Kalau ada yang lupa namaku, aku Rifky. sudah menikah hampir setahun
dengan Ayu. tentu saja aku sangat menyayanginya, namun aku masih belum
tahu 'hobi tersembunyi' dari istriku. aku sempat berbincang dengan salah
seorang tukang bangunan, mereka berkata kalo ini mungkin hari terakhir
pengerjaan. atap kamar mandi sudah di pasang, pintu kamar mandi juga
sudah dipasang. namun ibu kost meminta salah seorang tukang untuk
membenahi tempat jemuran baju.
hari itu adalah hari sabtu, aku sedang libur dan ayu juga sedang tidak
ada job. tetangga kamarku hanya ada pak Edi yang kamarnya paling dekat
dengan kamar mandi.
"mas, baju yang kotor mana aja, sekalian tak cuci." istriku membangunkan ku.
akupun menunjuk beberapa pakaian di belakang pintu. dengan mata masih 5
watt aku melihat istriku, Ayu sedang melepas seluruh pakaiannya yang
barusan ia gunakan ketika tidur, lalu mengambil sebuah kaus berwarna
kuning. kaus itu memiliki lengan sepanjang siku dan panjangnya hingga
separuh paha istriku. aku hendak memprotesnya karena di dalam kaos itu
istriku tidak mengenakan bh ataupun cd lagi. namun kulihat ia mengambil
sarung pantai dan jilbab lalu mengenakan keduanya. maka kuurungkan
niatku untuk menegur istriku, kurasa pakaian itu sudah cukup. kemudian
istriku keluar kamar dan pergi ke kamar mandi atas untuk mulai mencuci.
aku mengambil remot tv dan mengarahkan chanel untuk melihat sport 7.
selang 15 menit, rasanya aku pengen pipis. aku beranjak meninggalkan
pulau kapuk dan berjalan kearah kamar mandi. tak kulihat istriku di
kamar mandi lantai 2, berarti dia mencuci pakaian di kamar mandi lantai
1. namun setelah kuhampiri, kamar mandi lantai 1 pintunya masih terbuka,
menandakan kamar mandi itu sedang tidak dipergunakan. aku semakin
penasaran, aku memasuki kamar mandi lantai 1, dan mengintip sekeliling
dari jendela kaca.
ternyata istriku sedang mencuci di halaman belakang, cukup dekat dengan
tempat jemuran. kulihat disana ada seorang tukang dan pak Edi yang
sedang push up, mungkin dia sedang berolahraga. aku mendengar cukup
jelas percakapan kedua orang itu bersama istriku.
Pak Edi: "Pak Rifky kerja ya bu?"
Ayu: "Ada tuh pak dikamar, masih tidur kayaknya"
kulihat pakaian istriku masih utuh seperti dia ketika meninggalkan
kamar. namun aku sedikit khawatir karena aku ingat kalau istriku tidak
mengenakan bh dan cd ditubuhnya. namun tetap saja menjadi sangat
khawatir karena tidak ada orang lain di kost selain kami berempat.
Pak Tukang: "bu ayu, boleh nitip nyucikan gak, baju saya sudah kotor nih."
Ayu: "silahkan pak, sayang nih busa nya masih banyak. saya juga sudah selesai nyuci nih, tinggal bilas".
kemudian tukang itu mendekati Ayu dan melepaskan kaosnya. kulihat istriku sangat terpana dengan tubuh atletis tukang itu.
Pak Edi: "bu saya titip juga ya".
pak Edi pun tak ketinggalan untuk melepaskan kaosnya yang penuh keringat.
ayu menerima 2 baju 2 pria itu sambil tak lepas memandangi tubuh mereka.
perasaan cemburu mulai menjangkiti hatiku, namun aku tetap mengintip
saja apa yang akan terjadi.
Ayu: "Bapak-bapak, gak sekalian celananya juga?"
aku terkejut dengan kata-kata istriku yang sungguh berani itu. kedua
orang pria itu pun saling berpandangan dan mereka tersenyum saja
mendengar 'pancingan' istriku.
pertama pak tukang melepaskan celana dan ia tidak mengenakan apa-apa
lagi. aku sangat terkejut dengan ukuran batangnya, padahal aku merasa
punyaku sudah besar dan bisa membuat istriku multi orgasme tiap
rondenya, namun aku tiba-tiba minder melihat ukuran milik tukang itu.
aku semakin cemas kalo membayangkan bagaimana seandainya istriku
merasakan milik orang itu.
Pak Edi pun tidak ketinggalan, ia melepas celana boxer nya, kali ini dua
buah penis ukuran ekstra besar sedang bergoyang di depan istriku. tentu
saja yang membuatku semakin cemburu adalah istriku terpana melihat
keduanya. dua orang pria nakal itupun tertawa saja dengan aksi mereka.
Pak Edi: "bu, boleh gak kami beronani di depan ibu sekarang?"
Pak Tukang: "wah iya bu, saya sudah gak tahan nih. boleh ya?"
ISTRIKU MENGANGGUK!!!
rasanya hatiku semakin sakit, semakin cemburu, namun aku semakin
penasaran apa yang akan terjadi. dua pria itu langsung mendekat dan
duduk didepan istriku, mungkin hanya berjarak 2 meter. mereka beronani
di depan istriku, dan istriku menyaksikannya LIVE!
kulihat muka Ayu memerah dan tak berkedip menyaksikan adegan erotis itu,
namun perhatikan juga nafasnya semakin berat, mungkin istriku juga
terbawa nafsu!
Pak Edi: "bu ayu, boleh dibuka gak itu sarung pantainya, biar kami lebih cepet keluarnya"
istriku menoleh ke belakang, memperhatikan kedalam rumah kost, dan
setelah memastikan bahwa tidak ada yang mengintip, istriku kemudian
berdiri dan melepas sarung pantainya!! Pak tukang dan pak Edi semakin
semangat dan semakin cepat mengocok penisnya. pandangan istriku pun
semakin nanar melihatnya.
kemudian istriku kembali duduk, aku berteriak dalam hati "ayu jangan duduk lagi!"
betul saja, pak tukang dan pak edi langsung bertriak,,, woooooow...
Pak Tukang: "bu Ayu, gak pake cd ya? saya barusan lihat rambut vagina ibu!"
Pak Edi: "iya bu, saya juga ngliat"
istriku langsung saja menutupkan pahanya, sehingga sekarang vagina
istriku tidak terlihat oleh mereka lagi. raut muka mereka tampak kecewa.
istriku pun melanjutkan mencucinya, dan berpura-pura mencueki mereka.
namun tentu saja kaos yang panjangnya separuh paha ketika berdiri, namun
ketika istriku duduk kaos itu tertarik hingga pangkal paha istriku.
seorang istri memakai jilbab, kenapa sifatnya begini?
aku kemudian mengeluarkan penisku yang sudah tegang, perlahan-lahan
mengurutnya. pak tukang dan pak Edi masih berusaha mencari celah untuk
mendapatkan
pandangan yang lebih bebas lagi. paha istriku pun sudah terpampang jelas
di depan mereka, sungguh pemandangan yang sangat erotis apa lagi
istriku tetap memakai jilbabnya. istriku kemudian beranjak dari kursi
kecilnya dan berjalan ke arah keran air, memulai membilas cucian itu.
posisinya kali ini istriku membelakangi tukang dan pak edi yang masih
semangat mengocok dan istriku memulai membilasnya dan membungkuk!
walaupun aku tidak melihatnya langsung, namun dari ekspresi 2 pria itu
yang melotot dan semakin cepat mengocoknya, aku membayangkan kalo mereka
sedang melihat gundukan vagina istriku dari belakang. akupun juga mulai
mengocok penisku semakin cepat. aku tidak menyangka istriku memiliki
sifat eksibisionis dan flasher seperti itu.
semakin lama adegan istriku semakin erotis. sekarang ia mengangkat
cucian yang sudah diperas itu ke jemuran baju. namun posisi tali jemuran
yang agak tinggi menjadikan istriku harus sedikit berjinjit. bagian
bawah kaos istrikupun semakin terangkat. kali ini bulatan pantatnya
terlihat jelas. kemudian istriku merubah posisinya dan berhadapan dengan
2 orang itu plus aku yang mengintip dari kamar mandi.
ketika istriku menaruh baju nya di jemuran, ia juga harus berjinjit dan
astaga! kaosnya kali ini tertarik hingga melewati selangkangannya!
akibanya rambut vagina dan belahan vagina istriku juga terlihat bebas. 2
orang pria itu semakin cepat mengocoknya, namun ternyata aku yang
duluan ejakulasi dibandingkan mereka. aku langsung lemas dan terduduk di
kloset, dengan napas yang masih tersenggal2 aku berusaha berdiri dan
mengintip lagi.
namun kali ini aku benar-benar shock!
ketika istriku masih fokus untuk menjemur baju, pak edi dan pak tukang
berjalan ke arah istriku. mereka kemudian mengapit istriku dari depan
dan belakang. memasukkan penis mereka ke selangkangan istriku. istriku
akan di double penetration!!!
namun dengan nakalnya istriku tiba-tiba menggoyangkan penggulnya maju
mundur secara kilat dan cepat. dan 2 pria itu orgasme!!! aku masih tak
percaya apa yang sedang diperbuat istriku. namun istriku terlihat
tertawa saja dan melepaskan pelukan mereka. kemudian istriku menggunakan
kembali sarung pantainya dan berjalan memasuki rumah. aku pun
samar-samar melihat bercak putih divagina dan pantat istriku. aku
kemudian bergegas kembali ke kamar dan pura-pura tertidur. namun aku
masih memikirkannya, apakah 2 penis raksasa itu benar-benar memasuki
vagina dan anus istriku???
membayangkan hal tsb penisku kembali tegang. apakah aku harus menanyakan hal itu ke istriku???
0 komentar:
Posting Komentar