"Hoooaaahhhmmm....." Citra menggeliat dalam tidur, merenggangkan
tubuhnya yang terasa begitu pegal.Merentangkan tangannya lebar-lebar
kesamping sambil menarik nafas panjang. "Huuuooooohhh....."
"AAAAWWWWW... Aduuuhhh..." Pekik Citra tiba-tiba merasakan sakit yang
teramat sangat pada perut bagian bawahnya. "Ssshh...Addduuuhhh.... Luka
bekas operasiku sakit sekali... Sssshh... Aww awww awwww... " Rintih
Citra kesakitan sambil mengelus pelan tempelan perban operasinya.
Sejenak, ia menatap kearah tubuhnya guna mengetahui kondisi kesehatan
terakhirnya. Ditangannya, masih menempel selang infus yang terhubung
dengan kantong berisi cairan berwarna merah muda. Di perutnya, masih
terdapat plester perban yang memanjang dari kiri kekanan. Dan di
selangkangannya, masih terdapat selang yang masuk dalam-dalam ke
vaginanya.
Kondisi tubuh pasca operasi yang masih begitu lemah ini otomatis membuat
Citra kesulitan untuk melakukan aktifitas berat. Walaupun ia sudah bisa
bangun dari tidur, duduk, buang angin, dan sedikit berjalan, namun
tetap saja ia belum diperbolehkan pulang. Makanan yang hambar, rutinitas
minum obat, dan terbatasnya jam jenguk juga membuat Citra semakin tak
betah berada di Rumah Sakit.
Namun, walau Citra merasa begitu stress, ada satunya orang yang bisa
membuatnya sedikit terhibur, dan bisa menjalani perawatan pasca
melahirkan di Rumah Sakit. Orang itu adalah Marwan.
"Sepi banget....? Kemana semua orang ya...? Mas Jupri...? Mas Marwan...?
Muklis....? Semua pada kemana sih....?" Heran Citra yang kemudian
celingukan ke sekeliling tempat tidurnya sambil terus-terusan menguap.
TOK TOK TOK....
CKLEK...
"Selamat pagi... Ibuuu Citra Agustina... " Ucap seorang suster membuka
pintu kamar Citra dan masuk kedalam. Ditangannya, ia membawa nampan
berisikan semangkuk sarapan, segelas air mineral, beberapa obat dan
kantong infus.
"Pagi juga Sus... Hoaaahhmmm...." Ucap Citra yang masih disertai rasa kantuknya.
"Gimana istirahatnya Buu...? Nyenyak....?" Tanya Suster perawat yang
memperiksa kondisi tubuh Citra sambil memberikan catatan pada selembar
kertas.
"Hmmm... Lumayan nyenyak kok Suus... "
"Ada keluhan dengan badan Ibu...?"
"Nggg..... Nggak ada sih Sus... Cuman badan aku kok rasanya pegel banget Sus...?"
"Itu mungkin karena tubuh Ibu lama nggak gerak...." Celetuk seseorang pria yang tiba-tiba masuk ke kamar periksa Citra.
"Eh Dokter Beno... " Sapa Suster itu kaget, "Selamat pagi Dok..."
"Iya... Pagi... " Jawab dokter tua itu mengambil papan periksa Citra
dari tangan suster dan memeriksanya sejenak, "Selamat pagi Ibu Citra
Agustina...."
" Pagi Dok..." Jawab Citra pelan.
"Gimana lukanya Bu...? Sudah enakan...?" Tanya Dokter Beno yang tanpa
basa-basi, menyentuh perut bagian bawah Citra. Meraba perut wanita
cantik itu dari luar pakaiannya.
"Eehhmmm... Udah lumayan Dok... " Jawab Citra malu-malu, "Cuman kadang agak sedikit ngilu..."
"Hmmmm.... Ngilu ya...?" Guman Dokter Beno yang tanpa meminta ijin
Citra, langsung membuka ikatan baju operasi pasiennya yang mirip kimono
itu. Lalu membukanya lebar-lebar.
"Ehh Dok...?" Kaget Citra malu karena vaginanya yang tak tertutup dapat langsung terlihat oleh dokter tua dan suster perawatnya.
"Tenang aja ya Bu... Saya cuman mau periksa luka ibu kok... Hehehe..."
Kekeh Dokter Beno girang karena melihat ketidakberdayaan Citra..
Sambil memeriksa bekas operasi Citra, mata Dokter Beno tak
henti-hentinya melirik kearah vagina ibu muda itu. Beberapa kali, Citra
juga melihat jakun dokter tua itu naik turun seiring usapan tangannya
pada perut bawah Citra.
"Suster... Ini kantong kateternya udah mau penuh... " Suara dokter tua
itu terdengar serak. Mungkin tenggorokannya langsung kering karena
melihat vagina gundul Citra yang terbuka."Tolong dong... Dilepas....
Lalu kamu bersihkan ke kamar mandi...."
"Baik Dok.... " Ucap suster itu patuh sambil melepas kantong kencing
Citra dari ujung selang yang masih menempel ke vaginanya dengan cekatan.
Setelah itu, ia membawa kantong kencing Citra kekamar mandi disudut
ruangan.
Sepeninggalan suster ke kamar mandi, Dokter Beno langsung menatap kearah
vagina Citra yang masih tak bercelana dalam. Tersenyum simpul dan
melirik kewajah pasiennya.
"Kenapa Dok...?" Heran Citra yang melihat dokter tua itu senyum-senyum sendiri.
"Hmmm... Nggak kenapa-napa kok Buu...".
"Kalo nggak kenapa-napa... Kok Dokter ngeliat memek saya seperti itu..."
"Hehehe.... Saya cuman heran Bu..." Kekeh dokter tua itu penuh arti.
"Heran...?"
"Iya..... Ibu khan sekarang masih dalam proses penyembuhan...." Jelas
Dokter Beno, "Tapi kok Ini di sekitar bibir memek ibu... Ada sedikit
lendir aneh dan sedikit darah ya...? " Tambah Dokter Beno yang
terus-terusan melihat kearah celah kewanitaan Citra lebih dekat.
"Ehhh... Jangan-jangan... Itu lendir orgasmeku yang semalam...?" Gugup
Citra yang buru-buru menutup baju pasiennya. Mencoba menutupi bagian
bawah tubuhnya
"Looohh...? Kok memeknya malah ditutup Bu... ?"
"Saya malu Dok...."
"Kenapa malu.... ? Buu...? Khan saya sudah sering ngelihat memek Ibu
ini... " Jelas Dokter Beno terus tersenyum, "Apa Ibu lupa...? Khan saya
juga yang mengoperasi perut ibu..."
"Eeh iya..."
"Dan.... Selain itu... Saya juga udah pernah... Beberapa kali ngentotin
memek Ibu ini... Hehehe..." Celetuk dokter tua itu sambil menjulurkan
tangannya. Mengusap bibir vagina Citra pelan, "Masa Ibu lupa sih....?"
"Eeeehhh.. Dokter...." Kaget Citra malu-malu.
"Hmmm... Kalau boleh tau... Semalam... Ibu habis ngelakuin apa sih...?
Kok ini bibir memek Ibu bisa sampe belepotan begini...? Ibu masturbasi
ya....? Hehehehe.... " Kekeh Dokter Beno menebak.
"Eeehh...? Enggak kok Dok..."
"Hehehe... Soalnya kalo dilihat-lihat.... Ini lendir wanita jika habis
orgasme..." Celetuk Dokter Beno mencolek cairan lendir itu dan
melihatnya dekat.
"Masa sih...? Enggak ahh.... Dokter pasti salah deh..."
" Ck... Ck... Ck... Ibu Citra agustina... Saya bener-bener gak
menyangka.... Jika nafsu Ibu tuh ternayata besar juga ya...? Hehehe...."
Kekeh Dokter Beno lagi sambil mengheleng-gelengkan kepalanya."Belum
juga bekas operasi sepenuhnya sembuh... Ibu udah maen-maenin memeknya
aja..."
"Ah Dokter ngaco deh... Itu lendir kencing saya kali Dok... " Ucap Citra
beralasan, "Mana mungkin saya maenin memek... ? Khan dimemek saya ada
selang kencingnya...?"
"Hehehe.... Ibu Citra Agustina.... Saya itu Dokter loh Bu.... Dan sudah
puluhan tahun saya bekerja sebagai dokter .... Jadi... Kalo urusan
lendir dan memek... Saya tahu bedanya Bu..." Jelas Dokter Beno, "Antara
memek yang sange dan tidak... Mana Lendir orgasme dan yang mana lendir
kencing... "
"Nnnnggg... Iya ya...?"
"Iya doong... " Sombong Dokter Beno yang terus-terusan mengambil sample
lendir vagina Citra, "Ibu ini pasti semalam sedang sange berat ya...?
"Eh anu... Ngggg... " Bingung Citra yang tak mungkin menceritakan apa yang ia lihat semalam tadi.
"Apa jangan-jangan.. Ini ulah Pak Marwan ya bu...?" Tebak Dokter Beno lagi.
"Pak Marwan....?"
"Iya... Pak Marwan... Suami ibu yang berkontol kecil itu loh..... Yang
kontolnya nggak segedhe punya saya Bu... " Ejek dokter tua itu sambil
meremas batang penisnya , "Apa mungkin suami ibu yang membikin memek ibu
jadi becek semalam...?"
"Sepertinya nggak mungkin deh.... Nggak mungkin Pak Marwan yang culun itu berbuat nakal pada ibu...."
"Hmmmm... Apa jangan-jangan... Ibu sange karena kangen dengan kontol
saya ya....?" Tebak Dokter Beno lagi, "Iya.... Ibu pasti sange karena
pengen saya entotin...?" Bisik Dokter Beno ketelinga Citra sambil
kembali membuka baju pasien Citra dan menowel-towel klitorisnya pelan.
"Uuuhhh... Dokter.... Jangan Dok... Perih...."
"Iya... Ibu sange... Karena nggak pernah bisa terpuaskan...Oleh kontol
suami yang begitu kecil ya...? Hehehe..." Tambah Dokter Beno sambil
menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batang penisnya.
"Loohhh...? Ehhh.... Dokter...?"
"Hayooo Jujuuurr... Ibu kangen khan dengan kontol saya... ?" Tanya
Dokter Beno mengamit tangan Citra dan meletakkannya pada batang
penisnya, " Ayo kocok Bu... Kocok kontol besar saya...." Pintanya
sembari mengusapi klitoris vagina Citra.
"Ssshhh.... Eehhh... Oooohhh... Dokter... Dokter mau apa... ?" Kaget
Citra dengan keberanian dokter tua itu, "Ssshh... Jangan Dok..."
"Jangan apa Bu...? Jangan hentikan yaaa...? Hehehe...?"
"Dokter... Ini kantong kencingnya udah bersih.... Apa masih perlu
disambung lagi..?" Tanya suster perawat yang tiba-tiba sudah kembali ke
kamar Citra.
Buru-buru Dokter Beno menutup selangkangannya dengan jubah panjang yang
ia kenakan. Menembunyikan penis tegangnya dari pandangan suster perawat.
Begitupun dengan Citra, wanita cantik itu juga cepat-cepat mengalihkan
tangannya dari penis Dokter Beno dan menutup baju operasinya sebelum
terlihat oleh suster perawatnya.
"Hmmm... Sepertinya harus segera diganti deh suster...." Jawab Dokter
Beno,"Tolong ambil yang baru gih.... Biar Pemeriksaan Ibu Citra saya
lanjutkan sendiri aja...."
"Looh...? Tapi kantong ini khan masih bisa dipake Dok...?"
"Nggak apa-apa... Kasih aja Ibu Citra ini kantong kencing yang baru...."
"Ohh begitu Dok..? Baiklah kalo begitu...." Ucap suster perawat keluar ruangan meninggalkan Citra dan Dokter Beno berduaan.
"Hehehe... Sekarang tinggal kita berdua ya Bu..." Kekeh Dokter Beno yang
kemudian berjalan kearah pintu kamar Citra dan menguncinya perlahan.
KLIK
"Sekarang... Nggak akan ada yang mengganggu kita lagi Bu... Hehehe..."
Tawa Dokter Beno puas yang kemudian berjalan kearah Citra berada.
Melihat gelagat mencurigakan Dokter Beno yang sepertinya bakal
membahayakan dirinya, Citra langsung berusaha bangun dari tempat
tidurnya. Terlebih ketika dokter tua itu melepas jubah kerjanya dan
memperlihatkan batang penis yang sudah menegang keras, membuat istri
Marwan itu semakin gelisah panik.
"Dokter...? Dokter mau apa...?" Tanya Citra yang berusaha bangkit dari
tempat tidur, "Jangan macam-macam ya Dok... Suami saya ada didepan..."
"Sssshhh... Gausah panik gitu Bu... Santai saja..." Larang Dokter Beno
yang menahan tubuh Citra supaya tetap rebahan diatas tempat tidur, "Saya
nggak bakal macam-macam kok... Cuman mau nostalgia sebentar dengan
tubuh molek Ibu... Hehehe...."
"Jangan Dok.... "
"Hmmm.... Kok Ibu sekarang malu-malu gini sih..?" Tanya Dokter Beno
kembali membuka baju operasi Citra untuk kesekian kalinya. Dan tanpa
merasa sungkan, dokter tua itu mentowel-towel klitoris Citra lagi.
"Kemaren pas terakhir periksa aja... Ibu loh yang ngajak saya buat ngentotin ini memek...
"Oooohhh... Jangan Dok... Memek saya masih perih.... Sssshhh.... "
"Hehehe... Saya bisa kok kasih ibu enak tanpa harus membuat memek ibu
perih..." Jelas Dokter Beno sambil meremas payudara Citra pelan.
"Sssh.. Dokter... " Lenguh Citra ketika merasakan air asinya muncrat keluar seiring remasan tangan Dokter Beno.
"Looohh... Eeeehhh...? Asi Ibu udah bisa keluar banyak toh...?" Kaget dokter mesum itu terus meremasi payudara Citra kencang.
"Ssshh.. Aaawww....Dokteeer.... Jangan kenceng-kenceng ngeremesnya... Sakit... Aaawww....Ngiluu.... "
"Astaga Buu... Air asi ibu banyak banget iniiihhh... Sampe tumpah
semua... Sayang banget nih kalo disia-siakan...." Ucap Dokter Beno yang
kemudian memonyongkan bibirnya. Lalu mengatupkannya kearah puting Citra
erat.
SLUURRPPP.. SLUURRPPP... CUUUPPP.....
"Sssshhhh... Doookktteeeeerrrr.... Ngiiilluuuuu...." Rintih Citra
merasakan kegelian yang amat sangat pada payudara dan vaginanya.
"Wuuooohhh... Buuuu... Ini baru yang namanya susu segaaarr..
Hehehe...." Girang Dokter Beno terus menyeruput cairan asi yang tak
henti-hentinya terpancar dari putting payudara pasiennya, "Rasa asi Ibu
bener-bener enak... Asin-asin manis....."
"Ssssh Dokteeerr... Uuuuhhh.... " Rintih Citra kegelian karena terus
menerima remasan-remasan tangan mesum Dokter Beno, "Jangan diremas-remas
Doookkk.... Ngiluuu...."
"Loohh Bu... Justru kalo asi ibu sederas ini... Tetek ibu harus diremas
sesering mungkin..." Jelas Dokter Beno yang terus meremas sambil
sesekali menyedot asi Citra.
"Eeehhmmmhhh... Serius Dok...?"
"Iya... Kalo asi nggak dikeluarin... Yang ada tetek Ibu malah jadi bengkak..."
SLUURRPP... CUP CUP.. SLUUURRPP....
"Astaagaa.... Dokteeerrr... Lidah Dokter geli bangeet... Ssshh.." Rintih
Citra yang karena terus-terusan mendapat sedotan dan jilatan lidah
nakal Dokter Beno, membuat perlahan-lahan gelombang birahinya mulai
muncul.
"Hehehe... Enak ya Bu....?"
"Eeehhmmmhhh... Dokteeerr....
"Sumpah Buuu.... Tetek Ibu ini bener-bener sehat..... Udah ukurannya
super besar... Asinya juga sangat lancar..." Puji Dokter Beno terus
memeras payudara Citra keras-keras, "Bayi Ibu... Pasti bakalan sehat
nih kalo dapet asi segini banyak....
SLUURPPP.... SLUURRPP.... CUUPPP CUUUPPPPPP...
"Huuooohhh Dokteeerrr....." Lenguh Citra merasa kegelian karena ulah dokter tua itu.
Melihat pasiennya kelojotan menahan rasa gelinya, Dokter Beno langsung
mengobel vagina Citra yang masih tersambung dengan selang kencingnya.
Dengan gemas, dokter mesum itu menyentil-sentil klitoris Citra sambil
mengusap liang peranakan pasiennya pelan.
"Wuuiiihhh... Ibu udah sange berat ya Bu...?" Tanya Dokter Beno yang
mendapati cairan pelumas Citra begitu banyak. "Lihat niiihhh... Lendir
memek Ibu udah banjir banget iniiihh....".
"Ooohh Dokteeer.....Jangan Doookkk..."
"Hehehe.... Jangan apa Bu....?"
"Jangan kobel memek saya... Perih Doookkk...."
"Ahhh... Ibu bohong yaaa...? Kalo rasanya perih... Nggak mungkin
lendir memek Ibu bisa keluar segini banyak Buuu... Hehehe..." Tebak
Dokter Beno sambil terus mengorek vagina Citra lebih dalam lagi.
"Hoooohhh.. Dok... Aaaahhh...."
"Biar sama-sama adil..... Ibu pegang kontol saya juga deh... Skalian
dikocok-kocok... Hehehe..." Saran Dokter Beno mengamit tangan Citra dan
meletakkannya pada selangkanannya. Tak lupa, ia juga menggerakkan tangan
Citra naik turun.
Karena birahi yang sudah makin tinggi, entah kenapa Citra tak mampu
menolak semua permintaan dokter mesum itu. Dengan vagina yang masih
terus dipermainkan oleh tangan dokter Beno, Citra hanya bisa mengerang
sambil mengocoki penis panjang dokter tua itu.
TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK....
"Ooohhh.... Ibu Citra ini memang wanita yang sempurna... Udah cantik...
Seksi... Juga sangat penurut... Eehhmmmhhh... Ssshhh.... Enak baget
kocokan tangannu Buuu.... " Puji Dokter Beno yang terus meremas dan
mempermainkan jarinya pada vagina Citra.
TEK TEK TEK...
Suara kulit penis Dokter tua itu tertarik-tarik, terkocok oleh gerakan tangan Citra yang naik yurun.
"Ssshhh... Dokteeerrrrr... Eehhmmm... Oooohhhh..."
"Heheheheh... Enak ya Bu....? Kobelan jari saya...?"
"Eheeemmmhh... Dokteeerrr... " Jawab Citra yang hanya bisa mendesah sambil menggigiti bibir bawahnya.
" Ck... Ck... Ck... Citra Agustina... " Decak dokter Beno, "Setelah
melahirkan... Tubuh Ibu kok sepertinya makin mengairahkan ya...? Tetek
Ibu makin besar dan menggoda saja ya Buu...? Makin montok dan
besaaarrr....." Remas Dokter Beno makin tak karu-karuan. Membuat cairan
asi Citra semakin deras menyembur-nyembur kesegala arah.
"Sssssssh.... Dookk .. Pelan-pelan..."
" Ck... Ck... Ck... Beruntung sekali Ibu melahirkan putrinya dengan cara
Cesar... Jadi... Memek Ibu yang peret ini masih utuh... Hehehe.... "
Ucap dokter Beno makin mengobel vagina pasiennya dalam-dalam.
"Ooohh Dokter..... Jangan tusuk memek saya dalem-dalem doook..... Periiihh....."
"Hehehe... Mendenger desahan Ibu aja sudah bikin kontol saya makin nyut
nyutan Buu..." Ucap Dokter Beno, "Terlebih... Melihat Ibu yang setengah
telanjang begini... Makin kontol saya ngaceng... Bikin saya pengen
ngecrotin mulut seksi Ibu aja loh..... Ooohhhh..."
Dengan nafsu yang makin meninggi, Dokter Beno menarik tangan Citra dari
penisnya. Kemudian menyorongkan penis panjangnya ke wajah istri Marwan
itu.
"Ayo buka mulutnya Buuu..."
"Ehhheemmmfff..... " Tolak Citra yang buru-buru mengatupkan rahangnya.
"Heeeehh.. Jangan nolak aaahhhh... Ayo buka mulutnya... " Pinta Dokter
Beno sambil mengapit hidung mancung Citra dan memencetnya kencang.
"Hhmpphhff..... " Desah Citra mencoba terus mengatupkan mulutnya dan menahan nafas sekuat tenaga.
"Ayo buka mulutnya Ibu Citraku Saaayaaanngg.... Hehehe...." Jepit Dokter Beno pada hidung Citra.
Satu, dua tiga detik. Citra masih bersikeras mengatupkan mulutnya, Namun
ketika detik sudah menginjak bilangan puluhan, muka Citra mulai
memerah. Matanya berair dan detak jantungnya makin meninggi.
"Kampreeettt...." Batin Citra mengumpat karena tak mampu menahan nafas
lebih lama lagi. Walhasil, ketika kepalanya mulai berkunang-kunang,
istri Marwan itu buru-buru membuka mulutnya guna menghirup udara segar.
"Puuuuaaaaahh..." Buru-buru Citra membuka mulut sebelum kehabisan nafas, " Haaahhh.... Haaahhh...."
"Hehehe... Akhirnya Ibu mempersilakan kontol saya masuk...." Kekeh
Dokter Beno ketika melihat mulut Citra terbuka lebar. Menjejalkan batang
penisnya maju dan menyodok masuk kedalam rongga mulutnya.
HHAAAAPPPP...
"Eeeemmpppphhh...." Lenguh Citra yang tak sempat mengatupkan lagi mulutnya.
"Hehehehe... Berhasil.... " Girang Dokter Beno yang langsung memaju
mundurkan pinggulnya. Menohok tenggorokan Citra dalam-dalam, "Ayo ibu
Citra Sayang... Isep kontol panjangku Buuu... Iseeepp.."
"Aaahh..... Hunggu Hokteerr... Hunggu... " Kaget Citra panik. Sambil berusaha menjauhkan pinggul Dokter Beno dari wajahnya.
"Uudaah..... Langsung kelamutin aja kontol saya Buuu... Hehehe... Enak
kok..." Ucap Dokter Beno yang sama sekali tak mempedulikan ketidaksiapan
Citra. Buru-buru memaju-mundurkan pinggulnya untuk menyetubuhi mulut
pasiennya itu.
CLOK.... CLOKK... CLOK....
Suara penis Dokter Beno menghajar lubang tenggorokan Citra.
CLOK.... CLOKK... CLOK....
Begitu keras. Dan basah...
"AAGHHHH... GAAAG GAAG... GAAG GAAGG..." Jerit Citra tertahan.
"Hehehe... Ibu memang istri yang penurut ya.... Disuruh nyepongin kontol pria lain aja semangat gini..."
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....
"Mulut Ibu memang terasa enak banget Buuu... Saya suka Buuu... Sukaa...
Ssshh... Ooohh.... Bu Citra.. Ga memek... Ga mulut... Sama-sama
enaknyaaa....." Ucap Dokter Beno terus memaju mundurkan pinggulnya.
Berusaha menjejalkan seluruh batang penisnya dalam-dalam ke mulut Citra.
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....
"GAAG GAAG GAAG.... GAAG GAAG GAAG... GAAG GAAG GAAG..."
"Ooohhh... Bu..... Kalo begini terus... Kontol saya bisa cepet ngecrot
nih... Uuuhhhh... Ssshh..." Sodok Dokter Beno tiba-tiba maju. Lalu
mendiamkan kepala penisnya menyumpal tenggorokan Citra selama beberapa
detik
"AAAAGGGGHHHHH...." Pekik Citra kelolodan dengan mata melotot.
"Sebentar ya Bu Citra Agustinaku Sayaang.... Saya pengen ngerasain
pijitan otot kerongkongan Ibu mengurut batang kontol saya lagi...
Hehehe... " Kekeh Dokter Beno yang tetap membiarkan batang penisnya
tenggelam jauh menyodok kedalam tenggorokan Citra.
"GAAAGGGGGHHHH.... GGGGAAAAHHH...." Erang Citra yang merasakan mulai kehabisan nafas.
"Wuuuuiiihh... Buuuu Citraaa... Pijatan otot tenggorokan ini Ibu berasa
kuat banget ya.... Ngempot-ngempotnya... Mirip memek Ibu... Hehehe..."
Mendapat siksaan pada mulut dan tenggorokannya, Citra mulai panik. Ia
lalu memukul-mukul tubuh dokter tua itu demi bisa bernafas lagi.
"Ehh... Eh... Maaf... Saya kelupaan nyabut...Hehehe... " Kekeh Dokter
Beno setelah melihat tubuh Citra mulai mengejang-kejang kehabisan nafas
buru-buru mencabut batang penisnya, "Habis... Mulut Ibu berasa enak
banget Buuu... Hehehe...".
"PUUUAAAAAHHH... UHUK... UHUK...UHUKK......"
Dengus Citra gelagepan begitu penis Dokter Beno tertarik keluar dari
mulutnya. Buru-buru ia menghirup udara sebanyak-banyaknya sambil
terbatuk-batuk, "Kamu kebanget banget Dok.... Uhuukk... Uhuukk...
Uhuukk..."
"Hehehe... Salah sendiri mulut Ibu bisa nelen semua kontol saya Bu... Jadinya saya khan kebablasan..."
" Uhuukk... Uhuukk...Tapi khan bisa pelan-pelan nyodoknya Dok... Gausah sedalem tadi... "
"Ya kalo nggak dalem... Mana bisa enak Bu... Hehehe..." Celetuk Dokter
Beno yang kemudian kembali menyodokkan batang penisnya kedalam mulut
Citra.
"HAAP....GAAAGGGGGHHHH.... GGGGAAAAHHH...."
"Wuuuoohh... Enaknya Buuu...." Sodok dokter mesum itu semakin dalam, "Bikin pengen ngecrot aja..."
"AAAGGGHHH... " Jerit Citra tertahan, "HOKTEEEE... AAAAGGGHH... HELAN-HELAN...." Jerit Citra dalam siksaan.
Karena ingin mendapat pijatan dari otot kerongkongan Citra lagi, Dokter
Beno mendiamkan sejenak batang penisnya di dalam mulut Citra sambil
terus menggerakkan pinggulnya maju mundur.
"GAAAGGGGGHHHH.... GGGGAAAAHHH... GGGGAAAAHHH... GGGGAAAAHHH..."
Tanpa henti, Dokter Beno terus mengulang siksaan batang penisnya pada
mulut Citra. Membuat Citra yang masih tak berdaya karena baru saja
menjalani operasi itu semakin kelojotan menerima semua perlakuan
mesumnya.
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....
"Ooohh... Ssshhh.... Bu Cittraaa... Ngentotin mulut Istri orang memang
terasa lebih enak ya Buuu... Haah... Haah... Haah..." Lenguh Dokter Beno
keenakan sambil terus menggoyangkan pinggulnya kencang, " Haah...
Haah...Bikin kontol saya pengen ngecrot... Buuuu.... Ooohh... Ooohh...
Ooohh..."
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....
"GAAAGGGGGHHHH.... GGGGAAAAHHH... GGGGAAAAHHH... GGGGAAAAHHH..."
"Saya keluarin sekarang aja ya Buuu... Saya ngecrotin mulut Ibu....
Ooohh.. Sumpat Buuu... Mulut Ibu memang terasaaa enaaakkk.... Sshh...
Enaaakkk.... "
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK...
CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK....
CLOKK... CLOK....
"Saya ngecrot ya Buuu..." Lenguh Dokter Beno yang tiba-tiba menyodokkan
seluruh batang penisnya kedalam mulut Citra. Membuat ibu muda itu
menggelepar hebat dengan mata melotot lebar, "Terima semprotan pejuhku
Buuu....Oooooohhhhhhsssss..."
CLOK.... CLOKK... CLOK.... CLOK.... CLOKK... CLOK....
"HHHAAARRRRRRRGGGGGHHHH....."
Teriak Citra kesakitan karena mendapat sodokan batang penis Dokter Beno.
Ia tak mengira jika dokter tua itu bakal menyiksa mulutnya sekejam itu.
"Ooohh.... Saya keluar Buuuuu...." Dengus Dokter Beno yang setelah
membenamkan habis seluruh batang penisnya ke mulut Citra. Sebelum
akhirnya, lahar panas penis dokter mesum itu menyembur kencang memenuhi
seluruh rongga mulut Citra.
CRROOT... CROOTT...CRROOCOOOT...CROOOTT.. CROTTT... CROOOTT... CROOOTTT...
"Ooohhh... Mulut Ibu.... Sssshhh... Barasa enak bangeet Buuuu..." Ucap
Dokter Beno yang kemudian mendiamkan seluruh batang penisnya didalam
mulut Citra. Melepas seluruh persediaan spermanya hingga tetes
terakhirnya sembari merasakan kedut nikmat orgasmenya.
CRROOTCROTTT... CROOOTT... CROOOTTT...
"Ooohhhh... Sssshhh... Istri orang memang berasa enak banget ya Bu....
?" Puji Dokter Beno yang kemudian mencabut batang penisnya dari mulut
Citra.
"PUUUAAAAAHHH... UHUK...UHUKK......NGENTOT LO DOK....UHUK... UHUK.... "
Umpat Citra emosi karena tak mengira bakal mendapat siksaan yang begitu
menyakitkan dari dokter mesum itu, "UHUK...
UHUK...UHUKK......UHUUUKKK....JUH... JUH... CUIHH..... " Tambahnya lagi
sambil membuang semua sperma Dokter Beno yang berada di mulutnya.
"Wuidiiihh... Ibu Citra....?Kok Ibu bilang ngentot ke saya....?" Tanya
Dokter Beno kaget, "Memangnya... Ibu udah nggak sabar pengen saya
entotin yaaa....?" Goda Dokter Beno sambil menggelitik vagina Citra
lagi.
"Udah aaahh... Jangan macem-macem lagi deh..." Emosi Citra makin meninggi
"Hehehe... Ibu kalo marah... Makin keliatan seksi loohhh... " Goda
Dokter Beno yang kemudian berpindah ketubuh bawah Citra dan langsung
menjilat vagina Citra kuat-kuat.
SLUURP.... SLUUPP... CUP... CUPPP... SLUURPPPP....
" Ck.... Ck.... Ck.... Lendir memekk Ibu begitu banyak ya...? Banjir banget Buuu..."
CUP... CUPPP... SLUURP.... SLUURP.... SLUUPP... CUP... CUPPP... SLUURPPPP....
"Huuuooohhh... Dokteeerrr...." Lenguh Citra kaget, "Geli Dokteeerrr...."
"Hehehe... Berarti... Otot dan syaraf perasa memek Ibu... Masih normal
semua.... " Ucap Dokter Beno terus menghisap lendir vagina Citra,
"Sepertinya nggak ada pengaruh dengan bekas operasinya..."
"Stop Dokter... Stop.... Udah... Jangan jilatin memek saya Doookk...."
"Looohhh...? Kok jangan....?" Khan saya belum nyobain lubang Ibu ini...?
Hehehe...." Kekeh Dokter Beno sambil mengilik-kilik liang vagina Citra
yang terus membasah sembari menyeruput lendir vaginanya.
CUP... CUPPP... SLUURP.... SLUURP.... SLUUPP... CUP... CUPPP... SLUURPPPP....
"Ssshhh... Jangan Doookk.... Jaangaaaan... Eemmmpphhh... Memek saya
masih sakit.... Masih belom bisa dipake....Ssshh.. Lagian....Masih ada
selang kencingnya juga... Ssshh... Jangan ya Doookk....."
"Hmmmm... Gitu ya...?" Tanya Dokter Beno sedikit berpikir sambil memiring-miringkan tubuh Citra.
"Hiya Dok... Jangaaann sodok memek saya..." Panik Citra kebingungan.
"Hmmm... Oke... Sementara ini saya nggak bakal nyodok lubang memek Ibu..."
"Ooohh.. Makasih Doookk..." Lega Citra agak tenang.
"Tapi... Hehehe...." Tiba-tiba Dokter Beno tersenyum cabul sambil
melirik kearah lubang pembuangan Citra, "Saya maunya nyodok lubang Ibu
yang lain.."
"Haaa...? Dokter mau nyodok anus saya Dok...?"
Home
Cerita Eksibisionis
Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 30 |
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar