Cerita Eksibisionis Estia Lyn : Gue Lyn Si Cewe Eksibisionis 9 "Naked Sushie ++"

Hai! Kali ini Lyn mau cerita pengalaman Lyn waktu jadi Naked Sushie/Nyotaimori (Yg belum tau apaaan itu, silakan googling :p), tapi tentu saja kejadiannya Lyn ga sekedar jadi model Naked Sushie aja, tapi Naked Sushie plus-plus hehehe… Gimana ceritanya? Ayo deh kita mulai :D
Suatu malam, gue lagi makan malem bareng sama temen-temen segank gue, ga seperti biasanya, si Maya yang selalu ceria itu ga banyak ngomong, kaya ada yg dia lagi pikirin, akupun bertanya sama dia, dia lagi mikirin apa, ternyata dia lagi mikirin permintaan klien bisnis Papanya, mereka minta hidangan Nyotaimori/Naked Sushie sehabis rapat minggu depan, dia dan Papanya kebingungan karena ga ada cewek berwajah oriental yg mau jadi model naked sushienya (klien bisnisnya orang Jepang Asli yg berkunjung ke Indonesia, mereka minta modelnya berwajah oriental).
Dan mungkin karena terdesak & panic, Maya meminta gue buat jadi model naked sushie tersebut, awalnya gue kaget & sedih karena gue ga nyangka dia bakal tega ngorbanin gue buat tampil telanjang dihadapan orang-orang asing, tapi kemudian dia menjelaskan bahwa gue ga usah khawatir dengan mereka, orang2 Jepang kukuh dengan tujuannya & megang kata2nya, kalo tujuan mereka Cuma buat makan sushie dengan pake model cewek, mereka ga akan macem2, dan juga ini tradisi dari jaman dulu, dulu yang suka jadi modelnya itu Geisha, jadi Naked Sushie masih bagian dari budaya Geisha di Jepang. Si Maya cukup lancar menjelaskannya karena dia blasteran Jepang-Chinese (Bapanya Jepang & Ibunya Chinese, makanya Bapanya banyak urusan bisnis sama orang Jepang).
Terus terang walaupun gue pernah beberapa kali maen Game naked Sushie dengan Gankku si Maya cs, tapi belum pernah gue jadi model naked sushie beneran, apalagi buat para lelaki dan orang asing pula, jadi gue takut terjadi apa-apa ditambah gue tersinggung ma si Maya yang kesannya kaya ngejual body telanjang gue buat orang asing, dengan marah gue menolak secara tegas permintaan dia. SI Maya terus meminta gue buat ngelurusin permintaannya, apalagi dia tau kalo gue cewek eksibis, tapi gimanapun gue tolak mentah-mentah permintaannya dia itu.
Setelah pulang, gue pikir-pikir lagi permintaan si Maya. Karena penasaran, aku menyalakan laptop, memasang modem, dan mencoba mencari info dengan kata kunci “Naked Sushi”. Kemudian munculah gambar seorang wanita jepang dengan irisan daging di atasnya, dan orang-orang makan dengan lahap dari tubuhnya. Oooh... ternyata di luar negeri hal ini sudah biasa. Aku kemudian memperhatikan gambar selanjutnya, manis juga modelnya.
Aku berkhayal, seandainya gadis itu adalah aku. Hmm, seru juga kali ya? Telanjang sambil dilihatin banyak orang. Mmm, vaginaku mulai basah, nafasku memburu, aku membayangkan ada yang meraba-raba kemaluanku.

“Hmmmh...” tanganku mulai masuk ke balik rokku, mencari-cari gundukan kecil di dalam sana

“Mmmmh...” aku memijat-mijat clitorisku dari balik celana dalam, membayangkan beberapa laki-laki sedang memainkan payudaraku.

“Uhh.. Aahh...” aku berteriak tertahan, pijatanku semakin kencang, mataku terpejam. Oh, bagaimana kalau para tamu bernafsu dengan tubuhku, dan hanya bisa bermasturbasi dari jauh? Sebab aku melihat dan dari info2 yg aku baca, para tamu itu dilarang mengganggu model Nyotaimorinya, dan memang mereka tidak akan mengganggu modelnya.
Kembali aku berpikir, selama aku main game Nyotaimori dengan gankku memang selalu berakhir dengan hal-hal yang berbau pornografi, apalagi si Maya yg memang suka jail & bernafsu gede itu. Tapi gimana kalo Lyn Cuma jadi modelnya aja, jadi alas buat tempat sushie & sashimi lalu diliatin para pria asing? Hmm…  Kayanya asik juga, apalagi yang aku tahu, tips jadi model Nyotaimori itu cukup besar, lebih besar daripada bayaran para penjaja seks kelas menengah. HHmm… Ya kebetulan juga akhir-akhir ini bisnis keluargaku sedang ada masalah, otomatis uang kiriman untukku juga berkurang.
Aku lalu mengirim sms pada si Maya, dan bertanya apa dia sudah menemukan modelnya, dia jawab belum, lalu aku Tanya berapa bayaran yang akan aku dapatkan, dia jawab 2,5 juta ditambah tips! Waow! Lumayan juga pikirku, buat bayar kreditan motorku & buat nabung beli gadget baru ntar. Akhirnya aku menyanggupi akan menjadi model Nyotaimori di waktu dan tempat yg telah ditentukan.
SIngkat cerita, hari itupun tiba, setelah sore harinya aku membersihkan diri sebersih-bersihnya, akupun berangkat ke sebuah hotel yang berada di kawasan Bandung Utara, sesampainya disana, Maya sudah menungguku, akupun dibawa ke sebuah ruangan khusus yang ada di hotel tersebut, ruangan itu biasanya dipakai untuk ruangan meeting/rapat dalam jumlah peserta kecil, tapi sekarang sudah disulap menjadi ruang makan bernuansa Jepang (Sebetulnya di Hotel ini tidak menyediakan jasa Naked Sushie karena di Indonesia Naked Sushie tidak diperbolehkan, tapi dengan permintaan khusus, beberapa hotel di Jakarta & di Bandung (termasuk hotel ini) bisa menyediakan sebuah ruangan khusus untuk dipakai kegiatan naked sushie dengan catering sushie & sashiminya yang sudah disiapkan oleh pihak hotel, jadi sebelum acara dimulai, orang-orang hotel, tinggal menyusun sushie & Sashiminya di tubuh si model Nyotaimorinya).
Setelah melihat ruangan itu, lalu dua karyawati Papahnya si Maya membawaku ke kamar mandi disebuah kamar hotel itu, aku dimandikan oleh mereka dengan menggunakan sabun khusus tidak berbau, agar aroma tubuhku tidak tercampur dengan aroma sushie & Sashimi yang akan dihidangkan diatas tubuhku, lalu mereka membersihkan bulu-bulu yang ada disekujur tubuhku, dengan terpaksa pula bulu jembutku yang merupakan kebanggaanku & favoritku itu dibersihkan oleh mereka hingga benar-benar halus.
Setelah selesai dibersihkan, akupun dipakaikan kimono dan kembali ke ruangan tadi dengan diantarkan oleh dua karyawati itu. Di tengah ruangan ada meja kotak setinggi lutut, dengan bantal di atasnya. Salah satu karayawati itu memintaku melepaskan kimono dan berbaring di sana. Aku melepaskan penutup terakhir di tubuhku, tangan kananku menutup buah dadaku, sementara tangan kiri menutup memiawku, Walaupun aku sudah terbiasa untuk eksib, tapi malu juga aku telanjang bulat diahadapan orang yang tak kukenal. Aku berbaring tanpa busana di meja itu.
Kemudian Maya beserta dua orang wanita berpakaian waitress datang setelah kedua karyawati tadi pergi, “Permisi ya, Ci.” kata seorang wanita sambil mengusapkan tissue basah di tangan kananku. Tercium aroma alkohol, mungkin biar higienis, pikirku. Dia mengangkat tanganku dan meletakkan tanganku di sisi tubuhku. Sementara yang seorang lagi melakukan hal yang sama pada tangan kiriku. Otomatis payudara dan kemaluanku terekspos.

Kemudian waitress itu mulai mengusapi seluruh tubuhku  dengan tissue beralkohol itu, Mataku terpejam, saat tissue basah itu bergerak berputar-putar di mengelilingi bukit kembarku. Geli. Putingku kembali menegang. Birahiku kembali memuncah saat tissue basah itu menuruni perutku, pelan-pelan mendekati bukit di bawah perutku. Aku menggigit bibir bawahku, ketika salah seorang dari mereka membersihkan bagian luar kewanitaanku.

“Umhh...” aku melengguh pelan.

“Ee... maaf ya, Ci” kata gadis itu, sambil tetap membersihkan bibir kemaluanku dengan seksama.

“Haah... haah...“ punggungku melengkung, dadaku terangkat, aku melirik pelan ke arah waitress tersebut, ia sedang mengusap-usap clitorisku, ia tersenyum dan melirikku penuh arti. Celaka! Pikirku, aku lupa kalo memiawku ini gampang banget banjir, memiawku sudah mulai mengeluarkan cairan, tapi segera dilap lagi oleh waitress itu.

“Aaaah...” hampir saja aku orgasme,”Maaf ya Ci, tolong tahan sebentar!” ucapnya lagi, Aku berusaha untuk menahan orgasmeku, hampir saja aku orgasme jikalau waitress tidak melanjutkan membersihkan bagian paha dan kakiku,. Si Maya malah menyeringai melihatku ”Haduh gue ampir lupa kalo lo gampang banget orgasme!” ejek si Maya, sialan! Omongannya malah mancing gue buat orgasme lagi, aku kepalkan kedua tanganku untuk menahan orgasme sekuat tenaga.
Dua orang waitress itu selesai membersihkan tubuhku, lalu mereka mohon diri. Sesaat kemudian datang seseorang yang berpakaian ala chef jepang, setelan putih beserta ikat kepala putih. Membawa nampan berisi potongan-potongan sushie dan sashimi beraneka warna.

“Selamat malam,” kata Chef itu, seorang laki-laki, kutaksir usianya 40 tahunan.

“E... e... malam.” jawabku, aku spontan menutupi dada dan kemaluanku.

“Baru pertama kali ya?” ia mencoba mencairkan suasana. Tampangnya cool, seolah sudah biasa melihat pemandangan seperti ini.

“Iya,” jawabku. Wajahku memerah, baru kali ini ada laki-laki asing tidak kukenal yang melihatku telanjang. Perasaanku campur aduk antara malu dan nafsu yang bergejolak.

“Ooh... ga apa-apa Ci rileks aja ya, jangan bergerak.” katanya sambil meluruskan tanganku, meletakkannya di sisi tubuhku. Maka payudara dan kemaluanku terpampang jelas di depan matanya, wajahku panas, kemaluanku basah. Namun, sepertinya dia tetap cool saja.

“Oke, saya mulai sekarang ya...” Chef menyusun nori, rumput laut jepang, pertama dia menutupi memiawku (gelinya bukan main, kalau ga aku tahan, aku bisa-bisa orgasme lagi), lalu menutupi kedua putingku, pusarku, dan menutupi beberapa areal tubuhku yang akan disimpan Sushie & Sashimi.

Aku berusaha fokus sekuat tenaga agar tidak orgasme ketika Chef itu menyimpan beraneka ragam Sushie & Sashimi di beberapa areal tubuhku yang sudah ditutupi oleh nori, karena walaupun sudah ditutupi oleh nori yang tipis, tetap saja terasa geli. 
Saat ini dia sedang meletakkan beberapa potong salmon sashimi di atas memiawku. Terasa dingin saat potongan salmon2 tersebut menyentuh kulitku, aku refleks bergerak, sehingga salmon tersebut terjatuh ke selangkanganku.


“Walah, jangan gerak-gerak, Ci!” tegur Chef mengambilnya dengan sumpit.

“Maaf, geli, mas.” aku minta maaf, sementara tangannya mencari-cari potongan salmon yang jatuh. “Aaah...” erangku pelan saat tidak sengaja ia menyenggol clitorisku.


“Aaa... maaf... maaf... ditahan bentar, ya!” ia meletakkan salmon tersebut pelan pelan di atas memiawku. Wajahnya sangat dekat, sehingga aku bisa merasakan nafasnya yang hangat diantara selangkanganku. Aku melirik sedikit, wajahnya terlihat sangat serius.
“Yah, inilah resiko pekerjaan Ci... pokoknya kalau geli ditahan aja, nanti sushinya jatuh-jatuh.” ia menambahkan potongan ikan tuna dan baby octopus diatas memiawku, di atasnya ditambahkan butiran telur ikan berwarna merah untuk hiasan. Aku hanya menggigit bibirku, menahan geli yang tak tertahankan.
Setelah selesai dibagian perut & memiawku, kini tinggal bagian tersulit yakni dibagian atas dadaku, terutama di bagian payudaraku. Lalu di atasnya ia hendak meletakkan beberapa potong aneka sushie, tapi terjatuh karena bentuk payudara yang membulat. Keningnya mengernyit, ia mengambil potongan tersebut dan mencoba meletakkannya kembali, kali ini wajahnya sangat dekat dengan wajahku, nafasnya terdengar jelas di telingaku. Aku berdebar-debar.

“Wah, grogi bener nih Cicinya...” Chef melihat wajahku yang tegang.

“Iya, mas... baru pertama.”

“Ah, saya juga grogi pas pertama kali.” ia sekarang menyusun sushi gulung di lenganku. Dan terakhir, dia menaruh sushie telur ikan kod diantara dua gunung kembarku memanjang hingga ke atas pusarku.
Mas Chef memandangi tubuhku, ia terlihat puas dengan hasil karyanya. “Welldone!, sudah selesai. Okay... saya tinggal dulu ya.” Ia pun keluar, bersamaan dengan itu Maya masuk ruangan, ia memandang takjub tubuhku yang penuh dengan potongan sushi dan sashimi.

“Yummy, gue jadi laper, pengin makan elo nih, hihi…” kata Maya dengan muka mupeng dan senyum mesumnya sambil mencolek payudaraku. Aku cuma tersenyum, agak sulit berbicara dengan tumpukan sushi di tubuhku.

“Klik!”
Maya mengambil fotoku dengan HP-nya. Aku ingin mengejarnya, tapi saat ini aku hanya pasrah tidak bisa bergerak. “Buat diliatin ke si Lina cs, mereka pasti suka liat lo jadi nampan makanan hahaha!” goda si Maya sambil tertawa yang membuatku makin kesulitan menahan pikiran-pikiran sensual yang memancing libidoku, ”Tamunya sudah datang, kamu siap-siap ya.” katanya setelah menerima telepon dari Papanya. Aku hanya mengangguk.
Maya keluar ruangan, sesaat kemudian masuklah 6 orang laki laki yang berpakaian rapi. Papanya Maya mempersilahkan mereka duduk mengelilingiku. Sejenak Papanya Maya menatapku, aku jadi grogi karena kami lumayan sering bertemu, dia lalu tersenyum sambil mengangguk. Wajahku panas, hatiku bergejolak. Tidak bisa kujelaskan sensasinya, telanjang dan berpasang-pasang mata memperhatikan tubuhku. Dadaku berdebar-debar, dan aku makin berusaha untuk focus sekuat tenagaku agar memiawku tidak basah!

Mereka menuangkan sake, dan mulai minum-minum sambil tertawa tawa dan bercanda satu dengan yang lainnya dengan bahasa Jepang. Papanya Maya mempersilahkan teman-temanya makan. Hatiku berdebar-debar. Seorang dari mereka mengambil sushi yang ada di lenganku dengan sumpit, mencelupkanya ke dalam Soyu (kecap asin jepang) dan memakannya dengan lahap. Seorang lagi mengambil sushie kepiting yang ada diatas putingku, sumpitnya menyenggol putingku yang super sensitive itu. Birahiku semakin bergejolak, putingku menegang.
Mereka terus makan sambil mengobrol dan bercanda serta minum, tapi benar juga dengan apa yang dibilang si Maya minggu lalu dan berita-berita dari internet tentang Naked Sushie ini, orang-orang Jepang yang makan itu benar-benar tidak mengangguku, bahkan menggodakupun tidak! Mereka hanya makan dan minum seolah tidak mempedulikanku, akupun menarik nafas lega karena dengan sikap mereka itu aku tidak jadi orgasme. Sekitar 2 jam kemudian, acara makan-makan itupun selesailah, mereka lalu meninggalkan ruangan.
Aku masih terbaring diatas meja diruangan itu, masih ada lembar-lembar nori yang menutupi bagian-bagian tubuhku yag dijadikan tempat menyimpan sushie & sashimi tadi. Ketika itu, tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah si Maya dengan menarik tangan seseorang “Ko tuh liat kelakuan cewekmu!” ucap si Maya, dengan keheranan akupun melirik pada mereka, dan aku sangat terkejut ketika melihat cowokku masuk dan melihatku dalam keadaan seperti ini.
Cowokku itu sebuat aja namanya Tomy, dia masih sepupu si Maya, dia 4 tahun lebih tua dariku dan sudah lulus S2 & sudah punya pekerjaan tetap yg penghasilannya cukup besar hingga orang tuaku menjodohkanku dengannya (ortunya Tomy masih rekan bisnis Papaku), “Beb…” gumamku yang masih kaget ngeliat dia, sementara dia Cuma melotot ngeliatin aku, Huh emang brengsek si Maya, udah gue bantuin eh dia malah ngerjain gue dengan bawa cowok gue kemari.
Tomy lalu menghampiri gue sambil terus melototin gue, kontan gue jadi ngerasa bersalah ama dia, “Beb… Maafin Lyn… Lyn…” sebelum gue nerusin omongan gue, Tomy ngelirik ke si Maya, “May tolong pesenin satu set Sushi, kita berdua makan diatas body si Lyn!” ucapnya, “Oke!” jawab si Maya, si Maya lalu keluar dan pesen, ga lama kemudian datanglah pesenan Sushie mereka.
Tomy langsung ngelepas semua nori yang ada di tubuh gue, lalu dengan muka kesal dia menaruh sushie2 pesanannya diatas body gue dengan sembarangan! Sushienya sih Cuma dikit, paling Cuma buat dua orang makan, tapi ya karena naruhnya asal, sushienya jadi berantakan diatas tubuhku,
“Lu mau ikutan makan May?” tawarnya pada si Maya, “Ya mau dong Ko!” jawabnya, kemudian mereka berduapun mulai makan sushie2 yang ada diatas tubuhku.
Tomy mengambil salmon yang menutupi memiawku, dan mencelupkannya ke dalam shoyu. Kulihat matanya tak berkedip memandangi kemaluanku yang polos tanpa bulu. Bulu kudukku meremang, memiawku mulai basah. Tomy berkernyit, mungkin ia menyadarinya. Ia kemudian mengambil Sushie avocado di memiawku sambil menyeringai, kali ini dia memasukkan sushie tersebut di vaginaku sambil tersenyum.
“Mmmmmh…“ aku memejamkan mataku.
Tomy  memasukkan sushi yang dibasahi cairanku ke dalam mulutnya, si Maya tertawa terbahak-bahak melihatnya. “Beb…” panggilku, tapi Tomy memelototiku dengan wajah marah, akupun hanya terdiam, kemudian dia mengambil Sushie telur ikan kod lalu mencolek-coleknya pada memiawku hingga telurnya berhamburan disekitar memiawku, Tomy lalu membersihkan memiawku dari telur-telur itu menggunakan sumpitnya, aku hanya bisa diam dan menahan birahi yang bergolak, memiawkupun semakin basah.
Aku terkejut, saat Maya tiba-tiba memakan potongan ikan yang menutupi perutku, langsung dengan mulutnya. Tak lama kemudian Tomy ikut-ikutan melakukan hal yang sama.
“Uggh...” aku melenguh ketika Maya mengambil tuna yang menutupi puting kiriku dengan mulutnya, sepertinya dia sengaja mengenai putingku.
Tomy sepertinya tidak mau kalah dengan Maya, “Aaah...” aku menahan teriakanku saat Tomy memakan salmon yang ada di memiawku. Ia sengaja menjatuhkan sepotong di selangkanganku, maka kepalanya masuk diantara selangkanganku, dan mencari-cari potongan itu. Aku merasakan nafasnya yang panas, dia lalu menjulurkan lidahnya untuk memakan langsung potongan salmon yang ada di memiawku dan lidahnya yang menari-nari di kemaluanku.
Aku menikmati saat 2 orang yang dekat denganku itu menggerogoti tubuhku. Perut, payudara, leher, dan kemaluan semuanya habis dilumat mereka berdua.

“Aaaah... aaah…” kakiku mulai mengangkang, mataku terpejam, kemaluanku sudah banjir oleh lendir.
Dan Sushie yang ada diatas tubuhku itupun hanya tinggal satu potong, Maya lalu tersenyum ketika melihat memiawku yang sudah banjir itu “Ko, cewekmu ini udah orgasme, silakan!” ucapnya, tanpa banyak bicara Tomy lalu mengambil potongan sushie “California Roll” itu, lalu mengelap semua cairan orgasme di memiawku “Awww.. Ahhhh… Ahh,,,,” rintihku, lalu setelah dirasanya cukup, Tomy langsung melahap sushie yang telah basah oleh cairan memiawku itu.
“Beb…” ucapku lagi, tapi Tomy masih diam, dia lalu mengambil botol minuman alcohol, dan dia menumpahkan alcohol itu keatas tubuhku hingga tubuhku basah kuyub, setelah menumpahkannya dia lalu menjilati sekujur tubuhku yang basah oleh alcohol itu, sementara si Maya cekikikan melihat apa yang terjadi denganku itu.
“Mmmmmh…“ aku memejamkan mataku mendapati jilatan di putingku yang sensasinya dahsyat itu, memiawku mulai basah lagi,  “Uggh...” aku melenguh ketika lidah Tomy mulai memainkan klistoris dan bagian2 memiawku secara bergantian, “Awww.. Ahhhh… Ahh,,,,” rintihku, dan Seerrrrr…. Cairan cintaku pecah juga dan dihisap habis oleh mulut Tomy dengan sangat bernafsu.
Akupun terengah-engah setelah orgasmeku yang kedua itu “Beb… Maafin Lyn Beb, Lyn…”.
“SSttthhh… Udah ga apa-apa kok Lyn! Aku Cuma pura-pura marah karena pingin menikmati Naked Sushie darimu!” jawabnya sambil mengecup keningku, “Kamu boleh kok jadi model Naked Sushie selama ga berhubungan seks dengan tamu-tamunya, Cuma lain kali kamu harus kasih tau aku dulu kalo mau kerja yang gini!”, akupun lega mendengarnya “Makasih Beb!”.
Dan dari hasil kerjaku malam itu, aku dapat bayaran 2,5 juta dari Papahnya si Maya ditambah 1 juta tips dari Mr. Kuroki (pemimpin tamu2 orang Jepang itu).
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar