Cerita Eksibisionis Disha : The Begining, Binalnya Istriku | Akhir Pekan The Family Day

Disha tengah membersihkan liang senggamanya yang belepotan oleh cairan orgasmenya sendiri dengan siraman air dari selang ketika dirinya mendengar suaminya memanggil dirinya
“diik, apa kamu dikamar mandi???” panggil Fais dari luar
Terdengar teriakan Fais dari luar pintu kamar mandi, rupanya Fais mencari-cari istrinya setelah selesei mengunci pintu pagar depan rumah.
“iii iyaa mas, ini belum selesei mandinya” sahut Disha yang kaget karena dipanggil suaminya,
“lama banget dik mandinya?kok tidak dikamar mandi dalam saja?”Tanya Fais kembali pada Disha
“namanya juga perempuan mas, kayak gak hapal istrimu saja. Airnya dikamar mandi dalam tadi kurang kenceng mas jadi aku mandinya dikamar mandi luar” sahut Disha menjelaskan.
“ya sudah kalau begitu dik, mas ke kamar dulu, buruan nanti keburu masuk angin kamu”
“iyaaa mas” sahutku Disha dari dalam kamar mandi
Fais melangkah masuk kedalam rumah sementara Disha melanjutkan ‘mandi’nya untuk yang kedua malam ini. Meskipun udara malam cukup dingin, Disha mau tidak mau harus membersihkan diri lagi seusai disetubuhi Pardi diruang tamu tadi
Didalam kamarnya, Fais merapikan sprei dan membersihakannya menggunakan sapu lidi untuk membersihkan dari debu. Dimasuk-masukkan kembali ujung-ujung sprei yang keluar, ditatanya bantal dan guling sehingga kini ranjang tidurnya benar-benar rapi
“ya sudah rapi sekarang, … duh pengen banget ini” gumam Fais saat membetulkan penisnya yang menegang dari luar celana
“ini gara-gara lihat video mesumnya pak hari sama mbak aryanti, jadi pengen deh” ucap Fais kembali
Fais mengambil tempat dan merebahkan diri diatas ranjang sambil mengelus-elus penis tegangnya yang sudah dikeluarkan dari celana, membayangkan dirinya tengah menggauli aryanti.
“ehhh mas ngapain itu???” sahut istrinya tiba-tiba ketika membuka pintu kamar
“lagi pengen nih dik”” jawab Fais enteng
“kalau yang masuk anak-anak gimana mas jika dilihat mereka?” ujar Disha kesal
“iyaa maaf maaf dik, mas pengen ini. Oia dik kamu kok Cuma pakai handuk aja sih?” Tanya Fais curiga
“mmm mmm itu tadi mas daster adik yang tadi basah jadi adik masukkan mesin cuci sekalian” ucap Disha berbohong
“oia, katanya mas tadi pengen?” Disha menyingkapkan kain handuknya yang bawah dan memperlihatkan liang senggamanya, menggoda agar suaminya tidak lagi banyak bertanya. Lantas tanpa berkata apa-apa lagi, Disha berjongkok ditepi ranjang, disentuhnya ujung penis Fais dengan jemari lentiknya Disha. Diangkatnya kepala penis Fais dan perlahan jemari itu berpindah menggenggam batang penisnya dan perlahan diurutnya.
“ahhh diikkk…” racau Fais
“enak mas?” sahut Disha dengan semakin mempercepat gerakan jemari tangannya yang membuat penis Fais semakin keras dan mengacung keatas. Disha tiba-tiba mendekatkan kepalanya keselakangan Fais dan mulai mengecup ujung penisnya.
“diikk, kamu mau apa?” Tanya Fais seolah tidak percaya dengan yang akan dilakukan istrinya
Tak menjawab pertanyaannya, Disha malah menjulurkan lidahnya yang berwarna merah dengan air liur yang mulai membasahi kepala penisnya. Dengan tanpa membuang waktu, Disha mulai menjilat, menyedot dan mengulum batang penis Fais. Sedotan mulut Disha benar-benar hebat, Fais selama pernikahannya tak pernah mendapatkan ‘pelayanan’ seperti ini dari istrinya, setiap kali Fais meminta untuk dioral, Disha selalu menolak dengan berbagai alas an. Namun setelah dia mengenal batang penis orang lain, mulai memunculkan sisi liar dalam dirinya yang dulu dia anggap jijik itu.
Fais sepertinya suka sekali dengan cara Disha mengoralnya, tangannya meremas kepala istrinya dan sesekali menyingkirkan rambut Disha yang menutupi wajah istrinya itu. Cukup lama Disha mengoral batang penis suaminya, sesekali dikocok lembut batang penisnya.
“aarrhh, nikmat sekali seponganmu dik” ucap Fais memuji pelayanan yang diberikan Disha yang masih asik dengan penis suaminya. Fais menarik penisnya dari bibir Disha, lalu melumat bibir istrinya yang basah seusai mengoral penisnya tadi. Disha membalas ciuman suaminya dengan penuh gairah karena libidonya kembali bangkit saat mengoral penis suaminya tadi. Lidah mereka saling berpagutan dengan liarnya, Fais begitu bernafsu malam itu, tangannya meremasi bongkahan pantat istrinya dari luar handuk yang dipakai Disha. Begitu pula Disha yang terhanyut oleh permainan suaminya yang malam ini begitu ‘panas’ itu. Dengan spontan Disha merangkulkan tangannya keleher Fais, menikmati perlakuan suaminya.
“aahhh mass hot sekali malam ini?” Tanya Disha dengan wajah bersemu merah ketika Fais menarik lepas ikatan handuk yang menutupi tubuh indahnya itu, yang kemudian terjatuh dan membuatnya kini telanjang tanpa penutup apapun.
Fais bukannya menjawab pertanyaan istrinya, namun dia justru menidurkan Disha disampingnya, dan mencumbui leher jenjang istrinya itu
“ahhhh masshhhh” desah Disha menikmati cumbuan suaminya, Fais menarik keatas tangan istrinya mencumbui ketiak Disha, sesekali diremas-remasnya dengan kuat payudara Disha dan juga putting susunya.
Ciuman Fais semakin turun kearah payudara Disha yang besar dan kencang itu, bibirnya menjilati putting susu istrinya dan sesekali menyedotnya kuat , sementara tangan Fais satunya memainkan payudara Disha.
“oohh masss rasanya nikmat sekaliii” Disha menggigit bibir bawahnya karena keenakan
Fais kembali mengabaikan ucapan istrinya dan melanjutkan ciumannya turun keperut Disha yang ramping tak berlemak itu, Disha memang sangat pandai merawat tubuhnya itu, sehingga meski sudah melahirkan dua orang anak, dirinya tetap terlihat seperti gadis. Disha benar-benar dimabukkan oleh permainan suaminya itu, tangannya mengelus-elus kepala suaminya. Fais membuka lebar-lebar kedua paha Disha, dan mengamati liang senggama istrinya itu, dan tiba-tiba Fais menunduk dan menjilati liang senggamanya yang sudah sangat basah.
“oouuhhhhhss masshhh” Disha menjerit kecil sambil menggigit bibirnya
Disha merasa terbang, rasanya sungguh nikmat, suaminya seperti tahu dimana titik-titik rangsang istrinya, ketika lidahnya mengaduk-aduk liang sempit kenikmatan istrinya itu. Disha merasakan kegelian dari pangkal pahanya dan mengencangkannya sehingga menjepit kepala Fais. Namun hal itu tidak mengganggu aktifitas Fais yang tengah dilanda nafsu pada aryanti. Fais tetap menjilati liang senggama Disha sementara tangannya meremas-remas payudara Disha.
Cukup lama Fais menjilati liang senggama istrinya, menggelitik klitoris istrinya hingga membuat Disha menggelinjang kekiri dan kekanan, dan tangannya sesekali menjambak rambut Fais menahan geli.
“aasshhhhh mass geliiiii….” Disha meracau ketika dia menyadari gelombang orgasme sebentar lagi diraihnya.
Disha tidak menyangka jika suaminya malam ini begitu bernafsu sekali, ada rasa senang dalam hatinya mendapati perubahan pada diri Fais. Nampak dari ekspresi wajah Disha yang benar-benar menikmati, wajah sayu dengan senyuman manis menghias setiap kali dia mendesah ketika dirangsang suaminya. Fais menghentikan cumbuannya dan memandang tajam kearah istrinya yang terengah-engah karena nafsu sudah diubun-ubun
“mas masukkan sekarang ya dik?” Tanya Fais dan disambung anggukan pasrah Disha
“ahhh… ahhhh….” Disha mendesah pelan ketika penis Fais mulai memasuki liang senggamanya, meskipun penis Fais tidak sebesar dan sepanjang milik teguh, Pardi ataupun tukang sayur, namun penis Fais sedang tegang maksimal, sehingga terasa sangat keras didalam liang senggama Disha yang selalu sempit itu
‘plok.. plok.. plok..’ Fais mulai menyetubuhi istrinya dengan ritme sedang, bunyi yang ditimbulkan oleh paha Fais dan pantat istrinya ketika beradu semakin cepat ketika Fais mempercepat genjotannya,
‘aahhh enak sekali mbak aryntiii…..’ batin Fais ditengah genjotan penisnya disenggama istrinya, Fais sedang berfantasi menggauli mbak aryanti yang ternyata memiliki kebinalan dibalik hijab lebarnya.
“ahhhh mass teruuss massss” Disha meracau tak jelas ketika mendapati tangan suaminya meremas-remas payudara istrinya, membuat gelombang orgasmenya hamper sampai.
“nikmat sekali dik ,aahhhh….”balas Fais terengah-engah
“adik hamper sampai masss, ahhhh ahhhh”
Fais mempercepat genjotan diliang senggama istrinya, ‘plok.. plok.. plok..’, yang disambut racauan istrinya
“teruuss mass , teruusss… aahhh adikk sampaiii massss” teriak Disha ketika mendapati orgasme yang diraihnya
“mass juga mau sampai diikk, ahhh” , bersamaan dengan itu, Disha menyemburkan cairan cintanya yang hangat dan bertemu dengan sprema Fais yang menyemprot dengan kencang disenggama istrinya
Disha melirik jam dinding, cukup lama durasi permainan mereka kali ini, hingga membuat Disha mencapai orgasmenya.
“ah ah ahh, mas hebat…” Disha mengelus dan mengecup kening suaminya yang ambruk diatas badannya
“kamu puas dik? Hoh hoh” Tanya Fais terengah-engah
“iya mas, tubuhku lemas” angguk istrinya

POV Disha
‘kriiiinggg….kriinngggg…kriiiingg’ bunyi alarm di ponselku menunjukkan jika waktu sudah menunjukkan pukul 04.30,sudah pagi rupanya batinku ketika mengucek-ucek mata.
“mas bangun, sudah pagi” ujarku membangunkan suamiku
“mmmm sudah pagi ya dik?” sahut suamiku malas-malasan
“iya, ayo bangun trus mandi sana” sahutku
Aku bangkit dan kemudian berjalan menuju almari disudut ruangan, kubuka pintu almari dan kupilih daster yang akan kukenakan, karena semalam aku masuk kamar hanya dengan dibalut handuk saja.
Suamiku masih terdiam diatas ranjang untuk menghilangkan rasa kantuknya, pilihanku jatuh pada daster dengan seutas tali dipundaknya, sengaja aku tidak memakai CD dan BH karena aku belum mandi. Aku berjalan kekamar mandi yang ada didalam kamar untuk menggosok gigi dan mencuci muka, dan kemudian kupakai daster warna kream yang tadi kuambil dari lemari. Aku bercermin dikamar mandi, Daster itu benar-benar pas melekat ditubuhku, memamerkan keseksian dan kesintalan tubuhku. Daster ini memperlihatkan pundak dan tentunya belahan payudaraku, panjang ujung bawahnya yang sejengkal dari lututku sehingga pahaku yang padat dan mulus itu dapat terlihat jelas. Kuambil ikat rambut, dan kusanggul sekenanya sehingga aku merasa semakin seksi memperlihatkan leher dan tengkukku yang besih itu tersingkap.
“dik kok pakai daster itu” protes suamiku tiba-tiba saat aku keluar dari kamar mandi
Aku hanya tersenyum, “sudah mas segera mandi sana, keburu siang nanti” jawabku singkat.
Mas Fais terlihat cemberut karena aku tidak menanggapi protesnya, dan dia berjalan menuju kamar mandi yang ada dikamar kami, dan tak lama kemudian terdengar air kran mengisi bak mandi.
Aku melangkah keluar kamar menuju dapur yang ada dibelakang rumah untuk menyiapkan minum dan sarapan sebelum mas Fais berangkat bekerja, kira-kira Pardi sudah bangun apa belum ya gumamku.
“took..tokk..tokk” kuketuk pintu kamar tamu tempat Pardi beristirahat, karena tidak ada sahutan kucoba untuk menarik gagang pintu kamar itu dan ternyata tidak terkunci.
‘krieekk’ kudorong perlahan, dan kulihat Pardi terlentang dengan tubuh telanjang, dan yang membuatku takjub ukuran batang penisnya yang meski tidak ereksi cukup besar dan panjang, dan tiba-tiba terbesit pikiran nakalku untuk menggoda Pardi
“mas..ayo bangun mas…” panggilku lirih dari depan pintu
Pardi hanya menggeliat karena terganggu tidurny. kucoba membangunkannya lagi “mas sudah pagi, ayo bangun..”, dan usahaku kali ini berhasil,Pardi mulai mengucek-ucek matanya dan berusaha mencari arah sumber suara.
“mas,ayo bangun…” kuulangi lagi kata-kataku untuk benar-benar membangunkan dia. Pardi yang masih setengah mengantuk menyapukn pandangannya kearah pintu
“sudah pagi lho” ulangku sekali lagi, bisa kulihat dia cukup terkejut karena ekspresinya yang tadi masih ngantuk, kini mendadak tegang, begitu pula dengan batang penisnya yang tadi lemas kulihat mulai mengeras.
“cantik sekali mbak” puji Pardi melihat penampilanku, rupanya daster yang kukenakan berhasil menarik minatnya. Aku bersandar di kusen pintu, sengaja aku menarik sedikit ujung bawah dasterku sehingga paha mulusku semakin terpampang jelas. Sesekali aku mengawasi pintu kamarku takut jika suamiku sudah selesei mandinya.
Namun suara kran air masih terdengar, berarti mas Fais masih berada dikamar mandi. Aku ingin menggoda Pardi lebih nakal lagi, Pardi tersenyum ketika melihatku masuk dan menutup daun pintu.
“kangen kontolku ya?” goda Pardi
Tak kujawab pertanyaan Pardi dan aku mulai naik diatas kasurnya, kupegang terasa keras sekali batang penis Pardi.
“keras sekali mas pagi-pagi” candaku saat aku mulai mengocok batang penisnya
“kan kontol sehat mbak, tapi mbak berani banget kan ada suamimu?” Tanya Pardi
“mas Fais masih mandi” jawab ku singkat dan kemudian mulai kukulum batang penisnya
“aahhh mbakkkk” desah Pardi, rambutku diremas-remas olehnya
Benar-benar besar batang penis ini, kusedot-sedot kuat kepala penis Pardi, kukocok batangnya, dan sesekali aku lumat dalam-dalam hingga hamper membuatku tersedak. Pardi menggapai tali daster dibahuku, menariknya turun, sehingga payudara besarku menggantung indah didepannya.
Pardi membalas seranganku, jari jarinya bergerak lincah dipayudaraku dan meremasnya, sesekali dipilinnya putting susuku yang membuatku semakin bersemangat mengoral batang penisnya.
“mas, main sebentar yuk?” tawarku padanya
“aman ndak?” Pardi sedikit ragu-ragu
Namun bukannya menjawab pertanyaannya, aku bangkit dan kutarik kepalanya, lalu kucium bibirnya. Aku semakin terangsang dengan remasan dan rabaannya dibagian sensitive tubuhku. Pardi membalas ciumanku, dan memagut lidahku. Kami berciuman dengan panas, Pardi meremas-remas payudaraku, dan akupun melingkarkan kedua tanganku dipundakya.
Meskipun semalam mas Fais sudah memuaskanku, namun ketika aku melihat batang penis Pardi yang besar dan panjang itu, membuatku kembali bergairah. Aku sudah terlena dengan kepuasan yang kudapat dari bercinta dengan pria selain suamiku, kini aku seperti petualang cinta, yang hanya mengejar kepuasan semata.
Pagi yang dingin terasa sangat gerah dikamar ini, peluh membasahi tubuh telanjang kami berdua yang tengah bercumbu saling memuaskan satu sama lainnya, berpacu dengan mas Fais yang beraktifitas di kamar mandi.
“Ayo mas kita quicky sex” abaku pada Pardi
Pardi yang mengerti maksudku, kemudian merebahkan tubuhku. Disingkapnya kain dasterku kepinggang dan memperlihatkan liang senggamaku yang sudah sangat basah oleh ransangan kami tadi, bergegas Pardi mengarahkan batang penisnya yang sudah tegang kebibir memekku.
“aasshhhhh” desahku pelan ketika Pardi memasukkan batang penisnya.
“aahh ahhh ahhh…” aku mendesah menikmati setiap hujaman batang penis Pardi, badankupun turut menghentak ketika Pardi mendorong masuk batang penisnya.
“memekmu sempit banget mbak” racau Pardi ditengah genjotannya diliang senggamaku.
“ayoo cepettt masshh, suamiku ssbentar lagii seleseiii” tanganku berusaha menggapai ujung bantal diatasku dan meremasinya dengan belingsatan
‘plok… plok… plok…’ semakin lama genjotan Pardi semakin cepat, batang penisnya menyusuri dinding liang senggamaku dengan sangat cepat pula, membuat memekku semain gatal dan memberikan kepuasan yang tidak dapat kuutarakan
aku merasakan jika batang Pardi mulai menegang dan bergetar seiring dengan genjotannya itu, menandakan dia hendak berejakulasi, begitu juga aku rasa gatal dan geli yang menjalari liang senggamaku semakin kuat, yang akan mengahantarkan gelombang orgasmeku.
“ooohhhhhh oohhhh massshhhh aahhhhhh” aku mengeluh dan mendesah tertahan, berusaha agar suaraku tidak terlalu kencang sehingga tidak terdengar sampai keluar kamar. Aku sudah mendapatkan orgasmeku, bersamaan dengan itu cairan cintaku menyirami batang penis Pardi yang masih mengganjal didalam memekku, Pardi memepercepat genjotannya karena dia juga akan sampai.
“aahhhh” Pardi memegang erat pinggulku dan menghujamkan kuat-kuat batang penisnya kedalam liang senggamaku, dapat kurasakan siraman sperma Pardi menyemprot banyak dan membanjiri rahimku.
Pardi terkulai lemas diatas tubuhku, dapat kurasakan dengusan nafasnya membelai pipiku. Kurasa dia cukup kelelahan karena dari kemarin dia sudah beberapa kali menyetubuhiku, begitu juga aku, kurasakan persendianku sangat lemas setelah persetubuhan panjang ini. Aku terdiam sesaat menikmati orgasme yang kuraih barusan.
“mass, aku keluar dulu, pintunya jangan lupa dikunci lagi” ujarku pada Pardi ketika bangkit dari pelukannya, Pardi pun ikut membantuku berdiri dan mengantarkanku kepintu kamarnya
“terima kasih mbak buat kenikmatannya pagi ini” sahut Pardi dengan meremas payudaraku yang terlihat sangat kencang dibalik daster satu tali yang kukenakan
“nakal kamu mas” balasku sambil tersenyum
Pardi kemudian bergegas menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam, aku buru-buru berjalan kekamar mandi belakang untuk membersihkan diriku, karena cairan orgasmeku yang bercampur dengan sperma Pardi mulai merembes mengaliri pahaku.
Kudorong pintu kamar mandi dan kututup kembali, kuambil air untuk membersihkan memekku yang barusan dihajar batang penis Pardi, benar-benar pagi yang mendebarkan…

Matahari beranjak naik, menerangi setiap sudut bumi. Embun-embun pagi yang lembut menyapa memudar , pagi hari yang cerah dihari sabtu….
“dik, barang-barangnya apalagi yang dibawa kemobil?” teriak Fais dari arah garasi
“tas sama perlengkapan mandinya sudah semua mas? Kalau sudah kita tinggal berangkat saja” balas Disha dari dalam kamar yang tengah memakai makeup
“sudah dik, ini sudah mas bawa semua yang tadi ada diruang tamu” sahut Fais menata barang bawaan di bagasi belakang
“mbak, beneran aku tidak apa-apa ikut?” sahut Pardi tiba-tiba yang tengah berdiri dipintu kamar
Disha yang tengah asyik dengan dandanannya tampak kaget mendapati Pardi tiba-tiba ada dibelakangnya
“ah, mas Pardi kagetin aja. Iya gak apa-apa, mas Fais kemarin kan juga sudah bilang kalau mas Pardi diajak juga, daripada mas Pardi dirumah sendirian” Disha menyapukan blushon berwarna natural dipipinya
“buruan sana pakai bajunya, nanti diliat mas Fais ndak enak lagi, kamu masih pakai handuk gitu lagi ngobrol sama aku” sahut Disha menambahkan
“ya sudah aku siap-siap dulu, oia makasih ya mbak buat kepuasannya semalam” Pardi tersenyum dan menutup pintu kamar Disha
“Pardi memang tidak ada puas-puasnya” batin Disha ketika melihat tonjolan dibalik handuk yang dipakai Pardi

Malam hari sebelumnya
“Eemmhhpp,,,” erangan Disha tertahan ketika liang senggamanya mulai menerima batang penis Pardi, cukup sulit memang bagi Pardi untuk melesakkan batang penisnya ke dalam liang senggama Disha yang terhalangi oleh rok spannya yang tersingkap keatas, Apalagi posisi Pardi yang tengah memeluk Disha telungkup diatas ranjang. Pardi bertumpu dengan lututnya dan kemudian menarik keatas bongkahan pantat Disha yang menungging indah memamerkan liang senggamanya yang merekah basah.
“ahhhhh,…maassss”, Disha terpekik ketika Pardi mulai mengayunkan pinggulnya, membuat batang penisnya yang tengah terbenam dalam-dalam diliang senggama Disha bergerak memompa dan menarik. Disha memejamkan matanya, menikmati gesekan batang penis Pardi yang semakin lama semakin terasa keras, dinding senggamanya menjepit erat penis Pardi yang basah oleh cairan nikmatnya.
“masukin yang dalam mashhh….” Pinta Disha lirih ketika Pardi asyik memainkan batang penisnya disekitar bibir vaginannya, “nanti keburu mas Fais balik” sambung Disha.
Fais malam ini tengah kerumah saudaranya untuk menitipkan kedua anaknya karena esok pagi, mereka akan menghadiri acara family gathering kantornya Fais didaerah Batu, sementara Fais dalam perjalanan, istrinya yang cantik tengah memacu birahinya bersama Pardi.
Namun, bukannya Fais bergegas meneruskan permainannya, tetapi justru dia mencabut batang penisnya yang telah basah, “lho.. mas kok dicabut?” Tanya Disha heran
“mbak, aku ingin menikmati tubuhmu ini, bukan hanya sekedar permainan sesaat” bisik Pardi ditelinga Disha
Untuk sesaat keduanya hanya terdiam, membuat suasana malam itu terasa hambar. Matanya terus menatap wajah Pardi dan sesekali melirik batang penis Pardi yang berada tepat didepan bibir vaginanya.
“ayolah mass, setubuhi akuuuu…” rengek Disha lagi
Pardi membalik tubuh Disha dan menarik lepas keatas blouse yang dipakainya kerja hari itu, dan kemudian menarik lepas pengait BHnya dan melemparkan BH Disha ke lantai. Payudara Disha terekspose bebas dengan putting susu kemerahan menggoda gairah Pardi. Dan dengan Pardi memelintir puting Disha.
“masshhh” pekik Disha ketika putting susunya tengah dimainkan Pardi, yang masih asyik mencumbui payudara istri tuan ruamh, menjilatinya dengan rakus dan sesekali menyedot kuat putting susunya hingga sama-samar terlihat bekas kemerahan
Dengan setengah telanjang, Disha kembali merebahkan dirinya dan membuka selangkangnnya lebih lebar, memberi ruang supaya Pardi mengambil tempat diantara kedua pahanya yang sekal, rok spannya telah tersingkap keatas, dengan sedikit tidak sabaran Disha memegang pinggul Pardi dan menekan penis Pardi yang mengacung gagah diantara pahanya.
“ahhhh, terusss massshhh” racau Disha ketika Pardi kembali memasukkan batang penisnya menyusuri dinding senggamanya, matanya sayu beradu pandang dengan tatapan Pardi yang tengah menikmati jepitan erat istri Fais.
Pardi sendiri dapat melihat jelas bagaimana gairah Disha memuncak, tubuhnya menggelinjang seiring dengan melesaknya batang penisnya, sesekali lenguhan nikmat terucap dari bibir Disha.
“uuggghhhh..”
Setelah mendiamkan sejenak batang penisnya, Pardi mengayunkan pinggulnya perlahan, gesekan kulit penis Pardi dengan dinding vagina Disha menimbulkan erangan dan desahan-desahan yang saling bersahutan. Pardi memagut bibir Disha, memasukkan lidahnya kedalam rongga mulutnya, Disha membalas pagutan Pardi dengan memberikan ciuman yang tidak kalah panasnya. Lidah mereka saling membelit meredam erangan-erangan nikmat ditengah pompaan penisnya itu. Kedua betis jenjang Disha mengait erat pinggul Pardi seolah tidak ingin sumber kenikmatan itu lepas.
Pardi tanpa mengubah posisinya menarik keatas tubuh Disha dan membuat mereka dalam posisi duduk, perlahan ganti Pardi yang merebahkan diri sehingga Disha berada diatasnya tengah mengakangi batang penisnya. Terus dipompanya penis Pardi membuat Disha semakin merasakan geli diliang senggamanya, hingga tanpa disadari pinggulnya bergerak maju mundur mengimbangi sodokan penis Pardi.
Rupanya Disha tidak puas apabila dia tidak mengekspresikan kenikmatan yang didapatnya saat itu, ditengah-tengah pagutannya Disha melepaskan ciumannya dan menarik tegak tubuhnya yang sebelumnya telungkup memeluk Pardi.
“Ummghhh,,,,aaahhh,,aahhh,,,, Aaaahhh,,, aahhh,,,” desah Disha lepas yang cukup keras, kondisi rumah yang sepi membuatnya berani mendesah dan meracau nikmat dengan bebas tanpa takut terganggu anaknya seperti tempo lalu
“maasshh, akuu mauu sampaiiii” racau Disha, mendapati gelombang orgasme yang akan didadapatnya. Paha sekalnya menjepit begitu kuat pinggul Pardi, kepalanya menengadah keatas dan tubuhnya menegang.
“barengan mbak, aku juga mau keluar”, sahut Pardi kembali mengehentakkan penisnya
“Uuggghh,,,, Aaahhh,,,” pekik Disha saat gelombang orgasmenya tiba, penis Pardi yang menegang didalamnya pun tersiram cairan orgasme Disha yang cukup deras. Dan dengan sekali hentakan yang cukup dalam, batang penis Pardi menyemprotkan cukup banyak sperma hingga tetesan terakhir dirahim Disha.
Kepuasan Nampak tersirat diwajah cantik Disha, melihat pasangannya bermandikan peluh dan kelelahan. Dipeluknya Pardi dan dicium keningnya. Batang penis Pardi masih menghujam didalam liang senggamanya, lelehan cairan orgasme Disha dan sperma Pardi mengaliri paha keduanya. sesekali cubitan Disha mampir ditubuh Pardi diiringi tawa kecilnya. Pardi benar-benar membuat Disha merasa nyaman dengan obrolan ringan yang dilontarkannya.
‘Ping…ping..’, smartphone Disha berbunyi dan lampu indikatornya berkedip-kedip
“mas, tolong raihkan hp ku di meja itu” pinta Disha
Pardi dengan segera menggapai hp Disha yang diatas meja tak jauh darinya. Rupanya bbm dari suaminya yang masuk ketika dirinya tengah memacu birahi bersama Pardi tadi.
Fais : ‘dik dirumah apa mati lampu?’
Disha : ‘tidak kok mas, disini lampunya nyala, mas memang sampai mana?’ Disha membalas bbm suaminya
Typing message…
Tak lama kemudian bbm Disha segera dibalas suaminya,
Fais : ‘sampai kepanjen saying, disini gelap mati listrik’
Disha: ‘ya sudah mas hati-hati dijalan, muach (sebuah emotion cium)’
Fais : ‘ok, pintunya dikunci saja dan segera istirahat dik’
Disha : peluk (sebuah emotion dikirim untuk suaminya)
“ini mas Fais sudah sampai kepanjen mas, mas Pardi balik kekamar ya, aku mau beresin kamar dulu” ujar Disha meletakkan smartphonenya
“yah, sebentar lagi sudah pulang” gerutu Pardi
“kan bisa dilanjut lagi jika ada kesempatan mas” bujuk Disha mengecup kening Pardi
“mbak ndak mau dibantu beresin kamarnya?” Pardi menawarkan diri
“ndak usah mas, aku bisa sendiri kok” sahut Dishayang kemudian melepaskan tubuhnya dari pelukan Pardi. Lelehan cairan cinta mereka mengalir cukup deras ketika batang penis Pardi terlepas dari liang senggamanya.
“ups” Disha menutup bibirnya dan bergegas mengambil tisu
Pardi tersenyum melihat polah Disha yang cantik kekanak-kanakan itu, dikaguminya tubuh istri tetangganya dari desa. Disha sudah berkali-kali memberikan kepuasan kepadanya, baik itu ketika suaminya tidak dirumah dan bahkan cukup sering dilakukan ketika suaminya mandi atau tengah malam saat semuanya tertidur Disha mendatangai kamar Pardi tanpa malu-malu lagi. Meskipun kini suaminya seikit banyak sudah mampu mengimbangi permainannya, namun rupanya Disha sudah terlanjur menikmati persetubuhannya dengan pria lain sehingga membuatnya menjadi istri yang binal, berpetualang meraih kenikmatan. Baginya kini seks adalah sebuah kepuasan dan cintanya tetaplah untuk suaminya.

Mobil SUV hitam berjalan dengan kecepatan sedang menuruni jalan kearah kota batu, Fais Nampak berkonsentrasi dikursi kemudi karena jalanan cukup ramai dengan sepeda motor dan Pardi ada dikursi sebelahnya memperhatikan lalu lalangnya kendaraan. Disha yang duduk bersantai menyilangkan kakinya dikursi tengah, memperlihatkan betisnya yang mulus dan pahanya yang sekal sesekali mengintip karena rok krem lebar yang dipakainya sedikit pendek diatas lututnya namun terlihat sangat modis dipadukan dengan blouse tanpa lengan yang berwarna senada dengan roknya. Sebenarnya Fais sempat melarang Disha mengenakan setelan pakain ini telalu mengekspose keindahan tubuhnya, terutama bagian paha dan payudara atasnya karena blouse itu berbelahan dada rendah sehingga tanpa Disha membungkuk pun bagian atas payudaranya dapat dinikmati setiap orang. Namun untuk menghindari adu argument dengan istrinya, Fais memilih mengalah. Akhir pekan ini arah batu memang ramai oleh muda-mudi baik dari arah kota malang ataupun dari Kediri. Setelah cukup lama perjalanan yang dilalui, tibalah mereka disebuah penginapan yang secara khusus disewa oleh pak Siswoyo untuk acara family gathering. Nampak sudah banyak mobil rekan-rekan kerjanya yang terparkir rapi dihalaman penginapan, dan beberapa teman-temannya Nampak mengobrol satu dengan lainnya. Fais bergegas memarkirkan kendaraannya, dicarinya lokasi yang kosong dan dilihatnya ada satu tempat di pinggir halaman penginapan.

bersambung...
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar