Cerita Eksibisionis Ibu Rahma : Ibuku Milikku 4

tok..tok..tok..
tok..tok..tok..
"nak bangun nak, udah pagi,,,"
"ibu tunggu sarapan ya!"

iya bu.. dodit mandi dulu" hoammmm tubuhku serasa letih sekali karena kurang tidur. memikirkan mani di rok ibu benar-benar membuatku kacau! banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang ada di benakku! apakah ibu mempunyai pasangan? dan apakah kemarin ibu berhungan dengan pria nya! jika ibu memiliki kekasih, mengapa ibu tak pernah menceritakannya padaku!

ouhh Tuhan kenapa dadaku sesak seperti ini? membayangkan ibu bersama pria lain saja membuatku cemburu, apalagi jika ibu bersetubuh! hancurlah sudah. tapi mengapa? mengapa aku cemburu? bukannya seharusnya aku bahagia, karna ibu menemukan pengganti ayah. sehebat-hebatnya ibu menjadi single tapi ibu adalah wanita, ia butuh kehadiran lelaki, ia tak mungkin menanggung semuanya sendiri.

kini aku sudah berada tepat dihadapan ibu, entah mengapa saat memandangnya aku jadi kepikiran tentang sperma itu, aku terus makan tanpa bicara sama ibu, entah mengapa pagi ini ibu juga seperti diam tanpa kata, entah mengapa ia tak seperti biasanya yang terlihat ceria kini raut mukanya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"hmm ibu... dodit udah selesai makan bu, dodit langsung berangkat ya" pamitku pada ibu yg mengawali pembicaraan kami.

"eh.. iya nak, hati-hati dijalan" ucapnya
entah mengapa ia seperti begitu canggung, padahal aku ini anaknya sendiri bukan orang lain, entah apa yg ia fikirkan.

kemudian ku berjalan keluar rumah dengan perasaan penuh tanda tanya besar. apa sebenernya yg telah terjadi!? mengapa ibu berubah seperti ini, kenapa bu..

tak lama ku sampai disekolah, banyak teman-temanku yang sekedar menyapaku dan menanyai ujian, kubalas mereka dengan senyuman saja.

bell sekolahpun berbunyi, hari ini aku akan ujian bhs.inggris dan sejarah, aku harus mengkesampingkan dulu masalah dengan ibu, kuharus mengerjakan dua mata pelajaran ini dengan serius, karena aku tak mau nilaiku turun hanya karena masalah pribadi.

jam telah menunjukan pukul 11.30 itu artinya aku telah selesei ujian hari ini, dan ku bersiap untuk pulang, saat ku berjalan dikoridor sekolah ku melihat Anton dari kejauhan ia seperti sedang telfon dengan seseorang, hari ini aku berniat untuk mengajaknya ke cafe biasa tempat kami nongkrong.

pelan-pelan ku dekati anton, karna tak mau mengagetkannya, saat ku dekati ia samar samar ku dengar pembicaraannya di telpon genggam miliknya.

"jadi tar sore jam 3 ya tan di taman deket sekolahan" ucap anton dg lawan bicaranya

"hihi iya tante sayang.. bye emuach" ucapnya lagi.

"hai ton? telponan sama siapa?pacar lu ya?" ucapku

"ehhh... bukan siapa siapa kok, kenapa sob?"
ucapnya seperti gelagapan dengan pertanyanku

"gak papa kok ton, gw mau ajak lu ke cafe"

"ehh sory sob, gw hari ini mau langsung pulang langsung belajar buat besok, sory ya sob"

"ohh gitu ya.. ya udah sob gapapa.. met belajar ya." ahhh sendirian deh.

hemm hari ini begitu aneh dengan kedua orang dekatku, pagi ini ibu seperti canggung terhadapku dan sekarang sohibku seperti sedang sibuk sendiri, begitu aneh kurasakan.

lalu aku duduk di kafe sendirian dengan ditemani soda dicampur dengan susu kemudian ditambah dengan sirup kelapa jadilah minuman segar yang disebut soda gembira oleh warga sekitar, sesegarnya minuman ini tak mewakili perasaanku yg mungkin bisa dikatakan galau, pikiranku berfikir terlalu keras, otakku seperti dipaksa untuk menyusun puzzle yg masih kurang lengkap. dimulai dari sms ibu dan Anton, kemudian sperma di rok ibu dan kecanggungan antara aku, ibu dan Anton.
apakah ibu berhubungan dengan Anton atau dengan Pria lain?

beberapa jam aku duduk disini tanpa menemukan jawaban yang pasti, kemudian aku bangkit dari kursi dan bersiap untuk pulang. sejujurnya aku lelah berfikir, ingin ku segera pulang dan tidur di kasur empukku, dan mengistirahatkan kinerja otakku.

sampailah aku dirumah, namun tak kudapati keberadaan ibu disetiap sudut rumah, kemudian aku menuju dapur dan mendapati makan siang di meja yg terususun rapi dan siap untuk di makan.

diatas meja itu terselip sebuah memo yang berisi.

"maaf nak, ibu keluar dulu! ada pertemuan mendadak di sekolah, makan siang udah ibu siapin- Ibu"

jadi ibu pergi hari ini? batinku terus berkecamuk dalam benakku.

ya Tuhan, ayah.... rumah ini begitu sepi sekarang, tak ada lagi omelan ayah untukku, tak ada lagi pembelaan untukku dari ibu, tak kudengar lagi suara canda ayah saat menggoda ibu, dan tak kudengar lagi suara manja ibu saat kita berkumpul bersama.

hiks... tak kusadari air mataku berlinang melewati kedua pipiku.
"ayah.. dodit kangen kita yang dulu" fikiranku terus mengulang setiap moment- moment indah kita bersama.
namun berbeda dengan hati dan perasaanku, mereka seperti sedang menyiksa atas kesepian yang kurasakan saat ini.

sejenak aku ingin melupakan kesepianku ini dengan tidur, ditemani mimpi mimpi indah dalam alam bawah sadarku.

saat kutengok jam dinding kamarku tepat menunjukan angka 5.30 petang. ku keluar kamar dan bersiap mandi, tapi masih tak kudapati sosok ibu dirumah, Ibu lama sekali apakah urusannya belum selesai? pertanyaanku pada diriku sendiri.

kemudian aku mandi dan melakukan keseharianku, jam telah menunjukan angka 6.00 kulanjutkan dengan memasak untuk makan malam, yah tidak elite dan tak seenak masakan ibu tapi setidaknya nasi goreng telur ini yang akan menemani makan malamku.
aku sengaja membuat 2porsi tentunya yg satu untuk ibu,

namun saat kuselesai makan, ibu tak kunjung datang." dimanakah ibu?" aku jadi semakin kawatir tentangnya,saat kucoba telpon ke handphone nya pun tak bisa, hanya nada tunggu yg kuterima. hmmm semoga ibu baik-baik saja, batinku yang berbicara.
saat ini aku sedang bersiap untuk janjian belajar bersama temanku yoga. kemudian ku beranjak dari kamar dan menuju pintu rumah.
lima langkah lagi aku sampai dipintu itu, namun kemudian pintu itu terbuka dan menampakan sosok yang kucari-cari dari tadi.

"ehh.. nak.. maaf ya ibu telat, ibu banyak urusan tadi" ucap ibuku.

"iyah bu gapapa kok, dodit juga udah mulai terbiasa dengan kesibukan ibu" jawabku sambil tersenyum.

"ehh" jawabnya kaget dengan ucapanku barusan, tentu saja itu sebuah sindiran yg seperti mulai melupakan aku anaknya sendiri.

"ya udah bu, dodit pamit ya mau belajar kelompok, oh ya ibu kalo mau makan udah dodit siapin makanan di meja" ucapku dan meninggalkan ibu yang mematung.

"iya nak" hanya itu yg kluar dari mulut ibu, hanya dua kata itu.

perjalan kerumah yoga tak banyak memakan waktu, hanya 15menit ditempuh menggunakan motor, sesampainya dirumah yoga aku kemudian menyiapkan buku dan peralatan untuk belajar namun saat belajar aku tak berkonsentrasi sama sekali pikiranku melalang buana entah kemana, dan ini tentunya disadari oleh Yoga.

"eh Dit! kamu kenapa sih?? ngelamun mulu!"

"ehh enggak Ga! cuma masalah pribadi"

" hemm dit, kalo kamu kayak gini kamu ga mungkin bisa ujian dg benar dit, aku ga tau apa masalahmu tapi yang ku tau kamu orang yg hebat dit. Sekarang ikutin aku, lihat 2 buah kotak pensil itu dit, sekarang kamu bayangin satu tempat untuk masalah pribadimu kotak kedua bayangin masalah ujian besok, oke udah? ucap Yoga.

"aku mengangguk"

"kemudian tutup satu kotak pensil yang berisi masalah pribadimu dit"

"kulakukan perintahnya"

"kemudian masukankan kedalam tasmu dit, dan selamat kamu sudah bisa menyampingkan masalah pribadimu dan fokus untuk ujian besok" ucapnya

"aku mengerti Ga, terimakasih... masalah sekolah dan masalah pribadi emang ga harus di campur seperti ini" ucapku paham akan maksudnya.

"santai aja lagi dit, lagian kamu gak mau kan usaha keras kita selama ini tak menghasilkan apa-apa!" ucap yoga.

"aku mengangguk tersenyum"

"ya udah, kita udahan aja dit belajarnya,, lebih baik istirahat yang cukup untuk ujian besok"

"baik Ga, kalo gitu aku langsung pamit ya..."

"iya dit, inget ya... apapun masalahmu jangan libatkan ke sekolah. ok dit!"

"iya Ga, pasti..!"

Kemudian ku melangkah keluar dan diantar oleh yoga, saat aku berada di depan pintu dan ijin pamit pulang, tiba - tiba yoga mengatakan kalau ia melihat ibuku bersama Anton tadi sore, kata kata yoga sontak membuatku kaget.

"be..benarkah yg kamu lihat itu ibuku Ga?"

"iya dit, tadi sore aku kan abis dari minimarket, trus pas dijalan aku liat mereka duduk ditaman dit, emangnya mereka ada hubungan apa dit?

"ehhh eh, enggak kok Ga! Ibu cuma menjadi guru bimbelnya Anton aja kok" ucapku.

tapi bukannya ibu bilang ia rapat guru tadi sore, tapi jika yang dilihat Yoga memang benar Ibu dan Anton, maka dengan jelas ibu telah membohongiku, tapi untuk apa?! batinku

"ya udah Ga, aku pamit dulu, bye Ga!

"bye Dit, take care yaa!"

"oke Ga!

kemudian ku gas motorku menuju rumah, di perjalanan pulang aku masih memikirkan ucapan yoga, jika memang benar pastilah ibu telah bohong padaku, tapi semoga saja ibu lah yang benar.

sekarang aku telah sampai dihalaman rumah, namun kulihat ada mobil hitam terpakir disana, tapi kondisi rumahku begitu gelap.
'apakah ada perampokan dirumahku'batinku, kini perasaanku semakin was-was,dan detak jantungku meningkat, kemudian ku dekati pintu dan mencoba membukannya,

"agh terkunci! sial!" batinku

ku melangkah ke belakang rumah, berjalan dengan hati-hati, tanpa suara bagai ninja, mengendap dan mencari jalan masuk kerumah.

"aghhh aku seperti 'maling' dirumahku sendiri"

aku telah sampai di pintu belakang, kemudian ku buka kunci slot yang ada diatas pintu dan "yes" terbuka, kemudian ku masuk tanpa menimbulkan suara, dalam remang-remang ku perhatikan area dapur masih rapi, lalu ku menuju depan.

"ahhhh"

hahhh suara apa itu! deg deg deg deg
lalu ku melangkah kedepan. dan...

ruang keluarga masih rapi dan kosong. tanpa seorangpun disana,

"ahhh emmm ahhh" suara itu terdengar lagi, kemudian ku melangkah menuju sumber suara itu, dan ternyata sumbernya berasal dari kamar ibu.

"ahhh emmmm ahhhh enak.." samar-samar terdengar olehku dari luar, apa yg ibu lakukan didalam pikirku.

lalu ku ambil kursi dan ku intip dari celah atas pintu ibuku.

Deg deg deg deg. jantungku berdetak lebih keras dan cepat, astaga aku melihat ibuku bertelanjang dan diatasnya seorang laki laki dengan memaju mundurkan pinggulnya( gaya misionari).

perasaan campur aduk, benci dan marah, cemburu dan nafsu seperti telah membungkus tubuhku, tapi diantara perasaan itu nafsulah yang paling tinggi keberadaannya, entah mengapa? mungkin karena aku yang baru disuguhi pemandangan tubuh telanjang ibu, yang ku idam-idamkan dari dulu.

"ahhhh nikmat sayang..ouhhh" suara erangan itu membuyarkan lamunanku.

aghhh terpaksa ku keluarkan tititku sambil mengocoknya,

"ahhhh enak sayang.. ahhhh ahhh ouhhh"
clepp..clep..clep.. ahhhh emmmmm enak banget ahhhh" erangan erotis itu terus menyiksa kontiku.. ahhhh fuck.

rasa iri mulai hadir, tapi sialnya aku tak bisa melakukan apa-apa keculai coli.

harusnya aku bu aku yang diposisi itu, harusnya aku yang merengkuh kenikmatan itu bersamamu bu, aku sangat cemburu melihat ini"batinku berkecamuk

oh Ayah!? apa yg harus Dodit lakukan! apa dodit harus melabrak mereka atau diam saja. ohh ayah!
ahhh aku dilema...

"ahhh ahhhh... ayo sekarang tante diatas.!" ucap pria itu, selanjutnya mereka berganti posisi. yahh akhirnya aku bisa tau siapa pria beruntung itu.

"what the fuck! dddd..diaaa... dia Anton, Anton sahabatku sendiri! bangsat kau Ton Bajingan!
bisa bisanya kau dan ibu argggggghhhhh!

crooot..crooott... spermaku muncrat

"ouhhhh ayo tan... enak banget ahhhh! racau Anton.

kenapa Anton? kenapa harus anton bu,, dan sejak kapan kalian begini.

"Ahhhh" ceplok ceplok, suara daging yg bertubrukan.

ahh ahhh ahh.. anton cium tante sayang.. emmmmhh ahhhh emmmmm..." kulihat pinggul ibu meggenjot kemaluan anton, dan bibir mereka berciuman dengan ganas.

clep.. clep.. clep... goyangan pinggul ibu lebih cepat dari sebelumnya..
desahan desahan mesum mereka terdengar lebih keras,

"ahh ahhh tante mau kluar,!
anton juga tan.. ahhhhhh!
kita barengan tan...."

aaahhhhhhhhhhhhhhhhhh! triak mereka bersama, akhirnya mereka telah sampai ke puncak birahi mereka.

benarkah mereka telah melakukannya!? ataukah ini hanya mimpi!? oh tuhan ini nyata, sekarang aku menjadi manusia yang bego.
aku harus bagaimana.. bagaimana!
brengsekkk!

saat ini posisi mereka sama-sama berbaring, layaknya suami istri, bajingan!

"tante cantik banget pake kalung itu tan!" ucap anton.

"iya sayang, makasih ya hadiahnya, kamu sampai bela-bela in ke taman buat kasih surrprize, ini sungguh indah!" ucap ibu sambil memegang kalung yang melingkar dilehernya.

"hehe buat orang spesial mah apa sih yang enggak...
emmm tan, main lagi yuk... tuh liat dah tegang lagi hihi, tapi kali ini enggak pake kondom ya.. gak enak soalnya tan..."

"apa! jangan nanti tante hamil, tante ga siap."

"ayolahhh tannn.. plis kali ini saja ya...
plis..plis...plis... lagian kondomnya juga habis tan"

"hemmm ya wes tapi janji ya kali ini aja, trus kluarnya di luar.!

"asik.. oke tan...!
tan, isepin donk kontol anton." anton menyuruh ibu layaknya psk. bangsat kau ton!

ohhh tidak.. jangan mau bu.. jangann ....!
batinku ingin rasanya mencegah ibu, tai apa dayaku.

"ahhhh enak tan... nikmat sepongan tante..

bangsat.. kalian bejat bangsat....! umpatku dalam hati.

"sini Tan, cium Anton...
emuachhh emmmchhh emuachh...."

kemudian anton menarik tubuh ibu dan menindihnya,

clep... ouhhhh tonn enakkk yg kenceng ton.!
desah birahi ibu yg ke enakan.

"ahhh kenapa di cabut ton??" tanya ibu ya kena tanggung.

"kalo tante ga mau manggil Anton sayang lagi anton ga mau lanjutin!.

" iya iya sayang ayo cepet masukin lagi.. ahh memek tante dah gatel banget.

" tantekan udah janji cuma Anton yang di sayang."

"aduhh iya iya sayang... anton yg cuma disayang.. plis masukin... ahhhh plisssss"
kini Anton berhasil membuat ibu tak berdaya.

akhirnya aku juga tau mengapa ibu berubah padaku,dan melihat mereka seperti ini membuatku hancur, benar benar hancur, aku yg selalu mencintai ibu, tapi orang lain yg dapet cintanya...

"uhhhh...ahhhh...uhhhh...ahhhh"

desahan dan erangan mereka terdengar bagai cambukan dalam hatiku...
aku tak kuat melihatnya...
aku melangkah kluar, hingga sampai di luar langkah kakiku semakin cepat dan semakin cepat lagi....
aku tak peduli dengan motorku, aku hanya lari dan lari.

kini aku berlari tanpa tujuan yang pasti, yang kutahu hanya tak ingin melihat mereka untuk saat ini.
aku telah sampai di halte bus, dan sejenak aku mengistirahatkan kakiku,
kenapa ini bisa terjadi? hiks... pertanyaan itu yang selalu dalam benakku.

mungkin aku laki-laki yang sangat pengecut dan bodoh sedunia, aku pengecut karena tak bisa menghentikan mereka tadi, aku bodoh karena aku di bohongi sahabatku sendiri..
damn it.

jeduarrr! jeduar! suara petir terdengar menggelegar, disertai rintik hujan yang mulai deras.

aku masih di halte bus dan berteduh disini, menggigil kedinginan dan perut keroncongan. aku masih terpuruk dengan keadaan ini, ayah? atau Tuhan bantulah aku! dalam kesedihanku ini hanya nama itu yang menemani kesepian ku.

15 menit aku duduk dengan mendekap kedua kakiku di halte bus ini, samar samar terlihat dari kejauhan seorang perempuan menuntun motornya, saat mendekati halte bus, sepertinya aku kenal dengannya.

"loh dit!? ngapain disini ? kamu ga pulang?" wanita itu menyapaku.

"ehh enggak bu ineng. lagi ga pengen pulang, motornya kenapa bu?"

"ohh ini bocor dit, ketancep paku, duh mana hujan lagi!"

"emm boleh aku bantuin dorong bu?? "

"ehhh iya boleh dit makasih ya sebelumnya, ibu emang udah capek nih dorong motor dari jauh."

"ya udah ayo bu.."

"eits.. nih pake jas hujan dulu!.perintahnya.

kemudian aku dan bu ineng melanjutkan perjalanan ke rumah bu ineng. sepanjang perjalan aku berbohong padanya dg mengatakan ibu sedang kluar dan aku kehilangan kunci rumah.

sejam perjalanan dengan menuntun motor bu ineng, krekkkk..krekkkkk ku puntir lehar dan pinggangku hingga menimbulkan suara seperti itu.akh pegel rasanya.

"duhhh pegel ya.. nih minum dulu abis ini ibu buatin mie instan ya..."

"duh ga usah repot-repot bu."

"hemm kan ibu yg ngrepotin dodit tadi."

"hehe iya deh terserah ibu ineng aja. oh ya bu suami ibu ama anak ibu pada kemana?"

"ohh mereka kerumah neneknya, paling lusa baru pulang!"

"emang ibu ga ikut,?"

"enggak dit, nanti siapa yg beresin rumah kalo ibu ikut nginep disana., lagian besok ibu masih kerja kok."

aku hanya mangguk- mangguk paham atas jawaban bu ineng. setelah beberapa menit ngobrol sambil makan mie instan buatan bu ineng, tetap saja aku masih tak bisa melupakan kejadian antara ibuku dan anton. haahhh kenapa ya bisa terjadi.

"halooo dit... doditt..... nglamun aja sih. ada masalah kah?"

"ehh iya bu.. maaf. gak ada kok hehe"

"hemm ya udah, udah malem nih. Ibu telponin ibu kamu ya... biar di jemput, lagian besok ujian kan. semangat ya!jangan kecewain bu Ineng." ucapnya

"iy-iya bu" sebenarnya aku ingin menolak karena tak ingin bertemu ibu dulu, tapi mau gimana lagi,ibu ineng sudah menelponnya.

tak lama kemudian ibuku datang dirumah bu ineng, saat ibu datang akupun tak menyapanya, pandanganku pun selalu ku arahkan ke yang lain, aku benar-benar malas untuk melihatnya karena setiap melihatnya aku selalu teringat akan peristiwa tadi.

dalam perjalanan pulang aku hanya diam mematung tidak ada kata yang terucap dibirku.
hingga sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku tapi sebelum kulangkahkan kakiku,

"nak, kamu knapa sih diem aja?

"sepertinya ibu sudah tau jawabannya, udahlah bu dodit mau istirahat besok ujian.

kemudian kulanjutkan ke kamarku tanpa melihatnya, dan kuhempaskan tubuhku ke kasur serta ku pejamkan mata.

entah apa yang terjadi esok hari,hanya tuhan yang tau. Anton! kauu! air susu dibalas air tuba. bangsat kau Ton.
aku akan membalasmu! pasti akan membalasmu!

bajingan kau.!
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar