panjangnya dengan memanfaatkan dorongan orang disekitarnya.

Suasana keramaian sangat mendukung aksi cabul dari
pemuda tersebut, bahkan ibu-ibu yang ada disebelah
kanannya pun tidak menyadari jika pemuda disampingnya
sedang asyik mencabuli istriku. Cukup lama dia melakukan
aksinya, dan kali ini aku melihat istriku sepertinya
menyadari jika dia sedang dicabuli oleh pemuda
dibelakangnya tersebut. Namun, istriku bukannya
menghindar, tetapi justru dia hanya menoleh kearah
pemuda itu dan tak disangka-sangka istriku justru
tersenyum sangat manis sekali kepada pemuda tersebut
dan dibalas pemuda tadi dengan senyuman khas seorang
hidung belang sambil dia berkata “maaf ya mbak jadi
berdesak-desakan”. Panas sekali hatiku melihat hal
tersebut, istriku yang cantik justru merasa seolah-olah tidak
terjadi apa-apa dan malah memberikan senyuman yang
seperti “memberikan ijin” untuk terus dilecehkan. Setelah
itu istriku kembali menikmati pertunjukan kuda kepang dan
tak merisaukan keberadaan pemuda itu. Merasa
perbuatannya mendapatkan lampu hijau dari istriku,
pemuda itu bertindak lebih berani lagi dengan semakin
memepetkan tubuhnya terutama batang kemaluannya yang
menggembung ke belahan pantat istriku.
Tentu saja pemuda itu akan merasakan jepitan dari
hangatnya pantat istriku yang padat karena istriku hanya
memakai daster diatas lutut dimana dia mungkin hanya
memakai celana dalam saja dibalik dasternya. Kulihat
istriku kemudian seperti menikmati rangsangan yang
diberikan pemuda itu, ditandai dengan balasan istriku yang
menggerak-gerakkan pantat indahnya seirama dengan
gesekan kemaluan pemuda tadi. Dan samar-samar
kudengar istriku mendesah tertahan dengan memejamkan
mata serta menggigit bibir bawahnya. Sungguh
pemandangan yang menyayat hati, meluluh lantakkan
perasaanku, istriku yang kucintai, Dishaku yang cantik
dengan sadarnya dia menikmati dan membalas perlakuan
tidak senonoh yang dialaminya ditempat umum seperti ini.
Dimana pikirannya saat ini, bias saja orang melihat dan
akhirnya berpikiran yang bukan-bukan terhadapnya apalagi
keluarga kami adalah keluarga terpandang didesa ini.
“aahhhh….” Desah istriku untuk kedua kalinya sambil
mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam.
Aku yakin pemuda itu yang tepat dibelakangnya mendengar
desahan istriku dan karena itu akhirnya dia dengan
beraninya meletakkan telapak tangan kanannya ke
bongkahan pantat istriku yang montok dan perlahan
mengelusnya. Kulihat ekspresi terkejut dari pemuda itu dan
kemudian membuatnya tersenyum, ketika dia mengelus
perlahan pantat istriku. Ekspresi terkejut yang jika
digambarkan seperti ketika kita mendapatkan sesuatu yang
sangat tidak terduga. “aaarrrgghhhh” kepalaku semakin
pening melihat itu, namun tidak dapat kupungkiri aku
sangat terangsang melihat istri yang kucintai, Dishaku yang
cantik itu tengah bermain birahi dengan lelaki lain, bahkan
peniskupun ereksi maksimal. Aku menduga-duga apa yang
membuat pemuda itu terkejut dan tersenyum girang,
apakah istriku keluar rumah tidak memakai celana
dalam??? Dishaku, bidadari hatiku kenapa kamu menjadi
seperti ini sayang??? Ratapku dalam hati.
Beruntung sekali pemuda itu malam ini, dapat merasakan
kekenyalan dari pantat istriku yang bahkan mampu
membuatku “ngecrot” tidak lama setelah aku
menyetubuhinya dalam posisi doggystyle. Melihatnya
dalam posisi menungging saja aku sudah seperti cacing
kepanasan karena istriku begitu seksi. Lambat laun
rabaannya berubah menjadi remasan-remasan sementara
kemaluannya yang besar itu masih asyik digesek-gesekkan
pada belajan pantat istriku. Akhirnya istriku kembali
menoleh kepada pemuda itu dengan tatapan mata yang
sayu sambil menggigit bibir bawahnya yang menandakan ia
sedang dalam birahi tinggi. Dan pemuda itu berbisik
ditelinga istriku “enak mbak cantik???” dan hanya dijawab
istriku dengan anggukan perlahan dan memejamkan mata
pertanda dia menikmati perbuatan cabul pemuda itu.
Pemuda itu benar-benar mendapatkan lampu hijau dari
mangsanya dan mangsanya sendiri justru menikmati
perbuatannya, sehingga dia perlahan menarik daster istriku
keatas dan memasukkan tangannya kedalamnya. Sepintas
kulihat memang benar istriku ternyata tidak mengenakan
celana dalam, pantas saja pemuda itu tadi begitu
kegirangan. Kini aku hanya dapat menerka-nerka apa yang
dilakukan pemuda itu dibalik daster istriku karena
tangannya kini tertutup oleh daster yang istriku pakai.

Semakin blingsatan aku melihat kelakuan nakal istriku, dibuatnya aku cemburu, marah, kecewa, namun aku juga horny karenanya. Disha kulihat sangat menikmati rangsangan yang diberikan pemuda itu, wajahnya bersemu merah dengan mata yang terpejam. Tangan pemuda itu telah menyusup kebawah daster istriku dan kini seperti menari-nari bergerak aktif didalamnya, seolah tidak ingin menyiakan kesempatan yang mungkin tidak dapat diulanginya kembali. daster istriku bergerak-gerak pada bagian depan seperti posisi tanganku ketika mengobel liang senggama istriku, apakah kini pemuda itu sudah menjangkau hingga liang kehormatan istriku itu??? Pertanyaan itu berkecamuk dalam otakku, hingga tanpa kusadari tangan kiriku perlahan mengelusi penisku sendiri dari dalam saku celana. Sementara tangan pemuda tadi asyik bermain di liang senggama istriku, tangannya yang satu nya lagi bergerak naik kedalam cardigan istriku. Kini mereka terlihat seperti sepasang kekasih dimana sang prianya tampak menjaga wanitanya supaya tidak terjatuh karena nampak kini pemuda itu memeluk istriku. Namun sebenarnya tangan pemuda itu berusaha menggapai payudara istriku yang mala mini tidak mengenakan BH. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran pemuda itu jika mengetahui bahwa istriku tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali. Mungkin dalam pikirannya kini dia sedang mencari akal bagaimana caranya dia bisa menyetubuhi istriku yang cantik itu. Kini kedua tangan pemuda itu aktif merangsang istriku, istriku sesekali mendesah perlahan dan berusaha disamarkan dengan riuhnya suara penonton disekelilingnya. Dirangsang sedemikian rupa membuat birahi istriku yang tidak hanya bangkit, namun juga akhirnya menuntut penuntasan birahinya itu, tangan halus istriku yang sedari tadi hanya menggenggam menahan kenikmatan,kini mulai bergerak. Perlahan tangan istriku mencari-cari batang yang telah mengganjal belahan pantatnya yang kemudian dia elus perlahan dan sesekali meremasnya. Nampak sekali kemaluan pemuda itu besar dan panjang melebihi kemaluanku atau mungkin seukuran dengan kontol milik mas teguh. Disha nampak asyik dengan mainan baru yang ada digenggamannya itu. Dia menengok ke kiri dank e kanan memperhatikan situasi dan setelah dirasa aman dengan cepat dia menyusupkan tangannya yang halus dan lembut itu kedalam celana slabrug pemuda tadi. Karena model pinggang celana slabrug itu berupa kain yang terdapat karet didalamnya sehingga mempermudah tangan istriku untuk masuk. Dikocoknya kemaluan pemuda tadi perlahan sembari dia menikmati permainan pemuda itu pada payudara dan liang senggamanya. Kini mereka saling terangsang dan terbakar birahi. Saking semangatnya istriku mengocok batang pemuda itu hingga membuat celana slabrug pemuda itu tersingkap bagian pinggang hingga nampak kepala penis yang besar . buru-buru istriku melihat sekelilingnya takut ada yang menyadari aksi mesum mereka. Semakin malam atraksi yang ditampilkan semakin membuat penonton riuh, banyak dari mereka yang berdesak-desakan membuat kerumunan ini semakin sesak. Namun ternyata hal tersebut tidak mengganggu keasyikan pemuda itu dengan istriku. Bahkan kini dengan beraninya dia memprotkan celana slabrugnya sebagian hingga dapat kulihat batang kemaluan nya begitu panjang dan besar. Sepertinya pemuda itu menyadari jika aku melihatnya mengeluarkan batang penisnya, kukira dia akan mengurungkan niatnya untuk mencabuli istriku, tetapi dia justru berkata kepadaku “ssstt….mas, maaf ya kita lagi tanggung nih, mas jangan teriak ya, anggap saja mas gak lihat,mas boleh kok ikut melihat”. Mendengar itu kakiku menjadi lemas, bagaimana bisa pemuda itu memintaku untuk memaklumi tindakannya yang kini tengah mencabuli istriku. Namun justru aku mengangguk tanda setuju dan aku pun sedikit bergeser ketika dia memintaku supaya aksinya tidak dapat dilihat dari belakang. Kemudian pemuda itu berbisik pada istriku “mbak, mas nya yang dibelakang sudah aku kode dan oke aman mbak”, kulihat istriku menoleh kebelakang dan dia tersenyum manis kepadaku mungkin itu adalah ucapan terima kasih darinya ditengah-tengah birahi yang melanda. Saat itu aku menutupi diri dengan topi dan slayer pramuka milik budi sehingga wajahku tertutup dan istrikupun tidak mengenali aku suaminya yang ada dibelakangnya tengah menyaksikan aksi mesumnya. Banyak juga masyarakat disini yang berpenampilan sama denganku untuk mengurangi angin yang dingin. Pemuda itu kembali melihat sekitar sebelum akhirnya pemuda itu menyusupkan batang kontolnya yang panjang dan besar kebawah daster istriku. Hatiku deg-deg an, sementara badanku panas dingin jadi satu ketika kulihat istriku sedikit melebarkan kakinya ketika batang penis pemuda itu menyusup kebalik dasternya. Nampaknya posisi ini sedikit menyulitkan mereka sehingga istriku kembali melebarkan kakinya dan sedikit membungkuk, tangan kirinya pun memegang penis pemuda tadi dan mengarahkannya kedalam liang senggamanya. Ketika dirasa pas tangan istriku bertumpu kebelakang berpegangan kepada pahaku , rupanya pemuda tadi menunggu istriku siap menerima penetrasi. Ketika istriku siap, dia menoleh dan menganggukan kepalanya kepada pemuda itu dengan mata yang sayu ciri orang tengah dilanda birahi. Tangan istrikupun menggenggam erat pahaku, sepertinya dia menyiapkan diri dan dengan sekali hentakan perlahan masuklah batang penis pemuda itu kedalam liang senggama istriku. “ouuugghhhh…” lenguh istriku perlahan dan perlahan genggaman tangan istrikupun sedikit mengendur menandakan dia tengah menikmati penetrasi pada kemaluannya, sambil memejamkan mata wajahnya merona merah, sungguh sebuah kenikmatan tersendiri baginya dapat bersetubuh diantara keramaian orang dan tentunya ini menjadi bara api birahi yang membakar gairahnya. Pemuda itu mendiamkan sejenak batang penisnya mengganjal didalam, memberi kesempatan pada istriku untuk beradaptasi sebelum dia memulai penetrasi. “mantep banget mas tempik’e mbak e, wis gak perawan tapi legit poll mas, ini kontolku diremes-remes didalam” bisik pemuda itu kepadaku sambil menunggu penetrasi selanjutnya,dan hanya ku balas dengan anggukan dan acungan jempol. Sudah kepalang tanggung pikirku, malah jadi aib jika aku menghentikan perbuatan mereka, hingga akhirnya aku pasrah untuk mengikuti persetubuhan istriku. Tak lama kemudian pemuda itu mulai mengayunkan perlahan pinggulnya agar tidak mencolok perhatian, sementara istriku kembali meremasi pahaku menahan nikmatnya gesekan batang penis pemuda itu pada dinding kemaluannya. Istriku tidak mau kalah, dia juga mulai memaju mundurkan pantatnya perlahan seiring hentakan-hentakan penis pemuda itu, “assss ahhhhh…..” istriku mendesah tertahan sembari mememjamkan mata, aku yang melihatnya merasakan gairah hingga aku terus mengelus kemaluanku dari dalam saku celana. Riuhnya suara penonton pertunjukan kuda kepang menyembunyikan desahan-desahan istriku dan pemuda itu, berkali kali pemuda itu berkomentar kotor tentang istriku, seperti “enak banget mbak tempikmu” sambil tangan nya meremas payudara istriku, dan entah kapan kancing daster bagian depan istriku sudah terlepas hingga payudaranya yang tergantung bebas terlihat berayun ketika batang penis pemuda itu menghujam liang senggama istriku. Aku takut jika penonton yang didepan istriku akan menoleh kebelakang sehingga dia akan melihat istriku setengah telanjang dan tengah disetubuhi. Namun rupanya semua terfokus pada pertunjukan di arena pemain kuda kepang kini tengah memakan pecahan beling, dan sebaliknya istriku seperti kuda binal yang tengah memacu birahi. Ketika aku asyik membayangkan istriku, ternyata pemuda itu mencabut batang penisnya dan segera memasukkan kedalam celana, istriku Nampak kaget dan bingung ketika menoleh Nampak ekspresi kekecewaan diwajahnya, “mbak, pindah yuk?disini kurang bebas “ ucap pemuda itu. Istriku hanya mengangguk dan segera membetulkan kancing dasternya. “mas, makasih yah sudah jagain tadi, kami mau pindah saja supaya lebih nikmat hehehe “ sahutnya kepadaku yang Nampak heran.
Pemuda itu lantas menggandeng tangan istriku keluar dari kerumunan dan berjalan menjauh kearah kebun tebu. Aku yang baru tersadar lantas berusaha mengikuti mereka agar tidak kehilangan jejak. Cukup jauh aku berusaha menjaga jarak agar pemuda tadi maupun istriku tidak merasa jika kuikuti. Pemuda itu dan istriku memasuki rapatnya kebun tebu, entah akan kemana mereka melanjutkan gairah yang tadi tertunda. Aku pun mengikuti mereka masuk kekebun tebu dan astaga… aku terkejut karena disini banyak sekali pasangan yang sedang besetubuh dibalik rimbunnya tanaman tebu mereka mengambil berjarak beberapa belas meter dari pasangan disekitarnya dan hanya beralaskan baju. Rupanya ini sisi lain dari desaku yang belum aku ketahui mereka bersetubuh dengan bebasnya entah dengan siapa mereka melakukannya aku kurang tahu, aku memperhatikan dengan seksama untuk mencari istriku dan pemuda tadi. Namun aku tidak menemukan mereka didekat para pasangan mesum ini, mereka pun juga seolah tidak perduli dengan kehadiranku, bahkan beberapa wanita tanpa malu-malu mendesah menikmati sodokan-sodokan pada liang senggamanya. Aku terus berjalan sambil mengendap mencari keberadaan istriku hingga masuk cukup dalam ke tengah kebun tebu dengan sesekali memicingkan pendengaran untuk mendengar suara yang mencurigakan. Semakin dalam semakin rapat tanaman tebu ini, dan jika tidak berhati-hati mungkin terjadi aku bisa tersesat, hingga sayup-sayup kudengar suara desahan yang tidak asing ditelingaku, kuikuti asal suara itu dengan berjalan perlahan diantara rerimbunan tanaman tebu. disana aku melihat ada sebuah dangau ditengah kebun tebu, dangau yang biasa digunakan mandor atau buruh tani untuk beristirahat sejenak. Didalam dangau yang tidak ada dindingnya itu, kulihat pemuda itu tengah mencumbu istriku, diciuminya leher dan bagian belakang telinga istriku, istriku kini dapat mendesah tanpa malu-malu lagi, cukup keras desahan istriku hingga aku sedikit merinding mendengarnya. Kancing daster istriku kembali terbuka dan tangan pemuda itu meremasi payudara istriku. Istriku meremasi rambut pemuda itu diantara desahan desahannya, perlahan diturunkannya daster istriku kebawah sebatas perut hingga bagian atas tubuh istriku sepenuhnya telanjang. Pemuda itu menghentikan ciumannya dan hanya melihati tubuh istriku dengan nanar, sementara posisi istriku kini setengah bersandar pada lantai dangau dengan sikunya dengan wajah yang sangat menggairahkan. Dipandangi seperti itu membuat istriku tersipu malu, “kamu cantik sekali mbak” puji pemuda itu pada istriku, sementara istriku hanya memalingkan wajahnya sambil tersenyum karena malu. Sinar rembulan yang cukup terang membantuku melihat perbuatan mereka, kulihat pipi istriku memerah ketika dia memalingkan wajahnya tadi. Pemuda itu lantas segera melepas kemaja yang dipakainya dan menaruhnya dilantai dangau. Nampak pemuda itu memiliki dada yang bidang dengan perut yang rata, istriku terkesima melihat pemuda itu dan dengan tangan kirinya dia mengelus perut pemuda itu “keras sekali” ucapnya lirih. Pemuda itu lantas menurunkan celana slabrugnya dan keluarlah batang penis yang panjang dan besar namun belum sepenuhnya tegang. Istriku kembali terpukau ketika melihat batang penis milik pemuda itu, ditengah lamunan istriku pemuda itu berujar “wah, beruntung sekali aku malam ini, bisa ngenthu istri orang” ketika melihat cincin kawin dijari istriku. Mendengar ejekan pemuda itu membuat Disha semakin panas, diraihnya batang penis itu kemudian dikocoknya perlahan. “iya mbak pinter banget kocokanmu, ahh terus mbak enak banget” racau pemuda itu. Pemuda itu kemudian menggerayangi payudara istriku dan meremas-remasnya, sesekali putting istriku dipilin bergantian. Istriku mendesah tak tertahan “ahhh teruss ahhhh …” hatiku terbakar cemburu ketika kemudian kulihat istriku memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya, istriku yang sebelumnya tidak pernah mau ketika aku minta untuk mengoral kemaluanku kini dia sendiri yang dengan sadarnya memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya “mmpphh” kudengar suara dari bibir istriku,. Istriku melumat batang itu didalam mulutnya, batang penis itu cukup panjang dan besar hingga istriku terlihat kesulitan. Dijilatinya batang penis itu hingga biji pelernya begitu berulang dan disedot-sedot batang penisnya ketika dimasukkan kedalam mulut. Pemuda itu merem melek menikmati sepongan istriku. aku yang sudah terbakar cemburu dan emosi melihat perbuatan mereka sekarang kuturunkan celana ku dan kukeluarkan kemaluanku yang sudah ereksi maksimal, sangat jauh jika dibandingkan milik pemuda itu atau mas teguh yang sudah menyetubuhi istriku kemarin. Kukocok dengan cepat sambil membayangkan istriku tengah melumat kemaluanku dengan lidahnya, memberikan servis yang memuaskan, dijilatinya kemaluanku dan diemutnya biji pelerku. Sementara itu pemuda itu kemudian membantu istriku untuk duduk dengan bertumpu pada lututnya sendiri, kemudian diciuminya bibir istriku dan dibalasnya dengan bertautan lidah, bunyi kecipak terdengar ketika mereka berciuman. Tangan kanan pemuda itu terus meremas-remas payudara istriku sementara tangan kirinya dirangkulkan dibelakang leher istriku, dan istrikupun terus memberikan servis pada batang besar penis pemuda itu dengan mencocoknya cepat. Cukup lama mereka diposisi itu hingga kemudian pemuda tersebut merebahkan istriku dan mulai menjilati liang senggamanya, kudengar desahan desahan istriku seiring jilatan lidah yang menyapu dinding liang senggamanya, istriku mengakang melebarkan kakinya sendiri tanpa diminta pemuda itu hingga pemuda itu cukup leluasa memainkan lidahnya, ditekan tekan klitoris istriku dengan lidahnya hingga dia menjerit kecil dan meracau “ahhhhhhh mass aku keluar” dan kemudian kaki istriku yang tada mengangkang rubuh karena lemas. Pemuda itu kemudian bermaksud melolosi daster istriku yang masih tersanggkut dipinggang nya, bahkan istriku membantunya dengan mengangkat pantat nya ketika pemuda itu menariknya kebawah kaki.
“mass aku capek, badanku lemes , tapi nikmat banget mas jilatan lidahmu di itilku” ucap istriku jorok.
“hehehe, itu belum seberapa mbak, kan mbak’e belum merasakan batang kontolku ini” pemuda itu membanggakan batang penisnya yang telah ereksi sempurnya. “mbak’e pasti bakal ketagihan disodok kontol superku ini. sudah cantik, tubuhmu juga indah mbak pasti akan kubuat mbak’e merem melek nanti” ujarnya merendahkan.
Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 11malam, tanpa memberikan waktu istriku untuk beristirahat, pemuda itu menarik kedua kaki istriku hingga pangkal pahanya menyentuh perut rata pemuda itu. Kemudian diarahkannya batang penis nya kedalam liang senggama istriku, bleesss…. Masuklah batang penis itu kedalam liang senggamanya, perlahan pemuda itu mulai mengayunkan batang penisnya dan terlihat liang senggama Disha yang menggembung ketika penis besar itu bersarang didalamnya dan bibir kemaluannya terlihat tertarik ketika pemuda itu menarik batang penisnya.
“terus oohhh enak… oooohhhhh… terus entotin saya mas….”. Disha meracau sejadi-jadinya ketika batang penis pemuda itu menghujam cepat didalam liang senggamanya dan tak memperdulikan keadaan sekitar. Payudaranya besarnya berguncang-guncang seiring sodokan batang penis super itu. Sementara pantat istriku bergoyang liar mengimbangi hujaman batang penis pemuda itu, hingga Disha istriku yang cantik merintih panjang “Uuuhhhhh enak banget kontolmu mas…..”pertanda dia telah meraih orgasmenya yang kedua, pemuda itu hanya tertawa melihat kebinalan istriku. dicabutnya batang penis pemuda itu dan kemudian dia membalik badan istriku dengan posisi doggystyle. Istriku Disha yang masih kecapaian karena orgasmenya yang kedua hanya bisa pasrah membiarkan pemuda itu hendak menyetubuhinya lagi. Disha mulai mengumpulkan tenaganya dengan mengangkat sedikit badannya dengan menggunakan lengannya untuk bertumpu.
“plaaakk” terdengar pemuda itu menampar pantat Disha istriku dan membuat istriku melenguh panjang “oohhhhh”, segera pemuda itu kembali menghujamkan batang penis supernya kedalam liang senggama istriku dan mulai memaju mundurkan menyodok-nyodok liang senggama istriku dengan cepat. “oohhh gila legit banget tempikmu mbak, oia mbak aku sudah ngentotin mbak dari tadi tapi aku belum tahu siapa namamuhh… kenalkan aku pardi mbakkk …ahhh…” pemuda itu meracau disaat ia menghujamkan batang penisnya. “Diii…Dis…Disha Amaliaaa massss, ahhh gilaaaa nikmatttt bangeett “ jawab istriku tergagap yang dilanjutkan cercaunya karena liang senggamanya tengah dihujami batang penis yang membuatnya nikmat. “siapa nama suamimu mbak?mbak bukan orang sini pastinya?”Tanya pemuda itu sok yakin, “mmass Fais …. Mas Fais putra bu anu” jawab istriku. “oh mas Fais yah, iya saya tau mbak” sahut pemuda itu sambil terus menggoyang istriku dan tangannya meremasi payudara istriku yang menggantung indah. “mbak, enak mana tak kenthu apa dikenthu bojomu?” sahut pemuda itu kembali dengan logat jawa. “ahhh ahhh eeennaakk kontol mu massss ahhhhhh….” Racau istriku sekenanya. “pasti kecil ya, ini masih sempit banget mbak tempikmu tak kenthu” sahut pemuda itu merendahkanku.
Aku semakin panas mendengar rancauan Disha istriku yang tengah dilanda birahi itu hingga membuat nafasku terasa sesak dan memburu dan akhirnya aku memuncratkan spermaku pada dedaunan tebu. Pardi dan istriku bergumul dengan hebatnya, sesekali pardi menjangkau leher Disha dab ditariknya kebelakang mengajaknya berciuman. Istriku menyambut ciuman Pardi dengan mesranya, bibir mereka saling melumat sementara batang penis pardi tetap mengocok liang senggama istriku dan tangannya meremasi payudara istriku. pardi cukup kuat menahan beban tubuh istriku karena sodokan-sodokan penis besarnya tetap membuat payudara besar Disha berguncang indah.
“aahh aahhh masssss nikmat banget kontolmuuuu….”racau istriku tiba-tiba melepaskan ciumannya, rupanya Disha tidak kuat menahan nikmat jika tidak meracau. “mmaaaasss aku mau keluaarrr lagiiiiiii akkhhhhhh gilllaaakkk …….”, “tunggu dulu mbak, kita sama-sama aku jugaa mau keluarrr, ini dikeluarkan dimanaahhh???”sambung Pardi, “diih dalam sajahh massss , aakkhhhhhh” sahut istriku mendesah panjang. Bersamaan dengan itu menyemprotlah cairan sperma dari batang penis Pardi, sangat banyak hingga meleleh ke paha istriku. “plookk” bunci ketika pardi mencabut batang penisnya yang besar berurat itu dari liang senggama istriku yang banjir oleh cairan cintanya. “ahh nikmat banget mas sodokan kontolmu, lututku smpai lemes, terima kasih banyak mas” dan Disha istriku dengan sukarela membersihkan batang penis pardi dengan menjilati dan mengoralnya sebagai ucapan terima kasih. Pardi tersenyum-senyum penuh kemenangan karena berhasil membuat istriku bertekuk lutut dan berbuka paha menyambut batang kontolnya yang perkasa itu bahkan kini istriku tengah membersihkan batang penisnya yang perkasa. Sementara aku terduduk terdiam mengingat setiap bagian dimana istriku terlihat sangat menikmati disetubuhi lawan mainnya, masih jelas terdengar ditelingaku bagaimana desahannya dan erangannya ketika liang senggamanya tengah diaduk-aduk dihujami oleh batang penis Pardi. Mereka kini berciuman mesra dan tangan pardi kembali meremasi payudara besar istriku, “ahhh mas…, sudah malam nanti suamiku nyariin” ucap istriku ketika Pardi mulai memancing gairahnya lagi. “aku masih pingin mbak, rasanya rugi jika aku hanya menikmatimu beberapa jam saja” sambung Pardi ketika istriku mulai berpakaian, “kan mas Pardi bisa main kerumah jika kangen” sahut istriku menolehkan kepalanya dengan tersenyum manis. “dan jika ada kesempatan kita bisa …. Paham kan maksudku?” sambung istriku lagi.
“iya mbak, siaappp” jawab Pardi optimis.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar