Cerita Eksibisionis Helen : Kisahku Kisah Biasa Nggak Hotzzz 2 : Helen 4







Adit semakin terobsesi saja untuk menyetubuhi tantenya Helen. Tanpa henti dan tanpa bosan dilihatnya terus video hasil rekamannya saat melihat Tante Helen bermasturbasi dan juga pada saat bersetubuh dengan om Arman.

“Gila nih cewek, sempurna banget. Putih , mulus dan napsuin bikin adek gue konak mulu”gumam Adit sambil mengocok penisnya

“Adit, temenin tante ke Mall yuk?”pinta Helen yang menghampiri Adit yang sedang duduk berselonjor diatas sofa yang berada diruang tengah sambil melihat handphonenya dan

“Eh iya tan”jawab Adit yang terkaget melihat tantenya datang menghampiri

“Aditttttttt itu kamuuu”teriak Helen terkaget karena melihat burung Adit yang berada diluar dari sangkarnya tampak tegang dan memerah seperti habis dikocok saja.

“Aduh tante sih masuk rumah nggak bilang-bilang mana nggak ada bunyi pintu lagi hehehe. Gede nggak tan punya Adit lebih gede dari punya om loh. Nih liat”ujar Adit yang bukannya risih tapi malah memamerkan penis besarnya yang sudah menegang ke arah tantenya.

Melihat kelakuan keponakannya itu, ingin rasanya Helen untuk marah namun justru tubuhnya bereaksi lain. Ada desiran aneh pada tubuhnya seperti desiran birahi yang membuatnya menjadi merinding.

“Hehehe, kepengin ya Tan. Yuk kita main. Kocokin dulu dong Tan”ujar Adit yang makin kurang ajar bahkan kini di depan tantenya Adit sedang mengocok penisnya

“Adit, kamu jangan kurang ajar ya. Saya bilangin ke om kamu kelakuan mesum kamu ini”ujar Helen dengan mimik wajah marahnya

“jangan sok muna Tan. Tante juga pengin cobain punya Adit kan. Ni buktinya, tante masturbasi manggil-manggil nama Adit. Kalau om tau gimana ya Tan”ancam Adit sambil memutar video pada handphonenya dan memperlihatkannya kepada Helen.

Helen tampak terkaget melihat isi video tersebut. Masturbasi pertamanya membuahkan malapetaka untuknya. Tak disangkanya saat sedang menuntaskan nafsu birahinya, ternyata ada yang merekam momen spesialnya itu.

“Brakkkkkkk”suara handphone di banting

“terus mau kamu apa Adit. Kamu mau ngancem saya. Saya nggak takut”tantang Helen

“saya nggak ngancam tante. Saya cuma ingin senang-senang sama tante, Adit pikir Tante juga pengin ML sama Adit. Tapi tante malah marah-marah dan membuat keadaan jadi tegang dan seperti ini. Sekarang Adit nggak punya handphone. Tapi tenang aja Tan udah Adit backup videonya. Ok sekarang Adit mau mandi dulu terus Adit mau ke kantor om dan memperlihatkan hasil videonya. Tante tantang Adit. Adit jawab tantangan Tante”Ujar Adit lalu berjalan menuju ke kamar mandinya

Helen mulai menangis di kamarnya. Menyesali kebodohannya. Tapi mau bagaimana lagi semuanya telah terjadi. Pikirannya semakin kacau saja. Bagaimana reaksi suaminya kalau tahu kelakuannya yang sedang bermasturbasi. Sungguh amat sangat malu dirinya. Tapi kalau dia menahan Adit untuk tidak memberitahunya kepada suaminya, Adit akan meminta yang aneh-aneh. Apalagi handphonenya telah dirusaknya. Dua pilihan yang amat sulit.

“Tan Adit berangkat dulu”teriak Adit dari luar kamarnya

Helen semakin putus asa saja menetapkan pilihannya. Akhirnya diapun memutuskan.

“Dit, tungguuu”teriak Helen setelah melangkah keluar dari dalam kamarnya namun Adit sepertinya sudah tidak ada. Pikirannya semakin kacau saja dan air mata mulai membasahi pipinya

“Hikss, Hiksss, hikss”tangis Helen

Helen pun membalikan badannya sambil menunduk dengan derai airmatanya. Namun saat berjalan dirinya menabrak sesuatu. Dilihatnya ternyata Adit yang berada di depannya dan sedang tersenyum kearahnya. Dan anehnya Adit hanya dililit handuk saja.

“Dit, maafin tante please hmmmmmppppp”ujar tante Helen namun terputus saat bibir Adit mulai mencium bibirnya.

Kedua insan itu pun berciuman. Helen nampak pasif namun semakin lama bibirnya ikut bergerak mencium bibir Adit. Adit pun tersenyum puas di dalam hatinya. Sang tantepun kini sudah ditaklukannya. Tangan Adit tidak tinggal diam saja. Tangannya bergerak menuruni dua tali daster pendek yang menutupi tubuh indah tantenya. Daster itu pun mulai turun dan mulai menampakan tubuh polos Helen yang nampak putih dan mulus. Tangan Adit mulai bergerak meraba bukit kembar Helen yang masih malu tersembunyi dibalik kedua cup BH pinknya. Dengan gemas diremasnya daging payudara itu membuat Helen agak berdesah.

“HHHHmmm”

Helen hanya pasrah mendapati keponakannya yang mulai kurang ajar. Tangan keponakan menjamah nakal tubuhnya. Dan anehnya malah merangsang dirinya. Helen semakin pasrah saja. Inilah konsekuensi atas pilihannya. Bh nya kini sudah terlepas dari tubuhnya. Dan Adit sudah tidak mencium bibirnya. Namun kini Adit nampak melihat kedua bukit payudaranya. Terlihat ekspresi kekaguman Adit terhadap kedua payudaranya terpancarnya di wajahnya. Helen pun tersipu malu. Namun tiba-tiba Adit membopong tubuhnya dan membawanya ke dalam kamar Adit.

Kini Helen sudah tertidur dalam posisi terlentang. Adit nampak membuka lilitan handuknya dan menampakkan penis besarnya yang sudah tampak tegang itu. Didekatinya Helen lalu dipelorotinya CD yang merupakan satu-satunya pelindung yang menutupi area segitiganya terlarangnya itu. Helen tampak malu dan menutup liang senggamanya itu dengan kedua tangannya.

“Ga usah ditutup Tan. Biar Adit yang akan puasin Tante. Tante tinggal nikmatin aja”ujar Adit sambil menarik kedua tangan Helen lalu memajukan wajahnya mendekat kearah liang vagina tantenya itu.

Dilihatnya Lipatan bibir liang senggama tantenya itu yang masih nampak merah merekah dan terlihat rapat. Diciumnya aroma khas kewanitaan yang tercium wangi karena Helen sangat merawatnya. Adit nampak berdecak kagum melihat liang senggama tantenya. Tak disangka dirinya kini bisa menelanjangi tantenya, melihat liang kewanitaannya atau bahkan merasakan Jepitan liang surga itu. Lidah Adit mulai menjulur dan mengecap liang surga itu. Lidahnya berputar-putar dan kini merangsang tepat di klistorisnya.

“Uhhhhhh, Ohhhhhhh”desah Helen

Permainan lidah Adit begitu nikmat dan merangsangnya. Apalagi Adit seperti tahu titik sensitifnya. Helen mulai mendesah dan akan terus mendesah. Apalagi kedua payudaranya tak lepas dari jamahan tangan Adit. Nafas Helen semakin memberat saja, darahnya berdesir. Dirinya semakin terangsang saja. Sapuan-sapuan lidah Adit terasa nikmat apalagi kini.

“Oohhhhhhh Adittttt”

“Ohhhhh, Uhhhhh, Ohhhhh”desah Helen

Ya kedua jari tangan Adit mulai menyeruak masuk dan mulai mengocok liang senggamanya yang sepertinya sudah becek sekali. Jari-jari Adit terus maju-mundur dengan cepatnya yang membuat Helen semakin mendesah dan terus merancau. Dengan jarinya saja dinding-dinding liang senggama tantenya begitu menghimpit apalagi dengan penisnya pasti terasa nikmat sekali. Penis Aditpun semakin mengeras.

Helen terus mendesah menikmati kocokan tangan Adit pada liang senggamanya. Helen pun membayangkan disetubuhi dengan penis keponakannya itu pasti akan terasa lebih nikmat. Dengan jari saja terasa nikmat apalagi dengan penis keponakannya itu yang lebih besar dari punya suaminya pasti amat sangat nikmat. Membayangkan itu dan menikmati koconakan tangan Adit membuat Helen semakin mendesah.

“Ohhhhh, Uhhhhh, Ohhhhhh”desah Helen

Helen semakin tak kuat saja. Tubuhnya semakin sensitif saja. Rasa nikmat mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Tangan Helen tampak meremas kain sprainya. Dan benar saja..

“Ohhhhhhhhhh Aditttttttt”

“Ohhhhhhhhhhhhhh”desah Helen

Helenpun sampai pada orgasmenya. Terasa sekali ada cairan membanjiri liang senggamanya. Namun tanpa malu dan jijik Adit terus menjilati cairan-cairan itu yang mulai merembes keluar dari bibir liang memekknya.

“Enak kan Tan. Awalnya nolak sekarang malah mendesah-desah. Sampe orgasme lagi hehehe”ledek Adit

Helen hanya diam saja dan meresapi sisa-sisa kenikmatan orgasmenya.

“Sekarang Adit mau ngentotin tante hehehe”ujar Adit yang kembali membuka kedua paha tantenya itu dan mendekatkan penisnya ke liang senggama tantenya itu

“jangan Dittt”tolak Helen sambil membangunkan setengah badannya

Helen seperti tersadar dan belum merelakan liang senggama untuk diterobos oleh penis selain suaminya. Setelah orgasme dirinya seperti tersadar kembali.

“Yahh, terus Tan penis Adit gimana nih Tan”tanya Adit

“Ya udah saya kocokin aja ya Dit”tawar tantenya

Aditpun menyetujuinya dan kini duduk diatas kasur sambil berselonjor dengan batang penisnya yang berdiri tegak. Helen mulai menggenggam penis Adit. Helen memang tidak mahir dalam melakukan rangsangan penis dengan tangannya. Tangannya terlihat kikuk dan terasa amat tidak enak buat Adit.

“Aduhhhh, stop Tan bisa lecet penis Adit Tan”ujar Adit

“ludahin dulu Tan. Terus usap pelan-pelan lalu dikocok Tan kalau udah lama dikulum Tan sama mulut Tante”ujar Adit

“Aduh Dit. Tante seumur-umur belum pernah ngulum penis. Jijik tante”tolak Helen

“Ya udah Adit ngentotin tante aja deh kalau gitu”ujar Adit

“nggak Dit nggak boleh”tolak tante

“pake mulut tante aja. Tante akan coba”tolak tante Helen

Bersambung...
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar