Cerita Eksibisionis Istriku Rina : Di Balik Sebuah Cerita 15

Andi yang saat ini berada di kantor kembali larut dalam kesibukannya dimana setelah menandatangani beberapa document yang menurutnya penting kemudian andi pun berbincang dengan sekretarisnya terkait jadwal meeting dalam minggu ini. Setelah merasa beres andi pun kembali terduduk sejenak di salah satu sofa di ruang kerjanya sembari menarik handphone di kantong celananya kemudian menelpon salah satu kontak yang mana andi menelpon sopir pribadinya. Andi menelpon untuk menanyakan sudah sampai mana sopirnya tersebut, apakah sudah sampai di rumahnya atau masih dalam perjalanan menuju rumah si target.

Target ? andi bukan ingin membunuh seseorang tetapi target yang di maksud oleh andi adalah pak giran. Hari ini andi memang menyuruh sopirnya tersebut untuk menjemput pak giran yang mana akan di bawa ke rumahnya namun sebelum pak giran tiba ke rumahnya andi ingin berjumpa terlebih dahulu karena memang ada beberapa hal yang ingin andi bicarakan kepada giran yaitu mengenai istrinya, rina. Setelah selesai menelpon supirnya, andi meletakkan handphone di atas meja yang terletak di hadapannya tersebut sembari melemaskan otot leher dan menyandarkan kepadanya di sofa empuk itu.




Tiba-tiba terdengar suara pesan masuk dari hape andi yang membuatnya sedikit terkejut dari lamunannya. Andi pun meraih hape tersebut dan membuka pesan yang berasal dari risma, seorang wanita yang telah bercinta dengannya waktu liburan di kampung. Senyum terlukis di wajah andi saat membuka pesan itu yang mana pesan tersebut berisikan foto risma yang sudah setengah telanjang pada bagian bawah tubuhnya dengan posisi risma sedang mengangkang sembari salah satu tangan risma menunjuk ke arah vagina yang telah basah dan tak lupa risma mengetik “ kangen penis kamu, mas andi”.

Tanpa terasa andi yang melihat foto risma tersebut merasakan ada yang mengembung di balik celananya kantornya dan andi pun berinisiatif untuk mengirimkan foto penisnya yang tegang kepada risma. Tangan andi pun bergerak membuka resleting celananya dan menurunkannya sampai ke arah lutut dan mulai memainkan tangan pada penisnya sembari melihat ke arah foto risma dan tak lupa andi mempotret tangan yang sedang berada di penis tegangnya dan mengirim kepada risma sembari mengetik “ penisku kangen vaginamu juga, risma sayang”. Andi pun yang sudah terbakar gairah oleh provokasi dari foto risma ini melanjutkan dengan kegiatan onani yang berakhir dengan klimaks yang mengairahkan dengan mengarahkan kepala penisnya tetap ke vagina basah foto risma dan muncratan spermanya pun membasahi hp andi.

Hingga terdengar suara nada panggilan masuk yang membuat andi bergerak dari istirahatnya. Panggilan masuk yang berasal dari sopirnya ini mengabari bahwa dia dan bapak dan ibu giran sudah berada di tempat dimana andi mengarahkannya tadi dan andi pun mnegatakan akan segera ke sana. Andi pun menutup telp dan segera menuju ke kamar mandi untuk merapikan diri sejenak baru bergegas menuju ke cafe tempat mereka janjian tersebut. Andi berangkat dengan suasana hati bahagia dan senyumnya mengambang di bibirnya, para karyawan yang berpapasan dengan andi dibuat terheran-heran melihat andi yang begitu ceria seakan-akan sedang dirasuki sesuatu. Andi pun tiba diparkiran dan memasuki mobilnya kini mobil itu telah meluncur ke tempat tersebut.

oOo


*di rumah andi




Sandra yang masih berada di rumah andi dan rina ini telah memutuskan untuk menginap dua hari lagi. Sandra masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan pak prabowo yang mana setelah mengabari suaminya tadi malam sebelum bercinta dengan pak prabowo. Sandra dan pak prabowo telah menjadi sepasang kekasih yang mana keduanya telah mengikat hati dan cinta keduanya semalam. Pak prabowo memang serius ingin menikahi sandra yang mana sandra pun juga menerima hal tersebut. Sandra yang merasakan pak prabowo adalah sosok yang tepat bagi hidupnya saat ini yang mana sandra merasa kecewa dengan rian, suaminya karena terlalu mementingkan karir daripada keluarganya hingga pada saat sosok pak prabowo hadir di waktu yang tepat.

Sandra merasakan sebuah kehidupan baru semenjak mengenal lebih dekat tentang pak prabowo yang mana semua itu telah merubah pikiran dan perasaannya kepada beliau. Awalnya sandra sangat benci kepada pak prabowo yang mana pak prabowo telah memerkosanya hingga dimana pada hari kedua sandra berada di rumah itu sandra merasakan perubahan yang terjadi pada diri pak prabowo yang mana beliau terlihat sangat berbeda dengan sosok yang memerkosanya hari itu. Saat dimana pak prabowo memberikan segala perhatian dan kasih sayang kepadanya itulah yang membuat sandra luluh dan membukakan pintu hatinya kepada pak prabowo hingga semalam keduanya mantap untuk menjadi sepasang suami istri.

Saat ini sandra yang masih tertidur di dalam pelukan pak prabowo dengan penisnya masih berada di dalam vagina sandra. Sandra terbangun saat merasakan penis pak prabowo yang kembali mengeras di dalam vaginanya yang mana menandakan pak prabowo telah bangun sedari tadi. Sandra pun kemudian merasakan remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya yang mana terlihat putingnya kembali menegak.

“selamat pagi sayang...” bisik suara berat pak prabowo di telinga sandra.

“ehmmm.. selamat pagi kembali sayang...” suara tertahan sandra yang mendapatkan ciuman secara tiba-tiba dari pak prabowo.

Sandra yang sebelumnya tak pernah merasakan bercinta di pagi hari ini dibuat makin mabuk kepayang dan menambah rasa cinta di hatinya terhadap sosok pak prabowo yang mana sosok pak prabowo membuktikan rasa sayang dan kasihnya kepada sandra. Kemesraan yang terlihat dari kedua insan ini adalah murni dari hati mereka yang mana keduanya saling menyayangi satu sama lain tanpa ada penghambaan pada nafsu.

Tak butuh waktu lama dimana kini pinggul pak prabowo telah bergoyang memaju mundurkan penisnya di dalam vagina rina yang mana rina hanya mampu berdesah dan menerima setiap cumbuan romantis yang diberikan oleh pak prabowo. Sandra yang terus digempur oleh pak prabowo membuatnya tak mampu bertahan lebih lama lagi yang mana dia telah memasuki ambang orgasmenya ini dan terdengar lenguhan panjang saat pak prabowo menghentakan penisnya menghujam vagina sandra. Keduanya terdiam sembari sandra menikmati orgasme di pagi ini, ciuman hangat di daratkan pak prabowo di pipi maupun di kening sandra yang mana tangannya tetap meremas lembut kedua payudara sandra. Pak prabowo yang telah kembali siap untuk bercinta ini pun menggoyang kembali pinggulnya keluar masuk di dalam vagina sandra hingga desahan-desahan nikmat mengisi kamar ini.

Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi ada sepasang mata di balik pintu kamar yang sedang mengintip kegiatan pak prabowo dan sandra yang mana pemilik mata itu seakan dapat merasakan nikmatnya dengan apa yang terjadi dengan sandra saat ini dan tanpa sadar tangan dari pemilik mata itu kini sudah berada di balik celana dalam sembari menyentuh vaginanya sendiri. Ya, pemilik mata itu adalah rina. Rina sebenarnya ingin membangunkan pak prabowo untuk sarapan pagi yang mana sedari tadi sudah terhidang di meja makan. Awalnya rina menuju ke kamar sandra dan merasa terkejut sandra tak ada di kamarnya padahal sandra mengatakan akan menginap dua hari lagi. Sebelum menelp suaminya, rina pun menuju ke kamar pak prabowo untuk mengajak makan bersama sembari membantunya untuk mencari sandra namun apa yang rina dapatkan saat rina tanpa sengaja melihat pintu kamar pak prabowo yang sedikit terbuka dan saat akan mengeluarkan suara untuk memanggil pak prabowo tiba-tiba telinga rina mendengar suara desahan wanita dari arah dalam kamar hingga mengurungkan niatnya untuk memanggil pak prabowo dan berganti dengan mengintip ke arah dalam kamar tersebut. Seketika rina terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini dimana sandra bercinta dengan mesranya dengan pak prabowo.

Pemandangan ini seketika membuat rina teringat akan kembali kepada pak giran. Rina teringat kembali akan semua perlakukan mesra yang di dapatnya dari pak giran yang mana setiap persetubuhan menggunakan hati bukan sekedar nafsu dimana sama dengan apa yang sekarang ada dihadapan rina saat ini. Tanpa rina sadari akibat dari apa yang di lihatnya saat ini dan ingatannya barusan membuat tangannya sudah menyentuh vaginanya yang masih berbalut celana dalam ini. tangannya pun mulai masuk ke dalam celana dalam hingga menyentuh vagina yang mulai membasah ini. tangan itu dengan lembut menelusupkan jarinya ke dalam rongga vaginanya yang mana membuatnya kembali bermasturbasi untuk kesekian kalinya.

Tangannya bergerak sesuai dengan pompaan penis pak prabowo yang sedang memompa vagina sandra yang kembali memanas dimana pak prabowo menyetubuhi sandra dengan gaya doggy style. Tubuh pak prabowo yang memeluk sandra dari belakang sembari tangannya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang mana terlihat pinggul sandra mengimbangi laju goyangan pinggul pak prabowo yang di ikuti desahan-desahan nikmat di bibir sandra. Terlihat pak prabowo semain cepat memompa yang mana beliau sudah hampir sampai pada puncaknya, pinggul sandra yang menyadarinya dan berada dalam keadaan yang sama pun juga ikut mengimbanginya. Hingga tangan pak prabowo mencengkram pinggul sandra dan dengan sekali hentakan membenamkan penisnya di dalam vagina sandra sembari tubuhnya memeluk sandra dari belakang mereka pun berciuman dengan mesranya. Mereka mencapai puncak secara bersamaan begitu pula yang di alami oleh rina di balik pintu kamar mereka.

“aku sayang kamu, mas prabowo....” bisik sandra sembari membenamkan wajahnya di dada pak prabowo.

“aku juga sangat menyayangi kamu, sayang” balas pak prabowo sembari memeluk tubuh sandra dan mengelus punggungnya sembari mencium ubun-ubun sandra.

Rina meninggalkan tempat persembunyian dengan penuh keirian, kerinduan akan sosok pak giran dan yang paling membuatnya bingung adalah pikirannya di penuhi dengan tanda tanya terhadap hubungan pak prabowo dengan sandra dimana ayah mertuanya itu kenapa bisa bercinta dengan kak sandra, haruskah aku menceritakan pada mas andi. Rina yang kembali ke bawah dan bergabung kembali bersama adit dan nisa, rina menemani adit dan nisa sembari menonton tv.

oOo

*di cafe

Bapak dan ibu giran sedang menyantap makanannya dimana mereka menyadari kehadiran seseorang yang mereka kenal yang mana orang itu adalah andi, mereka bertiga saling bersalaman dan duduk kembali di tempat masing-masing. Andi yang duduk di hadapan mereka dengan tersenyum membuka pembicara.

“terima kasih bapak dan ibu telah mau datang kemari” andi membuka pembicaraan.

“sebenarnya ada apa sih mas andi ?” ujar pak giran yang belum tahu rencana andi.

“jadi ibu belum cerita sama bapak ?” ujar andi sembari melirik ibu dan dibalas gelengan kepala.

“baiklah pak, aku akan menjelaskannya kepada bapak yang aku pernah berjanji kepada ibu untuk membahagiakan rina jadi hari ini telah tiba dimana bapak dan ibu akan tinggal di rumah saya tapi bapak dan ibu akan tinggal sebagai pekerja di rumah saya namun beda dengan pekerja lainnya.” ujar andi kepada pak giran yang bingung.

“jadi.. maksudnya bagaimana?” ujar pak giran yang masih tak mengerti.

“jadi begini pak, kita sekarang tuh tinggal di rumah andi loh... dan terus kalau bapak mau bercinta dengan rina juga boleh kok... ya itu inti dari pembicaraan andi dan ibu tempo hari waktu andi balik ke kota, pak....” ujar ibu yang ngomong to the point yang membuat andi tertawa dan pak giran hanya tertunduk malu.

“jadi mas andi udah tahuu kalau saya dan rina ...?” pak giran malu untuk melanjutkan kata-katanya.

“udah kok pak .... saya udah tahu semuanya.. bapak enggak usah takut” ujar andi tenang sembari tersenyum yang di sambut oleh tertawaan dari ibu dan pak giran masih tertunduk malu namun ada senyum kecil yang terlukis di bibirnya.

Mereka pun mengakhiri makan siang itu dengan obrolan santai hingga andi memanggil pelayan dan membayarkan tagihan makanan mereka. Andi, bapak dan ibu giran pun meninggalkan tempat tersebut, terlihat pak giran masih kebingungan dengan apa yang barusan terjadi dan apa yang dia dengar dari mulut andi maupun istrinya. Andi memilih untuk kembali ke kantor sedangkan bapak dan ibu giran langsung ke rumah bersama sopirnya andi. Mobil andi melaju dengan mulusnya dengan suasana yang bahagia andi meninggalkan tempat tersebut menuju ke kantor.

“mas .. sayang banget sama kamu rin...”
“Semua ini mas lakukan hanya untuk kamu, istriku tercinta”
"kebahagian kamu adalah kebahagian mas juga jadi apa pun itu akan mas lakukan"

*Suara hati andi

oOo


*di rumah andi




Pak giran dan ibu sudah sampai di halaman rumah kediaman andi dan rina, mobil yang mereka naiki pun telah terparkir dengan mulus di halaman tersebut. Seketika sopir pun mengetuk pintu rumah, sopir ini sudah sangat di kenal oleh keluarga andi yang mana dulunya juga sopir pak prabowo. Rina yang datang untuk membuka pintu merasakan apa yang di lihatnya seperti tak percaya dengan kehadiran seseorang yang memang telah dirindukan. Sesaat rina larut dalam terkejutan saat sopir itu meminta pamit karena harus balik ke kantor lagi.

“bapak... ibu...” ujar rina sesaat setelah sopir itu pergi.

Pak giran melangkah dengan santai menuju kehadapan rina yang masih berdiri di pintu masuk dengan perlahan rina merentang kedua tanganya menyambut kehadiran pak giran yang mana juga sama diikuti oleh pak giran keduanya saling berpelukan dan melepas rindu yang padahal baru beberapa tidak berjumpa.

“aku kangeen ... pak...” bisik rina namun terdengar seperti desahan di telinga pak giran

Saat rina sedang meresapi pelukan itu, rina merasakan ada tangan yang dengan lembutnya meremas kedua bongkahan pantat montok rina yang entah sejak kapan tangan pak giran sudah berada di sana dan mempermainkan kedua bongkahan pantatnya.

“kamu kangen sama bapak.. bapak kirain kamu gak kangen lagi..?
ujar pak giran berbisik kepada rina di sela-sela remasan tangannya pada pantat rina.

“rina... kangeen ... iniii ...nya .. bapak...” ujar rina sembari tangannya mengelus lembut dan sedikit meremas benda yang ada di selangkangan pak giran.

Saat keduanya larut dalam suasana yang terjadi begitu saja, mereka seakan lupa masih di luar pintu rumahnya andi dan mereka juga lupa bahwa ibu masih berdiri di belakang pak giran.

“ehem...ehemmm .....” suara ibu yang mencoba mengingatkan akan keberadaannya.

“lah kalau sudah jumpa ya begini.... “ ujar ibu giran yang mencoba menggoda rina dan pak giran.

“udah peluk-pelukannya ? ntar aja di lanjutin di kamar ...” ujar buk giran sembari menarik tangan rina ke dalam rumah.

Pak giran yang di tinggal pun hanya bisa mengaruk-garuk kepalanya yang padahal tak gatal sama sekali sembari mengeleng-gelengkan kepalanya. Pak giran masih tak menyangka dengan apa yang terjadi dengan hidupnya saat ini, dimana andi memberikan jalan kepadanya untuk bercinta dengan rina yang mana dia sama sekali tak marah kepadaku. Pak giran pun melangkah ke dalam rumah sembari menutup pintu dan mengikuti langkah ibu dan rina yang telah terlebih dahulu telah masuk ke dalam.


oOo
to be continue
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar