Doko membatin dalam hatinya. Kalau saja ibu-ibu itu tidak salah paham
melihat kontolnya, mungkin saat ini Doko sudah punya tiket untuk
menikmati tubuh Inez. Bahkan jika dia membagi-bagikannya ke beberapa
tokoh komplek, bukan tidak mungkin Doko akan menjadi ketua RW dalam
pemilihan berikutnya. Apalagi tubuh Inez kelihatan legit dan nikmat,
kalau Doko sampai menjualnya beberapa pejabat, banyak uang yang bisa
masuk ke dalam dompetnya?
Tapi semua hanya tinggal rencana. Karena kesaksian ibu-ibu itu, Doko
sekarang ditarik paksa dari rumahnya dengan hanya berbalut kolor dan
kutang. Bahkan Doko yang tadinya tidak mau mengaku terpaksa menerima
bogem mentah, sebelum akhirnya berkata jujur. Ya, Doko bercerita
mengenai Inez yang sedang bugil di dapur dan juga kisah dirinya yang
terpancing birahinya untuk coli, juga cerita tentang handycam yang telah
merekam tubuh bahenol Inez. Mendengar semua itu mendadak istri Pak Doko
melotot sebelum jatuh pingsan.
Para bapak-bapak pun mendadak heboh. Mereka menyuruh para pemuda dan
ibu-ibu untuk membawa istri pak Doko ke rumah sakit sebelum terlambat.
Sementara Doko harus di bawa ke kantor polisi untuk mempertanggung
jawabkan perbuatannya. Para ibu-ibu yang panik karena istri pak Doko
sontak menurut. Setelah membagi tugas, Rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak
berpisah. Ibu-ibu menuju rumah sakit, sementara bapak-bapak menuju ke
kantor polisi. Tapi sebelum ke kantor polisi, para bapak-bapak perlu
mengumpulkan barang bukti dulu.
“Permisi..”
“Bu inez.. permisi..”
“Bu Inez.. main yuk..”
Mendadak suasana menjadi hening. Gara-gara kalimat terakhir yang
telontar dari mulut salah seorang bapak-bapak mendadak membuat semua
bapak-bapak dan pemuda yang ngikut mengambil barang bukti menjadi diam.
Ada desakan untuk berdiri membungkuk karena celana-celana mereka melukai
benda pusaka.
“Buset.. mau main. Udah gede bor.. ” ucap salah seorang dari bapak-bapak kesel.
“Halah, maen kuda-,”
“Bletakkk”
Pak Boris yang paling senior setelah pak Doko mendadak memukul kepala
bapak-bapak yang keliatan kesel itu. Ia tidak senang karena bapak-bapak
itu menimpali omongan kotor salah seorang warga. Bapak-bapak yang
menimpali ini lalu balas ingin memukul perut Boirs yang gendut. Tapi Pak
Boris tidak membalas lagi. Sambil memainkan kumisnya dia terlihat
santai sambi berkata,
“Main, main melulu. Kita laporin dulu bu Inez ke kantor polisi!” teriak Pak Boris.
“baru abis itu main pak?” tanya seorang pemuda sambil menutupi selangkangannya.
Pemuda itu merasa malu karena celananya ga segemuk celana-celana
lainnya. Apalagi dengan celana pak Boris yang keliatan gede banget sampe
terpaksa bungkuk-bungkuk buat berdiri. Pemuda itu bernama Ucok, tukang
ojek yang baru abis nganterin ibu-ibu dari pasar. Dasar emang nasib,
Ucok ga sengaja denger Inez coli, jadi sengaja ngikut ke rumah Inez yang
bahenol itu.
“Husssh! Masih muda ga usah ikut-ikut. Belom nikah toh? Sana nikah dulu baru ikut-ikutan! ” jawab pak Boris bijaksana.
Pemuda itu merasa malu, orang masih ngojek mana bisa ngawinin awewe
bening kaya Inez? Main sabun tiap hari aja perih dompet menjerit.
“Idih, Pak Boris bisa bisanye ngomong begitu. Tuh celananye ngaceng pak. Tak sentil punya sampeyan biar tau rasa!”
Pak Boris mendadak menutup selangkangannya dan membalas.
“Aduh jangan dong, masa burung di sentil burung?”
Sonak semua tertawa disambut senyum mesem bapak-bapak yang mau menyentil
pak Boris. Gara-gara ucapannya mereka yang ditimpalin pak Boris membuat
mereka berdua jadi keliatan kaya homo. Karena takut, satu-persatu
kontol pun menciut. Tidak disangka Pak Boris ternyata jago bikin kontol
loyo. Terbukti gara-gara percakapan homo pak Boris dengan salah seorang
bapak-bapak ga ada lagi kontol ngaceng di depan rumah Inez.
“udah-udah.. “ucap pak Boris sambil tertawa, perutnya yang buncit berguncang-guncang seperti heboh kaya toked cewek lagi WOT.
“Gimana nih? Beneran pak, ada Bu Inez di dalem? ” tanya seorang bapak-bapak sambil menyikut Doko.
Doko mengangguk, dengan wajah sedih. Doko masih kepikiran istrinya yang
kini sedang menuju rumah sakit. Bagaimana kalau ketakutan bapak-bapak
menjadi kenyataan? Bagaimana dengan putranya yang belum menikah yang
sedang hidup di luar kota? Gimana kalo mereka memutuskan meninggalkan
Doko hanya karena kejadian ini? Doko yang tinggal sebatang kara di usia
seperti ini tidak mungkin bisa menahan malu atau mungkin melanjutkan
hidupnya.
“Sudah jangan menangis pak.. salah bapak sendiri..”
“Enggak, ini semua salah lonte sialan itu! coba aja kalian lihat
tubuhnya yang biadab itu telanjang, Potong leher saya kalo kalian ga
kepikiran ngentotin dia!”
“Hussh! Jangan ngomong gitu pak.. ”
“Biarin!”
Melihat suasana makin tegang, Boris selaku tokoh masyarakat, tiba-tiba
menyuruh Ucok si anak bawang untuk memanjat. Selain karena Ucok badannya
masih ringan sehingga gampang manjat, Boris juaga tidak menginginkan
Ucok melihat Doko yang sedang menyumpah-nyumpah itu. Gawat kalo ucok
yang bukan warga komplek sampe ember dan ngebuat gosip baru di luar
komplek. kalo udah begitu, cewek komplek bakal di cap jelek dan ngebuat
Inez pindah. Taraf kesejahteraan dan gairah komplek bisa-bisa menjadi
lesu dan menurun.
Sementara untuk ibu-ibu yang menjemur itu dan beberapa istri mereka yang
sudah terlanjur tahu, pak Boris punya rencananya sendiri. Sayangnya,
kalau diceritakan sekarang elemen suprise bisa menghilang begitu aja
bersama lelehan peju. Yang jelas, Boris tersenyum bangga memikirkan
rencana briliannya. Kontol berkedut-kedut tidak sabar menanti saat
rencananya terlaksana.
Di dalam rumah, Inez masih aja berbaring di lantai dapur dapur. Tapi
kali ini vaginanya yang tembem kaya bakpau asyik menggesek-gesek kaki
kursi. Ada rasa dingin-dingin gatal yang membuat Inez susah untuk
berhenti. Inez mau di kontolin pake yang besar dan kuat seperti punya
suaminya.
Inez sedikit menyesal belum sempat punya dildo. Mungkin karena Ini dinas
pertama setelah menikah sehingga baru sekarang Inez kepikiran untuk
membeli satu. Apalagi kulkasnya juga kosong dari batang-batangan membuat
Inez Cuma bisa gesek-gesek doang. Inez nyesel karena ga doyan terong
sama timun. Padahal saat kepepet begini kan..
“nnghak.. ga puashhh.. sshhh..”
“Nanti pokoknya aku musti beli timun ” ucap Inez sambil merem melek.
“Atau pisang aja.. yang gedhe... bengkok... hemmmf”
“Pokoknya pulang sekolah nanti..”
“pulang..”
Mendadak ucapan Inez terpotong. Inez teringat kalo hari di sekolahnya
ada upacara, Inez tidak bisa terlambat karena menurut guru-guru saat ini
Inez akan ditunjuk untuk menjadi pembina. Pembina upacara sendiri
adalah orang yang berdiri memberikan pidato. Inez akan di tonton banyak
orang dan ketika berdiri sendirian di atas podium. Kudu cantik wangi dan
keliatan berwibawa.
“Ya ampun.. udah jam segini?”
Inez mendadak panas dingin begitu melihat jam ternyata sudah lewat
setengah tujuh. Inez hanya punya setengah jam sebelum upacara
benar-benar mulai. Kalau tidak cepat-cepat Inez bisa terlamabat bahkan
mendapat potong gaji dan surat peringatan. Karirnya yang masih menanjak
bisa tersendat kalo begini.
“Aduh aku belum latihan pidato.. Aduuh belom mandi..” ucap Inez sambil berdiri menggaruk memeknya.
“Aduh mas Petrus.. kamu berangkat pas Inez ada kegiatan kaya gini sih.. “
“Iih Inez jadi pusing.. ga bisa nolak.. aaaaaaahhhhhh ”
Inez pun mondar-mandir sambil melihat badannya yang belepotan tidak
karuan. Ada debu, peju, susu dan juga makanan anjing membalur tubuhnya
membuat kulitnya yang putih belepotan dengan warna merah muda dari
makanan anjing dan bekas tamparan suaminya. Pasti bakal lama buat Inez
untuk menyikat semua kotoran itu membuat tubuhnya kembali bersih. Belum
lagi untuk dandan dan berpakaian. Inez memperkirakan semuanya paling
enggak membutuhkan waktu satu jam sebelum semua siap. Tapi Inez Cuma
punya waktu setengah jam untuk semuanya.
“yang penting mandi dulu!”
Inez berpikir Lebih baik kalau dirinya mandi dulu sebelum berpakaian,
dandan, dan latihan. Sementara untuk sarapan dan keramas Inez memilih
tidak melakukannya, Inez sudah hampir terlambat harus segera buru-buru.
Inez berlari menuju kamar mandi sebelum pintu rumahnya tiba-tiba ada
yang mengetuk.
“tok.. tok.. tok..”
“Permisi.. Bu Inez..”
“Iya.. sebentar.. ”
Inez mendadak berbelok dari kamar mandi dan berlari menuju pintu depan.
“Bang Ucok? Ngapain bang Ucok disini? kok dia bisa masuk pager?”
“Ya ampun..”
Mendadak Inez tersadar ia sedang berdiri lurus dengan kaca depan
rumahnya. Tidak ada penghalang selain gorden tranparan yang menghalangi
pandangan Ucok ke arah dapur. Ucok bisa aja sedang melihat Inez bugil
karena Inez juga sedang berdiri di depan pintu dapur. Inez mendadak
lemas dan jatuh berjongkok. Gerakannya membuat tokednya terpenyet
diantara dua lututnya sehingga tumpah ke arah samping..
“Hemff”
Inez bisa berdesir saat merasakan puting-putingnya tergilas saat
jongkok. Namun Inez tidak bisa berteriak sepuasnya, takut ucok
mendengarnya lalu jadi punya alasan buat mendobrak rumahnya. Tapi
gesekan saat putingnya tergencet bener-bener membuat birahi Inez yang
belom puas konak. Inez semakin asyik menggoyang-goyangkan kakinya.
Geli-geli nikmat menjalar sampe ke selangkangannya.
“Enggak... enggh...”
Inez harus segera mencari baju jadi puting-putingnya ga terpenyet
langsung dengan pahanya. Kalo kegesek lagi, bisa-bisa Inez orgasme lagi.
Kering deh memeknya kebanyakan ngeluarin peju. Tapi, di dapur bukan
lemari pakaian. Kalaupun ada baju, mungkin cuma sehelai baju yang
tergantung di dekat tempat sampah. Baju itu adalah baju bekas Petrus
yang cuma jadi lap. Keliatan baju itu sudah tua dan bolong-bolong penuh
dengan kotoran dan sisa sayur. Inez bergidik ngeri takut terkena
penyakit kulit. Tapi Inez ga punya pilihan lain, sementara bang Ucok
terus ngetok-ngetok..
“Bu Inez..”
“uuuh” ucap Inez cemberut.
Inez bingung memilih mana yang harus dilakukannya, naik ke atas
mengambil baju lagi? Atau tetap memakai kain lap bolong-bolong yang bisa
bikin Inez kudisan? Setelah galau cukup lama, Inez memilih tetap
memakai baju lap bolong itu. Toh, nanti Inez mandi juga kan? Daripada
keliatan bugil sama tetangga ye kan?
Tapi rupanya baju Petrus kekecilan. Meski badan Inez ga gendut tapi Inez
yang sudah menikah 5 bulan jelas bukan tandingan Petrus ketika masih
muda. Apalagi dua toked 38C miliknya membuat baju kaos bahkan membuat
baju itu keliatan hampir robek. Merasa kesulitan bernafas, Inez
merobeknya supaya toketnya bisa keluar.
“Breeekkk”
Dengan kedua tangannya Inez merobek kaus Petrus sehingga kausnya
kelihatan seperti karakter powergirl di film superman. Ada huruf O di
dadanya yang membulat memperlihatkan dua buah gunung padat dengan
belahan yang berdesir. Inez keliatan jengah namun mau bilang apa?
Daripada mati karena sesek nafas ya kan?
Super Opp** maksudnya Inez, kini berjalan menuju pintu depan sambil
manarik-narik bajunya supaya selangkangannya ketutup. Inez yang Cuma
memakai baju yang agak kesempitan agak mati-matian menyembunyikan
memeknya takut Ucok yang tiba-tiba ngintip dari kaca bisa melihatnya.
Nafsunya udah agak reda gara-gara sesek nafas sebelumnya. Dengan begini
Inez yakin dia bisa ngehadapin Ucok tanpa takut keliatan horni. Tapi
kalo Ucok punya bonus gede, Inez ga tau mau bilang apa.
“Bu Inez.. permisi... bu Inez..” teriak Ucok tidak sabar.
“Iya.. iya.. sebentar..” jawab Inez pura-pura berlari.
Meski Cuma pura-pura lari tetep aja dadanya goyang-goyang memabukkan.
Untungnya baju sempit Petrus yang dipakenya ngebuat toked brutal Inez
engga sampe mantul-mantul heboh yang bisa mengurangi kekenyalan dan
kekencangan kulit toked cewek satu ini. Ga lama, Inez akhirnya sudah
berdiri di belakang pintu siap-siap membukanya.
Diluar, Ucok juga udah keliatan siap menyambut Inez. Pemuda yang
berprofesi sebagai tukang ojek itu udah ga pake celana panjang lagi dan
berdiri cuma dengan kaus sama celana kolor. Celananya yang menggembung
menyembuyikan benda perjaka yang belom pernah masuk memek manapun.
Home
Cerita Eksibisionis
Cerita Eksibisionis Inez
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Inez : Petrus's Wife Humiliation 4
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
BalasHapusArenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.