Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Hangatnya malam kota Batu [Reny Story]

Hujan yang deras mengguyur kota Batu dan wilayah sekitarnya nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan reda meski telah mengguyur hampir 4 jam. Kumandang adzan magrib sayup-sayup terdengar dari sebuah surau diperkampungan tidak jauh dibawah bukit. Cottage Sawo Kecik yang menjadi lokasi acara family gathering yang digagas pak Siswoyo memang berada diatas bukit, dengan medan yang menanjak tidak membuat wisatawan mengurungkan niatnya menginap atau sekedar bermalam disana. Kebetulan cottage tersebut menyediakan fasilitas wisata yang cukup lengkap karena tidak jauh dari sana terdapat wisata paralayang.

“bro, untuk acara besuk pihak penginapan sudah kamu koordinasikan belum?” Tanya Riyan pada Doni. Riyan, doni dan yang lainnya tengah berkumpul disaung tengah dekat dengan ruangan loby, selain bersantai mereka juga membahas rencana kegiatan besuk pagi.
“beres yan, bahkan kita dapat free 2 unit karena kita book semua unit yang tersedia” balas doni yang tengah menyeruput wedhang jahenya
“bagus bagus bro, nah besuk semua harus mencoba wahana paralayang, mumpung semua bisa kumpul seperti ini” riyan kembali menimpali
“duh mas, aku takut ketinggian” sahut nina pada suaminya yang tampak cantik dengan sweater krem lengan panjang, namun cukup ketat memperlihatkan kemolekan tubuhnya dipadukan dengan celana jeans berwarna senada dengan sweaternya. Jeans tersebut juga cukup ketat memperlihatkan betapa jenjangnya kaki nina.
“saya juga lho yaan” disha juga menyahut sembari merapatkan kedua lengannya sehingga cardigan yang diapakai semakin membungkus erat tubuhnya. Disha cukup kedinginan karena dia hanya mengenakan tanktop dibalik cardigannya.
“tapi nanti ada yang mendampingi kan bro?” Tanya riyan lagi
“beres, bagi yang takut mencoba sendiri nanti bisa didampingi instruktur disini, tenang saja” ujar doni
“boleh lah dicoba kalau begitu dish” sahut nina
“iya nina, Nampak nya seru juga” balas disha
“mas boy, istrimu kok belum kelihatan?” Tanya nina pada boy yang sedang duduk santai disudut gazebo
“oh Reny masih dikamar, tadi katanya masih mau menelepon ibunya” sahut boy ringan.
“mas, pak Siswoyo kok tidak kelihatan ya??? Tanya nina kali ini pada suaminya
“oh, tadi katanya kurang enak badan. Jadinya pak bos istirahat dikamarnya” jawab doni tak mau ambil pusing dengan ketiadaan bosnya itu
“semoga bisa lekas baikan ya, kasihan liburan ini kan yang merancang pak Siswoyo” tambah disha penuh harap.

Malam ini meski udara terasa dingin, namun suasana kekeluargaan yang berusaha dibangun pak Siswoyo mampu mencairkan dinginnya malam. Mereka asyik bersenda gurau bermain kartu dan gitar seperti anak remaja.

Dilain tempat yang masih satu lokasi, dikamar president suite yang Nampak mewah dengan ornament-ornament terdengar percakapan dua insan berlainan jenis yang tengah bercakap-cakap dan sesekali si pria tadi terlihat memeluk dan mencumbu si wanita yang Nampak adanya keragu-raguan dalam dirinya. Ya, mereka adalah Pak Siswoyo dan Istri Boy, Reny. Yang siang tadi sempat digoda oleh pak Siswoyo seusai acara. Rupanya permainan mereka yang sempat terhenti membuat pak Siswoyo tidak menyerah, dengan berbagai upaya dia berusaha membuat istri boy tersebut sudi mengunjungi kamarnya.

“pak, sudah… saya takut…” ujar Reny sambil berusaha menghindar dari bibir pak Siswoyo yang tengah mencumbu lehernya.
“tenang saja, disini aman kok bu Reny” rayu pak Siswoyo pada mangsa yang hampir dia dapatkan. Pak Siswoyo tidak mau kehilangan mangsanya yang tinggal sedikit lagi bisa dia telanjangi, karena kemeja lengan pendek yang dikenakan Reny telah terbuka semua kancingnya memperlihatkan tonjolan payudaranya yang membuncah dan perutnya yang ramping.

Pak Siswoyo menarik pelan tangan Reny yang halus dan disentuhkan kewajahnya. Reny semakin bingung dan tubuhnya gemetar merasakan bulu-bulu halus di pipi pak Siswoyo.
“ccuukup pak” bisik Reny. Namun penolakan Reny yang terdengar pelan ditelinga pak Siswoyo justru membuat pria tua itu semakin terbakar nafsunya. Pak Siswoyo mengecup telapak tangan Reny dengan lembut bak seorang putri, dan sesekali memasukkan jari Reny kedalam mulutnya dan menghisapnya. Reny merasakan geli dijari tangannya, baru kali ini dia diperlakukan demikian oleh seorang lelaki. Bahkan boy suaminya sendiripun tidak bisa seromantis itu.
“bu Reny, ijinkan saya pria tua ini memilikimu malam ini” ujar pak Siswoyo merayu istri bawahannya. Reny yang seharusnya bisa menolak dan menghindar, namun justru memilih diam dan semakin menguatkan pak Siwoyo jika istri boy juga menikmati situasi ini.

Karena itulah, pak Siswoyo semakin berani menyentuh payudara Reny yang tinggal ditutupi BH warna peach dan meremasinya pelan. Reny hanya memejamkan mata saat pak Siswoyo menjamahi payudara indahnya itu, bahkan tanpa sadar pak Siswoyo sudah mulai mencumbui leher dan pundak Reny yang terbuka.
Tidak lama kemudian, keduanya telah larut dalam kenikmatan birahi. Reny semakin terlihat pasrah menikmati perlakuan atasan suaminya tersebut. Dalam keremangan cahaya kamar, pak Siswoyo telah melepas pengait BH yang ada dipunggung Reny. Baginya yang telah berpengalaman menggagahi puluhan wanita tidak sulit melepas kaitan BH meski dengan satu tangan dan mata tertutup.
Cup BH Reny disingkapnya keatas dan memperlihatkan payudara Reny yang membulat indah dengan aerola coklat muda. Pak Siswoyo menghentikan sejenak cumbuannya dan menyisakan birahi pada diri Reny. Ibu muda itu dengan pipi memerah terengah-engah mengatur nafas dihadapan pria tua yang sedang mengagumi keindahan tubuhnya.

Tak menunggu lama, pak Siswoyo lantas merebahkan tubuh Reny diatas ranjangnya, sementara bibirnya asyik memainkan putting payudara Reny yang semakin mencuat keras menandakan pemiliknya tengah terangsang.
“nnggghhhh aahhhhh” Reny sesekali mendesah saat pak Siswoyo menghisap-hisap putting susunya dan memelintir putting payudaranya. Reny hanya bisa pasrah dan memilih menikmati pilihan salah berada dalam satu kamar tertutup bersama pria yang bukan merupakan suaminya yang telah diambilnya senja itu.
“Kulit tubuhmu halus sekali bu Reny” puji pak Siswoyo ditengah tengah cumbuannya pada payudara Reny. Reny hanya mampu menggeliat lemah karena tubuhnya semakin lemas seiring semakin kuatnya dorongan birahi dalam dirinya.

Tangan kanan pak Siswoyo yang sebelumnya memilin putting susu Reny dialihkan kebawah menjamah paha mulus yang selalu terawat, diusapnya naik turun sebelum akhirnya pak Siswoyo menyingkap keatas rok diatas lutut yang dikenakan Reny sore itu. Asset berharga milik Reny kini telah terpampang dihadapan pak Siswoyo, celana dalamnya sudah sangat basah oleh cairan cintanya yang sedari tadi mengalir seiring rangsangan yang diterimanya.
Jemari pak Siswoyo mulai menari dipermukaan celana dalamnya, pria tua itu melakukannya dengan tetap mencumbui payudara Reny. Reny hanya bisa mendesah dan menggeliat ketika tubuh sintalnya dijamah oleh atasan suaminya.

Entah kapan, namun ternyata pak Siswoyo telah mengeluarkan batang penisnya yang tidak hanya panjang, namun juga besar berurat itu. Reny hanya terpaku memandangi pak Siswoyo yang telah mengeluarkan penisnya yang telah mengeras. Dipandanginya batang penis lelaki tua itu yang jauh lebih besar dan panjang dibandingkan milik suaminya. Tanpa disadari, alam bawah sadarnya membuat Reny membayangkan nikmatnya jika batang penis yang besar nan panjang itu menyeruak masuk menjejali liang senggamanya, tentu terasa sangat sesak dan nikmat.

Melihat Reny yang terdiam memandangi keperkasaan batangnya, pak Siswoyo kemudian melepas semua pakaian yang dikenakannya sehingga akhirnya dia telanjang didepan Reny.
“bu, ayo kita lanjutkan permainannya” ajak pak Siswoyo yang kemudian menarik turun rok dan celana dalam yang dia kenakan dan Reny tanpa sadar membantunya dengan mengangkat bongkahan pantatnya agar penutup bawahnya itu dapat dilolosi dengan mudah.
“sempit sekali bu memekmu, seperti masih perawan saja, punya suamimu kecil ya bu???” Tanya pak Siswoyo dengan nada mengejek setelah liang senggama Reny terpampang tanpa penghalang.

Reny hanya terdiam dengan wajah memerah mendengar penghinaan pada suaminya, namun diSisi lain hatinya semakin bergemuruh membangkitkan Sisi binal dalam dirinya. Pak Siswoyo memandang takjub liang senggama Reny yang telah terpampang siap dinikmati itu. Pak Siswoyo kemudian mendekatkan mulutnya dan mulai menjilati liang senggama Reny yang sudah basah.
Reny memejamkan matanya saat lidah kasar pak Sis menyeruak masuk kedalam liang senggamanya. Lidah pak Sis menjilati seluruh ruang yang ada didalamnya. Reny yang merasakan geli berusaha menarik pinggulnya mundur, namun karena poSisinya cukup sulit sehingga pak Sis dapat dengan mudahnya kembali mengoral liang peranakannya.

Reny berusaha menahan desahannya agar pak Sis tidak mengetahui jika sebenarnya dia juga menikmati. Namun semakin dia tahan, rangsangan yang diberikan pak Sis semakin kuat sehingga pada akhirnya desahan manja keluar dari bibirnya
“ahhhhhh...hmmmmmm,,mmpphhhhh pakhh ssiishh” Reny mulai mendesah hebat seiring jilatan pak Sis diliang senggamanya dan bahkan sesekali lidahnya menggesek dan menekan klitorisnya.
"uhhhhhhh....hmmpppphhhh,..aahhh teruusssss pakhhh" Reny yang sebelumnya berusaha menghindar dengan menarik pinggulnya kini dia justru mendorong pinggulnya maju agar liang senggamanya menjemput lidah pak Sis lebih dalam lagi. Kedua tangannya menggapai kepala pak Siswoyo yang sudah beruban itu menekannya semakin kedalam agar jilatannya semakin kuat.
“aahhh pak Sissh , saya tidak taahhan paakhh…” desah Reny dengan keras seiring tumpahnya cairan cintanya. Reny telah meraih orgasme pertamanya sore itu melalui bibir dan lidah atasan suaminya. Reny tidak mengira jika jilatan pak Sis mampu mengantarkannya meraih orgasme.

Reny terengah-engah menikmati orgasme yang didapatnya, dadanya naik turun berusaha mengatur nafasnya yang berdegup semakin kencang. Setelah beberapa lama pak Sis memberikan kesempatan Reny menikmati Sisa orgasmenya, kini giliran pak Sis yang ingin dipuaskan.
“ayo bu, batang saya ini ingin merasakan hangatnya bibir bu Reny” pinta pak Siswoyo yang lebih terasa seperti perintah. Batang pak Sis mengacung tegak keatas dengan jantannya menunggu sang betina untuk melayaninya. Reny kemudian bangkit dan memandang dengan nanar pada batang penis pak Siswoyo.
“batangnya gede banget pakhh” bisik Reny manja.
“ibu pasti suka nanti saat kontol saya ini menghujam dalam liang surgawi bu Reny” balas pak Siswoyo sambil tangannya membelai rambut Reny yang menutupi wajahnya. Reny kemudian mendekatkan bibirnya dan perlahan dimasukkannya batang penis itu kedalam mulutnya.
“iyaa bu, betul begitu…ahh nikmat banget sepongan bu Reny” racau pak Sis saat Reny memainkan batang kontolnya.

Reny dengan sendirinya memaju mundurkan kulumannya, cukup kesulitan karena batang penis pak Sis tidak dapat tertampung semuanya didalam mulutnya. Sesekali dikocoknya batang yang masih terSisa diluar hingga membuat pak Sis berkali kali meracau mengomentari kuluman istri anak buahnya itu.
Meski sudah 30 menit berlalu, nampaknya pak Siswoyo belum menunjukkan tanda-tanda dia akan ejakulasi. Namun sebaliknya, Reny sudah terlihat cukup lelah mengoral batang yang panjang dan besar itu.
“aahh pakk, Reny capeekk” ucap Reny dengan bergelayut manja pada pak Siswoyo
“hahaha…kontol saya ini baru akan keluar jika saya sudah menggaulimu bu” ejek pak Sis

Pak Sis kemudian menarik batangnya dari bibir reni dan menarik perempuan itu rebah disampingnya dan mulai memagut bibirnya. Dengan bernafsu pak Sis menggeluti tubuh polos Reny, kembali dicumbuinya tubuh indah itu sebelum dia mengarahkan batang penisnya kedalam liang senggama Reny yang sudah basah.
Reny yang sudah dilanda nafsu, menggenggam dan mengarahkan sendiri batang kontol pak Sis kedalam liang senggamanya yang kemudian tidak butuh waktu lama bagi batang pak Sis untuk masuk.
“aahhhh pakkkk Reny sesaakkk” ucap Reny ditengah tengah gesekan kontol pak Sis memasuki vaginanya

Pak Sis yang berbaring disebelahnya mulai merasakan nikmatnya jepitan liang senggama Reny. Kontolnya terasa diremas dan dipijit oleh dinding hangat penuh kenikmatan tersebut. Namun rupanya penis pak Sis tidak dapat masuk sepenuhnya karena ujung kontolnya sudah mentok menyentuh dinding rahim ibu muda itu.
“oohhh…nikmat sekali jepitan memekmu buuu…” racau pak Siswoyo. Reny dengan perlahan mulai menggoyangkan pinggulnya mengayun menjemput nikmatnya.
Payudara Reny pun ikut bergoyang seiring ayunan pinggulnya yang kemudian oleh pak Sis disambar dan dihisapnya putting Reny dengan gemas. Mulut pak Sis menghisap kedua payudara Reny bergantian.
“tetekmu sekal sekali bu, kenceng khas perawan” kata pak Siswoyo
“uuughhhhhh” lenguh Reny semakin keras. Bibir Reny mendesah lepas menikmati persenggamaannya dengan atasan suaminya itu, kepalanya mendongak sementara rambutnya terkibas tak tentu arah saat liang senggamanya digenjot oleh pak Sis.
“uuhhh pakkk saya mau keluarrr…” racau Reny. Peluh mulai membasahi tubuh keduanya, sodokan batang penis pak Sis membuatnya tak berdaya dan hamper meraih orgasmenya kembali.
“tungguuu bu samaa samaa” dan tak lama kemudian pak Siswoyo mendekap erat tubuh Reny sementara batang penisnya dihujamkan dalam dalam. Reny yang hendak mencapai orgasmenya terlihat panik karena dia tau atasan suaminya hendak menumpahkan spermanya kedalam rahimnya.

Namun terlambat, Reny tidak cukup kuat meronta karena gelombang orgasme telah melandanya, cairan deras keluar membasahi batang penis pak Siswoyo yang menghujam dalam liang senggamanya.
“aaahhh…saya keluarkan didalam buuu …” bersamaan dengan itu, keluarlah ber mili mili sperma pak Sis membanjiri liang senggama Reny menuju kedalam rahim untuk membuahi sel telur Reny yang sedang dalam masa subur. Reny terengah engah mengatur nafasnya. Terlebih, pak Sis menekan seluruh batang penisnya ke dalam rahim dirinya dan didiamkan cukup lama didalanya.

Tubuh Reny terasa lemas setelah dia melayani nafsu atasan suaminya itu. Dia tidak mempunyai cukup tenaga untuk sekedar bangkit dari pelukan mesra pak Siswoyo.
“ah ah ah enak sekali pakkhh” Reny membuka suara dan tanpa malu-malu dirinya mengakui menikmati disetubuhi atasan suaminya.
“hah hah iiyaa bu, memek ibu juga sangat nikmat, sempit dan legit, bapak suka layananmu” puji pak Siswoyo
Namun Reny tidak menjawab kata-kata pak Siswoyo meski dia sendiri mendengarkan, hanya sebuh senyuman yang diberikannya untuk membalas kata pak Siswoyo barusan karena Reny fokus mengatur nafas yang masih terengah-engah.
“sepertinya, saya ketagihan dengan nikmatnya tubuh bu Reny” sahut pak Siswoyo kemudian mengecup mesra bibir Reny dan pemiliknyapun membalasnya tidak kalah panas.

BERSAMBUNG...
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar