Cerita Eksibisionis Ayu 3 : Renovasi Rumah Kost 1

Kali ini aku menceritakan tentang renovasi rumah kostku.
kejadian ini sebenarnya belum terlalu lama, namun rasa shok membuatku tidak memungkinkan
untuk menuliskannya ke dalam cerita.

Ibu kost memberi pengumuman bahwa kira-kira seminggu lagi beberapa bagian di rumah kost
akan di renovasi. Beberapa bagian itu antara lain atap dari kamar mandi yang bocor,
kanopi di tempat parkir.

Hari itu beberapa tukang bangunan sudah mulai berdatangan, kulihat ada 3 orang tukang dan
membawa berbagai macam peralatan. Aku yang hari itu tidak ada jadwal pemotretan sedang duduk
santai di depan kamar, menikmati sarapan dan sebuah susu cokelat.

kusapa ramah para tukang ketika melewati kamarku.
"sudah mulai renovasi ya pak?" sapaku
"eh iya bu, hari ini pembongkaran atap kamar mandi, mungkin 3 hari selesai kalo cuacanya
mendukung." jawab tukang yang paling senior, kutebak dialah kepala tukang.

Tenang para pembaca, hari ini belum ada cerita yang asyik

ke esokan harinya, suamiku sudah bersiap berangkat ke kantor. sebagai istri yang baik aku
sudah menyiapkan kopi untuknya.
"sayang nanti mandi di bawah aja ya, atap kamar mandi atas sudah di bongkar abis." kata suamiku
"iya mas, nanti aku ada pemotretan jam 11." jawabku.
selanjutnya suami ku berpamitan berangkat dan aku mulai beres-beres kamar.

masih jam 9, buat tidur 1 jam lumayan nih, capek banget... batinku.
saking lelahnya aku sampai tidak mendengar alarm hpku. aku terkejut ketika bangun
jam menunjukkan pukul 10.10, kebiasaan burukku bangun telat semakin parah saja.

aku langsung mengambil dan mengenakan jilbabku, taklupa melihat penampilanku di cermin.
sebuah daster yang tidak menerawang, lengkap dengan cd dan bh, handuk dan jilbab.
lengkap! jadi pembaca gak usah berharap yang aneh-aneh dulu yaaaa...

aku bergegas ke kamar mandi bawah, huh... ternyata ibu kost lagi mandi sambil mencuci
pakaian di dalam kamar mandi, bakalan lama nih! aku menggerutu dalam hati.
aku beralih ke kamar mandi atas. para tukang itu masih di atas kamar mandi memasang kayu.

"pak maaf, saya mau pinjam kamar mandinya, bapak bapak bisa turun sebentar?" kataku sambil
sedikit berteriak.
mereka saling berpandangan, lalu mereka satu persatu turun dari atap kamar mandi.
"iya silahkan bu, kami istirahat saja dulu" jawab salah satu tukang.
aku langsung menutup pintu kamar mandi, namun kulihat bak mandi airnya kotor, maka aku berniat
mandi menggunakan shower.

aku mulai melepas satu persatu pakaianku, mataku juga terkena silaunya matahari yang sudah tinggi.
dalam hati aku berkata, wah sepertinya imajinasiku untuk mandi di langit terbuka terlampiaskan. hihi

ku hidupkan shower dan mandi dengan bergegas, namun aku mendengar langkah yang mendekati kamar mandi
ini, lalu kuintip dari lubang kunci.
ternyata salah seorang tukang sedang kemari namun langkahnya terhenti di meja sebelah pintu kamer mandi.
rupanya ia mengambil rokoknya yang ketinggalan, maka kulanjutkan mandiku.

matahari yang terik dan guyuran shower yang lebih tinggi dariku membuat aku tidak mungkin menoleh ke arah
atap. aku masih menikmati mandiku, menuangkan shampo lif***** dan menggosokkan ke rambutku.
tubuhku yang basah dan sedikit tertutup busa bisa menjadikan setiap pria BT (Birahi tinggi).


kuhidupkan shower dan kubilas rambutku, sambil sedikit meremas payudaraku dan menggosok selangkanganku,
aku bernyanyi pelan, na.. na.. na...

setelah badan dan rambutku kupastikan bersih dari busa, aku segera mengakhiri mandiku.
aku mengambil handuk digantungan, namun ketika hendak mengeringkan tubuhku aku melihat ada cairan putih
seperti shampo di payudaraku.
aku mencium bau cairan itu, tapi wanginya tidak seperti shampo yang kugunakan.
aku sendiri tidak berpikir jorok, kubilas kembali tubuhku dengan air shower.

namun cairan itu kembali berjatuhan dari atas, kali ini semakin banyak. beberapa mengenai wajahku,
punggung dan payudaraku juga ketetesan cairan putih itu. baunya pun sama menyengatnya dengan cairan
putih yang sudah kubilas tadi.
batinku, masa ini tahi burung? tapi kok banyak banget...
aku memalingkan mukaku ke atas, betapa terkejutnya aku.

ini memang tahi burung, tapi burungnya pak tukang!!! ternyata sedari tadi mereka berada di atap
kamar mandi dan menjadikanku objek masturbasi, live!
aku panik, berarti sedari tadi aku mandi dan aku tidak tau kalo mereka rame-rame mengintipku!

aku langsung menghidupkan shower dan segera membilas sperma yang memenuhi badanku. dan aku terburu-
buru mengenakan handuk. tanpa mengenakan daster, bh, cd dan jilbab aku langsung berusaha membuka
pintu dan berlari ke kamar, aku takut diperkosa 3 tukang bangunan ini.
namun entah karena panik aku menjadi kesulitan untuk membuka engsel pengunci pintu.
aku sudah berusaha menggesernya tapi tetap tidak bisa. aku melihat ke atas 3 tukang itu masih memperhatikanku.

"pak, tolong dong, engsel pintunya macet". kataku sambil mengiba.
tak kusangka mereka bertiga langsung serempak turun dari tembok dan seketika berada di sampingku.
tukang-tukang itu berebut membantuku untuk membuka engsel, namun posisi mereka mengelilingiku,
aku semakin panik, aku berada dalam kamar mandi bersama 3 tukang!

tukang yang paling muda bersuha menarik engsel pintu, namun 2 tukang yang lain malah meng'grepe-grepe' tubuhku
hingga handukku terlepas.
tubuhku yang telanjang bulat langsung terekspose, tukang sebelah kiriku langsung mencaplok payudaraku dan
tangannya meremas payudaraku yang lain. tukang sebelah kanan langsung jongkok menciumi pantatku.
sedangkan seorang lagi masih dengan 'bodoh'nya berusaha membuka pintu.
apakah nasibku sang istri berjilbab ini akan diperkosa oleh tukang bangunan?!?!?!

namun aku beruntung, pintu kamar mandi telah berhasil dibuka. aku dengan sigap melocat keluar dan berlari
BUGIL ke arah kamar, untung saja keadaan kost sedang sepi.
aku langsung menutup pintu dan mengunci kamar, mengambil handuk cadangan dan mengelap tubuhku.
di depan cermin aku berkata sendiri, ayu kamu hampir di perkosa tukang-tukang itu.
segera aku mengambil BB dan berniat menghubungi suamiku.
namun aku melihat dari cermin bercak putih itu masih tersisa di rambutku.

aku mengambilnya dengan jari telunjuk, melihatnya sebentar ketika meleleh di jariku,
dan memasukkan ke dalam mulutku. hmm... enak!
sambil tetap menggigit jariku terlihat di cermin senyum nakal dari seorang istri setia,
dan semoga di cerita selanjutnya masih tetap setia

****

 entah kenapa sejak saat itu nafsu dan kelakuanku menjadi sedikit 'liar'. mungkin sudah kodratnya seorang wanita memiliki sifat sedikit 'bitchy', walaupun aku berjilbab aku juga merasakan hal tersebut. aku tidak menceritakan kejadian terkunci di kamar mandi bersama tiga tukang kepada suamiku, aku takut kalau seandainya dia marah.

kejadian ini adalah keesokan hari setelah cerita sebelumnya. pagi pagi sekali para tukang itu sudah sampai di kostku dan memulai pekerjaannya. posisiku saat itu sedang mencuci baju di kamar mandi atas, tentu saja renovasi kamar mandi belum selesai sehingga kamar mandi atas masih tanpa atap, malah sekarang pintu kamar mandi juga dilepas untuk diganti dengan pintu dari bahan seng.


pakaianku walaupun sedang di kost tentu saja pakaian sopan dan tetap memakai jilbab. sebuah pakaian rumahan berupa gamis panjang hingga ke matakaki berwarna hijau dan jilbab putih sederhana. rasanya sudah cukup untuk menutupi tubuh padatku, walaupun didalamnya aku tidak mengenakan bh namun aku masih tetap menggunakan cd ku. oh ya, gara-gara peristiwa dengan para tukang kemarin, libidoku tiba-tiba meningkat drastis dan malamnya aku memperkosa suamiku. hehehe...

"selamat pagi bu ayu, lagi nyuci nih?" sapa salah seorang tukang.
"iya pak, cucian lagi numpuk nih. pekerjaannya sudah mau di mulai ya pak?" sapaku balik
"iya bu ayu, kalo bisa bu ayu nyucinya di lorong sini saja, biar kami bisa melanjutkan pekerjaan".
"baik pak, boleh minta tolong di angkatkan cucian saya pak". tanganku yang penuh sabun tentu saja licin apabila untuk mengangkat bak cucian yang penuh ini.
"baik bu, permisi". salah seorang tukang kemudian mengangkat bak cucianku dan meletakkan di lorong rumah kost ku.

setelah meletakkan bak itu, si tukang mengambil sesuatu dari bak cucianku. sambil mengangkatnya tinggi-tinggi, tukang itu berteriak "36C coy!" tentu saja aku terkejut. ternyata tukang itu mengangkat bh ku yang lupa untuk ku sembunyikan. langsung saja 2 rekan tukang yang lainnya tanpa dikomando menjawab "woooowww". mukaku langsung memerah dan menunduk malu.

tukang itu kembali berkata "pantesan kelihatan gede banget bu".
"apanya pak?" sahutku
"ya itu, susunya ibu. hehehe" jawabnya sambil tersenyum mesum, mukaku semakin memerah, sialan batinku.

aku kemudian melanjutkan mengucek cucianku, namun tak kusangka ketika aku memandang ke arah kamar mandi, 3 orang tukang itu sedang berganti pakaian dan ketika itu mereka bertiga sedang telanjang bulat. kamar mandi tanpa pintu itu benar-benar membuatku salah tingkah. pandanganku yang sedang terpana dengan ukuran penis ketiga tukang itu dipergoki oleh salah seorang tukang.

"bu, ibu ngeliat apa bu?"
"hah? eh enggak kok pak. saya nyariin sikat nih". kata ku coba mengelak
"ah ibu, gak papa kalo cuma ngliat bu". kata-kata itu malah membuatku melanjutkan pandangan ke arah penis 3 tukang itu. ya ampun, gede banget. kata ku dalam batin tentu saja.

namun entah aku sadar atau tidak, tiba-tiba aku berkata "pak, bapak-bapak kan tadi sudah liat ukuran bh saya, sekarang gantian donk bapak-bapak ngukur punya bapak", mereka tampak terkejut, namun langsung tertawa bersamaan. salah seorang tukang kemudian keluar kamar mandi dan mengambil penggaris siku yang biasa digunakan oleh para tukang.

"bu, gak asyik kalo kita yang ngukur, ibu donk yang ngukur sini" kata tukang itu.
bagai terhipnotis aku menghampiri 3 tukang bangunan ke dalam kamar mandi. aku mulai berjongkok dan mengambil penggaris itu dan kemudian mengukur satu persatu penis mereka.

apakah istri setia dan berjilbab pantas melakukan hal ini? namun nafsu alam bawah sadarku ternyata lebih kuat. tanganku yang masih belepotan busa sabun menggenggam penis salah satu tukang dan tanganku yang lain mengukur menggunakan penggaris.

deg... deg... bapak yang paling senior ini ukurannya 17cm.

kemudian aku beralih ke tukang yang paling muda.
deg... deg... lumayan juga, 15cm.

dan terakhir tukang yang mengangkat bhku tadi.
deg... deg... "16 senti pak" kataku.
tukang itu menyahuti "maaf bu, itu belum nganceng. minta tolong di kocok sebentar donk...".
apa? meng-handjob penis orang lain selain suamiku?
yah,,, nafsuku kembali menang. aku menuruti untuk mengocok penisnya.
ternyata benar, penisnya kembali membengkak. "18 senti ya pak?" tanyaku sedikit tidak percaya aku kemudian menggeser penggaris itu, luar biasa diameternya 4.5 senti batinku.

kulihat 2 tukang yang lain mulai mengocok penis mereka masing-masing. kali ini aku kembali ketakutan kalo nanti aku di perkosa. aku meninggalkan tukang bangunan itu dengan muka merah. melanjutkan acara mencuci bajuku.

"bu, gak pengen nyobain penis kami tah?" goda salah satu tukang itu kurang ajar banget. sambil menunduk aku membatin.

aku merasa vaginaku sudah sangat basah, dan hal itu menjadikan cd yang kugunakan sudah tidak nyaman lagi.
"bapak bapak", aku memanggil para tukang itu, tentu saja mereka menoleh ke arahku.
dengan masih duduk di kursi kecil yang biasa digunakan untuk mencuci, aku merogoh gamisku dari bawah. mungkin tukang tukang itu bertanya tanya apa yang akan kulakukan, hingga gamisku tersingkap sampai lutut,
memperlihatkan betisku yang putih. jreng! dengan erotisnya aku menarik perlahan-lahan celana dalam ku hingga terlepas melewati kakiku. aku tetap berusaha agar para tukang itu tidak dapat melihat vaginaku dengan posisi aku duduk menyamping. so bitch!

tukang tukang itu masih melongo, seakan tidak percaya apa yang mereka lihat. aku tersenyum saja dan memasukkan cdku ke dalam cucianku. namun ketika selanjutnya pandanganku mengarah kedepan, persis di depanku sang empunya kamar sedang memandangiku dari kaca hitam kamarnya. aku bisa menyasikkan pandangan nafsunya yang seolah-olah menelanjangiku.

hah, berarti ketika aku melepas cdku tadi, tanpa sengaja aku menghadap kepada bapak itu???
berarti dia bisa melihat vaginaku juga?!
aku langsung merubah posisi hingga membelakangi kamar bapak itu. aku langsung melanjutkan acara mencuciku dengan penuh rasa malu, menyesal, namun seru

para tukang itu pun melanjutkan pekerjaannya memasang atap kamar mandi sambil melihatku sesekali, kemudian aku membilas semua cucianku di kamar mandi bawah dan menjemurnya. aku sedikit takut kalau sampai tetangga kost ku dan para tukang itu mengadukan kenakalanku hari ini ke suamiku. apakah sebaiknya aku melakukan sesuatu untuk membungkam mereka???
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar