Cerita Eksibisionis Estia Lyn : Gue Lyn Si Cewe Eksibisionis 8 "Wrestling Punishment"

Hai! Sesuai janji Lyn, kali ini Lyn akan nyeritain cerita Games Wrestling Punishment, disini Lyn ditantang sama pacar lesbi Lyn si Lina, siapa yang kalah dalam pertandingan ini harus jadi Doggynya yg menang! Games kali ini ditonton oleh gannku dan cowok-cowoknya gankku (kecuali cowokku dan si Lina yg lesbi ga punya cowok) dan saudaranya si Maya. PS : Ini Cuma Game bukan gulat beneran, ringnya juga Cuma pake matras tanpa tali dan turnbuckle.
Lina yang memakai tanktop senam pendek sedada dipadu dengan legging pendek berwarna pink-putih sudah berdiri di sudut ring (matras) menunggu diriku untuk masuk. Lina melompat-lompat memompa diri untuk pemanasan. Maya berdiri di sampingnya, dia menatap Lina dan berkata untuk benar-benar menghancurkaku. Lina dan Yeni juga berada di pihak Lina karena ingin melihat Lina menghancurkanku, dan Lina menyanggupinya dan akan melakukannya tanpa masalah sama sekali. Kemudian akupun datang berjalan ke ring. Aku mengenakan pakaian lingerie orange dan biru dan berjalan dengan senyum kecil. Lina menyeringai dan tersenyum kecut, aku memang mengenakan kostum yang Lina berikan untukku, dia memintaku memakai kostum ini karena ingin menghancurkanku dengan kostum seksi ini.
Lina menatapku dengan tajam, sewaktu dia meyatakan tantantangannya padaku, dia bersumpah ingin benar-benar menghancurkanku! Aku berdiri dan tersenyum penuh rasa percaya diri dengan kaki terbuka lebar dan tangan di pinggul seolah-olah ini akan menjadi pertandingan mudah, karena aku benar-benar yakin akan menang menghadapi Lina pacarku itu, karena dia seorang cewek yang cengeng! Dan aku yakin ini akan jadi kemenangan pertamaku. Pertandinganbelum dimulai tapi Lina sudah langsung menerjangku. Aku buru-buru bereaksi dengan melempar hook kiri yang mengarah pada rahang Lina, Lina menghindar, ketika hendak membalasku Devi selaku wasit langsung memisahkan kami.
Setelah menenangkan kami, Devi lalu memulai pertandingan ini. Kami berdua memutari ring, saling menilai. Aku membuat langkah pertama, Aku memulai dengan memberikan pukulan, tapi Lina dapat menghindar tepat pada waktunya. Lina memanfaatkan momen itu dengan mengirimkan sebuah tendangan langsung ke selangkanganku! Aku terkesiap dengan serangan Lina yang mendadak itu dan segera menurunkan tanganku untuk menutupi selangkanganku tapi terlambat! Aku berdiri limbung, mataku melotot karena terkejut dan merasa sakit yang termat, dengan kaki ditekuk, berusaha untuk meringankan rasa sakit di selangkanganku! Aku tidak menyangka bahwa ternyata Lina si cewek cengeng itu bisa melakukan gerakan seperti itu.
“Sakit Babi?!” tanya Lina sambil menyeringai dengan nada tinggi.
“… Anj*ng…” rintihku.
"Hei, lo yang memulainya, lo yg ngacuhin gue dan jalan ama cowo LO!" bentaknya sambil melotot. Dia lalu menghampiriku, aku segera berusaha untuk menguasai diriku lagi, Aku mendorongnya kembali ke tengah matras dan memegang pergelangan kakinya. Lina terjatuh! Ketika aku hendak menyergapnya, Lina menggulingkan tubuhnya ke samping lalu mengambil kakiku dan merenggankannya. Lagi-lagi Lina mengincar memiawku! Dengan keadaan masih terkesima, aku menatap selangkanganku dan melihat kembali ke wajah Lina yang sedang berangasan itu, aku memohon padanya untuk tidak menginjak-injak memiawku.
Lina melirik Maya, yang berdiri diluar ring, dia tersenyum, dan dia mengangguk. Lina mengangkat kakiku ke atas dan menginjak-injak keras pada memiaw gue '. Gue berteriak kesakitan dan gerapakan ketika kaki Lina berkali-kali menghujam memiaw gue! Lina mengangkat kakinya lagi dan mendorong tumitnya ke selangkangan gue lagi. Gue berteriak kesakitan dan Lina melepaskan pergelangan kakiku. Aku menggeliat-geliat di atas matras itu kesakitan. Lina lalu menjambak rambutku dan menarikku berdiri ke atas. Lina mengirimkan tinjunya ke perutku, menyebabkan rasa sakitku menjadi dua kali lipat. Lina kemudian melemparkanku ke sudut. Aku mencoba untuk melawanya tapi Lina bergerak lebih cepat.
Lina menjambak rambut gue dan membanting kepalaku ke bawah matras (Gerakan DDT). Bantingan ini membuat gue merasa pusing dan tidak mampu berdiri dengan tegak lagi. Lina mengambil momen ini untuk kembali menjambak rambutku dan mendirikanku, aku sempoyongan . Lina lalu kembali ke sudut Ring dan kemudian berlari ke arahku dan menyerang ku, dengan gerakan Body Press! AKupun merosot terjatuh terklulai lemas mencoba untuk mengatur nafasku yang sesak.
Aku mengepalkan tinjuku dan mencoba untuk memukul selangkangannya, tapi gerakanku sudah terlalu lambat karena kehabisan tenaga. Lina membungkuk danmenampar pipiku dengan keras. Lina lalu memegangiku sehingga aku tidak akan jatuh. Kepalaku masih pusing sehingga aku tidak bisa menguasai diriku. Aku hampir tidak berdiri di atas kakiku sendiri. Lina lalu mengayunkan lengannya kembali meluncurkan sebuah pukulan di antara kedua kakiku dengan kekuatan yang luar biasa. Pukulan low blow yang kembali membuatku berteriak kesjatuh ke matras.
Wasit memeriksa untuk melihat apakah Gue baik-baik saja. Gue menangis menggeleng, tapi Lina menepuk bahu Devi, mendesak dia untuk membiarkan pertandingan terus berlanjut. Devi mengiyakan, dan Lina mencekik Gue di sudut dengan kakinya. Wasit menghitung sampai lima dan Lina melepaskan cengkeraman.
Lina meraih kaki kiri Gue dan menyeret gue ke tengah ring, disana ia melakukan koncian “Anklelock”. Gue mengerang. Wasit bertanya apakah gue menyerah.Gue menggeleng sambil menjerit tidak dengan menahan sakit di pergelangan kaki gue akibat koncian Anklelock Lina. Lina menguatkan konciannya. Gue terengah-engah kesakitan, mendengus. Devi bertanya lagi. Gue menggeleng dan mengatakan "tidak." Lina melepaskan cengkeraman.
Devi lalu member kami isyarat untuk melanjutkan. Gue mencoba untuk melawan lagi. Gue memegang punggungnya mencoba untuk membantingnya. Tapi Lina segera berkelit dan balas membantinku lalu melakukan koncian Boston Crab. Gue menjerit  kesakitan. Lina cekikikan. Wasit bertanya apakah gue menyerah. Gue mengatakan tidak. Lina menguatkan cengkeramannya lagi. Devi bertanya lagi, tapi Gue masih bertekad untuk mendapatkan kemenangan yg pertama. Lina melepaskan cengkeraman. Gue digulingkan ke sisinya.
Lina berlutut dalam dan menatap wajahku yg sudah tak berdaya, dan tersenyum puas, Gue menggelengkan kepala tanda gue belum kalah. Lina membalik Gue lebih telentang, berdiri di atas rambutku, dan menarik pada lenganku. Wasit menghitung sampai 5, tapi Lina tidak melepaskan cengkeraman. Wasit menggeleng, meminta Lina untuk melepaskan cengkramannya sementara gue terus menjerit kesakitan. Lina, tersenyum, menegaskan bahwa itu hukuman buat gue. Devi lalu memerintahkan untuk melanjutkan pertandingan.
Lina masih belum puas melihat penderitaan gue. Lagi-lagi Lina menlebarkan selangkangan gue. Lina melirik Maya sambil tersenyum. Gue yang udah ga tahan dengan rasa sakit ini memohon pada Lina untuk tidak melakukannya lagi, tapi Lina benar-benar tidak mempedulikanku! Lina mendekati ku lalu mengirim satu pukulann keras di antara kedua kaki gue, aku jatuh tersungkur,Lina lalu melbarkan kakiku dan menginjak memiaw Gue! Gue melolong kesakitan! Lina tersenyum saat kakinya berada diatas memiaw gue, gue Cuma bisa menjerit-jerit kesakitan, dan menggelinjang-menggelinjang kesakitan.
Lina lalu mengepinku, Devi mulai menghitung, 1,2,3! Dan Lina menang, aku hanya bisa berbaring sambil mengerang memegangi memiawku yg kesakitan akibat serangan2 Lina tadi. Lina lalu menginjak kepalaku dan Devi mengangkat tangan kanan Lina yang menunjukan bahwa Lina lah pemenanangnya!
Sudah dikukuhkan sebagai pemenang, Devi lalu memberikan sebuah rantai anjing pada Lina, Lina lalu memakaikannya padaku, setelah terpakai, Lina lalu berteriak padaku “Buka semua baju Lo Anj*ng!”, dengan keadaan masih lemas dan kesakitan, gue pun melucuti semua baju gue hingga gue benar-benar telanjang bulat!
“Sekarang lo jadi anj*ng gue!” ucapnya sambil tersenyum sinis, “Hamba Nyonya” jawab gue, tapi… Ctarrr!!! Lina mencambuk punggungku dengan sebuah tongkat karet elastic hingga gue menggrepeh kesakitan “Gobl*k!!! Mana ada Anj*ng yg bisa ngomong?!” sentaknya, “Guukk! Guuk!” jawab gue meniru anjing, “Bagus, kalo lo udah ngerti, sekaranf lo cium en jilatin kaki gue!” perintah Lina, Lina lalu duduk disebuah kursi dan  gue pun menjilati  kedua kakinya yang kotor dan basah oleh keringatnya, bau banget! Dan rasanya aku benar-benar terhina karena ditonton oleh orang banyak juga, tapi aku malah senang dan bergairah ditonton seperti itu, malah aku mulai merasa Horny dan memiawku mulai basah.
Lina tertawa puas melihatku menjilati dan menciumi kedua kakinya, lalu menarik rantaiku “Sekarang jalang Njing!”, akupun merangkak diseret Lina menghampiri kursi para penonton yang sedari pertandingan tadi sudah mupeng melihatku, “Sekarang lo jilatin en ciumin kaki mereka satu persatu!”.
“Guuk!” angguk gue, gue pun mulai menjilati & menciumi kaki para penonton, dimulai dari Yeni, “Teman-teman, kalian juga boleh meludahi dan mengincingi Anj*ng Babi ini!” kata Lina, maka Yeni yang sedang asyik kakinya dijilatin gue pun meludahi muka gue, dia lalu membuka celananya, lalu menghadapkan memiawnya pas ke mukaku, dan Soorrrr! Dia mengencingi muka gue!
Gue terus menjilati & menciumi kaki yang lainnya sambil diludahin dan dikencingin, sampai akhirnya di tempat terakhir ada Maya & Cowoknya, sudah puas kakinya dijilati olehku, si Maya lalu menyruhku membuka mulut, “Sekarang lo minum air kencing gue Njing!” gue agak kaget juga karena si Maya nyuruh gue minum kencingnya, dan Soorrr… DIa mengencingi mulut gue, dan gue pun kepaksa menelan air kencingnya yang bau pesing itu, si Maya lalu ngelirik ke cowonya “Beb, lo juga kencingin aja Anj*ng ini, ga apa2 kok!”, cowonya melirik pad ague lalu pada si Maya lagi “Bener nih ga apa-apa?”, si Maya mengangguk sambil tersenyum puas, maka langsung cowo itupun membuka celananya dan men gacungkan kont*lnya pada mulutku dan Sooorrrr! Air kencingnya banyak banget sampai meluber  Dari mulutku, Ctarrr! “Telan yang bener Njing!”  bentak Lina ketika melihat air kencing itu meluber dari mulutku sambil mencambuk punggungku!
“Sekarang kita jalan2 Njing!” perintah si Lina setelah gue selesai meminum air kencing itu, “Guuk!”, Lina lalu menyeretku berjalan-jalan mengelilingi rumah homebase kami, tiap 3 langkah, dia mencambuk pantatku menggunakan cambuk yang dari kulit sampai pantatku merah-meraj dan berdarah karena kulitnya terkelupas akibat kerasnya cambukan itu.
Lina lalu menyeret gue kembali ke matras, dia menjambak rambut gue dan memelototi gue “Heh Babi, sekarang lo tau kan akibatnya kalo lo bikin gue cemburu dengan cowok elo itu?!”, kali ini gue diam ga menjawab karena gue juga ga mungkin ninggalin cowok gue, “Jawab anj*ng!” plak! Tampar Lina, kemudian dia memerosotkan celananya dan menghadapkan pantatnya ke muka gue “Udah! Sekarang lo cium & jilatin pantat gue, lobangn ya terutama!” perintahnya, “Guuukkk!” dan gue pun menciumi & menjilati anusnya si Lina.
Setelah puas anusnya gue ciumin & jilatin, Devi lalu memberikan Lina vibrator berukuran panjang & besar yang biasa diapake oleh si Maya untuk mempermainkan memiaw gue, Lina alu menyuruhku berbaring dan melebarkan kaki gue, lalu mengangkat kedua kakiku keatas dan menyelipkan kepalanya diantara kedua kakiku didepan memiawku, lalu menancapkan vibrator yang berukuran besar ke memiawku, dan menyetelnya dengan kecepatan penuh! “AHHHHHHH.....” jeritku ketika merasakan vibrator itu, kembali memiawku mengeluarkan cairannya dan mulai muncrat-muncrat oleh getaran vibrator berkecepatan penuh itu.
“Amp... Ampun... Please..” rengekku, “Ampun gimana?” cemooh Lina sambil tertawa meniru gaya si Maya, “Ud... Udah... Shhhh... Ahhhh...” aku meracau kenikmatan, “apa hah?” ejek Lina, “Ohhh... Ahhh... Anj*ng!!!! F*ck!!!!” racauku sambil memaki ga karuan, “F*ck? Siapa yang F*ck?” tanyanya, “F*CK ME!!! Ahhhhh....” jawabku sambil meracau, “Iya bener! Yang F*ck itu kamu Lyn! Dasar Babi! Dasar Anj*ng Hahahaha” jawab Lina diiringi gelak tawa yang menonton.
“Auffhhhh... AHH... Gue... Gue... Keluar!!!!” rintih gue, Lina pun melepaskan vibratornya, dan Cooorrrrrr.... Cairan dari dalem memiawku nyemprot keatas kaya air mancur. Setelah itu Lina lalu bangun dan menendang kepala gue, lalu menginjak-nginjak kepala gue, lalu dia mengambil spidol besar yang buat nulis di white board dari Devi, dia menulis di perutku “Gue Lyn si Babi Bicth Looser!” lalu membalikan badan gue dan menulis di punggung gue “Gue Lyn, si Pecun Babi Looser!”. Malam itu Lina bener-bener melampiaskan semua dendamnya pada gue yang cemburu gara-gara gue lagi hot2nya sama cowok gue.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar