Cerita Eksibisionis Diva : Istriku BDSM Lonteku 1 - Habib Cabul 1

[NO SARA-hanya cerita, tidak ada kaitan dengan agama dan keyakinan hanya berkaiatan dengan lendir]
Nama ku Roy, 28 thn, aku bekerja disebuah perusahan pengeboran minyak ternama, dengan system kerja 2:1, alias dua minggu kerja, satu minggu off. Kerjanya memang berat namun bayarannya yang besar, sebanding dengan kerja keras para pekerja di Rig lepas pantai seperti aku (Tempatnya dirahasiakan). Karena oil company, perusahan minyak ternama, para crew-nya multi negara, hanya teman ku STEFI asal papua yang satu negara dengan ku WNI. Sedangkan lainnya adalah WNA. Dom si bule ireng, hitam asal AS, Kumar asal India, Abdul asal pakistan dan Abud, si arab Gay, sehingga tidak ada yang berani satu kamar dengan dia, si abud. Berenam kami satu sift dan selalu berganti dengan Tim atau regu shift lainnya, tentu ada koki dan teknisi lain, maintenance, bersama kami.

Aku tipe pria yang tidak neko2, tidak banyak tuntut dalam kehidupan ku, aku pun tipe lelaki setia sama istri ku, Diva, kami telah menikah dan di karunia seorang anak laki berusia 5 tahun, Istri ku memilih untuk tidak menyewa pembantu dan membiarkan anak ku dibesarkan orang tua ku yang masih satu kota dan hanya setenhah jam perjalanan saat rame namun hanaya 10 menit saat sepi atau malam hari. Alasannya tidak percaya sama pembantu kalau menitipkan anak dirumah, meski ia tidak bekerja dan banyak keluar sama teman2nya. Sehabis kerja dua minggu di laut, diatas rig yang kiri kanan depan belakang adalah laut melulu, yang sejauh mata memandang hanya air sampai bertemu langit. Tidak heran kami akan sangat “ganas” kalau bertemu lawan jenis saat off kerja, kecuali Abud yang suka sejenis.

Teman akrab ku tentu saja si Stefi yang sama-sama orang indonesia, meski akrab juga dengan lainnya sepertin Dom. Stefi ini meski kecil tubuh, ia memiliki kemaluan yang besar, usut punya usut ramuan papua yang menggedekan Dick, penis asal kota karang panas, Biak yang digunakan Stefi. Aku kadang ngeri kalau melihat ia memamerkan penisnya (guyon menggoda) sama Abud yang Gay (gay ada dua tipe, ada yang jadi Female dan ada yg Male, si Abud adalah tipe MALE, ane lupa istilahnya). Seakan menyindir Abud bahwa kontolnya kurang gede untuk memuaskan sejenisnya. Meski si arab ini tinggi besar, burungnya, kalah gede sama stefi, hanya si Dom yang lebih panjang dari punya Stefi, lainya juga rata2 mereka seukuran mereka. Stefi berkata pada ku, ia selalu menyimpan ramuan tersebut, pada lokernya, jika sewaktu-waktu aku butuh. Aku ketahui ukuran penis mereka dari foto mereka saat gangbang party di kamar hotel saat OFF kerja dengan beberapa WP.

Sedangkan punya ku, penis ku adalah tusuk gigi bagi mereka, yang menjadi bulan-bulanan guyonan mereka. Sudah ratusan bahkan ribuan kali Stefi mengajak ku untuk mencoba ramuan papua, katanya hanya satu minggu, efeknya sudah terasa. Namun tetap ku tolak, “biar kecil tapi saat masuk dan loncat2 di dalam pepe (memek), pasti klenger juga bini !” kata ku pada Stefi.

Teman-teman ku memang menyukai bercinta bersama, gangbang, agar mereka bisa saling menukar, mencicipi WP yang lain bersama. Namun aku yang biasa disindir SUSIS, dan my little brother to small, terlalu kecil dan suami takut istri, yang setia. Padahal aku tidak susis dan aku hanya mencintai istri ku. Hanya aku yang tidak ikut kegiatan mereka, begitu juga Abud yang memiliki kegiatan dengan sejenisnya, homo bin gay. Aku lebih memilih seks sehat dengan pasangan selama satu minggu, kemudian kembali ke tempat kerja lagi. Usul si Dom bule amerika bahwa ia memasang kamera mini untuk memantau istrinya, sehingga kegiatan istrinya bisa dilihat saat filenya di kopi dan di jadikan hiburan, mengusir rasa rindu di atas Rig oleh Si Dom. Hebat sekali Jane, bule blonde, pirang yang cantik dan setia, karena Dom tidak melihat istrinya, sekalipun tidak, Jane setia dan tdk pernah selingkuh, bahkan setia merawat anak2nya. Aku membayangkan istri ku, Diva seperti itu.

Karena tertarik akan Jane yang setia, aku pun ingin melihat istri ku, yang dimata ku adalah wanita setia, penyayang dan sabar, di rumah ku. Akupun memasang mini video pilihan si Dom untuk melihat tingkah laku istri ku, secara rahasia dan tersembunyi. kualitasnya sangat bagus, dan teknisinya profesional sehingga sudut ruangan mulai dari ruang tamu, ruang tengan dan kamar tidur yang dipasangi, di luar ruangan hanya pagar depan. Sedangkan ruangan lainnya tidak terpasang. Yang dipasang hanya dalam 3 jam saat ku ajak istri ku keluar, bahkan aku takjub karena tidak ada yang berubah kecuali ada kabel data yang tersanbung dengan meja kerja ku, tempat Hardisknya di simpan. Aku mencoba penampakkannya saat istri ku tidur, kemudian mematikannya, saat aku berangkat kerja baru ku hidupkan. Aku pun berangkat kerja dan baru kembali dua minggu kemudian.

Saat aku kembali tiba dirumah, tidak sempat ku lihat penampakkan istri ku, hanya memadu hasrat, dan langsung tubruk, seperti tronton yang blong rem-nya nyasak warung pinggir jalan. Istri ku yang berbadan langsing namun buah dadanya sangat besar untuk ukuran orang indonesia. Mungkin 36 C atau D, karena dua2-nya sering dipakai istri ku. Aku paling senang melihat buah dadanya yang bergoyang-gotang saat ku tumpangi tubuhnya, dan suaranya yang berisik saat ditumpangi membuat aku cepat melayang menuju puncak dan orgasme bersama. Istri ku juga jago nyepong konti kecil ku, yang kata teman-teman ku kecil, namun ku kira ukuran 15 cm adalah ukuran normal orang indonesia. Namun istri ku belum pernah nelan mani ku, jijik kata istri ku, dan aku tidak pernah memaksanya.

Kemudian aku berangkat kerja dan tidak lupa mengcopy file dari hardisk mini kamera tersembunyi, hidden cam miliki ku, sebagai obat rindu. Hari pertama ku lihat saat habis kerja menjelang tidur biasa saja. Istri ku, bahkan ia telpon dan berkata ia sedang masturbasi pada ku beberapa minggu lalu dan memang benar. Namun pada hari ke tiga setelah aku di RIG, dalam tayangan video beberapa minggu lalu, saat itu siang hari, istri datang bersama seorang lelaki dan masuk pintu pagar rumah ku mengenakan mobil ku.

Ternyata ia ku kenali sebagai Soleh, seorang Habib, guru ngaji anak ku, saat mereka masuk ruang tamu dan istri ku mengunci pintu kemudian mereka berciuman, tampak istri ku tidak menolak, bahkan mereka saling berciuman dengan mesrah dan sepertinya French Kiss pula. Aku langsung mematikan video ini, emosi, marah dan badan ku gemeteran karena saking emosinya, dibakar api cemburu. Saat itu sudah malam dan jam istirahat, namun aku tidak bisa tidur, mundar mandir didalam kamar diperhatikan Stefi.

“bro kumat bro.... ini baru minggu pertama bro!” kata Stefi, karena kami biasa sudah gelisah kalau minggu2 terakhir. Sedangkan ini baru beberapa hari, karena tidak bisa tidur dan penasaran, akhirnya ku tonton juga perselingkuhan Istri ku kembali.

Setelah ku hidupkan player pada HP ku yang ku Pause tadi, Soleh dan istri ku masih berciuman kemudian istri jongkok dan membuka celana panjang soleh, bahkan suara mereka terdengar, benar2 niat dan kualitasnya bagus hidden cam ini, namun aku akhirnya meneyesalinya, karena suara BINAL istri ku, serong dibelakang ku makin membuat aku bertambah emosi. Mungkin beberapa orang terangsang melihat melihat bininya begini, bagi merekan yangs senang swinger atau begitu juga di cerita2 yang pernah aku baca dan dengar. Namun aku adalah sebaliknya, tidak bernafsu, hanya emosi,cemburu dan marah.

Istri ku kemudian menarik keluar kontol Soleh dari celana soleh dan menyepongnya, terdengar mulut istri ku menyedot kuar sampai berbunyi.

“gede’an mana sama punya laki lo” tanya Soleh pada istri ku, “gedean punya mas soleh” kata istri ku dan kembali mengulum kontol soleh, aku makin gelisah mendengar istri ku menjawab dengan santai bahkan menikmati kontol soleh, Habib cabul ini di mulutnya. Kini mereka berhadapan dengan sebuah vas bunga tempat sebuah hidden kamera itu berada dari tiga camera diruang tamu, sehingga suara istri ku dan soleh makin terdengar jelas, begitu pula gambarnya. Apalagi kontol ku dikatakan kecil, padahal ku lihat hampir sama (atau mungkin perasaan ku saja, ego ku saat itu karena dikatakan kecil kontol ku). Namun yang jelas aku tambah emosi dan stres akhirnya kepala ku berkunang2 dan aku tidak mampu lagi melihat tayangan itu dan terbaring di tempat tidur ku dan tidak sadarkan diri, karena pingsan.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar