Cerita Eksibisionis Diva : Istriku BDSM Lonteku 4 - Pissing

Ku biarkan Diva pingsan di ruang tamu sebentar, aku meraih kopi ku dimeja dan menikmati sebatang rokok, aku tidak peduli meski belum orgasme karena bagi ku saat itu, bukan mengejar kenikmatan saja tetapi mengerjai istri ku, melampiaskan rasa sakit hati ku. Kemudian membangunkannya kembali dan ku genjot bergantian memek dan bo’olnya. Kali ini ku minta ia diatas ku, dengan sisa tenaganya, karena toge brutalnya, seakan menambah beban tubuhnya, ku gigit sedikit keras puting Diva membuat ia menjerit. Ku kira putingnya sedikit lecet akibat gigitan ku.
“ayo naik turunkan bokong mu” kata ku, sambil menampar bokongnya, meski ia sudah sangat kelelahan, bukan saja untuk menahan tubuhnya namun untuk sekadar menjaga tubuhnya, sehingga ku tahan tubuhnya dan terus ia menunggangi ku, masih dengan matanya yang tertutup.

“maafkan aku sayang !” kata istri ku.

“sudah diam dan jangan panggil aku sayang kalau tidak ingin ku sumpal lagi mulut mu” kata ku, Diva akhirnya terdiam dan menaik turunkan tubuhnya dan ia menjerit setiap menunggangi ku pada bo’olnya, namun ia kembali orgasme sehingga ku balikkan tubuhnya dan menggenjotnya dengan kasar dan keras pada bo’ol dan memeknya, keluar masuk dan bergantian dengan cepat.

“aku ingin kau menjilat mani ku, jangan ada yang keluar kalau tidak ingin ku tampar” kata ku saat menggenggenjotnya dan mencekik lehernya, menahan tubuhnya saat ku genjot. Aku bangkit melepas ikatan pada matanya dan Diva membuka mulutnya menampung mani ku dari batang gede ku yang kini memenuhi mulutnya.
“telan habisssss !” kata ku sambil menahan kepalanya, ditelan sampai habis. aku kemudian duduk dan berkata padanya bahwa mulai sekarang jangan panggil aku sayang dan suami, cukup panggil mas. Aku berjalan ke kulkas mengambil minum. Namun saat ku rasakan akan kencing. Aku bukan ke kamar mandi tetapi menuju diva yang masih terisak diatas sofa.

“buka mulut mu, dan minum kencing ku, jangan sampai tumpah” kata ku, Diva kaget dan menatap ku marah, namun ku tampar lagi wajahnya. Ku tarik wajahnya dan ku minta ia membuka mulutnya, burung ku masuk ke dalam mulut Diva saat ia membuka mulutnya, ku paksa ia menutup mulutnya rapat2 dan kencing ku meluncur masuk, saat ku tahan mulut dan wajahnya. Wajahnya coba menghindar kiri kanan saat kencing ku masuk, namun ku tampar pipinya dan menahannya, akhirnya ia pasrah menelan kecing ku.

“sebelum pria lain menganal mu, aku harus lebih dulu, sebelum kau minum kencing pria lain, kau harus minum kencing ku, kalau kau ingin makan e’e, ku atau pria lain terserah kalau kau memang babi betina” kata ku menanti kecing ku yang masih di telannya. Saat habis, ku tendang ia dan terjatuh ke lantai, diva berjalan sambil nangis dengan menopang pada dinding menuju kamar mandi didalam kamar dan ku dengar suara muntahan dari dalam kamar mandi.

Aku kembali menghisap rokok kali ini menegak Jack Daniel sampai sedikit teler dan menggenjotnya satu setengah jam kemudian. Kali ini istri ku benar2 pingsan dan tidak sadarkan diri meski coba ku bangunkan kembali, ia tetap tidak sadar, ku genjot sampai aku klimaks dengan membuka mulutnya dan mani ku masuk ke dalam mulutnya saat ia tidak sadar.

Aku tinggal seminggu di rumah, ia memang gaptek sehingga tidak mengetahui bahwa HP-nya bisa diinstal program penyadapan sehingga Aktivitas telpon dan SMS Diva bisa diketahui dan tersambung ke HP ku. Selama seminggu itu pula ku kerjai Diva bergantian, ku perlakukan sebagai budak seks ku.

Aku mudah marah kali ini, saat ia terlambat sedikit saja melayani ku, maka sudah jelas ku kasari. Bahkan beberapa kali saat ingin, kencing, ku tarik ia ke kamar mandi, dan mengencing wajahnya. Kalau setengah tegang kontol ku, maka ku masukkan dalam memeknya dan mengencingi memeknya, lonte ini malah orgasme dengan kencing ku. Begitu juga saat ku kencingi Bo’olnya, bokong bergerak2 geli menahan hangat kencing ku dan kakinya bergetar dan ia orgasme.

Sehari sebelum berangkat kerja, ku masukkan muka, wajah Diva ke dalam Pispot Toilet duduk kemudian ku kencingi wajah dan rambutnya. Ku paksa Diva menjilat, menyepong kontol ku sampai tegang, dan ku entot bo’olnya sambil membenamkan wajahnya pada pispot toilet duduk dimana air bercampur kencing tergenang disana, terdengar suaranya sesak nafas karena kemasukan air toilet bercampur kencing ku. Sampai Aku Orgasme dan Diva pingsan di kamar mandi, ku biarkan ia terbaring dilantai kamar mandi, sampai setengah jam kemuduan, ku siram ia dengan air, kemudian terbangun dari pingsannnya. Kemudian Diva menjadi terbiasa atau mungkin sudah pasrah kini ia membuka mulut dan meminum kecing ku, namun aku tambah kalab dan menendangnya.

 Aku kemudian mengancamnya, kalau masih bertemu dengan Soleh lagi akan ku bunuh dia. Sekaligus berkata, bahwa aku telah menyewa orang (detektif Swasta) untuk mengawasi pergerakkannya (hanya menggertaknya). Aku juga memintanya membawa anak ku dan tinggal dengan 2 orang pembantu di rumah, sekalian ia mungkin malu utk beselingkuh dirumah. Aku sempat memarahinya, bahkan menamparnya berkali-kali saat mengingat omongannya saat tengah digagahi soleh, bahwa ia sengaja menitipkan anak kami ke orang tua ku, agar dia memiliki waktu untuk selingkuh.

Aku kemudian ke Bandara, menuju Heliopter perusahaan yang sudah menunggu kami untuk diantar ke RIG ditengah laut selama dua minggu kemudian.

==== BERSAMBUNG======
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar