Johan dengan rakus menghisap,mengulum,menggigit ringan puting buah dada
yang telah mengeras itu sambil terus menyambut ayunan pimggul ibunya,
dua tangannya kini menyangga pantat Erna membantu gerakan naik turun,
tentu saja ambil kesempatan meremas-remas pantat bahenol tersebut.
Sekian menit berlalu dua insan itu mengejar puncak kenikmatan sampai
akhirnya Johan berbisik kepada ibunya...”ma...Jo mau keluar nih”,
“iya...mama juga...tahan bentar Jo...shh” jawab Erna. Johan yang mulai
merasakan ngilu di sekujur batang kontolnya tanda sebentar lagi
ejakulasi, terus memompa lubang kewanitaan ibunya yang sepertinya agak
sedikit lama mencapai orgasmenya setelah dionani jemarinya tadi, sampai
kemudian muncul ide untuk memacu ibunya agar segera mencapai klimaks,
satu jari telunjuknya ia tekan sedikit keras ke pintu anus Erna, dengan
dibantu pelumas dari lelehan cairan vagina ibundanya ia gali perlahan
lubang dubur mamanya yang setengah memekik dan mata menyipit hanya
menampakan putihnya merasakan sensasi aneh dari ulah anak kandungnya
itu. Johan terus menusukan telunjuknya hingga tenggelam sempurna dan
mulai mengocok-ngocoknya pelan, dan dampaknya...“oohs...Jo..mama
keluarr...ohhs”, rintih Erna dengan tubuh bergetar dan kepala mendongak
ke atas...”Jo keluar juga ma,ahss”,dan semburan demi semburan erupsi
lahar putih hangat membanjiri liang vagina Erna yang masih berdenyut
dilanda gelombang orgasme dahsyat. Sekian detik berlalu kedua insan itu
mabuk dalam puncak kenikmatan masing-masing sampai kemudian
perlahan-lahan gelombang surga itu kian mereda dan tubuh mereka kembali
lemas, namun mereka masih terus berpelukan erat. Kelamin mereka masih
menyatu dan jari telunjuk Johan pun masih tertanam di lubang anus
ibunya.
“Lima kilo lagi kita keluar pintu tol, satu jam lagi kita sampe”, ujar
Andi menyadarkan mereka berdua.Dengan sedikit tergesa mereka mengatur
posisi semula, Johan menarik kembali celana pendeknya sementara mamanya
merapikan pakaiannya dan kembali duduk menghadap ke depan di atas
pangkuan anaknya. Erna merapatkan kedua kakinya,berusaha mencegah
lelehan benih terlarang anak kandungnya mengalir keluar. Setengah jam
berlalu dan malam kian larut...”mm..Andi, kek nya udah terlalu malam
nih, gimana klo kita cari penginapan aja,hotel apa losmen gitu”, usul
Erna. “Gak masalah sih tante, kalo kos-kosan saya sama Rico sih
deket-deket sini, Johan punya mah agak jauh deket kampus”, jawab Andi.
“ya udah,kita cari hotel terdekat aja, mobil biar kamu bawa aja, besok
pagi kamu jemput tante gimana?”ujar Erna lagi...”ok tan”, jawab
Andi.”Johan gimana ma?’’ tanya Johan. “Ya kamu temenin mama dong”, jawab
Erna. Mereka akhirnya parkir di sebuah hotel, setelah menurunkan koper
pakaian Erna dan Johan, Andi ditemani Rico yang masih mengantuk itu
pergi meninggalkan mereka berdua. “ah...sampai juga akhirnya”, ujar
Erna setibanya di kamar dan menurunkan barang,”kamu gak mandi Jo?’’tanya
Erna sambil mengambil handuk dan sehelai pakaian pengganti dari dalam
koper seolah-olah tak terjadi apapun beberapa saat lalu. “mama aja deh
mandi duluan”, jawab Johan agak gugup sambil menatap ibunya.”Ya
udah...mama duluan”,jawab Erna. Dan yang membuat Johan terkejut...tanpa
canggung Erna melepas jilbabnya, lalu menarik bawah dasternya ke atas
sampai melewati kepala, lalu melepaskan ikatan rambutnya. Kini tampak di
hadapan Johan pemandangan memancing nafsu berahi dari tubuh seorang
wanita dewasa yang hanya payudaranya saja yang masih tertutup BH,
sementara dibawah pusarnya rimbunan bulu-bulu hitam masih berlengketan
basah,dan dari balik kerimbunan bulu kemaluan itu mengalirlah cairan
putih kental yang menganak sungai di antara dua paha putih mulus.
Dengan gerakan perlahan Erna melepaskan satu-satunya penutup tubuh yang
tersisa sehingga kini ia telanjang bulat di hadapan anak tunggalnya,
suatu hal yang pernah dilakukan bertahun-tahun lalu ketika Johan masih
kecil. Johan menelan ludah dan sedikit demi sedikit celana pendeknya
membentuk tenda akibat desakan kontolnya, betapa sempurna tubuh
telanjang wanita dihadapannya, kaki yang jenjang,pinggul yang
membulat,pinggang yang ramping, perut yang sedikit membuncit namun putih
mulus dan dua gunung kembar yang masih sempurna dalam kedudukannya.
Itu adalah ibu kandungnya, namun ia juga seorang wanita yang masih punya
daya tarik tinggi.” Kok kamu bengong Jo? Tuh...liat ulahmu”, ujar Erna
seraya menunjukan lelehan sperma kental yang mengaliri paha putih mulus
itu.”Ayo kita mandi bareng”...pinta Erna yang membuat Johan bangkit dari
sofa dan tanpa sungkan melepas pakaiannya satu per satu di hadapan ibu
kandungnya, Erna tertawa kecil...”anak mama udah besar rupanya”, ujarnya
sambil memutar tubuh menuju kamar mandi, dan Johan makin senewen
melihat gundukan pantat menyembul yang padat itu dan segera menyusul
Erna dengan senjata biologis mengacung keras siap kembali menggali
lubang kenikmatan ibu kandungnya itu...
Johan terus mengikuti lenggak lenggok tubuh sintal ibunya yang segera
duduk di toilet dan...wisssss...cairan urine berdesis mengalir keluar
dari vaginanya bercampur air mani, Johan tersipu malu,baru kali inilah
iamelihat langsung mamanya pipis di hadapannya, lalu tanpa sungkan,
dengan memegangi penisnya yang setengah tegang, ia pun buang air kecil
di hadapan ibu kandungnya yang menatapnya dengan tersenyum sambil
mencuci memeknya. Dan mereka pun mandi bersama, saling membasuh,
menyabuni, mengusap dan meremas. Batang penis Johan pun kian mengeras
sempurna dalam genggaman jari jemari Erna yang mengocoknya pelan,
sementara tangan Johan meremas-remas dan memlintir puting payudara
wanita separuh baya itu...lalu bibir mereka saling merapat dan lidah
mereka saling membelit. Erna beralih menciumi leher anak remajanya itu,
terus ke bawah, menciumi dada, perut...dan pucuk kepala keunguan kontol
Johan, yang seolah tak percaya akan mengalami pengalaman pertama dioral,
menatap ke bawah penuh hasrat...dan hap!..kepala kemaluan itu tenggelam
dalam cengkeraman bibir merekah Erna...terus perlahan hingga batang
penis itu tenggelam, pipi kemerahan Erna mencekung ke dalam ketika ia
mulai menghisap sambil menjilati senjata biologis putera semata
wayangnya itu penuh nafsu dengan mata menyipit dan hanya menampakan
putihnya saja. “ohss...mamaahhh,,uughhs”, erang Johan sambil mengeramasi
rambut ibunya dan mendorong bagian belakang kepala ibunya ke
depan...sulit dipercaya jika ia saat mengalami blowjob pertama dalam
hidupnya....dan oleh ibu kandungnya pula. Sementara Erna, malam ini
telah membuang jauh-jauh imagenya sebagai wanita alim dan ibu yang
sempurna, sosok liar yang ia pendam dalam-dalam, yang merupakan
akumulasi dari kehidupan seksualnya yang membosankan, kini menguasai
tubuh sensualnya. Dia begitu nampak haus mengecap cairan asin kental
yang kian menetes dari lubang kencing kemaluan Johan sambil sesekali
menjilati dan menghisap pelan dua kantung buah zakarnya.
Johan yang merasa organ kelelakiannya kian bangkit menuju orgasme,
meraih ketiak ibunya, mengangkatnya ke atas dan kembali memagut bibir
sexynya, lehernya, payudaranya diikuti hisapan dari satu puting ke
puting yang lain membuat kepala Erna terdongak ke atas dan mulai ribut
merintih dan mengerang, terus menuju perut putih mulus itu, menggali
lubang pusar ibunya dengan lidahnya yang hangat beberapa saat, terus
menurun menuju tumpukan rambut hitam yang berlengketan basah...Erna
secara naluriah mengangkat satu pahanya, membuat pintu vaginanya sedikit
merekah menyambut jilatan dan tusukan lidah dan jari jemari Johan. Bagi
Johan...ini juga pengalaman pertama dirinya mencium aroma khas
kewanitaan yang mengundang berahi, seorang pria remaja yang dikenal
pemalu terhadap lawan jenisnya, malam ini pertama kali melihat dari
dekat dan mencicipi cairan organ intim wanita justeru dari orang
terdekat yang selama ini mendampinginya. Erna bagai kepedasan terus
mendesah sambil mengasah belahan vaginanya ke mulut dan hidung Johan
sampai kemudian ia dekap erat kepala anaknya dan
menjerit..”aaaaahhhhhhsss”..ketika orgasmenya pecah. Johan nyaris
kehabisan nafas namun mencoba bersabar hingga kontraksi orgasme ibunya
mereda, Ia bangkit berdiri, memeluk erat tubuh bugil ibu kandungnya dan
mencium bibirnya dengan rakus, sampai kemudian ia memutar tubuh sensual
Erna yang sekali lagi, secara naluriah menunggingkan pantat dan membuka
agak lebar kedua kakinya, dengan menahan beban tubuhnya di wastafel, ia
menunggu detik detik organ intimnya kembali dimasuki benda tumpul alot
milik anaknya, dan satu erangan Erna akhirnya kembali membahana
mengantar tenggelamnya batang kontol yang besar dan panjang milik Johan
ke liang peranakannya...tidak menunggu lama suara kecipak dua kelamin
beradu bagaikan musik memenuhi seantero kamar mandi hotel tersebut,
diiringi suara rintihan,erangan dan nafas yang memburu bagaikan simfoni
orkestra berahi. Johan mempraktekan berbagai posisi senggama yang dia
pelajari dari tontonan film porno, doggystyle,
berdiri,WOT,misionaris,kembali lagi doggystyle...semua atas inisiatif
ibu dan anak tersebut, saling mengomandoi gaya apa saja yang mereka
inginkan untuk mencapai puncak kenikmatan surga dunia.
Erna yang makin sensitif entah sudah berapa kali mengalami orgasme,
sedangkan Johan yang sebelumnya di mobil telah mengalami beberapa kali
orgasme, mulai bisa menahan ejakulasinya cukup lama, sampai akhirnya
pertahanannya mulai goyah, dengan ganas ia pompa batang kontolnya ke
dalam lubang memek Erna bak piston dalam RPM tinggi,membuat suara
beradunya kelamin dan rintihan...lebih tepatnya jeritan Erna kian
bising, dan ketika orgasmenya nyaris meletus, ia cabut dari rongga
vagina ibunya yang menimbulkan suara seperti kentut , membalikan tubuh
telanjang basah Erna dan mendudukannya tepat di bawah perutnya..lalu
suara teriakan “mamaaaahh” mengiringi semburan demi
semburan...splasshh.....splassh....splassh...lahar putih terlarang itu
hinggap di setiap bagian wajah ayu Erna,
dahi,mata,hidung,bibir,dagu...dan sebagian lagi mendarat di pundak,
leher, belahan dada dan payudaranya hingga tiada lagi tetesan tersisa.
Johan menyaksikan dengan puas pemandangan erotis itu, sementara Erna
masih memejam-mejamkan mata sambil lidahnya membersihkan bibirnya dari
lelehan sperma putera kandungnya itu. “ngghhh...Johan, kamu gitu deh”,
rengek manja Erna, seraya menyeka wajahnya. Johan mendirikan tubuh
ibunya, dengan semprotan shower membersihkan sekujur tubuh Erna dan
akhirnya kembali sepasang manusia sedarah itu saling memandikan badan
masing-masing dengan sesekali saling memadu bibir,memeluk dan meremas
apapun yang bisa mereka remas. Tentu saja hubungan melanggar batas itu
berlanjut ke kamar tidur. Dua tubuh telanjang itu salin bergumul,
bergesek, menghentakan organ kelamin masing-masing sampai masing-masing
mencapai puncak kenikmatan. Mereka hanya beristirahat meredakan orgasme
masing-masing,lalu ketika organ intim mereka telah siap, maka ronde demi
ronde pergumulan berikutnya terjadi hingga lewat dini hari, kamar itu
telah dipenuhi aroma sperma dan lendir vagina serta bau keringat dua
tubuh sepasang manusia beda usia tersebut, akhirnya mereka kelelahan dan
tidur berpelukan dengan kelamin tetap menyatu sampai kemudian terpisah
dengan sendirinya, telentang bugil dengan dengkuran halus, Erna seolah
pingsan tak peduli lagi dengan keadaan dirinya, dengan kedua paha
mengangkang dan vagina membengkak merekah kemerahan dengan lelehan
cairan sperma tak henti-hentinya mengalir keluar, payudaranya naik turun
seiring tarikan nafasnya, sementara Johan pun mendengkur halus dengan
wajah penuh kepuasan dan penis yang kembali ke ukuran normal. Esok pagi
tentu saja akan kembali terjadi persetubuhan terlarang ibu dan anak
sampai Erna kembali ke rumahnya di ibukota.
TAMAT
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar