Cerita Eksibisionis Bu Ambar : Ibu Budak Nafsu 06

####

beberapa hari setelah kejadian pemerkosaan ambar oleh seorang preman dan pak siswanto, guru di tempat andi bersekolah.

ambar masuk kerja seperti biasa karena tanggal pengujian obat yang diujinya sudah semakin dekat tanggalnya.

sementara data data pengujian yang dia dapat masih belum cukup untuk digunakan sebagai sampel nantinya.

'heeemmmmm sudah saatnya aku memeras susuku tapi tidak mungkin kulakukan disini' batin ambar.

ambar mencoba melihat keadaan sekitar ruanagn kerjanya yang ramai penuh orang.
sementara dia tidak mungkin memeras di dalam ruangan kerjanya yang berdinding kaca bening karena tidak ada yang boleh tahu dia sendiri yang menguji obat itu pada dirinya sendiri.

ambar mencoba keluar ruangan untuk mencari tempat yang memungkinkan dia bisa memeras susu dengan leluasa.

ambar berjalan menyusuri lorong lorong panjang pabrik tempatnya bekerja sambil melihat lihat seandainya ruang kosong.

'selamat pagi bu'

'selamat pagi pak'

'selamat pagi mbak'

'selamat pagi mas'

ambar bertemu rekan rekan kerjanya selama berjalan jalan menyusuri setiap sudut pabrik yang cukup luas itu.

tiba tiba dia teringat laboratorium klinis tempat pak yono, tidak masalah jika dia memeras disana karena pak yono juga sudah mengetahui rahasianya.

selain itu disana ada alat alat yang dia perlukan untuk memeras susu, sehingga tidak perlu memeras secara manual dengan tangan.

ambar segera berbalik arah dan berjalan kembali menyusuri lorong lorong menuju laboratorium tempat pak yono bekerja.

'tok tok tok' ketukan tangan ambar di pintu stainless steel itu.

ambar membuka pintu menuju laboratorium itu dan melihat sekeliling ruangan mencari keberadaan pak yono di sana.

'hemmm mungkin pak yono ndak disini'

ambar langsung masuk kesana tanpa ragu setelah melihat lampu di ruangan kerja pak yono padam, menandakan tidak ada orang disana.

ambar memantapkan diri untuk memeras susu disini karena jika pak yono tidak ada bisa dipastika ruang itu kosong.

ruangan lab itu tidak rutin digunakan karena hanya untuk pengecekan kondisi medis pada personil yang terlibat dalam proses produksi obat.

oleh karena itu tidak banyak orang yang keluar masuk pada ruangan itu pada jam jam kerja seperti ini.

ambar pun bersiap memeras susu dengan membuka baju kemeja putih yang dia pakai dibalik jas laboratoriumnya.

sebelumnya dia juga menyiapkan pompa susu elektrik yang akan dia pakai untuk memeras payudaranya yang sudah penuh susu.

tangan ambar dengan piawai melepas kaitan depan cup beha putih yang dia pakai saat itu tanpa kesulitan.

beha menyusui itu memungkinkan ambar memeras susu dari payudaranya tanpa harus melepas seluruh pakaiannya.

kedua corong penghisap dia arahkan ke ujung payudaranya yang berwarna coklat gelap dengan puting seukuran telunjuk oarng dewasa.

ketika corong mitu menempel pada payudara secara otomatis payudaranya terhisap sehingga dia tidak perlu memeganginya lagi.

puting payudara ambar bergerak gerak dan berkedut karena hisapan vakum pompa elektrik itu.

sedikit demi sedikit air susu mulai menetes dari ujung puting payudaranya yang berwarna kontras dengan warna air susu itu.

lama kelamaan tetesan air susu berubah menjadi pancaran air susu yang semakin lama semakin deras memancar keluar dari putingnya.

butuh waktu setidaknya 30 menit sampai air susu memenuhi botol bening penampung susu yang tersambung langsung ke corong penghisap.

sembari menunggu ambar mencoba bermain dengan smartphone ditangannya, dia membuka timeline media sosial miliknya.

satu persatu dia menelusuri berita terbaru di timeline dan membacanya dengan begitu serius.

begitu seriusnya dia tidak menyadari pak yono masuk ke dalam ruangan itu dan melihat ambar yang sedang bertelanjang dada.

'bu ambar'

suara pak yono mengejutkan ambar yang sebelumnya larut oleh gadget dalam genggaman tangannya itu.

'eh pak yono' ambar terkejut menyadari kehadiran pak yono dihadapannya.

'maaf bu saya mengagetkan ibu'

'eh ndak apa apa pak, saya yang justru minta maaf masuk kesini sembarangan'

ambar berusaha menutup baju kemeja yang dia pakai untuk sedikit menutupi payudaranya yang terbuka meskipun tidak banyak berguna.

sementara itu suara pompa susu elektrik terus mendengung mengisi keheningan diantara pak yono dan ambar.

'saya numpang meras disini pak?'

'iya bu silakan silakan'

'makasih pak soalnya saya belum sempat meras tadi pagi'

'oh begitu bu'

pak yono terus menerus berdiri di hadapan ambar dan membuatnya agak risih karena payudaranya terpampang bebas di hadapan lelaki yang bukan suaminya.

namun dia merasa hal itu tidak terlalu masalah karena mereka bekerja secara profesional di dalam bekerja.

apalagi tentu ini bukan pertama kalinya pak yono melihat tubuh telanjang seorang wanita mengingat pekerjaan pak yono berlatarbelakang medis.

'memangnya sehari berapa kali bu?'

'saya sekarang sudah harus memeras tiap 8 jam sekali'

'wah banyak juga produksinya ya bu?'

'iya, syukurlah berarti obat kita berhasil'

'apalagi ibu kan tidak sedang menyusui, produksinya bisa sebanyak ini'

'hehehe iya pak'

'kalo begitu silakan bu dilanjutkan saya ke ruangan saya dulu'

'silakan pak'

pak yono berjalan meninggalkan ambar sendirian sementara dia melanjutkan kegiatan memeras susunya.

sesampainya di ruangan kerjanya pak yono segera menutup pintunya rapat rapat dari dalam ruangan kerjanya.

dia membuka sedikit tirai blindfold yang menghalangi pandangan keluar masuk dari raungan kerjanya.

dia mengintip ambar yang sedang memeras susu dari balik tirai dan melihat tajam ke arah payudara ambar yang terbuka sedang diperas.

beberapa kali pak yono membetulkan letak penisnya di balik celana kain yang dia pakai karena terlalu tegang.

####
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar