Cerita Eksibisionis Hani : Aku, Budak Nafsu Pacar Anakku 10 | H-1 Kepulangan Mas Hendro

POV Hendro

Dingin, saat ini suhu di Melbourne sangat dingin. Tadi siang baru saja terjadi badai salju disini. Untunglah ini sudah memasuki libur semester, jadinya tadi siang aku ga perlu pusing mikirin bagaimana cara ke kampus. Di flat ini malam ini cuma ada aku. Biasanya aku disini berdua dengan temanku, Ridho, mahasiswa beasiswa S2 yg juga berasal dari Indonesia. Ridho baru saja pulang kemarin, sedangkan aku rencananya akan pulang besok pagi. Apa kabar ya istriku? Seminggu yang lalu aku telpon ga diangkat2, kata Dian sih lagi nemenin temennya yang liburan ke Bandung. Padahal aku Cuma ingin kasih tau kalau aku akan pulang. Ah iya, kenapa ga aku telpon sekarang aja ya? Aku segera mengambil ponselku.

Tutt…Tuuuttt….Tuuttt….

Lama tak diangkat, istriku lagi ngapain ya? Apa udah tidur ya? Atau lagi main-main sama sextoy yang aku kirim? Hmm..aku jadi horny bayangin istriku lagi mainin vaginanya pake dildo besar itu.

“haloo, mas..apa kabar? Maaf tadi aku lagi di kamar mandi”, terdengar suara istriku, Hany diseberang telepon.

“haloo sayang, mas sehat, kamu sehat? kangen nih, kamu lagi ngapain?”, ucapku. Senang banget bisa denger suara istriku lagi.

“hmm..iya mas,aku sehat, aku juga kangen banget mas, ini aku baru abis gosok gigi, mau tidur”.

“anak-anak udah pada tidur?”

“tadi terakhir aku lihat sih udah mas”

“sayaang, mas kangen pengen peluk kamu,cium kamu, jilatin putting kamu yg seksi itu”, aku bicara begitu sambil tanganku mulai meraih penis dibalik boxer ku.

“mas lagi horny banget ya? Sabar mas, kan mas besok udah ada disini, kita bisa bercinta sepuas mas, klo perlu seharian kita ga usah keluar kamar”, jawab Hany tak kalah nakal.

“sayang, mas pengen bercinta sama kamu sekarang, kamu bantuin mas ya?”, ucapku, entah kenapa aku terpikir untuk mengajak Hany melakukan phonesex.

“apa aja buat mas pasti aku lakuin”, ucap Hany mantap.

“sayang, sekarang kamu coba ambil dildo yang mas kasih deh”

“iya, bentar ya mas”

“anggap dildo itu penis mas, dan sekarang kamu jilatin dildo itu sayang, mas pengen denger suara jilatan kamu”,

“mhmm…muach..”, terdengar suara Hany mencium dildo itu dan mulai menjilatinya pelan-pelan.

“terus sayang,lebih cepat…hmnggg”, aku mengocok penis ku dengan irama teratur sambil membayangkan penisku sedang dijilati Hany.

“hmmm….enghhmm,,,…hmnnnmm…”, suara Hany mulai terdengar berat, sepertinya nafsunya mulai naik.

“sekarang bayangin mas lagi ciumin kening kamu”

“enghmmm…te…russs mas?”, suara Hany mulai terdengar putus-putus.

“terus bibir mas mulai turun ke hidungmu, mulai menjilati bibirmu, turun ke lehermu dan menjilat lembut disana”

“ehmmm…enghmmm”

“kerasa ga Hany sayang?”

“nghhhmmm..iyaaa mas,,,teruusss masss…”

“bibir mas makin turun ke bawah, jilatin putting kamu sambil tangan mas meremasnya lembut”

“hmm..mass…enaak….terusmass…”, suara Hany dipenuhi desahan desahan lembut.

Bayangan percintaan panas kami kembali berputar diotakku. Bayangan wajah Hany yang menjerit-jerit seksi ketika ku sodok menghampiri pikiranku. Aku masih terus mengocok penisku dengan irama teratur.

“Hany sayang, kamu lagi ngapain disana?”, tanyaku pada istriku, aku mulai berimajinasi lagi.

“ehnghhmm….aku lagi masukin penis mas ke vaginaku mas”

“hangaat…vaginamu hangat, masih sama ga berubah”, aku meracau sambil mulai mempercepat kocokan dipenisku.

“Ehngfhhhmmm…..iyaaa mass, cepat mas, goyang lebih cepat lagih……”

“arghhh..mas…gedee…punyaa mas gede bangeeet….hmmff”

“enghmnhgghh….aduhhh..duhhh…mas…aku keluaarrrrr”, akhirnya Hany menggeram panjang, sedangkan aku masih terus mengocok penisku dengan
cepat.

“lemes ya sayang?”

“iyaaa…lemes banget mas…”

“sayang tau gak, penis aku udah keras banget, aku udh ga pake celana sekarang”

“iyaa mas, aku juga udah bugil dari tadi mas..”

“Lanjut lagi yuk, bantu mas ya, biar lega”

“yuk mas, badanku udah basah banget nih”

“sekarang kamu nungging ya, mas mau gaya doggie”

“hmmm….”, Hany hanya bergumam, dan terdengar suara yang menandakan kalau Hany sekarang merubah posisinya.

“yuk mas aku udah siap”, Hany berkata lagi.

“mas masukin sekarang yaaaa”, aku berkata begitu sambil membayangkan diriku menyetubuhi Hany dengan gaya doggy.

“ehmm…eochmmm…..”, ku dengar Hany hanya merintih.

“hmm,,hangat banget vaginamu sayang”

“Ouchhh……”, Hany mengerang lebih keras.

“sekarang mas ngaduk-ngaduk vaginamu sambil menusuk-nusuk anusmu pake dua jari mas”

“hmmm…masss….enaakkghhmm”

Kami terus saja saling memuaskan hasrat masing-masing. Meskipun lebih banyak aku yang bicara sedangkan Hany lebih banyak mendesah, menggeram dan mengerang, tetapi justru aku merasa nikmat meskipun hanya mendengar desahannya. Hampir setengah jam lamanya hingga tiba-tiba aku merasa sudah ingin keluar. Ku kocok penisku lebih cepat.

“oochhh..achhgghh…masss akuhhmm mauhh nyampeee”, kudengar suara Hany terputus putus. Ternyata Hany juga udah hampir orgasme lagi.

“bareng sayaang,,,,,akhhh…..masss sampeeeee”, aku mengerang keras, dan air mani ku pun berceceran dilantai.

“aku jugaa mass…akkhhh….enaaakghhh”, hamper bersamaan kami mencapai puncak.

Selanjutnya hanya terdengar suara nafas kami yang saling memburu. Cukup lama kami saling diam hingga nafas kami mulai mereda. Hanya hembusan nafas berat Hany yang terdengar diseberang sana. Begitu juga Hany hanya mendengar dengusan nafasku.

“gimana mas? Udah lega sekarang?”, Hany mulai membuka pembicaraan.

“mas lega banget sayang, capek juga….makasih ya sayang, kamu sendiri gimana? Enak gak?”

“enak banget mas, aku sampai keluar dua kali”

“hmmm…klo gitu udah dulu ya sayang, mas mau bersih-bersih dulu”, ucapku lagi.

“iya mas, aku juga mau mandi lagi nih, mas abis bersih-bersih langsung istirahat ya, biar besok berangkat dari sana badannya fit”

“iya sayaang, tunggu mas yaaa”

“sampai besok ya mass,,muachhh…”

“iyaa selamat istirahat sayang..muaachhh”, akupun mengakiri teleponku dan beranjak menuju kamar mandi.



to be continued
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

2 komentar: