Cerita Eksibisionis Ayu 5 : Bertemu Sahabatku Sani

Kali ini Ayu akan menceritakan pengalaman ayu yang lain.
Pengalaman yang sudah ayu tulis sebelumnya menjadikan ayu sedikit berubah.
yah, ayu memang masih memakai jilbab, namun ada perasaan ingin pamer tubuh alias eksi dan
ayu benar benar sangat menikmatinya.

Hari ini Ayu berencana mengunjungi salah seorang teman ayu, masih tetap di jawa timur.
teman Ayu ini sedang menyelesaikan program spesialis dokter nya di salah satu universitas
ternama di ibu kota jawa timur.
Namanya Sani, ayu mengenalnya dari jejaring sosial yang di awali percakapan ayu tentang
masalah kedokteran dengannya.

kalo ayu deskripsikan, sani ini wanita yang cantik, shaleh dan juga alim karena ia memakai
jilbab sama seperti ayu. namun sani sedikit lebih pendek dari ayu, ukuran payudaranya???
gak lah, ngapain ayu ceritain ke kalian. pandang aja sendiri fotonya, nanti ayu pasang di facebook.


hari itu ayu janjian ketemuan dengan sani di sebuah mall area wonokromo.
namun karena hari itu adalah hari kerja dan masih pukul 10 pagi, mall masih sepi.

"ayu, aku udah di food court atas, kutunggu ya".
"iya sani, aku masih di jagir, bentar lagi nyampek"
"ok", sani menutup telponnya.

setelah memarkir motorku, aku bergegas menyusulnya ke food court.
aku melihat sesosok wanita cantik sudah menunggu di salah satu meja dan aku menghampirinya.
setelah mengucapkan salam dan saling menanyakan kabar, kami kemudian memesan minuman.
dan percakapan kami pun berlanjut.

sani: "Ayu sekarang kerja dimana?"
Ayu: "masih free lance untuk model jilbab aja san"
sani: "waaah, asyiknyaaaa.. gak cemburu tuh suami mu, foto istrinya tersebar dimana-mana, hehehe."
ayu: "hehehe. suami sih mendukung aja. eh sani, kamu ngambil Spesialis apa di FK?"
sani: "aku ngambil SP.KK, tapi aku lagi bingung nih yu."
ayu: "hm...? kenapa sani?"
Sani: "aku lagi ada tugas nih, ngumpulkan sample 2 alat kelamin wanita dan 2 alat kelamin pria"
ayu: "hm? trus?"
sani: "hehe, kamu mau kan jadi objek penelitianku?"
ayu: "hah?! masa vaginaku mau dibuat percobaan sih?"
sani: "ssstt... jangan keras keras donk! kan cuma foto vagina aja, gak sampe foto orangnya full".

hm... bisa eksib kah??? aku membatin saja.

ayu: "yaa, gak papa juga sih. trus rencananya vagina sapa satu lagi yang mau kamu jadiin objek?"
sani: "ya punyaku lah ayu, sapa lagi. tapi kalo 2 sample punya pria aku masih bingung."
sani: "kalo punya suamimu gimana? hehehe, kamu deh yang fotoin."
ayu: "ah emoh."
sani: "yaudah, punya kita aja dulu. ikut ke kostku yuk".
ayu: "yaudah ayo, keburu siang."

kami pun beranjak meninggalkan mall itu, pergi ke tempat kost sani di daerah dharma husada.
kami mengendarai motor masing-masing, dan setelah sampai di kost ayu aku sedikit terkagum dengan
fasilitas kostnya.

sani: "ayo masuk ayu"
akupun mengikutinya hingga akhirnya kami sampai di kamarnya.
ayu: "berapa duit ngekost di rumah mewah gini san?"
sani: "murah, cuma 1jt sebulan".

sani kemudian membuka tas dokternya, mengambil beberapa peralatan yang tak ku kenal.
ayu: "emang apa aja yang mau diteliti san?"
sani: "hm,, ntar. untuk kelamin wanita, harus nyertakan fotonya, trus meriksa lebar bibir vagina
dan ngukur dalam vagina."
ayu: "hah? yang bener nih?!"
sani: "iya tenang aja, gak bakal muncul muka ayu kok. hehehe. ayu duluan ya, nanti gantian."


deg,, deg,, deg, kenapa aku malah deg degan gini.

sani: "ayu tiduran di ranjang aja".

aku hanya diam saja mengikuti perintahnya.
setelah tidur terlentang, aku merasakan sani menyikap rok batik ku.
kemudian kurasakan juga sani menarik cd ku hingga lepas.

sani: "ayu di kangkangin dulu kakinya".
sani: "ihh... vagina nya ayu gundul!"
ayu: "hehehe"
sani: "bentar ya, aku foto dulu vaginamu ketika di awal".

kulihat sani mengambil hh dan memotret vaginaku. dadaku kembali berdesir.
kemudian aku duduk disisi ranjang untuk memperhatikan apa yang dilakukan sani ke vaginaku.
dan kulihat tatapan sani tajam mengamati vaginaku.

sani: "ayu, sekarang aku mau ngukur lebar vaginamu ya".
ayu: "iya sani, jangan diapa-apain yaa".
sani: "hehehe,,,"

sani lalu mengambil sebuah penggaris yang berbahan aluminium dan mengukur panjang dan lebar
vaginaku, namun karena bahannya aluminium jadi terasa dingin dan ketika menyentuh vaginaku
aku merasa akan terangsang, dan sani menyadari hal itu.

sani: "horny ya yu? hehehe"
ayu: "jangan di godain ya, aku lagi masa subur n gampang horny nih".
sani: "udah yu, tinggal 1 yang belum, aku kudu ngukur dalamnya vaginamu".
ayu: "trus gimana caranya sani?"

sani terlihat merogoh tas nya, dan ternyata yang dikeluarkan adalah DILDO!
whaat! aku sebelumnya belum pernah pake dildo, jadi gak tau caranya gimana, namun tiba
tiba aku sedikit merinding".

sani: "kaget ya ayu? hehehe pake dildo ini, trus nanti tinggal ngukur seberapa gitu."
sani: "tapi ayu kudu horni dulu biar cairan lubrikasinya keluar, jadi pas dimasukin
dildo ini gak sakit".

aku gak tau apa yang selanjutnya akan dilakukan sani, kulihat dia mendekatkan wajahnya ke
vaginaku. tiba-tiba sani menjulurkan lidah dan menjilati vaginaku.

ya tuhan, apakah sani seorang lesbian?!?!
namun jilatan lidah sani di vaginaku bener bener membuatku melayang.
dia terus menjilati clitoris dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vaginaku.
aku coba memberontak, namun entah kenapa tanganku justru menekan kepalanya untuk lebih
dalam menjilati vaginaku. aku masih sadar bahwa saat itu sani masih memakai jilbabnya.

"ohh,.. sani. belajar dari mana kamu kok pinter banget jilatin vagina gitu? ohhh,, uhh"
aku terus melenguh menikmati jilatan sani.

sani: "ayu ditahan ya...".
kemudian perlahan sani memasukkan dildo itu ke vaginaku. slerppp...
hingga mencapai kedalaman tertentu, sani kemudian mengeluarkan dildo itu dan memasukkannya
kembali, hingga beberapa kali berulang-ulang. aku bisa merasakan bahwa suamiku pun
biasanya mencapai titik ini ketika kami bercinta.
namun ternyata sani kembali mendorong dildo itu lebih dalam, hingga rasanya ada benda tumpul]
yang mengkorek-korek pintu rahimku. tentu saja aku sangat menikmatinya dengan menggoyang
goyangkan pinggulku.

kembali muncul di ingatanku penis pak tukang dan pak edi yang begitu panjang, apakah seandainya
penis mereka yang masuk juga rasanya seperti ini?

kurasakan sani tidak lagi mengeluar-masukkan dildo itu, dan dengan tersenyum kepadaku, sani
kemudian dengan cepat menarik dildo itu. karuan saja hal itu mengejutkanku dan membuatku ORGASME!
cairan ku mengalir deras, namun yang lebih mengejutkan lagi sani menyedot habis cairan orgasmeku
yang meleleh keluar.
hingga beberapa saat aku beristirahat, masih menikmati orgasme yang diberikan oleh dildo dan sani.

kemudian sani berbisik kepadaku, "enak ya ayu? hiihihi, gitu tuh kalo ngerasain penis 17 senti"
rasanya dalem banget, "ayu, punya suamimu sgitu juga gak?" aku masih lemas dan hanya bisa
menggelengkan kepala.

kulihat santi mulai melepaskan celana jeans dan cd nya. hingga sekarang sani terlihat menggairahkan
bagi seorang pria. sani yang tetap memakai jilbabnya, masih dengan pakaian lengkap tetapi tubuh
bagian bawahnya telanjang.

"ayo ayu, gantian. tapi gak usah dirangsang ya. cukup di ukur vaginanya, di foto trus masukin aja
dildonya".
akupun menurutinya, setelah memotret, aku mengukur vaginanya, dan selanjutnya aku memasukkan dildo
itu. aku masih terpana melihat dildo ini, walaupun ukurannya 17 senti, tapi dildo ini diameternya
kecil, tidak seperti penis beneran kurasa.

aku mulai menggesek-gesekkan dildo itu di luar vaginanya, merangsang klitoris nya.
"ayu, gak usah di rangsang lagi, aku udah horni nih. langsung masukin aja dildonya"

aku menuruti kata kata sani, memasukkan dildo itu perlahan lahan ke vaginanya.
kulihat tubuh sani mengikuti tusukan dildo ini. namun aku mempunyai ide yang cukup iseng.
aku mempercepat tusukan dildo itu dan kulihat sani mulai terengah engah menahan kenikmatan.

rasain, batinku.

aku kembali mempercepat tusukan dildo itu dan menggoyangkannya kesegala arah.
aku sambil tetap menusuk vagina sani, mendekati telinganya. "sani kamu udah gak perawan ya?"
sani hanya mengangguk. aku mulai terpana melihat sani yang masih memakai jilbab namun
menikmati tusukan dildo di vaginanya, wajah dan desahan nafasnya tidak bisa menutupi
bahwa gadis berjilbab ini sedang terburu nafsu.
tiba tiba saja sani menarik leherku dan memelukku, kemudian mencium bibirku!
lengkap sudah, kali ini syarat disebut adegan lesbi terpenuhi.
dan ini tentu saja lesbi pertamaku, walaupun tidak kusengaja. sani masih melumat bibirku, dan
upss... aku membalas french kissnya, aku MENIKMATINYA!!!
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar