Cerita Eksibisionis Diva : Istriku BDSM Lonteku 9 - Umi Aisyah

Aku tidak tahu, apakah aku kelainan atau normal, karena kata orang dan cerita2 didunia maya, kita akan bergairah dan tambah nafsu melihat istri digenjot pria lain, namun tidak bagi ku, biasa saja, bahkan kontol ku tertidur pulas. Aku bahkan sedikit jijik, untuk menyentuh tubuh istri ku. Saat ku lihat abdul makin cepat menggenjot istri ku, badannya dicondongkan ke depan. Sehingga dari belakang dapat ku lihat dua penis besar sedang membuat kedua lobang LONTE ku, mengembang dan mengecil mengikuti hujaman kontol mereka sampai Abdul menembak maninya didalam anus istri ku. Stefi menyusul kemudian, menumpahkan maninya, abdul dan Kumar, meski negara mereka sering terlibat hubungan yang panas, pakistan dan India, mereka bersahabat baik. Kemudian mereka pamit pulang ke negara masing menuju bandara, dan kami baru akan bertemu satu minggu lagi.

“Thanks Bro to share You Wife Body” kata Kumar dan bersama Abud mereka menumpangi satu taksi ke bandara. Stefi ? mungkin masih diatas, namun aku sudah dengar jeritan istri ku keras sampai ke bawah, pasti digenjot Stefi lagi, padahal sebentar lagi bini Soleh datang sedangkan soleh sedang di cambuki bokongnya oleh Abud dengan menggunakan sapu lidi, untuk menyapu halaman samping rumah ku. “ga kebayang satu batang lidih sapu mengenai bokong berkali2, pasti perih minta ampun, bahkan kontol Soleh dijepit, jepitan jemuran pakaian oleh abud yang hanya mengenakan celana dalam warna Hitam, sedangkan Soleh telah bugil.

“aauuuuww !” jeritan istri ku, membuat aku makin gemes akan suaranya, aku naik dan menampar mulutnya saat Diva menunggangi Stefi dan menyuruhnya diam.

“diam lonte.... ganjen amat !” kata ku setelah menemparnya. Stefi kemudin membalikkan tubuh istri ku membenamkan wajah istri Lonte ku ke kasur dan menggenjot Bo’olnya bergantian cepat dengan memeknya. Aku makin il Feel ketika, Stefi mengajak ku, aku sudah tidak bergairah sama istri ku, perasaan benci dan amarah membunuh nafsu ku pada istri ku. Aku mungkin sudah kelainan namun tetap pada orientasi seks pada lawan jenis, Cuma selain dengan istri ku. Karena sedikitpun aku tidak tertarik, hanya dengan di oral baru bisa bangun, pikir ku.

Ku coba mengarahkan kontol ku ke mulut istri ku yang ku tarik kepalanya, ia mengoralnya dan memang harus dioral baru bangkit nafsu. Tidak seperti dulu, ke khawatiran ku sedikit meghilang, aku kira aku sudah mengalami sedikit kelainan seks, namun nafsu ku sama istri yang sudah berkurang.

Kemudian aku turun karena bunyi bel rumah, begitu ku buka pintu menuju pagar dan Aisyah memperkenalkan dirinya, aku kemudian berkata;

“masya Aulloh istri secantik ini masih selingkuh juga Soleh” kata ku, ternyata ia cantik, wajahnya kaya ratu Yordania, Rania, tubuhnya jenjang, dan bodynya kaya Mia Khalifa, alisnya tebal khas Arab. Aku persilahkan masuk dan langsung menunjukkan video di laptop dan print sms suaminya dan Diva, tanpa menghiraukan protesnya.

“liat aja Umi, kata ku” namuan dibalasnya jangan panggil umi, karena ia masih muda berusia 28 tahun, setahun dibawah ku. Ku tinggalkan ia kira 30 menit, Aisyah sempat menanyakan suaminya, namun ku katakan jangan kawathir, suaminya sedang di hajar dengan batang sapu lidi, hanya perih di kulit ga bakalan kritis apa lagi masuk IGD dan modar.

Aku kembali ke dekat Aisyah, nafasnya memburu, ia seperti bernafsu namun sedikit kesal menonton videonya. Jilbabnya, sangat cocok dengan tubuhnya, aku duduk didekatnya, ia menatap ku.

“kita harus membalas mereka” kata ku, Aisyah memandang ku dengan ajah outih dan pipinya merah merona dan keringatnya membasahi sela2 wajah dan jilbabnya.

“bukankah kau sudah puas menggebuk suami ku ?” tanya aisyah namun ku katakan bahwa aku tidak pernah menggebuk suaminya dan belum puas serta merasa kurang cukup melampiaskan kekeselan ku. Aisyah kemudian bertanya apakah yang harus kami lakukan agar setimpal dengan perbuatan mereka. Jujur kemalaun ku sudah berontak didalam sana, bahkan Diva sudah tidak bisa membuat kemaluan ku bangkit seperti ini, tetapi Aisyah membuat kemaluan ku tegang sempurna.

“kita harus melakukan seperti yang mereka lakukan” kata ku pada aisyah.

“apa ? aku kurang jelas mendengarnya ?”kata aisyah.

“Kau mendengar dan mengerti maksud ku Aisyah” kata ku, menatapnya, ia pun menatap ku, makin lama dan entah siapa yang memulai seakan ada tarikan gaya magnet, wajah kamu sudah saling berdekatan, saling bertatapan sangat dekat, dengusan nafas kami terdengar dan menerpa wajah masing2. Hidung kami mulai bersentuhan, terutama hidung mancungnya, Aisyah sudah menutup matanya, ku kira ia telah pasrah sehingga ku lumat pelan dan sangat lembut dibibirnya dan dibalasnya sambil menjilat mengecap bibirnya seolah mengecap gelora birahi dari ciuman kami yang terlepas pelan. Kemudian membuka matanya dan berkata;

“kau yakin kita harus melakukan ini ?” tanya Aisyah, ku jawab tentu saja dan kembali menciumnya. Awalnya pelan namun berubah menjadi liar dan makin cepat sampai mulut kami berbunyi setiap mengakhiri ciuman, kemudian saling melepas baju, namun aku sangat ingin cepat, tidak tahan lagi, rangsangannya sudah begitu hebat, ini pertama kalinya aku bersama wanita lain dalam hidup ku selain istri ku.

Ku angkat dan singkapkan rok gamisnya; menurunkan celana dalamnya, dan ku jilati memeknya. “ihh geli.... abah (Soleh) ga perna gitu !” kata Aisyah dan membuat ku kaget karena sama istri ku, ia menjilat memek istri ku pada permainan kedua mereka dalam rekaman ku. Dan ku ceritakan pada Aisyah bahwa suaminya, Soleh melakukannya, jilmek, jilat meki, pada istri ku.

“kalau begitu lakukan pula pada ku” kata Aisyah, ia menarik kepala ku kembali menuju memekknya. Anehnya aku berubah menjadi Roy yang dulu sama Aisyah, bukan sama istri ku, aku berubah menjadi lembut dan mengerti, tidak kasar bahkan memperlakukannya dengan sabar saat ia menjemput orgasmenya, aku menunggu tenaganya pulih sambil melepaskan bajunya.

Saat bajunya ku lolosi satu persatu menyisakan jilbabnya saja, bodynya persis mia Khalifa, bokongnya bulat montok, toketnya juga bulat dan pas dan proporsional dengan tubuh jenjangnya, tidak norak dan brutal seperti Tobrut istri ku. Ku buka pakaian ku, dan Aisyah meraih kontol ku, dan menariknya naik.

“kata bini mu di pidio gedean abah (soleh), ternyata gede’an punya mu mas” kata Aisyah saat mulai mengocoknya dan menimbang2 ukurannya dan mengocok pelan lagi sambil menatap ku, ku buka jilbabnya, melihat rambut panjangnya yang diikat jadi satu dan ku tarik terlepas. Kemudian ia menjilat kepala kontol ku dan memasukkan ked alam mulutnya, hanya sebentar, aku sudah ingin merasakan memek wanita ke dua dalam hidup ku.

“sekarang sayang” kata ku, perhatikan bahwa aku menyebutnya dengan kata sayang, yang tidak ku katakan pada istri ku lagi. Bahkan tidak senang jika istri ku memanggil ku dengan kata sayang. Ia membuka kakinya dan ku posisikan kontol ku segera di sela2 bibir kemaluannya yang lebat, jembinya panjang dan kasar. Begitu, kepala ku masuk, aku kaget setengah mati dan menarik kontol ku keluar, karena memeknya langsung mengempot kontol ku. Daging memeknya hangat dan basah, empotan memeknya brutal tetapi makin Hot bagi ku.

“memek mu terlalu enak sayang !” kata ku kembali.

“ayo dong mass ahhhh !” kata Aisyah dan ku masukkan lagi sambil meringis panjang menahan penetrasi masuk makin dalam melewati dinding vaginanya, dinding itu terasa basah hangat dan memilin keras kontol ku, dan sangat rapat.

“oohhhhh enakkkk masss ! ehhhhh terusss” kata Aisyah menekan kontol ku masuk lebih dalam sampai kandas.

“ohhhhh gila enakkk nonok mu sayang !” kata ku.

“aduhhhh punya mas jugaaa enakkkk!” kata Aisyah dan mulai ku genjot pelan, namun berhenti karena kemalunnya bergetar pelan.

“dikit lagi sayang terusssss !” kata Aisyah, dan aku tersenyum ditengah nafsu syahwat ku karena sadar atau tidak ia membalas panggilan ku dengan kata sayang pula. Ku percepat sodokkan ku dan akhirnya ia Orgasme saat Stefi telah berpakaian dan datang utk pamit pulang.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar