Cerita Eksibisionis Ayu 2 : KKN Masa Kuliah

Kembali bersama Ayu. kali ini aku akan menceritakan kisahku selama KKN di semester akhir kuliahku.
Cerita ini kembali aku yang sebagai sudut pandang utama, namun yang mengetik kisahku ini tetaplah
suamiku, gara mengetik cerita ini suamiku sampai harus minta jatah 2x dalam sehari, hiihihihi...

Bersama 17 orang temanku, kami ditugaskan untuk KKN disalah satu daerah yang jauh dari ibu kota.
kami terdiri dari 8 orang wanita dan 9 orang pria. ke 8 wanita mendapat jatah tempat menginap di
rumah penduduk, sedangkan para pria tinggal di aula desa dan aula masjid.

Aku bersama 3 orang teman wanita tinggal di rumah Pak Yatno yang berumur 45th. dirumah itu dihuni
bersama Bu Yatno 40th, dan 2 anak mereka Edi 16th dan Alin 5th.
Rumah Pak Yatno sendiri terdapat 3 buah kamar, 2 kamar di antaranya digunakan untuk mahasiswa yang
sedang KKN.
sungguh fasilitas dirumah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan kondisi rumah atau kostku.

aku mencoba berkeliling rumah untuk melihat kondisi rumah ini. ternyata benar apa yang ku khawatirkan.
Dinding rumah masih terbuat dari papan kayu, berlubang disana sini.
kamar yang akan ku tempati juga tidak berpintu, melainkan hanya sebuah kelambu yang tentu saja tidak
bisa dikunci sehingga setiap waktu bisa saja orang masuk kedalam kamar tanpa ku ketahui.
parahnya lagi kamar mandi rumah ini terpisah dengan rumah utama. kamar mandi berada dihalaman belakang
dan tidak memiliki atap! tinggi dindingnya pun hanya sebatas leherku, sehingga dalam keadaan normal aku
bisa melihat sekeliling, yang lebih mengkhawatirkan kamar mandi ini juga tidak memiliki pintu,benar benar
seperti pemandian umum.

Aku harus bersabar selama 1 bulan dalam kondisi ini. teman teman pun mengeluhkan kondisi ini.
banyak hal yang mendebarkan yang akan kuceritakan selanjutnya.

pada hari kedua tinggal di rumah ini, aku masih ragu untuk mandi di kamar mandi yang terbuka itu.
namun karena hari pertama aku tidak mandi, teman sekamarku Ita memaksaku untuk mandi.
"Ayu cepet mandi sana, bau banget tau badan mu!".
"eh ta, kalo aku entar di intip orang gimana?" elak ku
"udah gak ada orang disini, Pak Yatno dan Ibu sudah pergi ke sawah. anak anak juga udah berangkat sekolah,
tinggal kita berempat yang ada", Ita kemudian mendorong tubuhku agar aku segera pergi ke kamar mandi.

akhirnya dalam keadaan pasrah aku pergi ke kamar mandi. ku intip sekeliling dan keadaan memang lagi sepi.
aku mulai melepas pakaianku satu persatu, hanya menyisakan cd berenda ini saja.
aku kembali menatap sekeliling dan memastikan kondisinya aman.
aku kemudian memakai sarung pantai yang kubeli di bali dulu, mandi pertama di tempat asing seprti ini aku
tidak mau 100% naked. mandi pun aku sambil merunduk agar tidak terlihat dari luar.


setelah mandi aku kembali menoleh sekeliling dan ternyata memang tidak ada orang lain.
aku mulai meyakinkan diriku bahwa tidak ada yang akan mengintip disini.
kuletakkan juga pakaian kotorku di ember dan ku jemur sarung pantai ini.
aku menemui Ita dan dia hanya tertawa saja.
"gimana yu? ada yang ngintip gak?", candanya
aku sih hanya tersenyum saja.

hari demi hari berlalu, aku mulai akrab dengan warga desa ini. begitu juga dengan Pak Yatno dan Bu Yatno
yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku sendiri. namun sifatku yang terlalu supel dan kurang waspada apabila
sudah mempercayai orang mulai menjadi bumerang.

hari itu aku bangun siang karena badanku demam, sedangkan teman teman sudah berangkat ke tempat tugas masing masing.
hanya ada aku dan Pak Yatno yang tinggal dirumah. kulihat pak Yatno sedang mencuci cangkulnya di sumur.
ku sapa pak Yatno, "gak kesawah pak, sudah jam 10 ini".
"eh nak ayu, katanya lagi sakit ya? bapak sudah kesawah tadi pagi. ini pulang trus mau pergi ke kecamatan
untuk beli pupuk". sambil beliat tetap mencuci cangkulnya.
"saya permisi mandi dulu pak" sambil aku melewatinya.

sebenarnya dadaku berdebar debar juga karena kamar mandi ini tidak berpintu, namun aku yakin Pak Yatno tidak
akan berbuat macam macam.
namun kali ini aku tidak membawa sarung pantai yang biasa kugunakan untuk melapisi tubuhku.
dengan kata lain aku harus mandi dalam keadaan telanjang bulat.
sambil merunduk aku melepaskan semua pakaianku, namun hatiku berkata aku harus melihat keluar untuk meyakinkan
apa yang sedang diakukan oleh Pak Yatno.

kulihat beliau sudah selesai membersihkan cangkul. lalu beranjak mengambil bak cuci, kemudian melepaskan
satu persatu pakaiannya. dadaku berdesir ketika Pak Yatno mulai melepas celananya, ternyata beliau
tidak memakai CD dan wow! aku melihat batang penisnya yang hitam berurat sedang sangat tegang.
penis itu sedang mencuat keatas dan terayun ayun mengikuti gerakan pak Yatno.
ketika beliau mendekati cangkulnya, aku bisa memastikan bahwa ukuran penis pak Yatno sama besar dengan
gagang cangkul miliknya. degub jantungku semakin keras ketika ia mengambil sarung di jemuran dan dipakainya,
lalu pak Yatno berjalan ke arahku, ke arah pintu kamar mandi.

aku segera menyudahi kegiatan mengintipku, lalu mengambil gayung dan menyiramkan air ke sekujur tubuhku, berharap
agar pak Yatno tau kalau aku sedang mandi dan tidak lagi berjalan ke arahku.

"nak Ayu, bapak minta tolong ambilkan sabun cuci di pojok".
"eh iya pak, sebentar". jawabku
aku menoleh ke arah pintu kamar mandi, kulihat tidak ada pak Yatno disana. maka kuyakinkan diri bahwa pak Yatno
tidak bisa melihatku. posisiku sendiri saat ini merapat ke dinding yang tidak terlihat dari arah Pak Yanto,
namun posisi sabun cucinya berada di sudut lain dari kamar mandi. tanpa berpikir panjang aku mengambil sabun cuci
itu. ketika aku membalikkan badan, ternyata pak Yatno sudah berdiri di samping kamar mandi, dan tentu saja
melihatku dalam keadaan bugil, apalagi tubuhku yang basah semakin membuat setiap pria pasti terangsang.

pak Yatno langsung melotot melihat keadaanku, reflek aku menutupkan tangan kiriku ke vagina dan tangan kanan
yang memegang sabun cuci ke arah payudaraku.
sambil aku berjalan mendekati pak Yatno, tanganku tetap berusaha menutupi kemaluanku. namun ketika aku menyerahkan
sabun cuci ini, terpaksa aku melepas kan payudara ku dan menjadikan putingku terlihat bebas.
"ini pak sabun cucinya", kata kataku membuyarkan tatapan 'khusuk' dari pak Yatno.
"oh iya nak, maaf bapak tidak sengaja".
"iya pak" aku langsung merapat ke dinding agar tidak terlihat lagi.

aku mendengar pak Yatno berjalan menjauhiku, dan ketika ku intip beliau sedang melarutkan sabun dan merendam cuciannya.
namun yang lucu, setelah itu pak Yatno mengangkat sarungnya dan beronani menggunakan sabun cuci sebagai pelumas.
akupun keheranan dan tertawa pelan membayangkan hal itu.
sabun cuci di tangan aja panas, gimana kalo dipake jadi pelumas buat onani?! namun hal itu hanya kukatakan dalam
batinku.

setelah selesai mandi, aku segera berganti pakaian di kamar. dan gara gara kejadian ini, kewaspadaanku ketika mandi
seketika luntur, aku semakin cuek saja. semakin tidak takut kalo ada yang berusaha mengintip.

esok harinya, teman teman ku berencana untuk pergi ke sumber mata air. karena hari ini memang hari minggu dan
tidak ada kegiatan di desa. namun karena aku masih tidak enak badan, aku tetap berada di rumah bersama bu Yatno dan
Alin, putri mereka yang paling kecil. sedangkan pak Yatno mengajak Edi pergi kepasar untuk mencari bibit jagung.

Setelah teman teman ku berangkat, aku pun hendak mandi. namun aku bertemu Alin, dia menyapaku.
"mbak Ayu mau kemana?" tanyanya
"mbak Ayu mau mandi, ikut?" ajak ku.
"Buuuuuk, Alin mandi sama mbak Ayu yaaaa?" kata Alin sambil menoleh ke arah bu Yatno
"iya, gak boleh nakal ya," bu yatno mengijinkan. aku kemudian berjalan bersama Alin ke kamar mandi.

karena yang di hadapan ku hanya anak kecil berumur 5th, aku langsung saja melepaskan seluruh pakaianku.
lalu aku melepaskan seluruh pakaian Alin. sambil bercanda dengan Alin aku mengguyurkan air yang segar ini ke
tubuhku.
namun gara gara hal itu juga pakaian ganti yang kugantung menjadi basah.
"duh Aliiin, pakaian mbak jadi basah semua niiih...!" aku berpura pura marah padanya.
dia malah ketawa aja, huh dasar anak kecil.

lalu alin ku suruh untuk mengambilkan bak cuci ku di dekat sumur.
ia menuruti dan aku merendam semua bajuku, menyisakan sebuah handuk dan ku ambil untuk mengeringkan tubuh Alin.
selanjutnya aku melanjutkan mandi, menyiramkan beberapa gayung lagi.
betapa terkejutnya aku karena Alin ikut merendam handuk itu ke dalam bak. tentu saja handuk itu telah basah dan
tidak dapat lagi kugunakan untuk mengeringkan tubuhku.

"bagaimana ini, sekarang tidak ada apa apa lagi yang bisa kugunakan untuk menutupi tubuhku", gumamku cemas.
kalo Alin sih gak masalah karena dia masih umur 5 th. sedangkan aku ini yang sudah berusia 21 tahun?
apa aku harus berlari bugil ke dalam rumah??

ku lihat sekeliling sepi, dan setahuku hanya bu Yatno yang ada di dalam rumah.
lalu ku gendong alin dan langsung berlari kedalam rumah.
aku berharap tidak ada yang akan melihatku bugil seperti ini, kalo ada yang melihat berarti itu rejekinya

takkusangka ternyata Pak Yatno dan Edi sudah ada di dalam rumah, bukan hanya itu saja. ternyata juga ada pak
RT dan stafnya. kami semua sama sama kaget, mereka kaget melihatku bugil, sedangkan aku kaget kalo ada banyak
orang di dalam rumah.
tiba tiba Alin turun dari gendonganku, mengakibatkan tidak ada lagi yang menutupi tubuh bugilku di depan orang orang.
kulihat mereka tidak berkedip memandangku, tentu saja karena yang mereka lihat adalah seorang gadis PERAWAN,
yang CANTIK dan kesehariannya BERJILBAB! BUGIL! di depan mereka.
tubuh yang kesehariannya kututupi, sekarang ku obral saja sebagai pemandangan indah laki laki.

kulit kuninglangsat badanku yang telanjang dan BASAH!, vaginaku yang tidak tertutupi rambut sehelaipun,
payudaraku yang menggantung tanpa sehelaipun penutup!

seketika pria pria itu berkata "wwwwohhhh" menatapku kagum sekaligus bernafsu.
aku langsung berlari memasuki kamar, membongkar tasku dan mengambil baju.
posisiku ketika itu sedang nungging dan tiba tiba Alin masuk kekamarku, tentu saja kelambu yang jadi
penutup kamarku terbuka, memperlihatkan pantat dan vaginaku yang sedang merekah akibat aku nungging.

aku kalut dan tidak memperdulikan Alin, aku langsung memakai bajuku.
debar jantungku masih kencang, aku masih shock!
aku langsung merebahkan tubuhku di kasur, rasanya badan ini semakin demam saja.

langsung kutarik selimut dan kututupi seluruh tubuhku.

hingga tak terasa aku tertidur sampai pukul 5 sore. Ita membangunkanku.
"Yu bangun! tidur terus". aku membatin, enak aja. gak tau apa yang udah terjadi seharian ini!

"Yu temen temen rencananya mau ke kota, ikut gak? sekalian beli kebutuhan harian nih". ajaknya.
"eh, ikut ikut!" aku berharap bisa refreshing sehingga melupakan kejadian hari ini.

hampir pukul 6 sore, kami bersiap siap ke kota. kami meminjam mobil angkutan desa yang biasa digunakan
untuk transportasi umum.

malam ini aku menggunakan baju kaos bergaris garis dan jilbab pink.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar