Cukup panas juga udara malam ini, beberapa kali aku terbangun karena
kegerahan. Kulihat jam menunjukkan pukul 02.55, sebentar lagi sudah
subuh pikirku. Kuambil celana dalam ku diatas lantai akibat pertempuran
“kentang” dengan suamiku semalam dan kupakai. Kuberanjak dan kuraih
gagang pintu, aku berjalan keluar kamar hanya dengan mengenakan daster
dan aku tak memakai BH, sehingga payudaraku yang montok ini cukup
kentara dari luar jika aku tidak mengenakan BH. Masih terlalu pagi,
sehingga banyak anggota keluarga yang masih terlelap itulah kenapa aku
bisa sedikit “terbuka”. Cukup sejuk udara diluar kamar, kuambil gelas
dan kuisi air. Kubawa ke samping rumah dan kuminum sambil menikmati
sejuknya udara pagi hari. Apalagi angin berhembus cukup kuat sehingga
membuat bulu kudukku berdiri termasuk juga puting susuku yang mencuat.
Kucoba berjalan-jalan di halaman rumah, sambil berolahraga aku
berjalan bolak-balik dan dari kejauhan kulihat seseorang berjalan sambil
memikul dua timba air. “mas Teguh” pikirku cepat, lelaki yang membuatku
panas dingin dengan kemaluannya yang besar panjang dan berurat. Tak
lama kemudian dia sampai juga didepan rumahku dan kemudian menyapaku.
“pagi-pagi kok sudah bangun mbak Disha” sapanya ramah. “iya nih mas
Teguh, didalam rumah tadi gerah banget, jadinya bangun sekalian deh
hitung-hitung olahraga juga” ujarku sambil mengibas-kibaskan kain daster
ku dibagian dada sehingga ku yakin mas Teguh dapat melihat tonjolan
puting susuku dibalik daster. “iya nih mbak sekarang kan lagi musim
kemarau, saya saja dirumah juga tidak pakai baju kalau tidur” ujarnya
sambil dia melirik tubuhku. Penampilanku pagi ini memang bisa dibilang
sedikit menggoda karena aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan BH
yang panjangnya diatas lutut sehingga bahu dan pahaku yang mulus
terlihat olehnya. mendengar kata-katanya barusan membuat ku teringat
akan kemaluannya yang panjang dan besar itu. “mas Teguh mau ambil air
ya?” tanyaku basa-basi. “iya mbak, keburu ‘panas’ jika sudah mulai pagi”
jawabnya sambil tersenyum. Entah maksudnya mas Teguh tadi panas tadi
itu matahari atau karena dia melihatku seperti ini. “oia mas, jangan
panggil mbak lah, kan lebih tua mas Teguh juga, panggil dik saja gak
apa-apa” sahutku cepat. “wah ndak enak mbak, karena keluarga mas Fais
orang terpandang didesa ini” ujarnya memberi alasan. “gak apa-apa mas,
panggil dik aja kalau gak ada orang atau kalau kita ketemu dijalan”
balasku. “oia mas, aku ikut kesungai sekalian yah, mau mencuci baju,
biar nanti bisa segera bersantai” pancingku padanya. Tanpa menunggu
jawabannya aku berjalan kedalam untuk mengmbil ember cucian. Dan benar
saja dia menunggu ku, “ayuuk mas, keburu pagi jadi banyak orang nanti”
ajak ku sambil memberikan senyum manis.
Kami berjalan beriringan menuju sungai didesa ini, masih sepi karena
hari masih sangat pagi. Sepanjang jalan kamipun mengobrol dan saling
curi-curi pandang. Setibanya disungai, mas Teguh mengambil jarak kurang
lebih 100 m dari tempatku mencuci. Aku mengambil tempat mencuci diantara
beberapa bebatuan besar karena sekalian mandi pikirku. Ketika hendak
mencuci gairah ku yang semalam tertunda bangkit kembali, perlahan
tubuhku dialiri perasaan hangat dan payudaraku mengeras. Ada rasa gatal
dikemaluanku yang meminta dipuaskan. Awalnya aku hanya ingin sedikit
menggoda mas Teguh dengan memberinya tontonan gratis di pagi hari, namun
kini justru aku yang sepertinya ingin dia puaskan. Kucoba mencari akal
dan akhirnya muncul ide nakal di benakku. “aduuhhh”, teriakku kesakitan
supaya didengar mas Teguh. Sambil aku memijit-mijit betisku kulihat mas
Teguh berjalan tergesa-gesa kearahku. “kenapa dik???” tanyanya cepat
sambil mencoba memijat betis ku. “tadi aku terpeleset mas karena gelap”
sahutku beralasan. Mas Teguh tampak serius memijit sambil sesekali aku
mengaduh. Pijitannya perlahan seperti sedang mengelus-elus ketika aku
tak lagi mengaduh kesakitan. Posisiku saat itu sedang duduk dibawah
dengan membungkuk, sementara mas Teguh berada sedikit diatas ku sehingga
ku yakin dia bisa mencuri-curi pandang kearah payudara ku yang
menggantung bebas dibalik daster karena tak tertutup BH. Dengan
terbata-bata dia berkata “maafkan saya dik Disha jika saya lancang
mengatakan ini, namun saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak
kejadian kemarin sore sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan
dan kemolekan tubuh dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong
saya dik???” pintanya. Deg … jantungku berdegup kencang seolah tak
percaya saya akan mendengar kata-katanya itu. Kucoba menenangkan diri
dan tidak panik karena takut juga jika nanti aku menolak dan dia akan
menyetubuhiku paksa sehingga membuatku kesakitan dan meminta tolong bisa
malu juga aku dan keluarga suamiku. “lantas mas Teguh ingin nya
bagaimana?” tanyaku perlahan. “saya hanya ingin bisa melepaskan hasrat
ini saja dik, saya tidak pernah menyangka jika tadi saya bertemu adik
didepan rumah apalagi adik tampak begitu menggoda sehingga saya semakin
bergairah”. “ehhh apaan sih mas Teguh mintanya kok itu” sahutku sedikit
serius. “ya namanya membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik,
kalau saya diperbolehkan, saya ingin mengocok didepan dik Disha”
lanjutnya lagi sambil tersenyum karena seperti mendapatkan lampu hijau
dan pancingannya berhasil. “apa gak ada cara yang lain to mas? Nanti
kalau dilihat orang bagaimana!” sambil aku melirik mengawasi keadaan
sekitar yang masih gelap dan sepi. “tenang saja dik, penduduk disini
selalu mengambil air jika matahari sudah terang, lagipula sebentar saja
dik mungkin ndak sampai 5 menit” lanjut mas Teguh. Mas Teguh dengan
cepat membuka celananya dan beronani di depanku, mendapat tontonan
“live” seperti itu perlahan kurasakan celana dalam ku mulai basah.
Kulihat perlahan kemaluan mas Teguh memanjang dan membesar, jauh apabila
dibandingkan dengan milik suamiku. Merah padam wajahku mendapat
tontonan itu, sementara mas Teguh sepertinya menyadari jika aku mulai
bergairah. Cukup lama dia mengocok kemaluannya sambil berulangkali
menyebut namaku “Indah sekali dik Disha tubuhmu”, “nikmat sekali dik
sepongan bibirmu”. Rupanya dia sedang membayangkan aku mengoral
kemaluannya. “Cepetan donk mas Teguh!”, sahutku yang ketakutan sambil
melihat terus kearah sekitar. “coba dik disha dilepas saja dasternya
supaya saya bisa cepet keluarnya” pancing mas Teguh. Mungkin idenya tadi
ada benarnya juga dengan aku sedikit membantunya mungkin mas Teguh akan
cepat selesei. Dengan sedikit enggan aku berdiri bersandar pada batu
sambil perlahan mengangkat dasterku keatas sebatas buah dadaku,
memperlihatkan celana dalam merah dan payudaraku yang bebas terpampang
didepannya. “dilepas sekalian saja dik dasternya biar ndak capek
meganggnya” sambil dia mencoba mengangkat kain dasterku keatas. Dengan
berat hati aku bantu juga dengan menggerakkan bahuku supaya dasterku
bisa dengan mudah terlepas. Ketika aku mencoba melepas daster ini mas
Teguh berkata lagi “dik sebaiknya biar cepat keluar dilepas saja
sekalian celana dalamnya, nanti kotor kan biar saya juga bisa segera
keluar dik”. Tanpa menunggu persetujuanku mas Teguh langsung turun dan
menarik celana dalam ku kebawah. Karena kepalang tanggung malah aku
mengangkat kakiku sendiri untuk dapat melepas celana dalam itu
seluruhnya. “wah dik, badanmu bener-bener indah sekali, sudah gitu
cantik lagi orangnya, mimpi apa aku semalam dik” ujar mas Teguh sambil
mengocok kemaluannya.
Aku pun sedikit takut dan kawatir jika nanti dilihat orang sedang
telanjang didepan lelaki yang bukan suamiku apalagi outdoor begini, “Mas
udahan ya saya takut dilihat orang…”. “sebentar lagi lah dik, ini gak
keluar-keluar, duuhh gimana ini dik?” sahut mas Teguh. “coba bantuin aku
dik biar cepet keluar”. Dengan sedikit panik akhirnya kuraih tangan mas
Teguh dan mengarahkannya ke payudaraku, terasa hangat dan kasar tangan
nya karena terbiasa bekerja keras. Sementara mas Teguh tersenyum
kegirangan dan mulai meremasi payudaraku dan memilin-milin puting susuku
sambil tangannya yang satu lagi terus mengocok kemaluannya itu. Meski
matahari sudah mulai terlihat, namun belum ada tanda-tanda aktivitas
warga disungai itu pertanda jika sudah lewat dari lima menit seperti
awal yang dikatakan mas Teguh. Dan akhirnya aku pun melenguh untuk
pertama kalinya “uuughhh….” sambil memejamkan mata. Mendengar lenguhanku
tadi membuat mas Teguh semakin berani karena seperti mendapat ijin
untuk berbuat lebih jauh lagi.
Tiba-tiba mas Teguh menghentikan mengocoknya dan mengarahkan tangan
kanan nya kearah liang kewanitaanku yang sudah basah. Sambil memejamkan
mata, tanpa sadar kulebarkan kakiku untuk mempermudah mas Teguh
memasukkan jarinya. Akhirnya akupun terbuai dan terbawa kedalam
permainan yang kuciptakan sendiri. Sambil memejamkan mata aku
mendongakkan wajahku menikmati permainan jari mas Teguh di liang
senggamaku ‘oooohhh….sss….sshhh… enakkk mass….” Dan tanpa sadar aku
mengangkat kaki kiriku untuk bertumpu di batu sebelah mas Teguh duduk
sehingga kini liang senggama ku tepat berada sejajar dengannya. Tanpa
membuang waktu lagi, mas Teguh segera menjilatinya dan membawaku
dipuncak birahi. Mas Teguh sudh sepenuhnya mengendalikan gairahku ia
menjilati memekku, memilin putingku dan meremas-remas buah dadaku dan
sesekali memainkan jari-jarinja di memekku. “yaaa ammmmppppuunnn….
masss… nikmaaattttt”, racauanku yang mulai tidak jelas. akhirnya aku
mendorong Mas Teguh untuk duduk bersandar pada batu yang ada
dibelakangnya, kemudian aku kakangi kemaluan mas Teguh dan dengan tangan
ku sendiri kugenggam kemaluan mas Teguh yang besar dan panjang dan
menuntunnya ke dalam liang senggamaku. Rasa tidak terpuaskan yang dalam
beberapa hari ini tidak kudapatkan dari mas Fais akhirnya perlahan kini
mulai kunikmati. Rasanya benar-benar sangat sesak sekali kemaluan mas
Teguh atau bisa kubilang kontol karena saking besar dan panjangnya itu
tidak mampu masuk semuanya menyisakan sepertiga bagian diluar memekku.
Sambil meremas buah dadaku sendiri ku merancau “oohhh mas mas Teguhhh”
kugoyangkan pinggulku naik turun sementara mas Teguh duduk bersandar
pada batu sambil tersenyum penuh kemenangan. Menang karena dia berhasil
membuatku Disha Amalia, istri dari laki-laki terhormat didesa ini, kini
tengah mencoba mendapatkan kepuasan seksual darinya. “enak dik?” tanya
mas Teguh melihat aksi liarku, “mmmpphhh…. ahhhhh….. enak mas, enak
bangettthh…” ujarku tak perduli melihat dia tertawa karena aku asik
mengayun-ayunkan pinggulku pada kemaluannya yang terasa sangat keras
sekali. Berkali-kali kepala kontol mas Teguh menyentuh dinding rahimku,
dapat kurasakan setiap inchi dari kontol mas Teguh menarik-narik dinding
liang senggamaku ketika aku mengayunkan pinggulku. “enak mana sama mas
mu dik?” lanjut mas teguh bertanya. “ooouughhh maaassss…. masss
ennnaakkk”, sahutku tak perduli sambil melenguh memejamkan mata. Aku
ingin dipuaskannya, aku pukul dadanya sambil tetap aku mengayun-ayunkan
pinggulku naik turun, “mass… aku udah gak tahaannn lagiii… mas ayooo
goyangin cepetannn”. Namun justru mas Teguh mengangkat pahaku dan
membuat terlepas kontol yang tadi mengaduk senggamaku. “maaasss kokk
gitu?” ujarku kesal. Namun dengan tertawa seolah merendahkan didorongnya
badanku sehingga tangan ku bertupu pada batu dibelakangku. Kuturuti
saja apa maunya supaya rasa gatal di liang senggamaku tadi bisa segera
terpuaskan. Dan kemudian yang kutunggu-tunggu akhirnya bbleeess….
masuklah kontol mas Teguh “uugghhh” lenguh ku pelan, mas Teguh mulai
memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan dan semakin kencang
menyodok-nyodok memekku. Dapat kurasakan payudaraku yang besar dan sekal
itu bergantung berayun bebas akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh
kok belum keluar-keluar sihh, nikkmmaaatt” cerca ku disela sela
kenikmatan yang menderaku. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin
kunikmati setiap moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar,
sangat jarang ada wanita cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin
kubuat kamu puas dengan kontolku ini” ujarnya cabul. Aku benar-benar
sudah seperti wanita murahan tak malu-malu lagi melenguh dan
mendesah-desah menahan nikmat. Matahari pagi sudah terlihat, tempat kami
yang gelap pun kini sudah semakin terang menandakan sudah hampir satu
jam lebih aku disteubuhi mas Teguh, namun aku tak perduli aku ingin
dipuaskan pagi ini. Terus disodok-sodokkannya kontol mas Teguh sambil
kedua tangannya memegangi pinggulku, cepat sekali sodokannya sehingga
membuatku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss nikmatttt bgt….aku mau
keluaaarrr masss Teguuhhhh”. Namun belum terlihat jika mas Teguh mau
keluar, “masss aduhhh gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos
ngosan. Memang kuat sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama aku
disetubuhi namun dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya
suamiku baru sepuluh menit menggenjot memekku, ritme sodokannya sudah
tidak beraturan. Namun mas Teguh berbeda, ritme sodokan kontolnya justru
makin cepat dan membuatku kewalahan menahan nikmat. Dan tak lama
kemudian aku meraih orgasmeku “maaasss….akuu keluuuaarrrrr…” dan membuat
lutut ku lemas dan hampir terjatuh karena tanganku tidak kuat lagi
bertumpu. Dengan sigap mas Teguh menahanku sehingga aku tidak terjatuh.
“kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah dan memekmu sangat sempit,
beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu dik” ujar mas Teguh memujiku.
Mendengar itu pipikupun memerah karena malu. tak bisa kupercaya aku
dipuaskan oleh orang yang bukan suamiku, aku disetubuhi habis-habisan
dan aku sangat sangat puas. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku
menghianati rumah tanggaku, dengan membiarkan diriku ini digauli lelaki
yang belum ada satu hari kukenal, maafkan Disha mas Fais, istrimu ini
benar-benar menikmati persetubuhan tadi gumamku dalam hati. Tak ada
sesal, yang ada kini rasa puas dan nikmat yang kini mengisi kekosongan
hatiku . karena aku benar-benar menikmati dan menginginkannya meskipun
awalnya aku hanya berniat sedikit pamer dengan menggoda mas Teguh.
Kulihat mas Teguh kembali memakai celana nya “mas mau kemana? Kan mas
belum terpuaskan” tanyaku dengan berat hati, “sudah mulai siang dik,
sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang penting
kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut babti malah terpergok orang dik”
jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi lagi yah
mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku sedikit manja.
Kemudian kulihat mas Teguh berjalan menjauh kembali ketempat dia tadi
meninggalkan timbanya. Sementara aku dengan rambut yang acak-acakan
masih terduduk dan mencoba mengingat lagi peristiwa yang barusan terjadi
sambil aku meraih baju daster untuk segera kupakai. Benar-benar gila,
pagi ini ku tinggalkan suamiku yang tadi masih tertidur, dan kemudian
aku meraih kepuasan dengan lelaki lain yang baru kukenal kemarin sore
dan aku menikmatinya dan tidak menyesal. Disha, kamu benar-benar wanita
binal gumamku.
POV : Fais
“Dik, mas mau keluar .....” dan bersamaan dengan itu muncratlah sperma
yang cukup banyak ditelapak tangan istriku. Dapat kulihat sedikit raut
kekecewaan dari ekor matanya. Memang saat ini kondisi badanku kurang
fit, ditambah dengan fantasi yang tidak-tidak pada istriku dan kejadian
disungai sore tadi membuat gairahku meledak-ledak namun tak diimbangi
dengan stamina yang tinggi. Memang paling lama aku biasa menyetubuhi
istriku hanya 15 menit saja, itupun dengan menahan rasa geli diujung
penisku. Aku berusaha mencoba memuaskannya kembali, kulihat istriku
mulai membuka dasternya menariknya keatas, kucumbui istriku, kujilati
bibir kemaluannya namun gairahku tak kunjung juga terbakar, penisku
tetap tidak ereksi. Sepertinya istriku menyadari kekuranganku, dan dia
menyuruhku untuk lekas beristirahat dengan kecupan lembut serta ucapan I
love you darinya. Segera dia merebahkan diri disampingku, begitupun
juga aku segera bergegas memejamkan mata. Aku tidak dapat tertidur meski
mata ini terpejam, aku tiba-tiba takut jika istriku akan berbuat curang
dibelakangku, menghianati perkawinan ini karena memang sangat jarang
dia bisa meraih kepuasan dariku. Waktu rasanya berjalan begitu lambat,
apalagi malam ini begitu panas udaranya. Kudengar kokok ayam yang
dipelihara ibuku, menandakan hari sudah mulai pagi, dan kurasakan
istriku sepertinya juga terbangun. Aku masih berpura-pura tertidur
ketika kulihat dia beranjak keluar kamar. Perlahan kuikuti kemana
istriku berjalan, ternyata dia mengambil air dan duduk diserambi rumah
menikmati dinginnya angin pagi hari. Aku bersembunyi dibalik pintu,
jaga-jaga jika nanti istriku balik lagi kekamar aku bisa segera berlari
kedalam kamar.
Namun sepertinya dia tidak berniat lagi kembali kekamar, malah dia
berjalan-jalan dihalaman rumah seperti sedang menunggu sesuatu. Dapat
kulihat dari balik dasternya samar-samar putingnya mencuat, duh kenapa
tidak pakai BH sih dik, nanti jika ada yang lihat bagaimana batinku. Dan
benar saja , dari tempatku mengintip dapat kulihat dari seberang ada
orang yang sedang berjalan menuju jalan didepan rumah, namun istriku
malah seperti salah tingkah, siapa sosok yang berjalan itu karena
tempatku cukup gelap sehingga tidak jelas. Dan tak lama kemudian tibalah
sosok berjalan tadi didepan rumah keluarga kami, dia cukup terkejut
melihat istriku hanya berdaster tipis saja yang samar memperlihatkan
puting susunya yang mencuat. Lamat-lamat akhirnya aku mengenali sosok
itu, dia seorang laki-laki, ya laki-laki yang sepertinya membuat istriku
terpesona tadi sore dengan kemaluannya yang panjang dan besar berurat
itu, mas Teguh.
Oh dik, apakah ini hanya kebetulan ataukah ini mimpi burukku karena
memfantasikanmu yang tidak-tidak. Kucoba untuk mencubit lenganku sendiri
“aduuuhh” pekikku menahan sakit. Ini bukan mimpi, ini alam nyata, dan
sekarang kulihat istriku yang dengan pakaian seadanya itu tengah
mengobrol akrab dengan mas Teguh. Entah mengapa istriku cepat akrab
dengan mas Teguh ini, padahal istriku tipikal wanita yang tidak begitu
suka dengan orang baru. Namun kini kulihat istriku sedang tertawa saat
berbicara dengan mas Teguh. Kudengar istriku ingin ikut pergi ke sungai
untuk mencuci, dia segera berbalik ke arah rumah. Hal ini membuatku
kalang kabut, akhirnya aku bersembunyi dikamar mandi, dan berharap
istriku tidak kembali kekamar dan segera berangkat ke sungai. Dewi
fortuna rupanya ada disampingku, istriku hanya mengambil ember kotor di
dekat sumur, kulihat dari lubang fentilasi kamar mandi, istriku sedang
merapikan dirinya, membenahi rambutnya yang sedikit acak-acakan. Setelah
dia rasa cukup, dia kembali berjalan dengan cepat kedepan. Kutunggu
hingga beberapa saat untuk kembali memantau, setelah kurasa cukup aku
kembali kedepan dan kulihat halaman rumah sudah sepi, ternyata mereka
sudah berangkat menuju sungai. Aku harus bergegas menyusul mereka supaya
aku bisa melihat apa yang ada dipikiran istriku. Aku berjalan
mengendap-endap melewati kebonan disamping jalan setapak yang mereka
lalui, dapat kudengar mereka bercakap-cakap sambil sesekali tangan
istriku mencubit pinggang mas Teguh karena mas Teguh melucu. Tidak lama
kemudian akhirnya sampai juga mereka disungai, istriku mengambil tempat
tidak jauh dari mas Teguh. Aku harus segera mencari posisi yang tepat
supaya dapat melihat apa yang akan dikerjakan istriku. Setelah
mengendap-endap diantara bebatuan, akhirnya kudapatkan posisi yang pas,
tempatnya cukup tersembunyi karena tertutup ilalang dan bebatuan sungai
yang berada disebelah istriku. Kulihat istriku sedang duduk diatas batu,
tatapannya seperti kosong sedang memikirkan sesuatu. Dan kini kudengar
istriku berteriak “aduuhhh...” sambil memegangai betisnya dan kulihat
diseberang mas Teguh tergopoh-gopoh berlari kearah istriku. “kenapa
dik???” tanyanya sambil memijit betis istriku. “ini mas, tadi aku gak
sengaja terpeleset” sambil dia memegangi betisnya yang juga dipegang
oleh mas Teguh, kedua tangan mereka bersentuhan sementara posisi mas
Teguh yang lebih tinggi membuatnya dapat melihat gundukan payudara
istriku dari celah dasternya. Lama kelamaan pijitan mas Teguh kulihat
seperti sedang mengelus-elus betis istriku dan anehnya istriku malah
mendiamkannya dan tak lagi kudengar rintih kesakitan dari istriku. Dalam
suasana yang hening itu, tiba-tiba mas teguh berkata dengan kurang
ajarnya “maafkan saya dik Disha jika saya lancang mengatakan ini, namun
saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak kejadian kemarin sore
sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan dan kemolekan tubuh
dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong saya dik???”.
Pikiranku kacau berkecamuk tidak karuan antara,tegang,marah,panik,
terangsang, aku tidak tahu lagi. Kini dadaku berdegup sangat keras dan
kemaluanku langsung ereksi menanti reaksi dari istri tercintaku. “lantas
mas Teguh ingin nya bagaimana?” tanya istriku perlahan. “tolong bantu
saya melepaskan hasrat dalam diri saya ini dik, saya tidak menyangka
akan melihat adik tadi didepan rumah dengan penampilan yang sangat
menggoda saya” . “ehh apaan sih mas teguh ini” sahut istriku sedikit
marah. “membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik, saya hanya ingin
bisa beronani didepan dik Disha “ jawabnya sambil tersenyum kurang
ajar. “apa tidak ada cara lain mas untuk membantu mas teguh, aku takut
jika dilihat orang?” tanya istriku sepertinya pasrah. “tenang saja dik,
hari masih gelap dan jarang ada yang pergi kesungai pagi-pagi dik,
lagipula sebentar saja dik gak sampai 5 menit nanti” mas teguh mencoba
menepis kekawatiran istriku. Kulihat istriku menoleh kekiri ndan kekanan
memperhatikan situasi, dan dengan cepat tanpa menunggu persetujuan
istriku mas teguh langsung membuka celananya dan beronani didepan
istriku. Kini kemaluan mas teguh yang panjang dan besar berurat itu
tengah mengacung dengan gagahnya, tampak istriku pipinya memerah karena
menahan malu, atau mungkin akhirnya istriku yang cantik itu ikut
terangsang terbawa suasana. Sambil mengocok kemaluannya mas teguh
meracau menyebut nama istriku, rupanya mas teguh benar-benar tergoda
oleh istriku yang cantik ini. “cepetan dong mas, nanti keburu ada orang”
ujar istriku, “sebentar lagi dik, kalau terburu-buru aku jadi tidak
bisa konsentrasi, coba kamu lepas dastermu dik supaya bisa cepat keluar”
pancing mas teguh. Dengan sedikit enggan kulihat istriku berdiri
bersandar pada batu dibelakangnya dan mulai mengangkat ujung dasternya
keatas sebatas payudaranya. Kini tubuh indah istriku terpampang bebas,
memperlihatkan kemulusan dan kemolekan tubuh istriku tercinta dengan
payudara yang tergantung begitu menggiurkan. Mas teguh pun terpana,
karena wanita yang sangat dikaguminya, istri dari orang yang disegani
dikampung ini tengah pasrah memperlihatkan keindahan tubuh padanya.
“dilepas saja dik dasternya biar dik Disha tidak kecapekan memegangi
nanti” rayu mas Teguh. Istriku dengan pasrah mencoba menarik kain
dasternya keatas melewati bahunya, “dik, sini aku bantu melepas celana
dalammu ya” tanpa diminta mas teguh langsung memlorotkan celana dalam
istriku ke bawah, dan gilanya istriku justru membantunya dengan
mengangkat telapak kakinya hingga celana dalam itu sepenuhnya terlepas.
Nampak kemaluan istriku yang sudah basah oleh rangsangan yang secara
live diberikan mas teguh. Kini mas teguh tepat berada didepan kemaluan
istriku, dan istriku terdiam terpaku melihat mas teguh mengocok
kemaluannya lagi. “sungguh indah sekali dik tubuhmu, mimpi apa aku
semalam bisa melihatmu seperti ini” puji mas teguh. “mas sudah ya, aku
takut jika nanti ketahuan orang” balas istriku. “dik sebentar lagi ya,
ini belum mau keluar, atau kamu coba bantuin aku biar bisa segera
selesei dik” rayu mas teguh kembali. Dengan sedikit panik kulihat
istriku meraih tangan mas teguh dan tanpa ku duga-duga istriku
meletakkannya dipayudara besarnya itu. Aku sudah tidak dapat berpikiran
dengan jernih lagi karena perasaan cemburu, marah, dan benci itu kalah
oleh nafsu dan hasratku untuk melihat lebih jauh lagi. Kulihat mas teguh
meremas-remas perlahan payudara istriku yang cantik itu dan sesekali
memilin-milin putingnya, sementara istriku memejamkan matanya dan
menengadahkan kepalanya keatas, terlihat jelas pipi istriku memerah
karena menahan gairah dan malu hingga akhirnya “ugghhhhhhh” istriku
melenguh untuk pertama kalinya. Mendengar lenguhan istriku yang menahan
nikmat itu membuat mas teguh berani berbuat lebih jauh lagi, karena mas
teguh menghentikan kocokannya dan mengarahkan tangannya keliang senggama
istriku yang sudah sangat basah oleh cairan cintanya. Tanpa sadar
istriku melebarkan kakinya ketika ujung jari mas teguh mulai meringsek
memasuki liang kewanitaannya membuatnya terbuai kenikmatan yang
dibuatnya sendiri itu. Sudah lama tidak mendapatkan kepuasan seksual
dariku rupanya membuat istriku yang cantik itu menjadikan kesempatan ini
untuk mendapatkan kepuasan. Sambil mendongakkan kepalanya istriku
kembali melenguh untuk kedua kalinya “uuhhhh....ssstttt...mmmmphh” dan
tanpa sadar istriku menaikkan kakinya diatas batu disebelahnya sehingga
membuat nya mengangkang lebar dan tanpa membuang kesempatan lagi mas
teguh langsung melumat liang kewanitaan istriku. Aku panas dingin
melihatnya, tanpa sadar tanganku pun mengocok kemaluanku sendiri nyang
tak seberapa besar dan panjang bila dibandingkan dengan kemaluan mas
Teguh itu. Aku pun ikut terangsang melihat istri yang kunikahi, yang
kucintai, dewi cintaku itu kini tengah dilanda birahi dan tengah mencari
kepuasan dari orang yang baru dikenalnya.
Mas teguh dengan rakusnya menjilati dinding kemaluan istriku, menekan
nekan klitorisnya hingga membuat istriku yang cantik ini meracau tanpa
sadar ‘’oooohhh….sss….sshhh… enakkk mass….”, kini istriku telah
sepenuhnya dalam kendali mas teguh, ia nbegitu sangat menikmati apa yang
dilakukan oleh lelaki yang bukan suaminya itu ia tak sungkan lagi untuk
mendesah kenikmatan “yaaa ammmmppppuunnn…. masss… nikmaaattttt” teriak
istriku berkali-kali. Dan mungkin aku harus merelakan jika mas teguh
menyetubuhi istriku yang cantik itu karena ia telah sepenuhnya pasrah
akan perlakuan mas teguh. Namun yang tak kuduga, kulihat istriku Disha
justru mendorong mas teguh hingga mas teguh terduduk bersandar pada batu
dibelakangnya dan... istriku yang cantik kini ia mengakangi kemaluan
itu dengan tangannya sendiri memegang kemaluan mas teguh yang panjang
dan besar berurat untuk diarahkan pada liang senggamanya.
“aaaaaaahhhhhhhh” bersamaan dengan desahan istriku kulihat dia meringis
menahan nikmat ketika kemaluan besar mas teguh secara perlahan menghujam
kedalam liang senggamanya, istriku sangat menikmati setiap gesekan dari
penis besar mas teguh. Kini istriku telah sepenuhnya menghianatiku,
diberikannya kenikmatan yang harusnya hanya untukku itu pada lelaki
lain. Hatiku hancur melihat pemandangan yang menyayat hati ini, lututku
lemas melihat ketika kemaluan mas teguh akhirnya bersarang diliang
kenikmatan istriku terlebih lagi karena justru istriku sendiri yang
menuntun kemaluan mas teguh untuk menyetubuhinya. Dengan liar istriku
mengayun-ayunkan pinggulnya naik turun sehingga payudara indah istriku
berguncang hebat. Mas teguh tersenyum melecehkan, karena dia berhasil
menyetubuhi istriku bahkan membuat seperti istriku sendiri yang meminta
disetubuhi. Disha istriku yang cantik, yang kucintai itu kini tengah
dilanda birahi dan terus merancau tanpa sadar “oohhh mas mas Teguhhh”.
“enak mana sama masmu dik?”sahut mas teguh, “hmmmmpppp massss enak”
jawab istriku tak jelas. Namun kutahu maksudnya adalah enak disenggamai
mas teguh. Rasanya cemburu ketika kudengar istriku menjawab itu, namun
aku sudah dimabukkan oleh libido dan nafsuku hingga aku pun semakin
panas melihat persetubuhan mereka. “mas ayoo goyangin cepetan ...aku mau
keluar ahhh” pinta istriku. Namun mas teguh bukannya menuruti
permintaan istriku justru malah mengangkat paha istriku hingga
kemaaluannya terlepas “lho mas kok ???” belum sempat istriku
menyelesaikan perkataannya, mas teguh mendorong tubuh istriku kedepan
hingga istriku itu bertumpu pada batu didepannya. Rupanya mas teguh
ingin mengganti posisi karena dirasanya posisi tadi kurang nyaman.
Istriku dengan posisi setengah menungging itu terlihat sangat seksi
sekali, payudaranya bergantung sangat indah, besar namun sekal tidak
kendur. Dapat kulihat kemaluan mas teguh yang besar dan panjang berurat
itu kini mengkilap oleh cairan cinta istriku tadi. bleesss....Perlahan
didorongnya kemaluannya itu memasuki liang senggama istriku, istriku
kembali mendongakkan kepalanya meringis menahan nikmat. “uugghhhh”
lenguh istriku pelan ketika kemaluan itu telah menyentuh dinding
rahimnya namun masih menyisakan 15 cm karena tidak bisa masuk saking
panjangnya. mas Teguh mulai memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan
dan semakin kencang menyodok-nyodok liang senggama istriku. Dapat
kulihat payudaraku yang besar dan sekal itu bergantung berayun bebas
akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh kok belum keluar-keluar sihh,
maaass nikkmmaaatt” cerca istriku disela sela kenikmatan yang
menderanya. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin kunikmati setiap
moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar, jarang ada wanita
cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin kubuat kamu puas dengan
kontolku ini” ujarnya cabul. istriku benar-benar sudah seperti wanita
murahan tak malu-malu lagi melenguh dan mendesah-desah menahan nikmat,
hingga dia tidak perduli siapa dirinya, siapa laki-laki yang sedang
menyetubuhinya dan diamana dia berada. Hingga tak terasa Matahari pagi
sudah terlihat, sudah hampir satu jam mas teguh menyetubuhi istriku,
namun mereka seolah tak perduli terus disodok-sodokkannya kemaluan mas
Teguh sambil kedua tangannya memegangi pinggul istriku, cepat sekali
sodokannya sehingga membuat istriku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss
nikmatttt bgt….aku mau keluaaarrr masss Teguuhhhh”. “masss aduhhh
gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos ngosan. Memang kuat
sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama dia menyetubuhi istriku namun
dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya aku hanya bertahan tak
lebih dari 15 menit ketika menyetubuhi istriku, namun mas teguh
benar-benar luar biasa hingga membuat istriku lupa siapa dirinya. Dan
tak lama kemudian istriku meraih orgasmenya “maaasss….akuu
keluuuaarrrrr…” teriak istriku cukup kencang dan diikuti jatuhnya tubuh
istriku akibat lututnya lemas menahan beban ketika disetubuhi tadi.
Dengan sigap mas teguh menahan tubuh istriku dan merebahkannya didada
mas teguh yang bidang itu. “kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah
dan memekmu sangat sempit, beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu
dik” ujar mas Teguh memuji istriku. Mendengar pujian itu, pipi istriku
bersemu merah karena malu. Aku masih berharap ini semua hanyalah mimpi
dari tidurku semalam, melihat istriku yang cantik itu digauli disetubuhi
habis habisan dan istrikupun terlihat sangat puas dengan persetubuhan
itu hingga tak kulihat raut penyesalan dari wajahnya. Tak lama kemudian
mas teguh terlihat kembali mengenakan celananya “mas mau kemana? Kan mas
belum dapat kepuasan???”tanya istriku dengan berat hati. “sudah mulai
siang dik, sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang
penting kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut nanti malah terpergok
orang dik” jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi
lagi yah mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku dengan
senyumannya. aku marah, cemburu , kesal dan emosi, melihat senyum
istriku cantik sekali, indah sekali senyumannya yang baru kali ini aku
melihatnya. Senyuman yang seperti sangat ingin sekali disetubuhi dan
digauli lagi oleh mas teguh. Kemudian mas teguh berjalan meninggalkan
istriku yang melihatnya dari belakang, istriku tampak sangat
menggairahkan seusai disetubuhi habis-habisan oleh mas teguh. Ingin
sekali aku langsung menubruknya dan menggaulinya, namun jika aku lakukan
tentu perkawinanku akan hancur karena aku mengetahui penyelewengannya
dan jika itu terjadi aku tak tahu jika kami bercerai nanti, apakah
justru semakin membuat istriku bebas untuk bersetubuh dengan siapapun,
mencari lelaki mana yang dia rasa mampu memuaskannya namun jika aku
pertahankan apakah aku sanggup menahan amarah, cemburu, libido dan
gairah jika mengingat hari ini dan apa yang akan terjadi kemudian hari,
entahlah...
Home
Cerita Eksibisionis
Disha
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Gairah di Pagi Hari
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar