Cerita Eksibisionis Tante Nidya Yang Mulus : Indahnya Tubuhku 11

Memiliki tubuh yang indah memang sangat senang dan bangga. Membuat setiap orang dapat memamerkannya. Berkat tubuh yang indah itu juga kehidupan seseorang berubah. Namun ada yang tak kusukai dari tubuhku yang indah. Yaitu godaan bertubi-tubi kapanpun dan dimanapun aku berada. Pakaian yang seksi kerap membuatku berada di situasi tersebut. Aku memang sangat suka berpakaian seksi karena enak dilihat. Tapi jika disalahgunakan dapat merugikan. Aku adalah salah satu wanita yang tidak suka memiliki tubuh indah karena tak lepas dari godaan lelaki tersebut. Bahkan kadang merugikan seperti contohnya....

###############################

Setelah perpisahan kelas Aryo, aku terlelap hampir seharian dari pagi hingga malam hari. Karena tubuhku juga sangat capek. Melaksanakan hari yang panjang dan sulit. Aku baru terbangun pada malam hari saat jam menunjukan pukul 7 malam. Sekitar 15 jam aku tertidur. Wow sangat lama sekali. Aku kemudian bangun dan mencari Aryo. Ternyata dia di kamarnya sedang bermain game online. Baiklah aman saja yang penting dia sudah di rumah. Aku kembali ke kamar.

Saat ingin kembali ia menyapaku
"Halo ma, lama banget tidurnya" ledek Aryo
"Iyalah yo capek nih" jawabku
"Halah capek kenapa? Dientotin yah?" Candanya
"Heh nakal kamu ya ngomongnya... iya sih gara2 itu" jawabku memarahi sambil mengaku.
"Tuh kan bener. Oh ya ma besok temen Aryo mau main ke sini" kata Aryo. Temannya mau kesini? Aku harus dandan cantik lagi nih pikirku.
"Ma kok bengong?" Kagetnya
"Enggak kok" balasku.
"Mama pasti pengen godain temen Aryo kan? Ngaku deh" tebakannya tepat.
"Hmm ngga kok" jawabku lagi.
"Temen Aryo udah nafsu banget sama mama kemaren" kata2nya membuatku terhipnotis. Tentu aku sangat senang karena merasa sukses.
"Mama harus keliatan cantik ya besok hehe" pintanya padaku. Tidak usah dibilang aku juga sudah niat.
"Iya iya tapi temen kamu ganteng-ganteng banget deh yo" pujiku untuk teman Aryo.
"Ganteng ya mah? Diewein mau ga mah?" Aryo bertanya dengan kurang ajarnya.
"Iiihh nakal ah kamu" aku sedikit berteriak sambil mencubit anakku yang nakal ini. Namun dalam hatiku aku ingin merasakan penis besar teman-teman tampan Aryo. Tapi aku akan berusaha tidak murahan.

Setelah selesai ngobrol, kami tidur ke kamar masing-masing. Hari sudah kembali pekat. Waktunya tidur, pekerjaan berat menanti esok.

Cuit....cuit.... bunyi burung terdengar menandakan hari sudah pagi. Aku mengangkat selimut dan duduk. Kulihat masih pukul 7 pagi dan dari kaca masih kelihatan langit tidak terlalu terang. Hoam... Aku masih mengantuk tapi apa boleh buat aku harus bangun dan bersiap-siap untuk menyambut teman Aryo. Aku mengambil hp yang tergeletak di meja samping tempat tidur dan membaca notifikasi. Hanya ada pesan dari teman arisanku yang seumuran. Saat aku melihat notif, ada suara anak muda ramai yang ngobrol dari luar. Apa itu temannya Aryo? Aku langsung mengecek ke jendela. Ya itu teman Aryo. Mereka datang sekitar 5 orang. 4 orang yang sama seperti kemarin ditambah 1 orang yang belum pernah bertemu denganku. Mereka menggunakan baju bebas. Ketampanan anak muda itu sangat terlihat. Baju yang ketat hingga terlihat lengan berotot dan perut yang rata. Aduh aku jadi ingin digilir mereka.

"Tidak, aku harus jual mahal. Aku tak boleh terlihat murahan" batinku dalam hati.

Mereka lalu menghampiri rumahku dan membunyikan bel di pagar. Percakapannya terdengar jelas dari kamarku. Mereka berbicara seperti ini
"Eh ndi, lu udah siap belom ngeliat mamanya Aryo?" Tanya mereka. Dari percakapannya aku tahu bahwa nama anak yang 1 itu adalah Andi.
"Emang kenapa sih bro? Emang emaknya wow banget apa?" Tanya si Andi
"Wah lu belum tau ndi" kata salah satu
"Bisa coli di tempat lu" lanjut salah satu dari mereka. Ternyata aku secantik itu di mata mereka.
"Demi apa son? Emang sebegitu cantiknya ya?" Tanya Andi lagi
"Seriusan ndi namanya juga orang kaya pasti cantik" jawab mereka
"Yaudah bagus deh" lanjut Andi.
Tiba-tiba satpam rumahku muncul dan membukakan mereka pagar. Tapi dia sempat berbicara
"Heh pagi-pagi udah ngomongin nyonya besar ya.. Kalian teman Aryo kan" tanyanya
"Iya nih tante Nindya nya ada kan pak?" Tanya mereka
"Ada. Emang kenapa sih?" Tanya satpamku lagi.
"Ya ga kenapa-napa pak." Jawab salah satu dari mereka.
"Kalian suka ya sama nyonya? Haha" satpamku bertanya sambil tertawa
"Siap sih yang gasuka ngeliatin tante Nindya? Bapak juga suka kan" celetuk mereka.
"Iya sih malah bapak jadiin bahan coli" satpamku mengaku dengan terang-terangan. Astaga selama ini aku telah dijadikan bahan onani banyak orang.
"Hahaha... Kan bener. Cantik kan pak tante Nindya?" Tanya mereka
"Kasitau nih pak temen saya Andi" sambungnya lagi
"Beuh anak muda... Nyonya besar tuh cantik banget montok lagi. Kalo gakuat nahan coli gausah masuk mendingan" satpamku memberitahu.
"Yaudah yuk kita masuk" ajak Andi.

Mereka kemudian masuk. Aku harus bergegas siap menyambut mereka. Harus tampil cantik. Meski sudah dijadikan bahan onani, aku masih tetap ingin memakai baju yang menggoda. Aku menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Rambut kuberi shampoo dan conditioner. Sabun perawatan kupakai untuk seluruh tubuh. Aku harus tampil maksimal. Selesai mandi aku memilih baju. Aku memakaikan bh di toketku. Astaga tidak muat... Masa aku harus ganti bh? Toket ini semakin besar saja. Untung ada pushup bra 36d yang muat tapi sangat ketat. Ya sudahlah daripada tidak pakai bh. Lalu aku memilih baju yaitu tanktop putih super ketat belahan rendah. Untuk bawahan aku pilih celana gemes berwarna putih. Penampilanku simpel tapi sangat menggoda. Toket yang sangat padat dan kencang serta paha yang mulus dan ideal. Rambutku kubiarkan tergerai dengan indah. Cprot.. Cprot... 3 semprot parfum kupakai. Parfum yang biasa untuk menggoda lelaki. Ya sekarang aku sudah siap.

Pertama aku melirik keadaan terlebih dahulu. Aku melihat para pemuda itu sedang di meja makan. Sepertinya mereka ingin makan tapi tidak ada makanan. Aku pun menghampiri mereka. Perlahan aku melangkah mendekati mereka. Mereka belum sadar sepertinya kehadiranku. Setelah berjarak semakin dekat ada yang mencium bauku. Aku menghentikan langkah sejenak untung nguping.
"Bro kaya ada bau emak lu" kata Sony
"Hmpphh... Iya nih bro. Enak banget" lanjut fajar
"Wangi yang bikin kita selalu tergoda"
"Yang bikin kita nafsu terus" lanjut mereka satu persatu.
"Ya ampun baunya aja udah kaya gini. Ga sabar gua ngeliat emak lu" kata Andi
"Iya deh berarti mak gua udah bangun" kata Aryo


Setelah nguping, kuberanikan untuk mendekati mereka. Aku datang dan salah satu dari mereka akhirnya melihatku. Akhirnya semua pemuda itu melihatku yang masih 5 langkah dari mereka. Kuperhatikan batang kontolnya dari jauh nyeplak di celana. Semakin lama semakin membesar. Besarnya sangat luar biasa hingga terlihat dari luar. Kemaluan mereka semua tegak.
"Hai Aryo. Ini teman kamu yang kemarin ya?" Tanyaku dengan nada sok imut membuat mereka makin panas dingin.
"Ee..eh mama udah bangun" kata Aryo yang sedang duduk.
"Ini Adi, Bayu, Sony, sama Fajar ya? Kalo yang ini siapa tante belum pernah liat?" Tanyaku lagi mendekati Andi.
"Emm... Mm nama aku Andi tante" katanya gelagapan.
"Oh... Andi namanya. Salam kenal ini tante Nindya mamanya Aryo" kataku menyodorkan tangan untuk bersalaman. Temannya yang lain hanya memperhatikanku terus dari atas sampai bawah.
Andi lalu membalas tanganku dengan muka menahan nikmat. Entah kenapa seperti keenakan.
"Hmm...mm... Mamanya Aryo cantik banget ya.." Kata Andi.
"Iya dong anaknya juga ganteng"
"Kaya gini ganteng, masih gantengan kita kali tan" celetuk Bayu.
"Bisa aja kamu" aku mencolek pipi Bayu. Mereka masih terpaku melihat tubuhku seakan ingin menerkam.
"Oh iya.. Tante gak masak nih.. Kalian mau dipesenin apa?" Aku menawarkan makanan
"Gaa.. Gausah tante ngerepotin nanti" kata mereka
"Gapapa kok. Tante pesenin Ayam aja ya. Mau paha atau dada?"
"Dada aja deh tan gede soalnya" kata Adi
"Aku paha aja deh tan.. Soalnya putih mulus eee ehh maksudnya enak digigit" kata Andi mulai ngelantur.
"Emang paha ayam putih mulus?" Tanyaku pura2.
"Maksud aku paha tante.. Ehh maaf tan. Pokoknya aku paha aja deh" balasnya keceplosan.
"Kita dada aja deh bertiga"
"Ok berarti paha 1 dada 4 ya.." Kataku
"Kalian tunggu sini ya tante telpon dulu yang sabar ya hihi" aku meninggalkan mereka. Dari belakang mereka melihat pantat semokku bergoyang-goyang. Masih saja diperhatikan hingga aku sampai di kamar.

-----------------

Selepas itu, Nindya menelepon delivery ayam. Sementara mereka membicarakan tante itu.
"Gilee bro emak lu cantik banget" seru Andi
"Bener kan kata gua ndi" kata Sony
"Super deh pokoknya" jawab Andi lagi
"Nih liat kontol gua tegang gini" Lanjut Adi menunjukkan penisnya dari luar yang sudah tegang.
"Tangannya mulus ya bro. Hhmm.. Masih kecium bau tangannya" kata Andi mencium tangannya.
"Emang kan gua bilang" kata Fajar.
"Mana pake tanktop lagi. Toketnya gede banget. Belahannya keliatan tadi pas salaman sama gua. Mulus banget" jelas Andi.
"Ya begitulah emak gua. Gua aja nafsu sama dia" kata Aryo
"Pake celana super pendek terus ketat lagi. Duh tuh paha kalo nempel sama gua crot kali ya" lanjut Andi yang seru sendiri karena baru melihat Nindya
"Gaada lecetnya lagi ya bro?" Tanya Bayu
"Heeh.. Bener-bener mulus. Yo sorry ya kalau gua nafsu sama emak lu" kata Andi menepuk pundak Aryo.
"Gapapa bro... Asalkan jangan lu embat" balas Aryo

20 menit mereka ngobrol, Nindya kemudian menyuruh salah satu dari mereka mengambil pesanan di pintu lewat telefon ke Aryo. Mereka pun keluar bareng dan mengambil pesanan. Aryo mendatangi kamar Nindya untuk meminta uang. Setelah itu mereka makan di depan tv tengah. Saat mereka makan, Tante cantik jelita itu menghampiri mereka.

----------

Aku menghampiri mereka dan ingin duduk di sofa di tengah-tengah mereka. Dengan langkah pasti aku mencapai mereka. Mereka merespon dengan mempelototiku ketika aku ingin duduk. Akhirnya aku duduk di tengah mereka dan pura-pura mengganti channel tv. Mata mereka masih melihatku. Terkadang ada yang mengalihkan pandangan tetapi balik lagi ke tubuhku. Sepertinya tubuhku membuat mereka salah fokus. Tetapi aku melanjutkan aksiku tanpa mempedulikan mereka. Tak lama mereka selesai makan dan menaruh piring di wastafel. Lalu mereka kembali lagi ke ruang tengah dekat tv.

Sekarang Andi mendekatiku. Dia duduk di sampingku. Tetapi dia sesekali curi pandang ke toketku. Sekilas dia hanya menonton tv ternyata dia memperhatikanku. Posisinya semakin dekat denganku. Sepertinya dia sudah mulai khilaf dan ingin memulai aksinya. Aku masih pura-pura asik menonton tv menunggu aksinya. Akhirnya dia bertanya kepadaku.
"Tante suka nonton apa?" Tanyanya. Anak yang lain menengok ke arahku menunggu jawaban
"Tante suka yang romantis" jawabku memancing.
"Oh suka yang romantis" gumam Andi
Setelah itu kembali lagi ke suasana hening tadi. Belum ada tindakan yang berani padaku.

"Tante kok cantik banget sih?" Tanya Adi
"Ya iya lah kalian suka kan kalo tante cantik?" Godaku
"Heemm tante suka banget" jawab Adi.
Kemudian Fajar naik ke sofa dan duduk di sampingku. Posisi mereka semua semakin rapat. Sepertinya mereka sudah menyusun rencana. Fajar dari samping mulai menyentuh bagian punggung samping lewat belakang. Kemudian mengelus punggungku dari luar. Tanktop yang tipis memang membuat kekenyalan kulitku terasa jika dipegang dari luar. Mereka kelihatan tidak bisa menahan nafsu lagi. Tapi aku hanya mendiamkan dan asik nonton tv. Aksi Fajar ini terus ia lanjutkan.

Semakin lama tangan Adi juga ikut-ikutan. Ia memegang ketiakku yang tanpa bulu. Aku masih dalam posisi menonton dan tangan ke bawah. Dielusnya ketiakku. Sedangkan yang lain pura2 asik nonton tv. Kuperhatikan batang kontol mereka sudah berdiri semua. Sakit juga kalo diewe 6 orang sekaligus pikirku. Tapi mereka udah terlanjur naik semua.
"Ahh... Geli Adi" desahku. Mereka malah senang mendengarnya. Yang lain pun ikut menengok.
"Tante... Ssssh" desah Fajar.

Agar terlihat tidak murahan, aku menepis tangan mereka. Mereka semakin berani malahan. Aku pun pergi dari sofa itu dan beranjak ke kamar. Aku meninggalkan mereka.
"Eh tante mau kemana?" Tanya mereka
"Ke kamar. Tante mau istirahat dulu" jawabku
"Sini aja tante... Tante sini aja" panggil mereka saat aku melangkah ke kamar.
"Yah tante kok istirahat" keluhnya.

Aku ingin mereka sedikit lebih berani menggodaku. Aku tak ingin terlihat murahan. Kita lihat saja apa mereka akan berusaha keras untuk mendapatkanku? Godaan apa yang mereka lancarkan padaku? Tunggu di episode berikutnya hihi.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar