Udara segar dan kabut tipis menyelimuti sebuah villa di kota Garut. Pagi
 itu tampak para penghuni villa sudah beraktivitas sebelum fajar 
menyongsong. Hanya saja, di sebuah kamar terdapat seorang anak yang 
masih tertidur lelap.
Heeyy bayu.. heey ..bayuu... bangunn.. udah pagi nih.. ayo bangun ucap seorang ayah sambil menepuk pundak anaknya.
apaa sihhh paapaa aku kan masih ngantukkk bangett gerutu bayu
Kita harus pulang ke rumah pagi ini de.. papa harus nyelesaiin 
pekerjaan kantor papa yang harus diserahin besok... ucap ayahnya 
kembali.
Ohhhhh ucap bayu malas
Karena bayu anak yang baik, Bayu yang masih terlihat kusut dan malas itu
 bergegas turun dari tempat tidurnya yang acak-acakan. Terlebih, Ia 
lihat ayahnya yang sudah rapi mengenakan kemeja dan celana panjang 
berbahan kain. Melihat ayahnya tersebut,  Ia lekas mengambil handuk dari
 tasnya lalu menuju kamar mandi. Sementara itu Ayah bayu, haris, kembali
 ke kamar. Tampak nia, sang istri, yang tampak anggun dengan blusnya 
sedang  membereskan perlengkapan mereka.
Jadi kita pulang hari ini mas? Gak ada jalan jalan dulu gitu? tanya nia
Iya nih. Besokkan aku harus ngantor. Harusnya hari ini juga aku 
ngantor, tapi karena pak arso ngasih izin ya gak masalah jawab haris 
sambil membantu nia.
Tapi, kita gak jalan-jalan dulu mas? tanya nia kembali
Lah kamu sama bayu bukannya udah jalan-jalan? Lagipula kan aku udah 
bilang, aku ke sini tuh nyusul mau jemput kamu. Nah, kebetulan pak arso 
ada urusan sama villanya yang kebetulan di Garut..jadinya bisa bareng 
deh
Ohh gitu yaa mass jawab nia pelan
Sementara itu Bayu dengan handuk dipundaknya tampak kebingungan di depan
 pintu kamar. Dia bingung di mana kamar mandi. Wajar saja semalaman 
hampir semua aktivitasnya dihabiskan di kamar. Sebetulnya Ia hendak 
bertanya pada orang tuanya, tetapi dia amat malas. Maka, dengan sok tahu
 ia berjalan ke arah lantai bawah. Tiba-tiba,
Hey bayu, Mau kemana kamu? Kok bingung gitu? ucap Pak Arso
Eh?! Bosnya papa. Ini om, bayu mau tanya, bayu kan mau mandi, kamar mandinya mana ya? tanya bayu polos
Itu di pojok dekat ruang makan. Tapi kenapa kamu gak gunain kamar mandi atas aja?
Oh ada ya om? Soalnya di atas pintu ruangannya ketutup semua mana tahu bayu ada kamar mandi sahut bayu
Oh yasudah. Karena udah di bawah, gunain kamar mandi bawah aja jawab pak arso tersenyum.
Oke deh. Bayu mandi dulu ya om
Iya bayu balas pak arso
Bayu langkahkan kakinya ke kamar mandi yang baru saja ditunjukkan bos 
papanya, pak arso. Di depan pintu kamar mandi, pikiran anak itu 
terhanyut sejenak. Ia jadi ingat apa yang dilihatnya semalam. Pak arso, 
lelaki kurus kekar itu telanjang bersama tubuh mamanya. Keduanya saling 
memeluk satu sama lain. Tapi anak itu benar-benar tak paham,
Yasudahlah ucap bayu sambil masuk ke kamar mandi.
Ia basahi seluruh tubuh mungilnya. Sesekali pikiran yang menghantuinya 
itu kembali datang . Lalu Ia sirami saja kepala beserta rambutnya dengan
 harapan pikirannya tersebut sirna terbawa air. 
Di lain hal, 
Mas, udah gak ada lagi kan yang ketinggalan? ucap nia sambil duduk menatap suaminya yang masih berberes.
Ya, udah nih balas haris sambil menyudahi aktivitasnya.
Ya udah kita keluar yuk? ajak nia
Iya
Haris dan nia keluar kamar sambil membawa barang bawaan mereka. Mereka 
menengok sang putra di kamarnya. Hanya barang bawaan bayu yang mereka 
lihat. 
Kemana si bayu? tanya nia pada haris.
Itu dia jawab haris sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah bayu
De.. cepetan pakai pakaian gih. Kita harus segera balik ke jakarta ucap nia kepada bayu
Hah? Kita gak jalan-jalan dulu ma?
Kamu kan udah jalan-jalan sama mama. Ngapain jalan-jalan lagi timpal haris
Emmmmm.. ya udah deh paa
Eitts satu lagi dee.. jangan lama-lama pakai pakaiannya yaa de! Papa 
mama tunggu di bawah ucap haris sambil mengajak istrinya ke bawah.  
Bayu tidak bisa membantah ucapan sang ayah bahwa sebenarnya dia belum 
jalan-jalan bersama mamanya. Kalaupun sudah, itu juga tersesat. Padahal 
dia bisa dengan mengungkap kebenaran sebenarnya. Namun dia ragu untuk 
mengungkapkan. Baginya ada waktu yang tepat untuk mencurahkan isi hati 
kepada ayahnya. Dia lebih memilih mengenakan pakaian dan membereskan 
barangnya yang tak banyak itu. Lalu ia segera susul kedua orang tuanya 
yang menunggu di bawah. 
Di bawah haris dan nia duduk bersama. Mereka menunggu sang putra 
kesayangan. Tak lama putra mereka pun muncul. Segera mereka beranjak 
berdiri dan mengajak bayu untuk berpamitan kepada pemilik villa 
sekaligus atasan haris, pak arso. 
Sementara itu pak arso sedang istirahat di kamarnya. Tubuhnya sedang 
rebah di atas kasur. Telapak tangan kanannya ia letakkan di atas dahi. 
Sesekali ia memejamkan mata sesekali pula ia membuka matanya. Entah apa 
yang sedang dipikirkannya. 
Adddduuhhh sialannn ini kontol pengeenn ngentottt istriinya hariss lagiii..gimana aduhhh ucapnya dalam kamar.
Tiba-tiba, 
Pak Aarrsoooo kita mau pamit pulang dulu nnihhh! ucap haris dengan nada keras ke arah kamar pak arso.
Mendengar ucapan itu pak arso cukup terkejut. Buru-buru dirinya keluar kamar.
 Eh buru buru banget ris. Ini juga masih pagi. Gak jalan jalan dulu? ucap pak arso sambil menghampiri haris
Gak usah pak, saya buru-buru. Lagipula bayu besok harus sekolah 
sedangkan saya harus menyelesaikan pekerjaan yang musti diserahin ke 
bapak besok 
Ohh kalo masalah itu kamu mah gak usah khawatir kalii. Saya kan atasan kamu. Bisalah saya atur sahut pak arso tersenyum
Ah bapak bisa aja. Tugasnya banyak begitu bapak bilang bisa diatur 
hehehe. Yaudah pak saya pamit dulu ya ucap haris sambil menyodorkan 
tangannya ke tangan pak arso  
Akhirnya leluarga itu berpamitan dengan pak arso. Masing-masing dari 
mereka menyalami laki-laki itu. Tak terkecuali, nia. Ketika menyalami 
pak arso, pak arso menyalaminya agak lama. Laki-laki itu meremas telapak
 tangan istri anak buahnya tersebut. Namun nia segera menarik telapak 
tangannya. Ia buru-buru keluar dari dalam villa bersama suami dan 
anaknya.
Pak arso membimbing keluarga itu keluar villa. Sesampai di luar, pak 
arso hanya berdiri di depan pintu utama villa miliknya. Ia memandang 
haris bersama keluarganya sedang mendekati mobil mereka yang terparkir. 
Lalu ia lihat  keluarga haris secara bersamaan masuk ke mobil. Tak lama 
kemudian, mobil itu melintas  di depannya. Ia melihat haris dan keluarga
 membuka kaca mobil sambil memberi lambaian perpisahan. Pak arso hanya 
tersenyum dan sedikit berucap,
Addduuuhhhh mustii gue pikiirinn nihh gimana caranya biar bisaa nidurin
 bininya si hariss lagii urghhh ucap pak arso pelan sambil mengelus 
penisnya 
#########
Keluarga haris pun meninggalkan villa pak arso. Di dalam mobil, nia 
duduk di sebelah haris yang sedang menyetir, sedangkan bayu duduk 
seorang diri tepat di belakang ayahnya.  Sepanjang perjalanan mereka 
saling bercakap santai, tentang siapa pak arso, sekolah bayu besok, dan 
perjalanan nia bersama bayu. Berbicara mengenai perjalanan nia bersama 
bayu, nia banyak berbohong kepada suaminya. Bayu hanya tersenyum saja 
melihat cerita bohong mamanya.  Hingga ketika obrolan menjadi sunyi,
Pa, aku mau tanya deh? ucap bayu
tanya apa de.. jawab haris
iya nih kamu mau tanya apa jawab pula nia sambil menatap mata bayu
Emmmmm nggak jaadi deeh 
Bayu mengurungkan niatnya untuk bertanya. 
Tatapan mata mamanya seolah-olah melumpuhkan niatnya untuk bertanya kepada sang ayah. Entah apa yang bayu ingin tanyakan.
Tak lama kemudian telepon genggam haris berdering. Dengan tangan 
kanannya ia jawab panggilan tersebut. Tampaknya yang menghubunginya 
seorang laki-laki.
Ohhh ayahh, kenapa yaa yah?
Besok? Yasudah yah, boleh kok 
Enggak, gak ngerepotin toh yah, orang aku anakmu juga
Iyaa, yasudah yahh nanti aku izin sebentar samaa kantor.
Begitulah ucapan haris yang didengar oleh istri dan anaknya. Mereka pun penasaran. 
Siapa sih mas? tanya nia
Itu,,, ayah mau ke rumahh kita besok jawab haris
Lah bukannya besok kamu ngantor?
Aku nanti izin sama kantor sebentar aja sahut haris
ada apa yaa mas kira-kira? 
Biasalah ayah. Pasti lagi marahan sama ibu. 
Ayah memang suka begitu kalau lagi marahan sama ibu. Dia suka kabur dari rumah nyari tempat bermalam terang haris
 Kakek mau ke rumah paa? tanya bayu
Iyaaaaa, memang kenapa? 
Assyiiiikkkkkkk adaaa kakkekkkk, asyiiikk, ada kakek, ada kakek sorak bayu kegirangan
Bagi bayu, kehadiran sang kakek mengusir kebosanannya di rumah. Dia yang
 tidak boleh diizinkan bermain di luar rumah seusai pulang sekolah 
setidaknya dengan kehadiran kakeknya ada yang menemani bermain. Itulah 
sebabnya mengapa bayu amat bahagia mendengar kakeknya akan berkunjung. 
Waktu pun lalu...
Kendaraan pribadi milik keluarga haris tiba di rumah mereka siang hari. 
Serentak mereka keluar dari mobil sambil membawa barang bawaan 
masing-masing ke dalam rumah. Rumah mereka tampak masih utuh dan rapi. 
Sofa dan televisi di ruang tamu sebagai ruangan yang dekat dengan pintu 
keluar mereka terlihat masih utuh tidak dicuri mungkin hanya sedikit 
berdebu.  Ruang makan mereka juga demikian tidak ada makanan yang 
tersedia di meja makan. 
Keringat yang melekat di tubuh membuat mereka lekas langsung berganti 
pakaian. Kecuali haris, ia lebih dahulu menyalakan listrik yang sempat 
diputuskan sebelumnya. Barulah, dirinya berganti pakaian. Bayu mengganti
 pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Begitu juga ayahnya. 
Sebelumnya sang ayah  memakai kaos berkerah, kini ia mengenakan kaos 
singlet dan celana pendeknya. Sedangkan nia, sang mama,  tampil seperti 
biasanya.  Dia sepertinya gemar memperlihatkan anggota tubuhnya. Dia 
menggunakan kaos ketat yang membusungkan dadanya dan celana pendek yang 
amat memperlihatkan paha putih mulusnya. 
Tak banyak aktivitas yang dilakukan keluarga itu setiba di rumah.  Nia 
sibuk membersihkan rumah, Haris tertidur di kamar, sedangkan bayu 
memilih sibuk bermain playstation di kamarnya.
Hingga sore pun  tiba,
Hoaaaaaaaheeeeeemmmm.... ngantuk nihh. Capee juga yaaa main ps 
sendirian aduhhh  ucap bayu sambil memijat-mijat sendiri tangannya yang
 sedikit pegal.
Bayu menyudahi aktivitasnya sebentar. Mulutnya yang menguap memberi 
kesan ia mengantuk. Namun ia menoleh ke jam dinding rumahnya. Ternyata, 
sudah sore. Kebetulan sejak tadi dia belum minum karena terlalu sibuk 
dengan perangkat elektronik yang dimainkannya. Maka, bergegas ia bangkit
  dari duduknya dan berjalan keluar kamar.  Usai keluar kamar, 
pemandangan tampak begitu sepi. Ia terheran kemanakah gerangan kedua 
orang tuanya. Ia berpikir mungkin mamanya sedang membeli sesuatu di luar
 dan ayah sedang tidur.  Cara berpikir positif tersebut membuatnya tak 
peduli. Lantas, ia berjalan ke arah dapur yang letaknya berdekatan 
dengan kamar mandi.  Ia ambil gelas di rak piring  dapur itu. Tiba-tiba 
dia mendengar desahan dari kamar mandi. Desahan itu rasanya pernah ia 
dengar. Maka, ia mencoba mengintip ke dalam kamar mandi. Dan, dia 
melihat mulut sang mama yang seolah merintih. Tubuhnya mamanya bersandar
 ketembok. Tangan kanan mamanya tampak menyentuh sesuatu di bagian 
bawah. Sedangkan, tangan kiri sang mama meremas buah dadanya yang 
sebelah kiri. Sambil menyentuh bagian tersebut mamanya mendesah dan 
menggoyangkan tubuhnya sendiri. 
Ahhhhhh ahhhhhh pakkk bejoooo soddookk memek niaa paakkk teruss ahhhh yang daleemmmm pakkk ahhhhh
Pak arsooooo iseeepp tete nia paaakkkk ahhhhh ayooo ahhhhh yangg kuat pakkkk ohhhh
Bayu menggaruk kepalanya. Ia makin bingung. Ketika bersama seseorang 
dalam keadaan bugil mamanya mendesah, kini seorang diri dalam keadaan 
bugil juga mendesah. Sebenarnya apa yang dilakukan sang mama. Selain itu
 dia juga bingung kenapa pula mamanya memanggil-manggil nama pak bejo 
dan pak arso, bos ayahnya. 
Ahhh sudahhlahh, mendingan buruan minum terus balik lagi main ps gumamnya dalam hati.
Lalu bayu dengan gelas yang sudah di tangannya ia mengambil air minum di
 dispenser dekat ruang makan. Usai melepas dahaga, kembali ia 
melanjutkan aktivitasnya bermain game di kamar. Tak beberapa lama, pintu
 kamarnya terbuka. 
Bayu.. udahan main playstation-nya. Kamu mandi dulu sana ucap nia kepada putranya.
Bayu tidak menoleh ke wajah sang mama. Dia malah sibuk memperhatikan 
layar televisinya yang sedang dipergunakan untuk bermain game. Dia juga 
begitu cuek dan tak menggubris perintah mamanya. Itu membuat mamanya 
kembali mengingatkan. Kini dengan suara yang agak keras. 
Udahh dee main psnya, besok kamu sekolah. Kamu mandi dulu gih sana terus belajar
Suara sang mama yang berulang kali mengingatkan dan kini lebih keras membuat anak itu dengan kesal mematikan playstationnya.
Iya maaaa iyyaaaa ini bayuu matiin psnya nihh ucap bayu dengan kesal 
Usai mematikan playstation-nya, ia melihat mamanya berdiri di depan 
pintu kamarnya. Sang mama hanya mengenakan handuk yang melilit 
ditubuhnya. Bayu sedikit terpesona, namun dia segera tersadar itu orang 
tuanya. Lantas kemudian ia lekas segera menunaikan perintah orang 
tuanya, yaitu mandi.  Sementara nia seusai melihat putranya mematikan 
dan membereskan playstation-nya langsung berjalan ke arah kamar. 
Rutinitas keluarga itu sore hari berjalan sebagaimana keluarga pada 
umumnya. Ayah bayu, Haris, yang sejak siang hari tertidur sudah bangun. 
Ayahnya yang hari ini izin libur, lekas membersihkan diri karena 
pekerjaan kantor yang harus diserahkan besok sudah menunggu. Sementara 
bayu, usai mandi, ia terlihat  sibuk di kamarnya. Dia sedang 
mempersiapkan segala sesuatunya untuk sekolah besok.  Nia tampak sedang 
mempersiapkan makan malam untuk dirinya berserta anak dan suaminya. 
Begitulah rutinitas itu berjalan hingga pun malam tiba.
Malam harinya tepat pukul setengah delapan malam keluarga itu tampak 
makan bersama. Tidak ada yang istimewa malam itu, kecuali percakapan 
tentang kedatangan kakek bayu besok dan besok bayu harus sekolah. Makan 
malam yang bernuansa kekeluargaan itu pun usai begitu cepat tanpa 
terasa. Usai makan malam,  Nia dan haris kembali ke kamar begitu pula 
bayu. Di dalam kamar bayu sekilias melihat buku pelajaran yang akan 
dibawanya besok. Langsung saja ia pelajari hingga waktu menunjukkan 
pukul 9 malam. Selanjutnya ia lekas tidur agar tidak bangun terlambat 
besok pagi. 
Dalam tidurnya ia  bermimpi. Bermimpi tentang sesuatu yang terjadi masa 
lalu. Dia bermimpi melihat aktivitas mamanya bersama pak bejo dan pak 
arso dalam keadaan bugil. Mamanya merintih dan mendesah. Awalnya 
rintihan dan desahan itu pelan, namun makin lama makin kencang.  Tak 
hanya itu, dia juga bermimpi tentang aktivitas mamanya di kamar mandi 
tadi sore. Sang mama mendesah dan menggoyangkan tubuhnya sendiri. Mimpi 
tersebut berlangsung selama dia tertidur  
Hingga fajar pun tiba..
Kok basah ya? Udah gitu lengket lagi. Apaaan sih ini? ucap bayu 
setelah melihat dan meraba bagian celana depannya yang basah.   
Nah loh???
      
     
     
                                        Home
                                      
Cerita Eksibisionis
Nia Mamaku Hamil
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 4 Mama dan Kakek Part 1
Langganan:
Posting Komentar
                            (
                            Atom
                            )
                          
0 komentar:
Posting Komentar