Fais mengemudikan mobil pribadinya dengan kegalauan, setelah dengan mata
kepalanya sendiri dia menyaksikan bagaimana wanita yang sangat
dikaguminya tengah disetubuhi dan menikmati perlakuan pak bono tersebut.
Jauh sekali dengan image seorang istri soleha yang selama ini fais
kenal, hijab panjang yang selalu tertutup dan modis menambah keanggunan
mbak aryanti. Namun sore tadi, fais menyaksikan bagaimana sisi binal
aryanti yang mungkin hanya pernah diketahui almarhum suaminya.
“apa benar mbak aryanti juga mengagumiku ya?” batin fais setengah tidak percaya dengan yang didengarnya tadi
Meski sedang membayangkan aryanti, fais tidak kehilangan fokus dalam
mengemudi. Beberapa kali fais dengan sigap mengerem atau menghindari
anak-anak muda yang mulai keluar dimalam hari dengan motornya yang
seenaknya sendiri dalam mengambil haluan.
“anak jaman sekarang suka seenaknya sendiri naik motor” gerutu fais
“disha lagi apa ya di sana? Apa dia mengambil kesempatan ‘main’ dengan
pardi waktu aku pergi?” gundah fais dalam hati yang tidak tahu jika
istri tercintanya telah digauli sahabatnya.
Lelaki mana yang tak tergoda dengan istri cantiknya itu, fais merasa
beruntung dapat mempersunting gadis secantik bidadari. Meskipun awalnya
mereka dijodohkan namun lama kelamaan antara disha dan fais tumbuh
benih-benih cinta. Meskipun begitu, tetap saja diluar sana pandangan
laki-laki selalu tertuju pada calon istrinya ketika mereka berjalan
bersama.
Selama berpacaran dengan disha, fais selalu berusaha menghindari yang
namanya seks pranikah, dia ingin agar nantinya dia dapat memetik
keperawanan disha dimalam pertama nanti. Sebagai lelaki fais adalah
lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Tidak salah memang jika disha
dijodohkan keluarganya dengannya. Karena harapan besar dari orang tua
adalah melihat anak perempuannya berada ditangan yang tepat. Perjalanan
fais akhirnya sampai juga di cottage tempat kantornya mengadakan acara.
Cukup lelah juga fais malam itu, udara yang dingin khas kota batu mulai
menusuk hingga tulangnya, meskipun begitu dia cukup puas karena
urusannya tadi telah selesei.
“aku harus bergegas mandi dan istirahat atau besuk bisa jadi flu dan tidak ikut acara” gumam fais
Fais berjalan memasuki cottage melewati lobby dan gazebo tempat
rekan-rekannya berbincang menghalau udara yang dingin. Nampak wajah yang
letih dari sahabat-sahabatnya karena telah mengurusi acara kantor
mereka.
“bro, gimana urusannya sudah bereskan?” celetuk doni ketika fais menghampiri mereka
“sudah beres sam, makanya ini aku buru-buru balik” balas fais
“syukurlah berkasnya sudah beres mas” sahut disha menghampiri suaminya
“mas bersih-bersih dulu gih, terus istirahat. Nanti adik bawakan makanan, mas pasti belum makan tadi” tambah disha
“cie..ciee.. ada pengantin baru, mesranya” boy berseloroh
“ha ha ha... ya begitukan seharusnya istri yang baik, perhatian pada suaminya” sahut riyan dengan tersenyum sipul
Mendapati dirinya saat ini menjadi perhatian banyak orang, tidak membuat
disha menahan dirinya untuk tidak meladeni perkataan riyan barusan.
Meski tidak secara verbal, namun dengan sedikit nakal, dia mengdipkan
matanya saat ada kesempatan kepada riyan.
“ini mas kunci kamarnya, adik pesan kan makanan dahulu ya” kata disha sambil berjalan kearah restoran didekat lobby
“mas fais beruntung ya, memiliki istri yang tidak hanya cantik tapi juga perhatian dengan suaminya” sahut pardi
“iya, disha juga dikenal ramah saat acara arisan kantor” tambah martha
Fais yang istrinya dipuji oleh pardi hanya dapat tersenyum saja, namun
dalam hatinya dia tidak dapat menerima basa basi pardi barusan karena
hal itu sebenarnya merupakan penghinaan pada dirinya. Namun untuk
melampiaskan kekesalannya entah kenapa dia tidak memiliki keberanian.
Akhirnya untuk menghilangkan kekesalann dihatinya daripada disitu terus
terusan melihat pardi, orang yang sudah berkali kali menggauli istrinya
dia memutuskan segera kekamar.
“semuanya, aku balik duluan ya, capek banget rasanya. Agak ndak enak badan juga nih” ucap fais beralasan
“iya bro, jangan sampai flu. Besuk waktunya kita bersenang-senang” sahut doni
Fais kemudian berjalan kembali menuju kekamar mereka. Namun dia teringat
jika harus mengabari pak siswoyo jika dirinya sudah kembali ke cottage
karena bagaimanapun tadi sebelum pergi dia tidak sempat berpamitan
dengan pak siswoyo.
“mmm, kamar pak siswoyo dibangunan yang itu ya” gumam fais sambil
melihat ke beberapa bangunan yang dibuat terpisah dan lebih besar dari
kamar penginapan yang biasa.
“tadi pak siswoyo tidak ada ditempat, mungkin beliau istirahat dikamar.
Sebentar sajalah, yang penting beliau tahu aku sudah balik” ucap fais
dalam hati
Namun saat akan mengetuk pintu kamar pak siswoyo, dari dalam terdengar
suara yang tidak asing ditelinga orang yang sudah berumah tangga atau
setidaknya sudah pernah melakukan hubungan seks. Suara kecipak benturan
antara kulit manusia dan lenguhan yang bersahutan.
“dengan siapa pak siswoyo didalam ya? Kalau tidak salah istrinya tadi kan sudah balik duluan” fais penasaran
“jangan-jangan lagi main dengan desi”
‘ahhhh...pakkk ssiisss’
“kok bukan suaranya desi” fais mulai panik, suara yang didengarnya
walaupun lirih dia yakin itu bukan suara milik desi rekan kerjanya.
Karena terlalu seringnya pak ssiswoyo dan desi ber ‘main’ dikantor,
membuat fais yang sering kali keluar masuk ruang atasannya itu hapal
dengan suara desi sang penggoda itu.
Fais kemudian berputar kearah belakang kamar president suite, mencari celah untuk mengintip.
“sial, dibelakanggnya ada kolam, mana dalam lagi. tapi jendelanya dibiarkan terbuka” gumam fais
Dengan memberanikan diri, fais mencoba menapaki pinggiran kolam yang
menempel tepat dengan dinding kamar setelah sebelumnya dia
menyembunyikan barang bawaannya di rerimbunan tanaman perdu. Beruntung,
pinggiran kolam itu agak lebar dan dapat dibuat berpijak meski hanya
satu kaki.
Perlahan fais melangkahkan kakinya satu demi satu, tangannya berusaha
diseimbangkan dengan menempelkan pada dinding. Setelah hampir 10 menit
mencoba dia dapat mencapai jendela kamar, posisinya yang membelakangi
dinding menyulitkannya untuk mengintip dengan mudah.
Fais begitu penasaran dengan siapa wanita yang bersama atasannya itu,
karena dari suaranya lamat-lamat fais teringat dengan suara yang mirip
dengan suara tadi. Hanya saja fais lupa namun fais yakin wanita itu
tidak asing baginya.
“apa jangan jangan...”
“tadi yang tidak ada disana kalau tidak salah...,”
“ ah tidak mungkin, semoga aku salah” batin fais
Jendela kamar itu memang tidak tertutup rapat dan pak siswoyo pun juga
memang sengaja tidak menutupnya, karena selain cottage itu aman juga
diseberangnya adalah kolam ikan koi yang cukup dalam. Sehingga kalaupun
mau mencuri jika lewat jendela tentu akan kesulitan.
Fais perlahan melongokkan kepalanya mengintip kedalam kamar dengan agak
kesusahan, dalam keremangan cahaya kamar, fais dapat melihat atasannya
itu tengah menjilati liang senggama yang tidak kalah indah dari milik
istrinya. Yang mana pemilik liang senggama yang indah itu telentang
diatas tempat tidur dengan sprei acak-acakan, namun sayang fais tidak
dapat melihat bagian wajah karena pandangannya terbatas jendela
tempatnya mengintip.
Fais diam-diam mengagumi keindahan tubuh telanjang yang tengah menjadi
santapan pak siswoyo, sepasang kaki yang jenjang indah, tengah menjuntai
pasrah mengakangi wajah pak siswoyo. Paha yang begitu mulus terawat,
sehingga terlihat samar-samar urat kebiruan didalamnya, begitu juga
dengan pinggang dan perut yang terlihat terawat sehingga tidak terlihat
timbunan lemak yang biasanya ada disana.
Entah apa jadinya jika seandainya wanita yang tengah dikerjai pak
siswoyo tadi adalah istrinya, fais semakin tidak berani membayangkan
jika itu adalah istrinya. Namun tidak dapat fais pungkiri, jika selama
ini pengalaman menyaksikan istrinya yang cantik dan sintal itu tengah
disetubuhi lelaki lain justru selalu saja mampu membuatnya terangsang
karena rasa cemburu.
Fais tanpa sadar mengarahkan tangan kanannya yang sebelumnya dia
pergunakan untuk menjaga keseimbangan, kini tengah mengelus kemaluannya
dari balik celana yang mulai mengeras. Membayangkan seandainya yang
sedang dilumat liang senggamanya itu adalah istrinya.
Permainan erotis semakin mengarah kedalam persetubuhan, terlihat jika si
wanita yang belum fais ketahui dengan yakin siapa orangnya itu
mengalami orgasme. dada wanita itu naik turun, nafasnya sedikit
tersenggal setelah dilanda kepuasan. Fais terkejut bukan main saat
melihat pak siswoyo dengan batang nya yang tegak mengacung itu kini
tengah dioral oleh seorang wanita yang sangat fais kenal, ya benar
ternyata dugaan fais jika dia mengenal suara wanita itu karena dia
adalah reny, istri Boy rekan kerjanya.
Entah fais tidak dapat menyangka jika yang saat ini tengah bermain api
itu adalah reny, fais heran bagaimana istri seperti reny bisa terjerat
permainan seksual atasannya itu. Namun tak urung membuatnya kehilangan
gairah. Melihat istri sahabatnya dalam kondisi telanjang bulat dan
hendak digauli atasannya semakin menaikkan nafsunya. Terlebih pak
siswoyo kini telah melakukan pentrasi batang besarnya itu kedalam liang
senggama reny yang sempit dan hangat.
Kedua insan berlainan jenis itu tengah memacu birahinya, agar dapat
saling terpuaskan satu dengan lainnya. Suara lenguhan dan desahan
semakin santer terdengar ditelinga fais dan membuatnya semakin cepet
mengelus batangnya dan akhirnya tanpa sadar fais berejakulasi didalam
celananya.
Fais memutuskan menyudahi ritual mengintip persetubuhan atasannya dengan
istri sahabatnya. Dalam lubuk hatinya dia menyesal kenapa bisa sampai
terbawa nafsu saat melihat istri sahabatnya itu telanjang dan tengah
digauli atasannya sendiri. Penyesalan itu membuatnya kasihan pada boy
sahabatnya. Tentu fais ahu betul bagaimana rasanya dikhianati orang yang
paling disayangi.
Perlahan fais mengambil langkah untuk kembali, dia berhati-hati agar
jangan sampai dia tercebur dan akhirnya ketahuan. Terlebih lagi jangan
sampai karena ulahnya yang kurang berhati-hati tersebut membuat
perselingkuhan mereka diketahui banyak orang.
Fais dengan bergegas menuju kamar tempatnya menginap. Dia cukup
beruntung karena ternyata istrinya belum ada disana menunggunya. Setelah
membuka pintu, fais merebahkan dirinya diatas tempat tidur. Pikirannya
melayang layang dengan menutup matanya, kenapa ada seorang yang tega
menyakiti pasangannya. Padahal dari sisi dirinya sendiri, dia sudah
berupaya agar menjadi suami yang baik untuk istrinya. Fais berpikir
bagaimana kelanjutan hubungannya dengan istrinya nanti jika disha
istrinya terus terusan seperti itu, lambat laun fais semakin terbawa
kedalam alam bawah sadar dan akhirnya tertidur.
...
Pov Disha
Syukurlah berkas yang dibawa mas fais sudah beres, jadi pembangunan
kantor cabang yang baru bisa segera dikerjakan secepatnya. Tidak enak
juga sebenarnya aku tadi siang sedikit marah pada mas fais karena
keteledorannya itu. Terlebih lagi, hari ini aku juga telah kembali
menambah satu lagi petualanganku dengan lelaki lain yang juga merupakan
sahabatnya.
Ada rasa tidak tega dalam hati ini terus-terusan menyakiti hati mas
fais, apalagi aku selama usia pernikahan kami telah membohonginya
tentang status keperawananku. Jika bukan karena batang mas fais yang
kecil dan juga liang senggamaku yang rapat ini, mungkin dimalam pertama
mas fais akan tahu jika aku sebenarnya sudah tidak lagi perawan. Dan
bahkan tanpa sadar waktu itu aku membantunya mengarahkan batang nya itu
memasuki liang senggamaku.
Ingin rasanya aku berterus terang tentang semua ini, aku bukanlah istri
yang sebaik kelihatannya. Namun jika aku berkata jujur, bagaimanakah
kelanjutan rumah tangga kami nanti. Jika mas fais memilih berpisah,
tentu anak-anak kami yang akan menjadi korban.
Wajar jika mas fais nantinya menceraikanku karena aku memang istri yang
binal, telah lama aku membohonginya dan seringkali bercinta
dibelakangnya. Entah kenapa aku begitu ketagihan disetubuhi semenjak aku
bertemu dengan mas teguh. Tak terhitung berapa kali setelah itu pardi
menyetubuhiku. Libidoku juga entah kenapa akhir-akhir ini meninggi,
membuatku selalu tertantang mengenakan busana yang ketat dan terbuka
yang memperlihatkan aurat tubuhku yang harusnya hanya dapat dinikmati
mas fais suamiku. ah...kasihan sekali kamu mas, maaf namun ini semua
juga karena salahmu yang tidak dapat memuaskanku.
“jadinya pesan apa mbak?” tegur pelayan itu mengagetkan lamunanku
“ii yya sebentar mas”
“mas fais kupesankan nasi goreng apa ayam kremes ya?”
“nasi goreng saja mas, tambah telur setengah matangnya dua ya mas”
sahutku kemudian yang tidak lama setelah itu sang pelayan dengan cepat
mencatat menu yang aku pesan
Aku mengambil tempat duduk didekat jendela agar dapat melihat
pemandangam kelap kelip kota batu dibawah sana, iringan live musik jazz
yang disuguhkan membuat suasana semakin rileks dan nyaman, hingga aku
tidak menyadari jika ada yang menegurku dari belakang.
“disha ya?”
Aku yang terkejut karena disapa akhirnya menoleh dan aku melihat seorang
lelaki dengan setelan casual, memakai celana bahan jeans ukuran ¾ dan
dengan kacamata hitam menutup matanya, sementara itu ditangannya dia
membawa sebuah map yang bertuliskan ‘bukit ijen indah adventure’ yang
kutahu dari mas fais itu adalah tempat dimana besuk acara selanjutnya
digelar.
“maaf siapa ya? Apa kita sebelumnya pernah bertemu?” tanyaku pada lelaki itu
“mmmas Dicky” sahutku tak percaya saat lelaki itu melepas kacamatanya
bersambung
Home
Cerita Eksibisionis
Disha
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Sebuah Pertemuan
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar