Doko: salah satu warga komplek Kemesuman. Doi bercita-cita jadi RW
supaya bisa dapet tambahan gaji. Meski kontolnya masih jantan Istrinya
Ibu Doko sudah keburu kendor biarpun belom meno. Umurnya sekitar 54
tahun dengan ukuran 18 cm dengna lebar 4 cm.
Part 2: Jeritan tetangga.
Inez kini berdiri di atas kursi sambil melonggokan kepalanya ke dalam
lemari. Inez sedang mencari pembuka kaleng cadangan namun tidak
menemukannya. Sudah lima menit Inez membolak-balik susunan lemari tetap
saja benda kecil yang tajam dan berbahaya itu tidak juga keliatan. Inez
pun mendadak mengurungkan niatnya mencari benda itu dan kini terlihat
berpikir untuk mencari pengganti pembuka kaleng. Sambil berpikir, Inez
mendekap dua bongkah dadanya erat-erat membuat dua melon bangkok di
dadanya terpenyet dengan Indah. Tidak berhenti sampai disana, Inez
kembali membuat celana tetangganya sesak dengan tiba-tiba melompat turun
dari kursi. Dua melon pun berguncang-guncang heboh. Sesosok kontol pun
muncrat menerima kocokan pemiliknya yang semakin heboh aja.
“ breng***s! Lonte sial ough.. ough..”
Seorang pria tua berumur 50 tahunan itu kini tidak lagi mengenakan
bawahan berkelojotan dengan tangan di kontolnya. Kontolnya yang
sepanjang 17cm saat lagi tegang, keliatan setengah loyo berlumur peju
yang meleleh dari kontolnya. Pria tua itu bersyukut karena mendapat
hidangan mesum pagi-pagi begini. Gairah seksnya yang memudar seiring
umurnya, bangkit melihat tingkah dan tubuh Inez yang binal menggoda.
Awalnya pria tua ini tidak sengaja melirik dapur itu saat ia mendengar
bunyi gaduh. Ia yang sebelumnya tertidur mendadak terbangun kaget karena
mendengar suara gaduh dari arah bawah. Namun saat ingin memaki,
ternyata hanyalah seorang cewek tanpa busana berlari ke arah dapur.
Dadanya bergerak mantul-mantul melompat-lompat persis goyangan dangdut
yang dilihatnya dari y****b.
Sontak celana pria tua ini terasa sesak. Ada gairah baru yang berbeda
saat melihat toked berukuran dua kali ukuran istrinya mantul-mantul
menggoda birahinya. Tanpa pikir panjang dengan resikonya pria tua
langsung mencopot celananya dan mengocok kontolnya sampe setengah
ngaceng. Apalagi tindakan wanita muda toge itu semakin binal dengan
memamerkan seluruh badannya. Dua gundukan memek tanpa bulu nonngol jelas
dari jendela dapur Inez ketika wanita itu naik ke atas kursi mencari
sesuatu di atas lemari.
Pria tua itu segera mengenali wanita muda itu sebagai Inez, istri pak
Petrus tetangga depan rumahnya. Pak petrus dikenal ramah dan supel.
Setiap ada kegiatan kerja bakti ga pernah sekalipun pak Petrus absen.
Bukan hanya itu, pak petrus juga suka menyumbangkan makanan buatan
tangan istrinya. Karena itu semua tetangga mengenal Inez, seorang guru
di sekolah bergengsi.
Namun semua itu hanya perkenalan saja. Entah bagaimana awalnya, Bu Inez
yang sempat di cap gendut oleh para tetangganya. Namun berawal dari
sebuah ronda malam, ada yang tanpa sengaja melihat Inez dalam balutan
daster tanpa lengan. Daster itu tidak seperti baju biasa yang
membuatnya kelihatan gendut. Kalaupun ada yang gendut hanyalah dada Inez
saja. Disaat itulah para peronda yang menjemput petrus bisa melihat
perut Inez sebenarnya tidak segendut ibu-ibu lainya. Dari situlah semua
tahu Inez tidak gendut, hanya saja dadanya yang gede membuat ia
kelihatan lebih berisi dari seharusnya.
“Bang***! Cuma segini doang nih?” ucap pria tua itu membatin kesal.
Inez berlari menghilang dari pandangan membuat pria tua itu merasa
kentang. Tapi kontolnya udah kepalang tanggung masih memiliki satu sisa
rencana untuk memuaskan diri. Dia pun mengambil handycam yang
diletakkannya dengan hati-hati di pinggir jendela, dan mulai memutar
ulangvideo yang baru saja direkamnya.
Dari layar hadycam rerlihat seorang cewek berusia dua puluhan dengan
rambut pendek mencapai bahu berjalan-jalan dengan dada mantul-mantul.
Sambil menggeser kursi kelihatan cewek itu keliatan kesusahan karena
sepertinya kursi itu sangat berat. Pria tua itu berdesir karena tubuh
ketek Inez itu ternyata putih.
“kaya bayi...”
“Treeet”
Pria tua itu sudah ga sabar untuk segera mencrot tiba-tiba mempercepat
videonya. Pemandangan video pun berganti. Kali ini cewek bugil itu udah
naik ke atas kursi sambil merogoh-rogoh benda di atas kepalanya yang
tertutup oleh dinding. Pria tua kini Cuma bisa melihat toked wanita itu
saja yang berguncang-guncang sementara gundukan memeknya yang terbalut
saus kental berwarna putih tanpa bulu agak kabur karena faktor merk yang
murahan. Handycam pria tua ini hanyalah keluaran lama, sehingga
videonya agak kabur dan tidak punya fungsi zoom yang bagus.
“Lumayanlah buat coli...”
Namun, yang pria tua itu tidak sadari adalah Inez ternyata sudah kembali
ke dapur sambil membawa kaleng dan dua piring makanan anjing. Terlihat
ia ingin mencongkel kaleng yang sudah setengah terbuka itu dengan
semacam sendok dan menuang isinya ke dalam mangkuk. Namun disini bagian
serunya, Inez yang ingin membuka kaleng kini berdiri membungkuk dengan
sedikit mengangkangkan kakinya seperti minta di entot dari belakang.
Apalagi tanpa kedua manusia itu sadari cairan memek Inez ternyata
merembes keluar. Peju dari dalam memeknya pun berceceran membasahi
lantai seperti susu kesukaan Shiro.
“Guk”
Shiro menggonggong mencium bau peju Inez tidak seperti bau susu di atas
dapur. Namun Shiro yang sudah menghabiskan sisa-sisa susu sarapan di
gelas itu masih merasa lapar. Ia menjilat cairan peju di lantai itu
sebelum keselek dan mendadak mual. Shiro menjauh dari peju itu dan kini
setia menunggu. Shiro bisa mencium makanan favoritnya sedang disiapkan
oleh majikannya.
“ngggghhhh”
Dengan sekuat tenaga Inez melengguh berusaha membuka kaleng makan anjing
itu. Suaranya terdengar seperti suara birahi dari seorang cewek yang
dipenetrasi paksa oleh kontol besar segede pentungan satpam.
Lengguhannya bahkan terdengar sampai ke rumah tetangganya mengagetkan
pria tua di lantai dua. Dan membuatnya kembali melirik ke arah dapur.
”crooot”
Bersamaan dengan lirikan pria tua itu, semburat daging tiba-tiba
menyembur ke udara dari dalam kaleng. Inez dengan reflek menghindarinya
sebelum akhirnya terpleset oleh Shiro dan lantai yang licin. Inez pun
terjatuh, pantatnya terhempas ke atas lantai yang keras menimbulkan
bunyi memilukan dari wanita montok yang enggak seberapa gendut ini.
“Aduuuh” Inez berteriak dengan sangat keras.
Pria tua itu dengan reflek melonggokkan kepalanya karena panik. Pria tua
menyaksikan bagaimana Inez tiba-tiba keliatan limbung sebelum akhirnya
terjatuh ke arah meja dapur. Pak tua itu bisa melihat Inez kini terduduk
sambil memegangi pantatnya sementara dua tokednya dibusungkannya
seperti menantang untuk pria tua itu meremasnya.
“Aduh bengkak deh pantat Inez....”
Inez saat ini masih belum menyadari pandangan pria tua itu. Inez sibuk
memperhatikan pantatnya yang merah-merah dan perih. Semalam ia sudah
sebel karena suaminya ga bisa berhenti menampar pantatnya sambil
menganalnya dari belakang tapi sekarang gara-gara Shiro. Pantatnya
kembali sakit bahkan sepertinya bengkak.
“Dasar.... kalian seneng banget sih buat pantatku perih... ”
“Uuuhh”
“Aduuuh ga bisa bangun nih...”
Inez tiba-tiba merasakan kesemutan di pantatnya. Inez akhirnya
memutuskan santai sebelum rasa kebas itu mereda dari pantatnya sebelum
ia bisa melanjutkan aktivitasnya. Inez menarik nafas panjang sambil
melihat ke arah tubuhnya yang belepotan makan anjing Shiro. Lucu juga
duduk telanjang berdua dengan anjingnya di lantai dapur yang kotor.
Apalagi tubuhnya belepotan peju-peju kering dan juga potongan makanan
anjing yang memenuhi seluruh tokednya seperti hidangan ala film bokep.
Inez pun tersenyum namun wajahnya terasa lengket. Mungkin makanan anjing
itu juga menempel di wajahnya atau sisa-sisa peju masih tersisa setelah
disemprot berkali-kali oleh suaminya.
Tidak Cuma di menyemprot susu dan muka Inez saja, suaminya, petrus juga
menanam benih di dalam perut dan rahim Inez meski ga sebanyak yang di
uangnya di wajah dan toked Inez. Petrus masih mau hati-hati belum
terlalu ingin mempunyai anak. Baru setelah proyek ini selesai, Petrus
baru berencana mempunyai momongan karena menurut perhitungannya mereka
akan menjadi kaya raya.
Rencananya mereka bisa pindah ke rumah yang lebih besar di komplek yang
lebih elit dan juga mewah. Di rumah itu akan tinggal pembantu, tukang
kebun supir juga adik dan anak-anakanya. Sementara rumah mereka saat ini
mungkin akan di renovasi atau dikontrakkan untuk menambah penghasilan.
Inez tiba-tiba tidak sabar karena dengan pindah ke rumah besar, Inez
mulai bisa mempersiapkan kamar bayi untuk buah hati mereka kelak. Inez
tidak sabar menghias kamar itu dengan warna cat berwarna pink. Inez
ingin seorang putri yang bisa tumbuh cantik dan montok sepertinya.
Inez lalu larut dalam imajinasinya. Dan lupa kalau saat itu dia masih
telanjang bahkan dengan kaki mengangkang dan cairan memek yang meleleh.
Ia tidak memperhatikan Shiro mulai kembali mengendus-ngendusnya.
Sementara tetangganya yang setengah bugil berdiri di depan jendela
kembali mengocok kontolnya melihatnya.
Pria tua itu secara reflek berdiri di atas kusen jendela melihat Inez
tiba-tiba terjatuh dan menghilang dari pandangannya. Namun kekhawatiran
Pria tua mendadak siran begitu melihat kondisi Inez ternyata baik-baik
saja. Yang lebih parah, kondisi ibu-ibu muda komplek ini malah kelihatan
lebih binal dari sebelumnya. Inez terlihat memainkan bibirnya sambil
mencubit-cubit kedua bongkah dadanya sambil menyingkirkan potongan
daging yang berserakan seperti taburan meisess. Sementara anjing hitam
yang tidak memperdulikan ketelanjangannya memakan potongan daging yang
Inez sodorkan kepadanya. Pria tua itu tidak sadar setengah kontolnya
yang mancung ternyata sudah berada di luar jendela. Mengacung tegak
seperti ingin terbang ke angkasa bebas.
“cek... cek... cek...”
Terdengar bunyi becek dari kontol pria tua itu saat pria tua itu
mengocoknya. Terlihat kontol pria tua itu sudah menguasainya sehingga
Pria tua itu hanya tertuju pada Inez dan juga Shiro yang kelihatan
melahap Inez. Sambil memegang jendela karena takut jatuh imanjinasinya
semakin menjadi-jadi. Pria tua itu kini berharap anjing hitam itu
ngentot dengan majikannya bahkan menghamilinya dengan peju anjing yang
super kental dan lengket.
“Bang*** ngentot! Ahhh lonte banget kau Inez... ”
“Anjing... ngentot lo! Cepetan ngentotin majikan lo....”
Desah nafasnya membumbung ke udara. Suara-suara erangannya mulai
terdengar ke tetangganya membuat beberapa orang tiba-tiba menoleh ke
arah rumah pria tua itu. Mendadak terdengar teriakan lain dari arah yang
berbeda dari rumah Inez dan pria tua itu.
“Aaaaaah ... Kontoool....”
Seorang ibu-ibu yang sedang menjemur di lantai dua mendadak berteriak
ketakutan. Dirinya tanpa sengaja melihat kontol sebesar botol mengacung
tegak dari sebuah jendela. Namun yang lebih membuatnya syok ternyata
kontol tersebut mengacung ke arahnya dengan urat-urat yang keliatan
gagah mengarah kepadanya.
Geger, tetangga di belakang rumah Inez dan beberapa tetangga lainnya
terkejut. Sontak semua mata memandang ibu-ibu dan bertanya mengenai apa
yang terjadi.Namun ibu-ibu itu tidak menjawab karena malu dan menunjuk
ke arah rumah Inez. Pria tua penyebab semua ini pun tersadar, buru-buru
menutup jendela dengan panik. Ia sadar ibu-ibu yang sedang menjemur itu
berteriak pasti karena ulahnya.
“Eh?”
Karena terburu-buru, kaki pria tua itu tidak sengaja menyenggol sebuah
benda berwarna hitam di pinggir jendela. Benda berbentuk kotak itu pun
melayang terbang menuju rumah Inez tepat ke arah jendela.
“prang”
Sebuah handycam tiba-tiba meluncur masuk ke dalam rumah Inez. Benda itu
memecahkan jendela menghantam lantai dapur sebelum akhirnya berhenti ke
dekat kaki Inez. Inez yang lagi berkhayal mendadak kaget, namun segera
tersadar dan bisa mengenali benda yang jatuh ke kakinya.
“Handycam? Kok bisa ada handycam jatoh?”
Tapi mendadak ucapan Inez tiba-tiba terpotong. Inez tiba-tiba tersadar,
semua petunjuk mengarah pada satu hal . Hanya ada satu alasan mengapa
handycam bisa masuk ke rumahnya dengan memecahkan kacanya. Mengapa lampu
handycam itu keliatan menyala seperti sedang merekam. Dan mengapa ada
lendir putih membasahi layar handycam itu. Semua pasti disebabkan karena
seseorang merekamnya, merekam tubuhnya yang sedang bugil!
“Siapa?”
Inez pun mulai mencari-cari dimana tempat para pengintipnya berada.
Namun karena itu berasal dari atas, Inez mulai segera menyadari bahwa
satu-satunya tempat yang mungkin adalah jendela di belakang rumahnya.
Dari posisi duduk di lantai seperti ini ia bisa menduga pengintipnya
bisa melihat seluruh area dapur. Inez yang sebelumnya tidak menyadari
keberadaan jendela itu mendadak menyesal. Karena teledor sekarang
tubuhnya yang indah terlihat oleh orang yang bukan suaminya.
“ Pak Doko! Pak Doko ternyata tukang ngintip! ” batin Inez kaget.
Inez bisa merasakan ada sepasang mata dari jendela itu menatapnya lapar.
Meski sudah sedikit terlambat Inez pun buru-buru menarik badannya
mendekat ke arah meja dapur. Setidaknya dengan bersandar itu bisa
menyembunyikan toked dan memeknya dari pandangan pria tua. Nafas Inez
berubah memburu, Inez gemetar meski memeknya mulai keliatan basah. Inez
ketakutan, Inez khawatir ini akan berbuntut panjang.
“Pak Doko... Pak Doko ga bisa liat Inez lagi kan?”
Sementara itu, dari balik jendela Pria tua itu kini merutuk menyadari
bahwa ia sudah ketahuan. Tidak hanya itu, ibu-ibu lain yang suka
bergosip akan membuat kesalahpahaman yang bisa merusak reputasinya.
Merasa mimpinya menjadi ketua RW sirna. Kontolnya yang tadinya tegang
dengan gagah seperti batang pohon mendadak menciut sampe seukuran gundu.
Air mata menetes dari pipinya, dendam sedikit terpancar diwajahnya.
“Semua salah wanita jalang itu!”
Sementara Pak Doko mengumpat, dari arah bawah rumah pria tua itu,
terdengar suara orang-orang berteriak memanggil-manggil namanya. Puluhan
tetangganya yang membawa obor juga istri setianya yang sudah menua dan
keriput.
Home
Cerita Eksibisionis
Cerita Eksibisionis Inez
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Inez : Petrus's Wife Humiliation 2
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar