Cerita Eksibisionis Irma Seorang Istri : Gara-Gara Mencoba Eksib, Aku Jadi..... 11

Di berikannya celana panjang itu kepada Pak Kardjono.

“Nih Pak celananya” Kata Santo

“Sampirkan ke batang itu” perintah Pak Kardjono menunjuk batang yang agak horizontal dan tingginya kira-kira 2 meter dari tanah

“Pak…. Mau di apain aku??? ….Please….”kataku memelas.

“Mau dihukum mbak…. Dari tadi kan udah dibilang, mau dihukum… hehehehe…”jawab Kasiman

Setelah celananya tersampirkan di batang pohon, kedua tanganku diangkat oleh pak Kardjono sehingga tangan kiri yang dari tadi menutupi vaginaku sekarang tidak lagi menutupinya.

“Pak….. ampun pak……” kataku memohon.

Kedua tanganku diikatkan pada celana itu. Kini kondisiku terikat di bawah pohon dengan posisi kedua tangan keatas. Vaginaku dan seluruh tubuhku terekspos di alam terbuka. Payudaraku terasa membusung indah. Uuuhhhh…. Sensasinya membuatku merasa seksi sekali. Tak terasa vaginaku mengeluarkan cairan.

Kemudian kelima kuli bangunan itu mengelilingiku. Mereka memandangiku dari ujung rambut sampai ujung kaki hingga membuatku menjadi malu sekali.

“Ini hukumannya mbak. Hehehe……. Saya ikat disini supaya mbak Irma tidak bisa kemana-mana. Dan kami bisa meneruskan pekerjaan kami sambil memandang pemandangan indah di dekat kami. Hehehe….” Kata Pak Kardjono dengan tertawa terkekeh-kekeh.

Mendengar kata-kata Pak Kardjono, aku menjadi tersanjung. Ku tundukkan wajahku menahan malu. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh sambaran mulut yang langsung mencaplok putting payudaraku sebelah kiri.

“Kyaaa………….! ” Jeritku. Belum reda rasa kagetku, dari arah belakang ada mulut yang mendarat di ketiakku sebelah kanan.

“Aaaiicchhhhh……………!” kembali aku menjerit karena sangat kaget dan geli. Rupanya Jupri yang sedang mengulum putting kiriku dan Nyoto yang menciumi ketiak kananku. Mereka memainkan lidah dan bibir mereka hingga membuatku menggeliat-geliat menahan geli.

“Aaahhhh….. ssstttopp…. Ammpuuunnn……… ahhh…..”aku mendesah tak karuan, mulutku menganga, tubuhku menggeliat-geliat.

Ketiak dan putingku terasa amat sangat geli. Untunglah mereka berdua hanya sebentar saja menggelitik putting dan ketiakku dengan lidah mereka hingga aku bisa bernafas dengan lega. Meskipun rasa malu masih ada, tapi dalam hati aku menyukai perlakuan mereka bahkan aku menginginkan lebih dari pada itu. Tapi untuk menjaga image aku tetap harus pura-pura menolak perlakuan mereka.

“ Gelitikan tadi juga merupakan salah satu hukuman buat mbak Irma. Hehehehe……. Suka kan??” Kata Pak Kardjono.

“Jangan Pak… Geli banget…. Ampun….tolong lepasin Irma pak….”kataku memohon

“Hehehe….. ampun atau ampun???......tuh, pahanya sampe basah gitu…..” ejek Nyoto sambil ujung jari-jarinya di gesekkan ke tubuhku dari lengan yang terangkat menuju ke bawah melewati ketiak, payudara sampai perut dan kembali lagi keatas membuatku kembali menggeliat-geliat.

“Aaaahhhhh…….. aaahhhhhh……… ammmppuunnnnn…….” Aku mendesah dan merintih menahan geli yang kembali melanda tubuhku. Aku sama sekali tidak bisa menghindar dari jari-jari nakal itu. Tubuhku terus menggeliat-geliat.

“Hayo.. jawab yang jujur mbak Irma…. Kalau gak jujur, gak berhenti lo…….”kata Nyoto.

Apakah aku harus mengatakan kalau aku suka? Itu sama saja dengan menjatuhkan harga diriku sendiri. Tapi kalau aku tidak mengatakan “suka”, gelitikan ini sangat menyiksaku. Kalau terus-terusan begini, aku bisa ngompol di tempat ini dan ini malah semakin mempermalukan diriku.

“Aaahhhhhhh……………….. uuhhhhhh………….. cccuukkkuuppppp……… aammmmppppuuuunnnn…” desahku.

“Gimana..??? hehehehe……..”kata Nyoto

“Iy…iy…..iyyaaaa………aaaahhhhhh………………..”jawabku akhirnya.

“Iya apa mbak..??” kata Jupri menimpali.

“Yang jelas dong mbak Irma cantik………..”Kata nyoto masih dengan jari-jarinya yang nakal yang terus menggelitiki tubuhku.

“Iyy……. Iiiyyyaaaaa aakkkuuu sssssuuukkkaaaa…….. aaahhhhhhh………..” jawabku lebih jelas sambil terus menggeliat-geliat dan mendesah.

“Nah… gitu donk…….” Kata Nyoto. Dia akhirnya menghentikan jari-jarinya.

“Mbak Irma, kami lanjut kerja dulu ya…. Mbak Irma disini dulu ya….. tungguin kita-kita. Hehehehe….” Kata Pak Kardjono.

“Pak, Lepasin Irma dulu donk pak….. ntar ada orang yang liat nih….”kataku merengek.

“Lo…. Mbak Irma gimana sih…… katanya tadi suka……..”kata pak Kardjono.

“Atau mbak Irma mau di gelitikin lagi….. gmn?”kata Nyoto

“Eh…eh… gak usah… iya iya Irma suka…..” jawabku cepat sebelum jari-jari nakal Nyoto kembali menggelitik tubuhku.

“Ya udah, tunggu disini ya Mbak Irma cantik……hehehehe……..”kata Pak Kardjono

Mereka berlima segera meninggalkan aku sendiri bergelantungan dibawah pohon. Jarak antara rumah yang sedang dibangun dengan pohon tempatku terikat tidak jauh, hanya sekitar 5 meter saja. Namun demikian, sebelah kanan rumah setengah jadi itu masih tanah kosong sehingga jika ada orang yang lewat di depan rumah, masih ada kemungkinan tubuh telanjangku terlihat. Aku berharap tidak ada orang yang lewat sehingga aku tidak bertambah malu.

Dengan posisi terikat tersebut, payudaraku seakan menantang siapa saja yang melihatnya untuk mencucupi putingku. Sensasinya sungguh luar biasa, aku merasa seksi sekali. Apalagi ditengah-tengah kesibukan kelima kuli tersebut bekerja, sesekali mereka menjilat bagian-bagian tubuhku yang menurut mereka menggoda sekali. Kadang telingaku di jilat, kadang putingku, kadang ketiakku di gelitiki dengan lidah, bahkan kadang-kadang mereka memasukkan lidah mereka dalam vaginaku. Itupun mereka lakukan hanya sekejap-sekejap saja sehingga membuatku merasa tanggung dan frustasi.

Aku hanya bisa pasrah menikmati pelecehan-pelecehan yang mereka lakukan tanpa bisa berbuat apa-apa. Hanya desahan dan jeritan serta gelinjangan tubuh saja yang bisa aku lakukan.

Beberapa saat sebelum istirahat, terdengar ada suara sepeda motor yang berhenti di depan bangunan yang sedang di kerjakan itu. Dari suara yang terdengar, tampaknya ada 2 orang yang datang. Mereka berbincang sambil bergurau.

Tak lama kemudian, sepertinya ada suara dari salah satu orang asing itu yang mendekat. Aku jadi kebingungan, aku takut ketahuan. Kondisiku yang terikat tidak bisa menutupi tubuhku yang telanjang. Jantungku berdebar kencang menantikan saat-saat aku dilihat oleh orang asing lagi dalam keadaan polos, telanjang bulat.

Bagaimanapun juga, aku adalah wanita baik-baik yang tidak ingin malu karena bagian-bagian tubuhku yang paling rahasia terekspos ke public. Sudah cukup 5 orang kuli bangunan, 2 orang security, dan seorang tukang sayur itu saja yang melihat dan menikmati tubuh telanjangku. Aku tidak ingin semakin banyak orang yang tahu.

Namun kenyataannya kali ini akan ada orang asing lagi yang akan melihatku bugil. “Ooohhhhh……gimana nih…??? Aduh……malu aku………”jeritku dalam hati.

“Wo, ayo balik!” Teriak seseorang yang suaranya tidak aku kenal. Sepertinya dia sedang memanggil orang yang sedang menuju ke arahku itu.

Saat itu orang yang dipanggil “wo” sudah kelihatan ujung kakinya dan hampir melihatku namun dia segera berbalik arah sehingga tidak sempat melihatku.

“Fiuhhh…. Hampir saja. Selamatlah aku…..”gumamku. aku mengambil nafas panjang. Terasa lega sekali karena tubuhku selamat dari tangan-tangan nakal orang asing yang lain.

Saat istirahat, aku dan kuli-kuli itu makan bersama. Tentunya aku disuapi oleh mereka secara bergantian sambil sesekali tangan mereka menjahili tubuhku.

Setelah makan, kembali mereka menggodaku dengan berbagai pujian atas kecantikan dan keseksianku. Sebagai wanita normal, aku sangat senang dan tersanjung mendengar pujian-pujian itu. Tanpa bisa dicegah, aku menjadi tersipu-sipu. Melihatku seperti itu, mereka semakin semangat menggodaku dan bahkan menjadi gemas terhadapku.

Akhirnya secara bersamaan mereka mengerubungiku. Kasiman mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Aku yang sejak pagi merasa sangat terangsang membalas ciuman kasiman dengan tidak kalah panasnya.

Kedua payudara dan ketiakku menjadi sasaran nafsu mereka. Dua orang meremas payudaraku masing-masing kiri dan tangan. Aku tidak tahu siapa saja melakukan itu karena mataku terpejam melayani ciuman kasiman. Putting kiriku terasa diemut, dijilat dan digigit oleh orang yang ada d sebelah kiriku. Sambil tangannya menggelitik ketiak kiri dan meremas payudara kiriku. Sementara orang yang ada di sebelah kananku meremasi payudaraku sebelah kanan dan memilin-milin putingnya sedangkan mulut dan lidahnya menjilati ketiakku.

“Eehhmmmm…………………..Eeehhmmmmm…………………” aku mendesah dan menggeliat-geliat tak karuan menahan geli dan nikmat yang teramat sangat.

Setelah itu kakiku sebelah kanan diangkat kesamping hingga lututku hampir menempel pada tubuhku. Kemudian aku agak terlonjak kaget merasakan benda yang lunak dan basah menempel pada vaginaku dan bergerak lincah di permukaannya hingga klitoris. Rupanya ada yang mengoral vaginaku. Belum lagi hilang rasa kagetku, aku merasa ada yang membuka pantatku dan menjilati lubang anusku.

Rasa nikmat yang aku rasakan tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Seluruh organ sensitifku diserang secara bersamaan. Apalagi keadaanku yang terikat pasrah dan tak berdaya membuat rasa nikmat ini menjadi berlipat-lipat.

Eeehhhmmmmm………eeehhhmmmmmmmm………………eeemmmhhhhhhhh…… ……….”hanya itulah yang bisa aku lakukan. Mendesah dan menggeliat.

Hanya dalam waktu yang singkat, aku sudah merasa di ambang orgasme. Kelima Kuli itu terus merangsang tubuhku tanpa henti. Hingga akhirnya, “EEmmmpphhhhhhhhhhhhh…………………………..” aku mengalami orgasme hebat tanpa bisa di tahan lagi. Tubuhku menegang kuat hingga beberapa detik setelah itu mengejang-ngejang nikmat.

Namun kelima kuli itu tidak memberiku kesempatan untuk beristirahat, mereka terus menjilat-jilat tubuhku hingga tubuhku terus mengalami orgasme yang sambung-menyambung. Setelah beberapa kali tubuhku menegang, Kasiman baru melepas ciumannya. Seperti sudah diberi tanda, satu persatu kuli-kuli itu menghentikannya rangsangannya pada tubuhku. Tubuhku menggantung lemas pada ikatan di tanganku.

“Uuhhhffff….uuhhfff…uuhhff….uuuhhhffff……”nafa sku terengah-engah. Sesekali aku mengejang sedikit sisa dari gelombang orgasme yang barusan melandaku. Kulihat mereka saling berbisik. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Aku menjadi penasaran dengan rencana mereka namun aku hanya bisa pasrah menerima apapun yang mereka rencanakan tersebut.

Jupri mendekatiku sambil melepaskan celananya. Penisnya sudah sangat tegang hingga menghadap atas. Penis tersebut terlihat besar dan kokoh membuat vaginaku makin berkedut-kedut minta untuk segera di bobol. Dia kemudian mengangkat kedua kakiku lalu melingkarkannya pada pinggangnya sehingga posisiku kini digendong dengan kedua tangan tetap terikat dan tergantung. Aroma keringatnya yang khas pekerja berat menusuk hidungku. Hal itu bukannya membuatku jijik namun malah meningkatkan nafsuku.

Jupri mulai mengarahkan penisnya memasuki tubuhku. Kepala penisnya sedikit demi sedikit membelah vaginaku yang basah. Gesekannya terasa banget. Hampir saja aku meraih orgasmeku kembali. Saat setengah penisnya sudah masuk, tiba-tiba dia melepaskan pegangannya pada tubuhku. Tubuhku langsung anjlok, lingkaran kakiku pada pinggang jupri semakin erat karena kaget membuat batang penis itu seakan menembus liang peranakanku.

“Uuuuccccchhhhh……………………………..” tanpa bisa dibendung lagi aku meraih orgasmeku dengan dahsyat. Tubuhku melengkung kedepan, payudaraku membusung indah, putingnya semakin dekat dengan muka Jupri. Jupri tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia langsung mencaplok putting itu dan menyedotnya dengan kuat. Orgasmeku terasa semakin nikmat.

Setelah orgasmeku mereda, jupri mendekap tubuhku. Keringat dan aromanya yang menyengat membuaiku. Dari belakang, seseorang menempelku dalam keadaan telanjang. Kulirik ternyata dia adalah Santo.

Kurasakan santo membelai-belai lubang anusku. Akupun menggeliat geliat karena kegelian. Hal ini membuat gairahku kembali bangkit.

Setelah itu, “Uuuuccchhhhhh………”aku melenguh karena santo memasukkan 1 jarinya ke dalam anusku. Dikeluar masukkannya jari itu ke dalam anusku. Aku merasa sangat nikmat. Setelah beberapa saat, santo menambah 1 jari lagi yang masuk ke dalam anus. Lubang bawahku terasa penuh sekali.

“Aacchh…aacchh….aacchh….. uuhhhh……” aku mendesah-desah merasakan kenikmatan yang amat sangat. Sambil tangannya mengobok-obok anusku, mulutnya mencium dan menjilati telingaku membuatku semakin mendesah keras.

Tak lama kemudian santo mengeluarkan jarinya dan mulai mengarahkan penisnya yang besar ke anusku. Aku yang mengetahui hal itu menjadi panic dan berusaha menghindarinya.

“Ooohhh…. Udah… jangan yang itu….. ampun…….”aku memohon kepada mereka dan menggerakkan pantatku supaya penisnya tidak bisa masuk. Santo dan Jupri menjepit tubuhku diantara tubuh mereka dengan erat sehingga gerakanku menjadi terbatas.

Kepala penisnya sudah menempel pada mulut anusku. Aku yang merasakan itu semakin panic. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa.

“Jangan…ampun……….”aku merengek-rengek supaya mereka tidak melakukan double penetrasi.

“Oooooohhhhhhhh………………………………” aku mulai melenguh merasakan kepala penis santo yang mulai menerobos lubang anusku.

“Aaaccchhhhh……………………….sssssaaaaakkkkkkiiiiitttttt… ………………” lubang anusku terasa seperti dibelah.

Mengetahui hal itu, Jupri tidak tinggal diam. Dia menggerak-gerakkan penisnya yang ada di vaginaku secara perlahan-lahan sehingga rasa nikmat dan sakit bercampur menjadi 1. Proses masuknya penis Santo dalam anus terasa sangat lambat sekali. Hampir saja aku tidak kuat menahan sakitnya hingga akupun mengeluarkan air mata.

“Tenang mbak Irma, sebentar lagi enak kok. Hehehehe….. tuh, udah masuk semua kontol Santo. Hehehehe…..” bisik pak Kardjono sambil menjilati telinga kananku.

Mengetahui penis Santo sudah masuk semuanya, aku sedikit lega. Jupri dan santo mendiamkan penis mereka didalam kedua lubang bawahku supaya aku bisa menyesuaikan diri. Rasanya tubuh bagian bawahku sangat penuh.

Kondisiku sekarang diapit erat oleh 3(tiga) orang pria dalam keadaan kedua tangan terikat keatas dan telanjang bulat. Aku merasa sangat seksi sekali. Tanpa sadar aku menggerakkan tubuhku perlahan-lahan menginginkan yang lebih. Jupri dan santo yang memahaminya mulai menggerakkan penisnya pelan-pelan.

“Ooooohhhhhhhhhhhh………………… aaaahhhhhhhhhhhh………………”desahku.

Kenikmatan yang aku rasakan jauh melebihi rasa nikmat yang selama ini pernah aku alami. Bahkan saat aku di gilir oleh kelima kuli inipun masih jauh lebih nikmat saat ini.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuatku mencapai klimaks. Hanya beberapa menit saja, kenikmatan ini sudah menjalar ke seluruh tubuh hingga akhirnya aku mencapai big orgasme yang luar biasa.

“Aaaaaaaaaaccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhh…………………………………….” Jeritku panjang. Tubuhku menegang luar biasa dan dalam waktu yang cukup lama hingga beberapa menit.

Santo dan Jupri sama sekali tidak menghentikan gerakkannya. Penis mereka tetap bergerak keluar masuk lubang anus dan vaginaku meskipun mereka mengetahui aku sedang mengalami orgasme yang hebat. Hal ini membuat orgasme yang aku alami tidak berhenti, malah sambung menyambung terus.

“Aaaaacccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………………………… ……….” Setelah orgasme reda sebentar, tubuhku kembali menegang hingga aku berteriak panjang lagi.

“Aaaaaaacccccccccccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………………………… …..”jeritku kembali.

Orgasmeku baru berhenti setelah Jupri dan Santo menghentikan goyangan penisnya pada kedua lubangku. Saat itu aku benar-benar lemas sekali. nafasku ngos-ngosan seperti lari berpuluh-puluh kilometer.

Tanpa mencabut penis dari dalam lubang vagina dan anusku, Jupri dan Santo dibantu teman-temannya melepaskan ikatan tanganku. Kemudian mereka membawaku ke dalam rumah dengan keadaan 2 penis tetap tertancap dalam tubuhku.

Dengan tertatih-tatih, aku digendong oleh mereka. Saat menuju rumah, aku kembali mengalami orgasme. Hampir saja aku terjatuh dari gendongan karena tubuhku yang menegang.

“Kita susah payah gendong, mbak Irma kok malah keenakan. Hehehehe……..”seloroh Jupri.

Mendengar itu, mukaku menjadi merah padam karena malu. Apalagi teman-temannya yang lain juga ikut meledekku.

Sesampai di dalam rumah, aku kembali digarap ramai-ramai. Kali ini seluruh lubangku terisi oleh penis-penis mereka. Bagian-bagian tubuhku yang sensitive juga tak luput dari jamahan mereka. Tak terhitung lagi berapa orgasme yang aku alami hingga aku tak sadarkan diri.

Aku bangun pada pagi hari masih dalam keadaan telanjang. Seluruh tubuhku di penuhi sperma yang telah mengering terutama di bagian vagina. Disitu agak tebal karena banyak sperma yang terkumpul. Badanku terasa pegel semua. Vagina dan anusku terasa sakit sekali.

Dengan tertatih-tatih aku menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh supaya badan segar. Setelah mandi aku kembali kekamar tidur untuk istirahat. Tiba-tiba, ada seseorang yang membuka kunci pintu depan rumahku.

“Ceklek…ceklek…” suara kunci dibuka.

“Krieeeekkkkk……………..”pintu dibuka

“Mamaaaa……….. papa pulang…………….”ternyata itu suara suamiku.

Aku kaget sekali. ingin pingsan rasanya. Bagaimana ini….? Kok suamiku sudah pulang….? Secepat kilat aku menyambar bantal untuk menutupi tubuhku. Belum sempat aku mengganti sprei yang masih belepotan sperma yang telah kering.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar