Tempat Yang Aman
###########
Di sebuah kamar seorang wanita bermandi keringat bersama dua orang
lelaki tanpa sehelai busana pun di atas satu ranjang yang sama. Wanita
itu masih terbangun di atas ranjangnya sementara dua laki-laki yang
bersamanya tampak sudah terlelap dengan wajah amat lelah. Ya, wanita itu
adalah Nia. Nia tidak ikut tidur melepas lelah usai berhubungan badan
dengan pak broto dan pak arso yang sudah terlelap lebih dulu setelah
menyetubuhi dirinya. Ia masih sibuk membersihkan mulut dan vaginanya
yang dipenuhi oleh sperma pak broto dan pak arso yang berejakulasi di
kedua bagian tubuhnya itu. Sambil membersihkan, tatapan matanya
memandangi dua lelaki yang berbaring pulas di dekatnya. Terlebih nanar
matanya mengarah ke pak broto, Begitu serius ia memandangi lelaki yang
telah memberinya tempat bernaung sementara. Hanya saja entah apa yang
dipikir ibu satu orang anak tersebut.
Nia segera beranjak dari ranjang yang baru saja menjadi medan
pertempuran manusia bergumul satu sama lain. Ia mengambil pakaian
tidurnya yang terletak di sisi kanan bawah ranjang. Tubuhnya yang padat
dan sintal lantas ia tutupi dengan pakaian yang baru saja ia ambil itu.
Tanpa berpikir lama setelah mengenakan pakaian, nia meninggalkan kamar
tersebut sekaligus rumah kayu dan tua milik pak broto. Ia berjalan pelan
langkah demi langkah menuju tempat kosnya kembali. Bayu kemana ya?
pikir nia ketika membuka pintu. Wanita itu tak melihat sang putra di
ruang depan tempat kosnya. Padahal, sebelumnya ia melihat bayu sedang
tertidur di lantai dengan buku-bukunya. Lantas ia tutup rapat-rapat
tempat kosnya. Setelah itu ia langsung menuju kamarnya untuk mengecek
apakah bayu ada di dalam. Dan ternyata anak itu sudah berbaring
tengkurap di atas kasur. Nia menarik nafas lega. Ia susul sang anak
dengan berbaring di sebelahnya. Wanita itu berpikir sejenak sambil
mencoba menutup matanya untuk beristirahat. Sementara sang anak di
sebelahnya hanya memejamkan mata. Padahal anak itu belum tertidur. Dia
terengah-engah usai berjalan terburu-buru dari rumah pak broto setelah
baru saja menyaksikan untuk kesekian kalinya persetubuhan sang mama.
De, ade, bangun sebentar de. Mama mau ngomong ucap nia mengelus kening sang putra
hoaaaaheeem.....Ada apa sih maaa?, aku kan masih ngantuk banget jawab bayu yang sebenarnya pura-pura sedang tidur.
Emmm..... besok kamu gak usah sekolah dulu ya de terang nia
Lantas bayu menoleh ke wajah sang mama,loh kok gitu ma?
Iya, besok kita pindah dari sini. Kita bakal ke rumah tante mira nia menjelaskan dengan lembut
Bayu terdiam sejenak. Anak itu dalam hatinya begitu bahagia karena ia
bersama sang mama akan segera meninggalkan tempat kos. Bagi bayu, ini
berarti sang mama tidak akan lagi berkeharusan untuk berhubungan badan
dengan pak broto. Itu juga berarti lepas sudah ketergantungan ia dan
mamanya dengan lelaki paruh baya tersebut. rumah tante mira kan jauh
maa dari sekolahku, kenapa kita gak pulang ke rumah aja maa biar kita
bisa tinggal sama papa lagi sahut bayu kepada sang mama dengan mata
masih mengantuk.
Bayu, mama kan udah bilang. Mama gak mungkin lagi tinggal sama papa.
Udah berapa kali mama jelasin sih kesal nia pada sang putra.
yahh mama gerutu bayu kecewa
Yaudah de kita tidur sekarang. Besok pagi-pagi banget kita harus
meninggalkan tempat ini timpal sang mama tidur membelakangi bayu
Malam itu nia tertidur lebih dahulu ketimbang putranya. Bayu belum tidur
lagi. Ia masih memikirkan kemana gerangan akhir cerita kehidupannya
akan berujung kalau terus begini. Ia masih berharap keluarganya dapat
utuh kembali, walaupun peluang itu kelihatannya kecil. Di balik itu
semua, ia bersyukur akan pergi dari rumah pak broto, lelaki yang mau
menikahi sang mama. Tak lama anak itu menyusul sang mama yang sudah
terlelap.
Di rumah pak broto, pak arso tampak mengucek-ngucek matanya. Lelaki yang
juga atasan haris tersebut nampak terbangun di ranjang yang baru saja
ditinggalkan nia. Ia melihat nia sudah tidak ada lagi di kamar itu.
Lekas ia mengambil sarung lusuh pinjaman pak broto yang tergeletak di
sisi ranjang.
Pak broto, pak broto, bangun pak. Nia kok udah gak ada di sini? teriak
pak arso membangunkan musuh yang telah menjadi kawannya tersebut
Alaaaahhh dia udah balik pak ke tempat kosnya sahut pak broto lemas masih mengantuk
Hooohh. Yasudah pak. saya pulang dulu pak. Pakaian saya di mana ya? tanya pak arso memakai sarungnya
Itu pakk di bangku ruang tamu depan jawab pak broto tampak menoleh
Lekas memakai sarungnya, pak arso langsung mengambil pakaiannya di ruang
tamu depan rumah pak broto. Buru-buru lelaki itu mengenakannya karena
ia akan segera pulang ke rumah. Setelah mengenakan pakaiannya ia pergi
meninggalkan rumah pak broto menuju mobil sedannya yang terparkir di
halaman. Sebelum masuk ke mobilnya, ia menatap tempat kos nia.
Ini belum berakhir nia sayang..... hehe. Sampai kamu mengandung anakku gumamnya dalam hati
Masuklah pak arso ke mobilnya. Tak beberapa lama meluncurlah pak arso
meninggalkan tempat yang baru saja disinggahi untuk melampiaskan nafsu
birahinya.
Keesokan pagi,
Pagi-pagi buta dengan dibalut daster yang sama seperti semalam, nia
sudah terbangun. Terlihat ia membereskan dan memasukkan seluruh
perlengkapan dan pakaiannya ke plastik dan tas besar. Ia pastikan tidak
ada lagi yang tersisa di tempat kosnya. Ia juga sekalian memasukkan
perlengkapan dan pakaian bayu ke sebuah plastik dan ransel. Setelah itu
ia berganti pakaian langsung tanpa membersihkan dirinya usai bersetubuh
semalam. Ia mengganti pakaiannya dengan kaos berkerah berwarna dengan
celana jins ketat panjang menutupi bagian bawah tubuhnya. Setelah itu,
ia membangunkan sang anak dengan tergesa-gesa.
De, ayo bangun de. kita musti berangkat sekarang nih ucap nia dengan nada agak keras
Addduhhh mamaaaa.... kok buru-buru banget sih. Ke rumah tante mira kan gak harus pagi-pagi begini juga maa keluh bayu
Udaahhh buruan bangunn deee... lihat tuh barang-barang udah mama siapin
semua sahut nia kepada putranya seraya menunjukkan semua barang yang
sudah dibereskannya.
huuuuhhh iyaa maa bayu menarik nafas
Anak itu lekas terbangun. Ia lekas mencari handuknya, tetapi handuk anak itu sudah dimasukkan ke ransel miliknya.
Ma, handukku mana? tanya yang sudah beranjak dari kasur
Gak usah mandi de, kita musti buru-buru nih sahut sang mama yang masih memeriksa satu per satu seluruh kelengkapan
gakk mau maaa. Aku mau mandi pokoknya. Kalo gak mandi bau kesal bayu
Yaudah sana mandi. Itu handuknya di ransel kamu, bawa baju sama celana
kamu sekalian biar langsung dipakai di kamar mandi jawab nia
iyaa maa balas bayu membuka ranselnya
Bayu mengambil handuk, kaos kerah berwarna hitam, celana dalam hitam,
dan celana jins panjang dari ranselnya. Lekas semuanya itu ia bawa ke
kamar mandi.
Sementara nia sedang mengecek keuangannya. Uangnya akan habis sekali
pakai untuk berkunjung ke rumah sang kakak dengan menggunakan taksi.
Memang tidak ada pilihan untuk ibu satu orang anak itu. Barang bawaan
memaksanya untuk menggunakan taksi agar lebih nyaman. Lagipula ia yakin
sang kakak akan membantu keuangannya. Selama ini ia tidak memilih
bernaung di rumah kakaknya selepas pergi dari rumah karena ia khawatir
akan membebani sang kakak. Namun karena keadaan mendesak, tidak ada
pilihan lain bagi nia kecuali sang kakak sebagai tempat tinggal
sementara untuk dirinya dan bayu.
Cukup lama nia menunggu sang putra mandi hingga ia mencoba mengecek ke
kamar mandi sekalian memeriksa apakah masih ada barang yang tertinggal.
Berjalanlah nia dari kamarnya menuju kamar mandi. Betapa kagetnya
nia.....
uuuhhh mamaaaa, bayyuuu mau ngentott mamaaa maa.... mama mau kan bayu ento ma...... suara pelan bayu dari dalam kamar mandi
Mendengar ucapan sang anak, nia sontak kaget. Entah apa yang membuat
sang putra yang sedang beranjak dewasa itu mengkhayalkan bersetubuh
dengannya. Buru-buru ia kembali ke kamar. Ia berpikir sejenak kiranya
apa membuat bayu demikian. Tak lama wanita itu berteriak,
Dee... buruann mandi-nyaa! Bentar lagi kita harus berangkat! teriak nia
Iyaa maa sebentar lagi! sahut bayu membalas
Sambil menunggu bayu yang sedang berada di dalam kamar mandi, nia
menerka-nerka apa penyebab bayu demikian. Nia agak shock mengetahui hal
itu. Bagaimana mungkin anak kandungnya sendiri itu ingin menyetubuhinya
yang merupakan ibu kandungnya. Nia akan berusaha menyelidikinya. Ia
lupakan sejenak persoalan bayu. Nia mengeluarkan seluruh barang yang
akan dibawanya satu per satu ke luar tempat kos. Dan, di luar tempat
kos, langit pagi masih gelap. Cahaya mentari belum menampakkan sinarnya.
Nia mencoba tarik nafas dalam-dalam udara pagi yang masih segar itu
seraya merehatkan pikirannya sejenak. Setelah itu, barulah ia keluarkan
barangnya satu per satu.
Ketika barang terakhir nia keluarkan, keluarlah bayu dari kamar mandi dengan pakaianya yang sudah rapi ia kenakan.
Maa... aku udah siaapp ucap bayu menunjukkan dirinya kepada sang mama
Yaudah yuk kamu buruan keluar. Mama mau tutup pintu kosnya jawab nia di depan pintu tempat kosnya.
Iya maaa sahut bayu
Setelah bayu keluar, nia menutup pintu kosnya tersebut. Lalu kuncinya ia letakkan begitu saja menggantung di pintu.
De, kamu tunggu sini dulu yaaa. Mama mau cari taksi dulu ke depan terang nia kepada putranya
Okee maa balas bayu.
Nia lantas melangkah meninggalkan bayu yang menunggui seluruh barang
bawaan. Ia berjalan ke arah luar wilayah rumah pak broto untuk mencari
taksi. Selagi sang mama mencari taksi, bayu melamun sejenak entah apa
yang dipikirkan anak itu. Tak beberapa lama datanglah taksi sedan
berwarna biru masuk ke halaman rumah pak broto. Taksi itu kemudian
berhenti pas di depan bayu yang sedang menunggui barang bawaan. Lalu,
pintu bagasi pun terbuka. Sang mama keluar bersamaan dengan supir taksi.
Sang mama menemui bayu. Sementara supir taksi memasukkan seluruh barang
bawaan nia dan bayu ke bagasi. Setelah sang supir memasukkan semua
barang bawaan, nia dan putranya lekas masuk ke taksi disusul sang supir.
Kemudian taksi tersebut meluncur meninggalkan halaman rumah pak broto.
Di dalam taksi bayu bercengkrama dengan mamanya,
Ma, kenapa kita gak pamit dulu ke pak broto? Kan dia udah berjasa banget membantu kita... tanya bayu heran
Emmm gak usah dee. Itu kenapa mama pengen pergi pagi-pagi dan buru-buru banget supaya gak ketahuan pak broto
Lah emang kenapa maa? tanya bayu makin heran
Gapapa. Eh iya nanti pas sampai di rumah tante mira, kamu bakal ketemu
sama sepupu laki-laki kamu jawab nia sambil mengalihkan pembicaraan
Hah? siapa ma? tanya bayu penasaran
Iyaaa... itu anaknya tante mira, mas Jodi... Dia lebih tua dari kamu,
umurnya 18 tahun. Sekarang dia masih kuliah teran nia kepada bayu di
dalam taksi
emmmm bayu mengangguk seolah mengetahui
Jadinya sekarang kamu ada temen mainnya deh ucap nia mencoba menghibur bayu
Yaa semoga ajaa deh maa......... sahut bayu tidak yakin
Taksi itu pun melakukan perjalanan yang lumayan jauh dari tempat kos
nia. Di dalamnya si supir fokus mengemudi, sedangkan bayu dan mamanya
terkadang asyik sendiri, terkadang mengobrol satu sama lain.
Sementara itu pak broto tampak terbangun di ranjang kamarnya.
Hoaahheeeeeeem fuuuuhhhh..... cape juga semalam. Meski begitu, puas deh
ngentot si nia hehe.. ucap pak broto sambil mengenakan sarungnya.
Dasar pak arso, nyelonong kabur aja. Padahal, udah di kasih kesempatan
tempur bareng. Giliran dah nyembur kaga pamit sama sekali sama yang
kasih kesempatan keluh pak broto seorang diri. Padahal, semalam pak
arso sempat pamit. Namun, pak broto mungkin lupa.
Pak broto beranjak keluar kamarnya. Ia memilih duduk di ruang tamunya
sejenak selagi mengambil nafas pagi itu. Selagi terduduk di bangku,
kepalanya ia senderkan ke dinding tembok rumahnya. Lelaki itu memejamkan
matanya kembali, dari mulutnya keluar ucapan pelan..
aduh... Gak sabar nunggu rencana besar pak arso ucap pak broto pelan sambil memulai tidur kembali
--------------------------------------------------------------------------------------------
Tante Mira
Jodii! Hey! kamu bangun! Hari ini kamu kan ada jadwal kuliah! ucap
seorang wanita berhijab kepada lelaki muda yang masih tertidur memeluk
gulingnya.
Nanttii ajaa maa ahhh... masih ngantuk akuu ucap lelaki muda itu melawan
Kamu mau gak lulus satu mata kuliah lagi gara-gara jatah absen habis?! marah wanita berhijab tersebut
Ihhh sih mama bawel banget sih. Iya deh ma iyaa aku bangun nih.. nihh... kesal anak muda itu
Kamu udah gede, kelakuan masih kayak anak kecil aja sahut wanita berhijab kembali
Mama juga... makanya maa, buruan cari papa baru buatku biar mama gak
bawel kayak gini juga timpal anak muda itu bangun dari tempat tidurnya
yang awut-awutan.
Tiba-tiba ketika keduanya masih terlibat perbincangan serius, terdengar
bel berbunyi dan suara wanita memanggil di depan pagar rumah wanita
berhijab tersebut,
Mira.... miraaa, ini akuu niaa sahut nia sambil membunyikan bel berulang kali
Wanita berhijab itu pun langsung turun menuruni tangga rumahnya yang
berlantai dua ketika bel berbunyi dan suara seorang wanita berteriak
tidak begitu jelas di telinganya. Ia berjalan terburu-buru menghampiri
suara tersebut. Sementara lelaki muda itu malah kembali tidur lagi.
Eh kamu niaa.... adikku.. ucap wanita berhijab tersebut membukakan pagar
Iya nih kak mira, aku kangen sama kakak timpal nia
Kamu sendirian? Si bayu mana? tanya wanita berhijab itu.
Ini... ucap nia sambil menunjuk bayu
Eh bayu, adduuhhh tante kangen sama kamu. Gak nyangka ya... dulu
terakhir ketemu sama kamu, kamu masih kecil banget. Sekarang udah agak
gede hehe senyum wanita berhijab sambil menyalami bayu.
Bayu terdiam sejenak ketika wanita berhijab itu menyapanya. Ia mencoba
mengingat siapa wanita itu. Tak beberapa lama barulah ia ingat. Wanita
itu adalah tante mira. Kakak dari mamanya. Padahal kalau dia sadar
sebenarnya mamanya sudah memberitahu kalau dia dan mamanya akan
berkunjung sekaligus pindah ke rumah tante mira. Hanya saja, mungkin
bagi bayu, penampilan tante miralah yang membuatnya lupa. Tante mira
amat berbeda dari sebelumnya. Tante mira tak kalah cantik dengan
mamanya. Dahulu, wanita itu suka berpenampilan persis seperti mamanya,
ya berpakaian ketat, suka menonjolkan aurat tubuh. Namun, kini ia
sedikit terkaget. Tante mira yang ia kenal dulu sekarang sudah berhijab.
Wanita itu mengenakan hijab berwarna putih dengan kaos tangan panjang
dan celana panjang kain berwarna biru.
Tak hanya itu, ia mencoba melihat dan mengingat sejenak rumah tantenya
ketika terakhir ia mengunjunginya terakhir dan sekarang. Sungguh
berbeda, rumah tantenya agak kurang terawat dibandingkan dahulu. Rumah
dua lantai bercat putih itu sudah mulai mengelupas cat dinding rumahnya.
Pikir bayu, wajar saja. Tante mira sudah tidak bersuami lagi. Seingat
bayu, suami tante mira sudah meninggal dunia karena gagal jantung
beberapa tahun yang lalu. Kejadian itu juga sudah cukup lama. Mungkin
kaitannya karena tidak ada lagi suaminya, tante mira mengalami kesulitan
keuangan.
ehh ayo masuk dulu yukk... sini aku bantu sekalian ucap mira sambil membantu barang bawaan adiknya masuk ke dalam rumahnya
Terima kasih kaak balas nia terhadap perlakuan sang kakak
Bayu hanya mengikuti saja pergerakan sang mama masuk ke rumah tante
mira. Anak itu berbarengan bersama mama dan tantenya masuk ke rumah. Di
dalam rumah tantenya, bayu melihat dinding rumah bercat hijau muda.
Penampilannya sangat berbeda jika dibandingkan di luar rumah. Bagian
dalam rumah tante mira, begitu terawat. Di dalam rumah itu bayu melihat
sofa di ruang tamu dan televisi juga. Tak beberapa jauh dari ruang tamu
bayu melihat meja makan beserta kursi-kursinya.
Ayo duduk dulu sini... ucap mira mempersilahkan duduk sambil tersenyum kepada adik dan keponakannya
Iya makasih kak balas senyum nia
Barang bawaan kalian kok banyak banget kayak orang mau pindahan? tanya mira heran
Tiba-tiba nia mengedipkan matanya kepada sang kakak sambil berkata,
nanti aja ya kak kita jelasin nia tersenyum. Mira yang menangkap
sinyal itu langsung membalas, eh yasudah kalau gitu kalian duduk sambil
istirahat saja dulu
Eh iya kak, si jodi mana? tanya nia kepada kakaknya
aduhh iyaaaa. Jod... jodiii... ada tante nia di bawah nih jod... sama bayu... teriak mira memanggil putranya
Mira mencoba memanggil putranya kembali. Namun, tak disahut oleh jodi,
sang anak. Pada akhirnya wanita itu dengan kesal mencoba menghampiri
sang putra.
Maaf yaa jodi memang suka begitu. Dia tadi lagi tidur udah aku bangunin
soalnya udah pagi. Lagipula, dia ada jadwal kuliah juga. Eh, kayaknya
dia tidur lagi nih. Maklum yaa sekarang dia sudah kuliah yaa jadi begitu
hehe...Yasudah aku samperin dulu yaa ucap mira kepada adik dan
keponakannya
Udah gak usah kak... biarin aja.. Dia mungkin cape... nia memakluminya
Emm biarin nia, si jodi memang harus digituin timpal mira yang
beranjak menghampiri sang putra di kamarnya yang terletak di lantai dua.
Bayu hanya terdiam ketika tantenya hendak mencoba memanggilkan saudara
sepupu laki-lakinya. Sebenarnya bayu juga tidak begitu ingat kebersamaan
dirinya bersama sang sepupu ataupun terakhir ia bertemu. Sebaliknya,
bayu justru malah khawatir sepupunya yang diharapkan bisa menjadi kawan
juga, malah cuek padanya.
Tak beberapa lama, muncullah mira bersama putranya yang berambut ikal
dan agak gemuk berkulit sawo matang itu. Jodi namanya. Wajahnya agak
bopengan. Matanya agak sipit menurun dari mata mamanya. Anak itu sedang
memakai kaos hitam dan celana training pendek berwarna biru.
Nih nia, si jodii... ucap mira kepada adiknya
ehh tantee nia... tante apaa kabar? sapa jodi kepada tantenya sambil menyalami
tante baik kok jod. Kamu sendiri bagaimana? nia membalas sapaan.
aku mah selalu baik tante. Eh iyaa ini bayu yang waktu kecil aku temenin main bola kan? ucap jodi melihat bayu
Iya jod, kamu masih inget aja timpal nia kepada keponakannya
Bayu apa kabar? Masih inget sama mas gak? Kamu dulu waktu kecil sering main bola sama mas? ucap jodi mengingatkan
Bayu terdiam. Anak berumur 12 tahun itu tidak ingat sama sekali kenangan
bersama sepupunya. Sebaliknya sang sepupu ingat. Beberapa kali ia
mencoba mengingat namun tak ada memori tentang sepupunya tersebut. Bayu
malah sedang menerka-nerka sifat sepupunya. Menurutnya, jodi adalah anak
yang gampang akrab dengan orang atau mudah bergaul. Selebihnya, bayu
tidak tahu. Cuma itu yang bisa ditangkap bayu dari sikap jodi kepadanya
dan kepada sang mama.
Kok malah diem, bayu? Mungkin kamu lupa yaa... iya juga sih waktu itu
kamu masih umur empat tahun senyum jodi kepada sepupu mudanya
Iya mas. aku lupa. Malah gak keinget sama sekali hehe senyum bayu kepada sepupu tuanya
Kamu sekarang kelas berapa? tanya jodi sambil menatap mata bayu
kelas 6, mau naik smp mas jawab bayu tersenyum
Ohh bentar lagi bayu abg dong ya hehehe tawa jodi kepada sepupunya
Mira lalu menyela pembicaraan kedua sepupu yang sedang bertemu dan bersapa,
Yaudah jodi, kamu ajak bayu ke kamar kamu gih. Eh, iya sekalian aja
kali yaa kamu tidurnya sekamar sama bayu, gimana? tanya mira kepada
putranya
Boleh aja ma, jadi bayu biar makin akrab deh sama aku. Tapi bayunya mau gak? ucap jodi kepada sang mama
bayu mau kok sahut bayu yang entah apa dasar kemauannya tersebut
eh iya, tapi kuliah kamu gimana jodi, kata mama kamu sekarang kamu ada jadwal kuliah? timpal nia kepada keponakannya.
Gak usah khawatir tante. Aku bisa izin kok. Bilang aja ada saudara lagi ke rumah jodi menanggapi kekhawatiran tantenya.
Yaudah sana buruan kamu ajak bayu ke atas gih. Mama mau ngobrol sama
tante nia dulu mira mempersilahkan putranya mengajak bayu ke kamar
jodi.
Bayu pun diajak jodi ke kamarnya di lantai dua. Selagi berjalan masuk ke
kamar, jodi bayu melihat ada tiga pintu di lantai dua. Entah ruang apa
saja itu. Di lantai dua di luar ruang tersebut terdapat lemari yang
berisikan buku-buku dan benda-benda hiasan saja. Selain itu, hanya lampu
yang menggantung dan jam yang menempel di dinding. Tak lama masuklah
bayu ke kamar sepupu tuanya itu.....
Bersambung....
Home
Cerita Eksibisionis
Nia Mamaku Hamil
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 15 Tempat Yang Aman Part 1
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar