Namaku
Roy umur 32th, nama istriku Sisca umur 25th. Istriku mempunyai bentuk tubuh
yang sangat proporsional, dari tinggi badan 165cm dan ukuran payudaranya
benar-benar sangat serasi. Ditunjang dengan kulit putihnya yang lembut, serta
rambut lurus panjang sebahu dengan kilau hitamnya. Sehabis melahirkan anak
pertama, body istriku terlihat agak melar. Waktu itu ada keinginanku untuk
mengajaknya ke salah satu salon perawatan tubuh guna mengembalikan keindahan
tubuhnya seperti semula. Namun istriku menyarankan nanti aja kalo sesudah anak
kami umur 1 tahun, dimana istriku sudah tidak menyusui lagi. Satu tahun berlalu
sesuai dengan yang aku janjikan akhirnya kami menuju salah satu salon tempat
perawatan tubuh. Disitu saya baca fasilitasnya sangat lengkap, mulai dari
massage sampe luluran dan spa pun tersedia. Selain itu juga didukung oleh para
ahli yang saya liat semuanya wanita. Kira-kira 1minggu 3x saya mengajak istriku
Sisca kesalon tersebut, selama kurang lebih 2 bulan. Hingga para pegawai
disalon tersebut sampai hafal dan mengenal kami. Sampai pada akhirnya istriku
menjadi pelanggan salon tersebut. Kadang-kadang 1 minggu sekali, aku ajak dia
kesana sekedar untuk relaksasi, kalo tidak 2 minggu sekali. Pada awal bulan
memang saya tidak diperkenankan masuk untuk melihat proses perawatan tubuh pada
istriku, karena aku laki-laki dan salon tersebut memang diperuntukan bagi
wanita. Akhirnya mereka menawarkan kepada saya sebagai pelanggan tetap, bahwa
di salon tersebut juga ada sebuah penginapan yang letaknya di bagian dalam
salon tersebut. Penginapan itu berupa kamar-kamar untuk pelanggan, dimana
terjaga privasinya. Dengan fasilitas AC, jacuzi, kamar mandi uap dan tidak lupa
springbed yang nyaman, dengan tujuan bagi wanita yang sudah beristri, sang
suami bisa ikut menemani di dalam tanpa mengganggu pelanggan salon yang lain
khususnya wanita. Dengan adanya penawaran seperti itu tentu saya ambil.
Selesai
reservasi kami diantar ke sebuah kamar yang telah saya pesan di depan. Kami
dipersilahkan masuk dan menunggu dipanggilkan ahlinya perawatan tubuh. Tidak
terlalu lama pintu kamar diketok seseorang. Ternyata datang juga orang yang
kita tunggu. Seorang wanita namanya Nita, kulitnya putih bersih, cantik dan
cukup sexy juga menurutku. Ternyata selama ini Nita lah yang sering menangani
perawatan tubuh istriku. Waktu aku panggil mbak dia malu katanya umurnya masih
muda dari saya, akhirnya untuk lebih akrab aku panggil Nita aja.
"Mbak
Sisca ada keluhan apa? Atau mau sekedar relaksasi saja?" tanya Nita.
"Yach
sekedar relaksasi aja Nit, dah lumayan lama ndak kesini" jawab istriku.
Lalu
Nita mengusulkan kepada istriku kalo massage ringan disertai luluran keseluruh
tubuh. Sebelumnya Nita mempersilahkanku duduk disofa di dalam kamar tersebut,
sambil menyarankan sebuah minuman semacam jamu kepadaku. Yang katanya bisa
menambah stamina dan menghilangkan lelah di tubuh, sambil menunggu istriku.
Datang juga akhirnya minuman tersebut agak hangat dan rasanya ternyata manis,
saya pikir pahit karena jamu. Nita menyalakan sebuah alat berupa aroma terapi
untuk menambah suasana yang nyaman dan rilex. Kemudian istriku disuruh
melepaskan semua pakaiannya, karena yang pertama adalah luluran keseluruh
tubuh. Setelah tubuh istriku Sisca telanjang total serta merta istriku
berbaring diatas kasur memunggungi Nita. Mulailah Nita melumuri punggung hingga
kekaki istriku dengan ramuan lulur yang aku sendiri kurang paham. Sambil jari
jemari kedua tangannya memijat istriku mulai dari leher, bahu, punggung pantat
dan sampe ke kaki. Setelah agak lumayan lama, Nita menyuruh istriku berbalik menghadap
ke depan, terlihat bukit payudara istriku yang dulu sehabis menyusui terlihat
kendor dengan warna puting agak kehitam-hitaman, sekarang sudah kencang dan
warna putingnya terlihat merah muda menggemaskan. Dilulurinya seluruh badan
istriku oleh Nita dari atas sampai bawah tak luput payudara dan vaginanya.
Mulai pemijatan ringan dari leher turun ke dada, sampe payudara dan puting
istriku tak luput dari pijatannya. Kulihat istriku merasa nikmat dan terdengar
sedikit desahan kecil tanda kenikmatan tersebut.
"Gimana
mbak Sisca, enak yaaa?" tanya Nita.
"Iya
Nit, pijatanmu bener-bener bikin relax dan nikmat dirasakan." jawab
istriku.
Dengar
hal seperti itu dimana kondisinya yang sangat nyaman dan rilex sepertinya
pikiranku cuek aja, aahhh itu khan proses umum dalam terapi pikirku. Nita
melanjutkan pijatannya sampe ke bawah dan sekarang tidak hanya memijat paha dan
kaki istriku saja tetapi jari-jemari Nita yang lentik memainkan bibir vagina
dan klitoris istriku. Digosok-gosok dan dielus dengan lembut membuat klitoris
istriku makin menonjol dan keliatan sebesar biji kacang tanah. Sebelumnya
memang sejak melahirkan istriku Sisca selalu mencukur rambut di sekitar
vaginanya biar nampak bersih. Desahan demi desahan terdengar lirih tapi pasti,
nafsu birahi istriku perlahan mulai meninggi. Hebat juga pikirku si Nita ini
bener ahli dalam merangsang sesama wanita. Ya memang dalam pandangan istriku
sebelumnya merasa jijik melihat hubungan sex antar wanita atau lesbian. Tapi
anehnya diperlakukan oleh Nita seperti itu, koq diem aja yaaa?
"Mbak
Sisca, apa boleh vagina dalamnya saya beri lulur supaya bersih?" tanya
Nita.
"Boleh
aja ndak apa-apa kok Nit" jawab istriku terbata-bata oleh kenimatan.
"Mas
ngijinin khan, kalo vagina mbak Sisca juga saya bersihkan, supaya kalo
berhubungan lebih nikmat mas" kata Nita kepadaku sambil merayu dan minta
ijin dahulu.
Jawabku
"boleh aja kok", khan juga suatu proses terapi pikirku.
Aneh
juga pikiranku bisa seperti itu, selain itu aku juga terangsang melihat
perlakuan Nita kepada istriku. Mungkin karena minuman tadi atau aroma terapi
yang bener-bener membuatku rilex dan bersikap cuex. Setelah mendapat ijin,
Nitai melanjutkan niatnya. Saya liat jari telunjuk Nita mulai keluar masuk
vagina istriku. Pelan-pelan dengan gerakan yang lembut, sedang ibu jari Nita
menggosok-gosok klitoris istriku. Tidak terlalu lama dan keliatannya Sisca juga
belum orgasme, Nita menyudahi permainannya. Nita mengatakan kepadaku bahwa ini bagian
dari ritual rilexsasi katanya, jadi tidak perlu sampe orgasme. Terlihat di raut
muka istriku akan ketidakpuasannya. Selesai hal tersebut, Nita meminta istriku
mandi untuk membersihkan badan. Tadinya istriku ogah-ogahan beranjak dari
tempat tidur, mungkin aja karena tidak puas. Tapi Nita berkata katanya ini baru
sebagian saja dan nanti akan ada yang lebih hebat. Mau juga istriku mandi di
jacuzi dengan air hangat hingga bersih. Selesai mandi dan mengeringkan badannya
dengan handuk, istriku duduk di sofa di sampingku sambil berbalut handuk saja.
Nita sedikit ngobrol-ngobrol dan katanya,
"apa
mau dilanjutkan atau istirahat dahulu?"
Belum
sempat aku jawab ehh istriku udah nggak sabar ngomong duluan, katanya "ok
aja selagi seger badannya."
"Apa
ndak sebaiknya mbak Sisca minta pendapat dan ijin dari mas Roy sebagai
suami?" pinta Nita kepada istriku.
"Gimana
mas boleh ndak tawaran Nita tadi?" pinta istriku.
"Boleh-boleh
aja khan memang sudah seharusnya" jawabku. Karena dalam pikiranku memang
seperti itu prosesnya.
Nita
Kemudian
aku menanyakan pada Nita, "sebetulnya proses selanjutnya seperti
apa?"
Nita
menerangkan "untuk selanjutnya pijatan-pijatan yang ringan dan kalo mau
juga bisa sampai kepuasan kenikmatan yang dalam, itupun kalo mas Roy
mengijinkan", terang Nita kepadaku.
"Bukannya
aku tadi sudah memperbolehkan" jawabku.
"Iya
mas, tapi nanti ada satu syarat bila mas Roy bener-bener menyetujui" kata
Nita. "Kira-kira seperti apa syarat tersebut?" tanyaku.
Nita
menjelaskan bahwa sebetulnya syaratnya sangat mudah yaitu Nita menyuruhku tetap
diam dan tidak boleh mencampurinya waktu bekerja, atau Nita tidak menjamin akan
kesuksesan terapi ini. Dengan berat hati asal bisa menyenangkan istriku ndak
apa-apa untuk mengambil resikonya. Setelah semua setuju akhirnya Nita meminta
istriku melepaskan ikatan handuk yang melingkar menutupi keindahan tubuh
seksinya. Dan menyuruh istriku untuk berbaring rilex di tempat tidur dengan
menghadap ke depan. Perlahan-lahan tapi pasti Nita mulai memijat kembali
seluruh tubuh istriku. Tak lupa kedua payudara istriku ikut diremas-remas dan
dipilin putingnya hingga tegak berdiri. Dan tak lupa vagina istriku juga
digosok dan lubangnya dimasukin jari telunjuk Nita, dengan gerakan yang
simultan, mulai kelihatan desahan-desahan istriku. Terlihat vaginanya mulai
basah dan licin. Desahan kenikmatan dan racauan istriku mulai terdengar sangat
jelas. Sebentar lagi terlihat istriku Sisca akan orgasme, secara disengaja Nita
menghentikan aktifitasnya.
"Nit
kenapa berhenti? Aku hampir nyampe nich" kata istriku.
"Tenang
aja mbak Sisca, sekarang mbak tanya suami dulu apa masih mau diteruskan atau
tidak" jawab Nita.
"Mas
boleh ya diterusin, dah nanggung nich, please yaaa, please banget" istriku
merayu. "Gimana mas Roy?" tanya Nita.
Akupun
mengiyakan karena kulihat istriku sudah bener-bener Birahi Tinggi. Kemudian
Nita tiba-tiba saja mengajakku pindah dari sofa dan duduk di kursi kayu biasa
dan dengan cekatan dia mengikatku dengan kencang ke kursi.
The
Negros
Sebelum
hilang kagetku Nita mencoba menenangkanku, katanya ini sebagai jaminan
kata-kataku supaya tidak mengganggu pekerjaannya. Setelah itu Nita keluar
kamar, di dalam aku lihat istriku sepertinya sudah tidak memperdulikan aku
lagi. Kulihat kedua tangannya sibuk meremas payudara dan menggosok bibir
vaginanya, seakan-akan sudah tidak sabar. Sesaat kemudian Nita masuk, dan yang
bikin aku kaget dibelakangnya dia mengajak 2 orang laki-laki tinggi sekitar 180
cm, berkulit hitam dan berotot kekar. Keduanya memakai piyama. Nita
memperkenalkan bahwa keduanya adalah asistennya dan ini adalah service plus
dari salon. Belum sempat hilang kagetku, Nita memberi isyarat kepada keduanya.
Serta merta mereka melepaskan piyamanya. Busyet ternyata di balik piyama,
mereka tidak mengenakan selembar kainpun. Terlihat penisnya belum berdiri tapi
sudah lumayan besar. Nita menggandeng tangan Sisca istriku untuk turun dari
tempat tidur. Sesaat kemudian seperti kerbau yang dicocok hidungnya, istriku
langsung berjongkok di hadapan mereka. Tanpa ada perintah, istriku langsung menghisap
salah satu penis pria tersebut hingga bener-bener membesar. Kira-kira besarnya
sebesar kaleng fanta slim dan panjangnya sekitar 20 cm. Aku lihat istriku hanya
berhasil mengulum topi bajanya saja, tidak sampai bisa masuk semua di mulutnya
yang mungil itu. Salah seorang laki-laki negro tersebut mengangkat istriku dan
membaringkannya di atas tempat tidur. Ditempelkan penisnya yang besar di bibir
vagina istriku, secara perlahan-lahan dan pasti penis itu dipaksa masuk ke
lubang vagina istriku. Bleeezzz masuk juga penis tersebut disertai erangan,
desahan kenikmatan istriku. Mula-mula penis tersebut dimaju mundurkan secara
perlahan-lahan hingga vagina istriku terbiasa dan tidak merasa sakit. Terlihat
sangat jelas sekali penis orang negro itu menggosok dan mengaduk-aduk vagina
istriku. Terlihat wajah istriku hanya sesaat sudah akan mencapai orgasmenya
yang tertunda.
"Aaaahhhaaahhh
aakuuu keeluarrr ssssstttttt" teriak istriku.
Melihat
istriku yang semakin bergairah, satu orang negro yang laen mendekatkan penisnya
kemulut istriku. Tanpa ada perintah, langsung penis hitam dan besar dikulum
walaupun hanya topi bajanya saja yang masuk. Gerakan penis si negro dalam
vagina istriku yang beraturan keluar masuk membuat istriku semakin larut dalam
nafsu sexnya. Sambil mengulum penis sesekali dikeluarkan serta meracau,
"ohhhoohhhh
yesss eennakk teeruusss... setubuhi akku sepuaassmu aahhhhaaahhh... aakuu.. aku
mau nyaammpeee ooooohhhhhhhhh." Seiring teriakan, akhirnya istriku orgasme
yang kedua hanya dalam selang waktu kurang dari lima menit.
Nita
dan aku hanya menonton dari dekat.
"Gimana
mbak Sisca, enak mana disetubuhi suamimu apa merasakan penis orang negro
ini?" tanya Nita.
"Eeenakkk
baangettt Nit, aaku... akuuu pengen terruuusss... aaaahhhhh aakkuuu keluar
lagiiii Niiittt." jawab istriku.
Seperti
sebuah shock therapy ditelingaku mendengar jawaban Sisca istriku.
"Wah
mas Roy terangsang jugaaa yach liatin istrinya dikerjain orang laen." kata
Nita.
Memang
jujur saja aku bener-bener terangsang, sampe si adikku keliatan menyembul
didalam celana jeans panjangku. Negro yang dikulum penisnya gantian
menggantikan temannya untuk merasakan vagina istriku. Sekarang istriku disuruh
dogiestyle, tak kalah besar penis yang kedua ini dengan mudah masuk dan
mengobok-ngobok vagina istriku, karena vagina istriku sudah basah dengan sperma
kewanitaannya yang telah 2 kali orgasme.
"Gimana
mbak Sisca, tuh lihat suamimu juga terangsang liat mbak disetubuhi orang lain,
liat tuh adiknya keliatan khan nonjol dalam celana hehehe..." canda Nita.
"Maaasss...
masss suka yaaa liat aku disetubuhi ama orang laen sssshhhhhh..." kata
istriku sambil mendesah keenakan.
"Ngomong
aja mas ndak usah malu ini service gratis kok dari kami, khan itung-itung
sebagai suatu variasi kenikmatan sex dalam keluarga hehehe..." rayu Nita.
Mau
ndak mau aku mengakuinya sebagai suatu rekreasi kehidupan sex. Aku lihat
istriku sedang dogiestyle dan dari depan istriku mengulum penis orang negro
yang satunya. Dengan sangat bernafsu, istriku mengulum penis si negro hingga
keluar air liur dan terdengar suara-suara srruuuupp... sruuuup... seperti orang
sedang makan sup. Setelah itu Nita menyuruh kedua negro tadi melakukan
penetrasi ke anus dan vagina istriku. Mendengar itu istriku kaget dan berusaha
menolak.
"Tenang
aja mbak Sisca, paling sakit sedikit kok, mau khan bikin suasananya tambah
panas?" rayu Nita.
Belum
sempat dijawab, seorang negro yang lagi memompa penisnya dalam vagina istriku
langsung mengeluarkan penisnya dan mengarahkan ke anus istriku. Sedang yang
seorang lagi sudah siap dengan berbaring menunggu istriku memasukan penisnya ke
dalam vagina istriku.
Blezzzz
dua penis melakukan penetrasi saling bergantian di anus dan di vagina istriku
Sisca. Mendapatkan sensasi permainan sex yang baru, membuat istriku kehilangan
kontrol meracau mendesah mengeluarkan kata-kata yang sungguh mengagetkan.
"Ooohhhh
yaaaa teerruuusss... terruuus seetuubuuhiii aakuuu ssoodomi akkku enntottt
vaginaiikkuuu... ohhh yeeeesss ooohhhh maasss Rooyyy aaakkuuu... aaakkkuuu
uuddaahhh jadddiiii buudakkksex akuuuu udddaaahhh jaaddiiii LONTHEEE..."
teriak istriku.
Melihat
istriku begitu pasrah mereka semakin agresif. Tangan si negro yang agak gemuk
meremasi payudara Sisca yang bulat montok itu. Sodokan-sodokan di
kewanitaananya, remasan mereka di payudaranya dan kehangatan mulut mereka di
sekujur tubuhnya membuat birahi istriku menggelegak sejadi-jadinya.
"Agghh…sshh…iya
terus!!" desahan Sisca bertambah keras.
Entah
berapa kali istriku mengalami orgasme dan saya liat kedua negro sudah sekitar
satu jam menyetubuhi istriku. Kini Sisca menaiki tubuh negro yang rambutnya
gimbal, kejantanan yang hitam itu masih menegang ke atas. Sisca mengatur
tubuhnya hingga vaginanya pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu ia
menurunkan pantatnya dan bles. Langsung saja ia bergoyang ngebor di atasnya.
Siscalah yang memegang kendali, pantatnya berputar-putar sehingga penis si
negro mengaduk-aduk isi vaginanya. Si negro gemuk mendekapnya dari belakang
lalu memegangi kedua buah dada Sisca dan meremasnya. Setelah meremasi payudara
dan berciuman sebentar, si gemuk pindah ke depan istriku, ia berdiri dan
menyodorkan kejantanannya pada Sisca. Tanpa harus diperintah, Sisca meraih benda
panjang hitam itu dan memulai jilatan dan kulumannya yang dahsyat. Melihat itu
Nita hanya senyum-senyum, kemudian dia melepaskan ikatanku karena aku juga
merasa tidak akan mengganggu. Kemudian 2 orang negro mulai keliatan akan
orgasme, dengan komando Nita kedua negro itu mencabut penisnya sejurus kemudian
membaringkan istriku telentang di atas tempat tidur. Dan satu persatu mereka
menyemprotkan air maninya ke dalam mulut istriku dan dipaksanya untuk menelan.
Terlihat sperma kedua negro itu putih kekuning-kuningan serta lengket dan agak
bau. Mau tidak mau istriku menelannya, bener-bener bagaikan seorang pelacur.
Selesai kedua negro itu memakai piyamanya dan ngeloyor keluar kamar.
"Gimana
mbak, puas dengan permainan tadi?" tanya Nita.
"Puas
sekali Nit makasih yaaa.."
"Buat
mas Roy juga makasih mas" jawab istriku.
"Tenang
mbak Sisca, Nita masih punya hadiah juga buat mas Roy" jawab Nita.
Belum
hilang rasa penasaranku hadiah apa yang bakal aku terima.
Tiba-tiba
Nita melepaskan semua bajunya dan telanjang bulat di depanku.
"Tadi
mas khan dah liat istrinya bermain sama orang lain, sekarang mas saya hadiahi
tubuhku, mau khan mas?" tanya Nita.
Tanpa
menunggu lama, aku lepas juga semua pakaian yang menempel di badanku. Aku ciumi
bibir Nita terus turun ke bukitnya yang putih dan montok. Aku remas-remas dan
sedikit digigit, sedang tangan kananku mengexplorasi vaginanya. Aku masukin
satu jari telunjuk ke vaginanya, tambah lagi 2 jari tengah dan jari manis mengobok-obok
vaginanya. Kepala ku menunduk memperhatikan vagina Nita yang ditumbuhi
bulu-bulu tipis. Kepalaku bergerak dan mulutku mulai menjilati vaginanya. Nita
terengah-engah merasakan kemaluannya kuhisap dan kujilati. Hanya suara erangan
gadis itu saja yang terdengar. Sementara mulutku menjilati vaginanya, tanganku
bergerak ke atas dan memijat-mijat payudaranya serta mempermainkan puting susu
gadis itu. Ia menggeliat antara geli dan terangsang. Kubuka bibir vaginanya,
kemudian kukeluar-masukan jari telunjukku ke dalam liang kemaluannya dengan
cepat. Kukorek-korek lobang vaginanya sampai lubangnya mulai terbuka agak
lebar. Liang kenikmatan itu mulai basah akibat rangsanganku. Tiba-tiba tubuh
Nita menggelinjang dan mendesah panjang. Rupanya ia telah orgasme. Dari
vaginanya keluar cairan kental bening yang lengket ..
"Mass...
masss Roy aakuuu keluar masss aaahhh ssssshhhhh" teriak Nita pada orgasme
pertamanya.
Tanpa
menunggu lebih lama lagi karena saat itu adikku sudah berdiri tegak walaupun
tak sebesar punya kedua negro tadi, aku mengarahkan penisku ke vagina Nita.
Langsung aku pompa dengan keras hinga terdengar suara plokk... ploookkk ketika
buah pelirku memukul-mukul bibir vaginanya. Aku telentangkan Nita sambil aku
kulum kedua bukit payudaranya bergantian. Kemudian aku balik dia dengan posisi
Dogiestyle hingga Nita mencapai dua kali orgasme.
"Teruuusss
maasss ooohhh nikmat banget masss.... terruuuussss setubuhi akuuu masss
ssshhhhh aahhhhh aakkkuu keluaarrrr..." teriak Nita.
Setelah
sekitar lebih dari 30 menit, kurasakan penisku mulai berdenyut tanda mau
orgasme. Cepat-cepat aku minta Nita untuk mengulumnya aaahhh.. akhirnya aku
keluarin spermaku kedalam mulutnya dan ditelan oleh Nita. Selama percintaanku
dengan Nita, istriku Sisca hanya melihat disamping kami. Tidak mengganggu atau
melarang seperti aku melihat istriku saat bersetubuh dengan 2 pria negro tadi.
"Wah
mbak Sisca, ternyata suami kamu hebat juga yaaaa. Aku aja ampe 2 kali
keluar." puji Nita.
Istriku
hanya mengiyakan saja mendengar pujian untukku. Kemudian Nita mengingatkan kalo
tadi sepertinya istriku berkata lonthe untuk dirinya. Mendengar itu istriku
jadi tersipu-sipu malu sambil mencubit Nita. Posisi kami bertiga saat ini
sedang telanjang semua. Nita akan memberi hadiah lagi kepada istriku, pikirku ini
hadiah kagak ada habis-habisnya.
"Semoga
mbak Sisca dan mas Roy tetep berkunjung ke salon kami. Maka Nita kasih hadiah
spesial buat mbak Sisca, semoga mbak Sisca tidak tersinggung." kata Nita.
Sesaat
Nita merogoh tas yang dibawanya dan mengeluarkan seuntai kalung berwarna
silver, ditengahnya ada gantungan bertuliskan salon tersebut dan diujung kalung
tersebut disambungkan oleh 2 cincin mirip anting. Nita langsung menelpon ke
recepsionist untuk mendatangkan kembali kedua negro tadi. Kaget juga aku dan istriku,
apa mau ada percintaan lagi pikir kami berdua. Sebelum kami bertanya Nita
langsung menenangkan kami.
"Jangan
takut mas, Nita hanya minta bantuan tenaga mereka berdua aja kok." kata
Nita.
Akhirnya
datang juga kedua negro tadi. Nita meminta istriku Sisca berbaring telentang di
atas tempat tidur. Setelah itu kedua negro itupun naik ke kasur dan tanpa
aba-aba mereka menjilati kedua puting susu istriku. Terlihat kedua puting susu
istriku semakin mencuat menegang tanda istriku mulai terangsang. Nita langsung
memerintahkan mereka berdua memegangi kedua tangan dan kaki istriku. Niat juga
meminta istriku menggigit pelindung gigi. Heran pikirku mau diapakan lagi
istriku ini.
"Jangan
khawatir mas dan mbak, relax aja nanti pasti bagus deh hasilnya." kata
Nita.
Belum
sampai aku mau menjawab tiba-tiba aku melihat Nita sudah memegang jarum, dan
keliatannya jarum tersebut biasa dipakai buat bikin lubang piercing. Langsung
bles... bles... dua kali Nita menusukan jarum tersebut ke kedua puting istriku
yang sudah menegang. Dan dengan cekatan, Nita memasukkan ujung kalung tadi yang
ada antingnya, masing-masing ujung ke satu puting. Terlihat istriku meronta
kesakitan sambil menggigit pelindung giginya yang diberikan oleh Nita. Sekarang
istriku diminta berkaca dan di dadanya tergantung sebuah kalung perak
bertuliskan nama salon tersebut dan di balik nama salon pada gantungan kalung
bertuliskan dengan huruf kapital "LONTHE" Sebelum Nita dan kedua
negro tersebut pergi, Nita mengajakku untuk menonton adegan percintaan kembali
istriku dengan si negro. Aku dan Nita hanya menonton istriku disetubuhi untuk
yang kedua kalinya, dan sekarang kedua negro tersebut kembali menyetubuhi
istriku bergantian hingga satu jam lebih. Dengan tehnik bergantian saling
menggantikan, bila sang negro satu mau keluar dia berhenti dan digantikan
rekannya begitu terus berlanjut. Terdengar racauan, teriakan dan desahan
kenikmatan istriku yang tak terlukiskan hebatnya. Sambil mengeluarkan kata-kata
jorok seperti berteriak-teriak menyebut dirinya sebagai LONTHE. Hal ini
mendapatkan tepuk tangan dari Nita dan berkata "sekarang mbak Sisca
bener-bener seperti lonte sejati dan selamat buat mas Roy yang sudah menjadi
germonya." Plok... plok... plok... suara tepuk tangan Nita.
Memang
itu dikatakan Nita dalam suasana yang sangat akrab jadi tidak sampe rasanya aku
pengen marah. Setelah satu jam lebih, akhirnya kedua negro itupun mencapai
orgasmenya dan menumpahkan seluruh spermanya ke tubuh dan vagina istriku
bergantian. Setelah selesai Sisca terbaring lemas dengan tubuh berlumuran peluh
dan sperma kental, ia menjilati sperma negro yang berceceran di bibirnya,
nampaknya ia sangat menyukai cairan itu. Setelah kami selesai dan kembali
berpakaian akhirnya Nita mengucapkan terima kasih pada kami berdua atas
kunjungannya dan kami pun chekout. Dalam perjalanan kerumah, kami bercerita
tentang kesan-kesan di salon tersebut. Dan tak lupa istriku Sisca terus
memandangi kalung barunya yang menggantung didada, tepatnya menggantung dikedua
puting susunya. Karena pulangnya ternyata istriku hanya mengenakan baju yang
sedikit longgar tanpa
memakai
Bra.
"Mas,
lain kali kita kesana lagi yaaa." pinta istriku.
Aku
jawab, "ok aja, asal aku juga boleh main sama tukang salonnya yang
cantik-cantik."
By:
Refs
-------------------
0 komentar:
Posting Komentar