Cerita Eksibisionis Istriku Rina : Di Balik Sebuah Cerita 13

Mobil yang dikendarai oleh andi terus melaju membelah jalanan yang kembali padat, sebelum andi juga telah mengabari kepada ayahnya bahwa mereka akan sampai sekitaran satu jam lagi yang mendapat respon datar dari sang ayah. Pak prabowo memang tak mengabari kepada andi bahwa di rumah meraka telah kedatangan sandra yang telah menginap selama dua hari. Selama dua hari sandra yang telah menemukan kenikmatan dari bercinta ini pun mulai merasakan ada getar-getar cinta di hatinya untuk pak prabowo.

Mobil terus melaju yang mana andi sedang fokus terhadap laju mobil sesaat terkejut kala rina yang sedang tertidur mengeluarkan suara desahan dari bibirnya. Rina yang saat ini sedang tertidur sepertinya bermimpi sedang bercinta dengan pak giran. Andi yang hanya tersenyum dan bergumam, sabar yang sayang akan ada kejutan untuk kamu.

oOo


*dirumah andi



Suara desahan yang sudah mengisi selama dua hari ini masih terdengar dengan cukup jelas. Desahan demi desahan yang menggambarkan suasana panasnya diantara kedua insan manusia yang sedang mengejar kepuasan bercinta. Saat sandra sedang bergerak naik turun dengan erotis sambil mengendarai penis pak prabowo menuju puncak kenikmatan, sembari pak prabowo meremas – remas lembut pada buah dada milik sandra.

“Aaaaaahhhhh!!” desah sandra

Sandra yang dulunya malu saat berada di posisi seperti ini karena berkesan dialah yang sedang menyetubuhi pak prabowo dan bukan sebaliknya. Entah kenapa sekarang sandra menyukai dan sudah terbiasa dengan posisi WOT dan terlihat bagaimana sandra terus menggerakkan pinggulnya, makin lama makin cepat dengan posisi ini sandra ingin cepat memperoleh kepuasannya, dia ingin cepat, lebih cepat, semakin cepat, lebih cepat lagi… naik turun, naik turun, terus, terus… terus! Terus!!!

Saat itulah tiba – tiba telepon genggam milik sandra berdering, mengeluarkan ringtone khusus yang memang sandra stel khusus. Sandra kaget mendengarnya dan kehilangan fokus dengan cepat, ia mencoba menarik diri dari atas tubuh pak prabowo dan melepas penisnya dari dalam vagina.

“Jangan berhenti.”
Kata pak prabowo kepada sandra

Sandra yang kebingungan melanjutkan gerakannya sesuai perintah, naik turun untuk memberikan kenikmatan pada penis keras sang mertua. Namun matanya tak lepas dari telepon genggam yang berada di atas meja di samping kasur. Pak prabowo meraih telepon genggam milik sandra dan di layar hp tertera nama sang suami dari sandra, sesaat pak prabowo tersenyum dan menampakkanya kepada sandra. Sandra yang mengetahui bahwa itu telp dari suaminya seketika berubah raut wajahnya. Tidak! Ia tidak mau! Ia tidak mau menerima telepon suaminya sementara penis sang mertua tengah menancap di dalam vaginanya. Sandra menggelengkan kepala, ia hampir menangis ketika pak prabowo tidak mempedulikan gelengan kepalanya malahan memencet tombol penerima telepon. Sandra langsung merebut telepon genggamnya dari tangan sang mertua. Keringat dingin mengalir deras membasahi dahinya.

“Ha… halo?” terdengar suara sandra yang mendadak gagap.

“Halo sayang.”
terdengar suara mesra dari suaminya.

“Ha – halo, mas…”
sandra berusaha senormal mungkin yang mana sangat sulit mengingat penis pak prabowo terus berdenyut di dalam liang cintanya.

“Gimana kabarmu? Maaf baru bisa menelpon sekarang, pekerjaan banyak.”
Ujar suaminya.

“A… aku baik saja, mas. Iya… mas enggak apa-apa.. mas fokus aja sama kerjaanya.... henghhh…”
ujar sandra agak tertahan

“Sayang? Kamu kenapa?” s
entakan nafas sandra mengagetkan suaminya.

“Kamu enggak apa – apa kan?”
sambung suaminya.

“Ti… tidak ada apa-apa… kok mas.. ” jawab sandra sembari menganggukkan kepala, padahal suaminya tidak akan melihat apa yang dilakukanya.

Pak prabowo hanya tertawa kecil tertahan melihat kepanikan menantunya, sandra hanya melotot galak melihat tingkah dari mertuanya itu.

“Suaranya kamu seperti menahan sesuatu… ?” sambung suaminya.

“Beneran, mas. Aku baik-baik saja. Aku sedang… aku sedang mau ke dapur.” jawab sandra yang entah dari mana mendapat ide.

Sandra melirik ke arah mertuanya yang hampir – hampir tidak bisa menahan ketawa, ingin rasanya sandra membungkam mulut mertuanya itu saat ini dan menghapus senyuman menghina dari wajahnya.

“Ta… tadi tersandung… ta… tapi tidak apa – apa.”


Melihat sandra memfokuskan perhatian kepada telepon genggam, pak prabowo mencoba untuk menggoda sandra, yang mana ia menggerakkan pinggulnya dan menggoyang penisnya untuk menyengsarakan sang menantu. Sandra kembali melotot kepada mertuanya, namun rasa enak yang ia rasakan di selangkangan tak bisa ia pungkiri. Tubuh sandra bergetar hebat, rangsangan luar biasa yang ia rasakan dari sodokan penis pak prabowo ditambah suara suaminya yang sedang ia dengar di telepon membuat sandra itu gelagapan tak tahu harus berbuat apa. Rangsangan hebat itu pula yang kini justru membuatnya menaiki puncak kenikmatan. Cairan cinta meleleh deras di dalam liang kewanitaannya, membuat sodokan pak prabowo kian mudah.

“Hgnghh! Hgnghh…!!! Hgnghhhh…!!!” pak prabowo menekan penisnya dalam – dalam dan pada tiap tusukannya ia berusaha melesakkan semakin dalam.

“Suara apa itu, sayang?” tanya suaminya kembali, ia mendengar dengusan teratur di belakang suara sandra yang bergetar.

“Su… suara apa maksud kamu, mas?” sandra yang berpura-pura tidak tahu dan malahan sandra bertanya balik.

Matanya kembali melirik ke arah pak prabowo yanag mana rasa benci di hati sandra melihat senyuman geli di bibir pak prabowo, ingin rasanya ia menampar wajah penuh kemenangan itu.

“Seperti ada yang terengah – engah?” kata suaminya yang kebingungan.

“Ti… tidak ada siapa – siapa di sini…” sandra mencoba menyakin suaminya.

Sandra yang berusaha untuk menahan desahan yang keluar dari bibirnya dengan cara membuka mata dan menggemeretakkan gigi, agar tidak mengeluarkan lenguhan yang mencurigakan atau menjerit tiba – tiba. Susah sekali rasanya menahan teriakan karena vaginanya terus menerus digempur.

“Mu...mungkin ada gangguan di operator…”
ujar sandra pelan

“Iya, mungkin saja, tapi benar kan kamu tidak apa – apa ?” ujar suaminya lagi, yang merasa kurang yakin dengan keadaan sandra saat ini.

“Ti… henghhh… tidak apa – apa…” jawab sandra kembali mencoba menyakinkan suaminya.

Sandra yang mencoba memejamkan mata dimana tangannya berusaha mendorong ke atas untuk menjauhkan tubuh pak prabowo sementara waktu, susah sekali rasanya menerima telpon dari suaminya kalau vaginanya terus saja dihajar oleh sodokan penis mertuanya sendiri seperti ini.

“ti… tidak apa – apa, hgnnngghhh!!!!!”
kembali suara tertahan sandra terdengar.

“Kok menggeram gitu? Memangnya kamu sedang apa sekarang?” suara suaminya mulai terdengar gelisah.

“Ti – tidak sedang apa – apa kok… beneran.. henghhh… a – akuu sedang memasak… ini sedang menumbuk… enghh… bum… bumbu……” sandra kembali berbohong pada suaminya.

“Memasak? Jam segini?”

“I… iya… bapak belum makan…”

“Oooh gitu… kok sampai jam segini belum makan?”

“Ta – tadi bapak keluar, barusan pulang dan katanya… katanya… minta dibuatin makanan….”
dia bukan pembohong yang baik.

“Oh gitu.” Suara suaminya terdengar gamang

“baiklah, sehari lagi kamu pulang kan? Hati – hati di jalan ya, kabari aku kalau kamu sudah mau pulang besok.”

“Iya mas…..”

“Bye sayang. Love you.”

“Bye.”


Terdengar suara telpon ditutup. Tak terasa beberapa titik air mata menetes dari bola mata yang indah yang kini berkaca – kaca. Sandra baru saja berbohong kepada suaminya, dia berbohong kepada orang yang paling ia cintai. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa saat ini tubuhnya yang indah sedang telanjang dan disetubuhi oleh pak prabowo, ayah dari suaminya sendiri!!! Terlihat dari wajah pak prabowo menyeringai puas.

“Kurang – ajar….!!!” sandra mengumpat.

Saat ini dia sangat membenci laki – laki tua bejat yang kini tengah tertawa dengan penis tertancap dalam – dalam di lubang vaginanya. Tapi umpatannya hilang ditelan gerakan naik turunnya sendiri. Kemarahan yang dirasakan sandra justru membuat nafsunya kian tak terkendali, ia bagaikan binatang yang tak bermoral dan menghamba pada nafsu. Tanpa dirasa, walaupun membenci mertuanya hingga ke ujung ubun – ubun, dia jugalah yang memberikan sandra kenikmatan permainan cinta yang sesungguhnya. Mereka tidak sedang bermain cinta, atau bahkan bergerak menekan satu sama lain. Pak prabowo yang saat ini hanya diam saja terbaring di atas kasur, penisnya beraksi penuh kuasa di dalam liang cintanya. Selangkangan mereka masih bertaut ketika telepon genggam itu dilempar ke samping tempat tidur oleh sandra.

“Cium aku dulu, sayang…” pak prabowo kembali menggoda sandra.

Sandra dengan sadar mencondongkan tubuhnya ke depan, buah dadanya yang kenyal ia tekan ke dada sang mertua. Mertuanya hanya terbaring di sana sementara sandra mencium bibirnya dan menaik turunkan pinggulnya, sebisa mungkin ia melesakkan penis sang mertua dalam – dalam tiap kali diturunkan. Sandra membuka mulutnya, menanti lidah sang mertua menjelajah ke dalam mulutnya. Pak prabowo menyapu bibirnya sandra sementara sandra berusaha mengangkat bagian atas tubuhnya agar bisa bernafas sementara selangkangannya terus menerima sodokan dari bawah, ditusuk hingga ke dinding terujung. Penis gemuk yang menjelajah di liang terdalam kewanitaan sandra berdenyut pelan seperti menikmati ditekan oleh dinding yang sempit.

Masih dengan mulut yang saling berpagut, pak prabowo membalik tubuh sandra dan membaringkan menantunya di atas kasur, memutar posisi mereka. Perut gemuknya ditekan hingga pipih di atas perut sandra yang ramping. Pak prabowo mulai memaju mundurkan pinggang untuk menyetubuhi sang menantu. Menumbuk tubuh mungilnya di atas ranjang acak – acakan dan basah oleh keringat keduanya. Kaki jenjang sandra direntangkan lebar – lebar dan lututnya ditekuk diman kini wajahnya yang cantik acak – acakan oleh ulah pak prabowo yang tak henti – hentinya mencium. Sandra berulang kali memejamkan mata merasakan batang kemaluan sang mertua keluar masuk di liang vaginanya.

Pak prabowo melenguh keras, ia meremas payudara sandra beberapa kali sebelum mengangkat bulat pantat sandra dan menusukkan penisnya dalam – dalam yang mana goyangannya makin lama makin cepat.

“A… aku tak kuat lagi…. haaaaarrrgghhhh!!!” teriak pak prabowo

Pak prabowo mengangkat kepalanya tinggi – tinggi ketika ujung gundul penisnya meledak di dalam kemaluan sempit sang menantu. Buah pelirnya bekerja dengan baik memberikan supply sperma yang berlebih dan membantunya memancarkan cairan kenikmatan di dalam liang kemaluan sandra hingga penuh tanpa menghentikan gerakan maju mundur pinggulnya. Sandra juga berteriak kencang sambil mencakar bahu sang mertua, sandra yang saat itu rupanya juga mengalami orgasme yang telah ditunggu – tunggu dan mengejang sesaat kemudian terbanting lemas.

Sesaat kemudian ia sadar, sandra hampir – hampir tak bisa bernafas karena tubuh gemuk pak prabowo ambruk menimpanya. Sandra tak mampu menggerakkan tubuh karena terkunci pelukan sang mertua. Kakinya yang jenjang masih terbentang lebar, untuk memudahkan Pak Hasan melakukan penetrasi. Cairan cinta mereka yang beradu di dalam liang kemaluannya terasa berat dan kental, membuat ia merasa becek.

Pak prabowo pun berguling turun dari tubuh sandra yang masih tersengal – sengal, perlahan – lahan orang tua bejat itu menarik keluar penisnya dari dalam kemaluan sang menantu. Sandra sempat tersentak kecil ketika penis itu keluar dengan menimbulkan bunyi plop yang nyaring. Sandra hanya bisa mendesah tanpa arti. Ia juga tak bisa melakukan apa – apa ketika lengan gemuk pak prabowo memeluk tubuhnya erat. Tubuh sandra yang saat ini terasa sangat lemas merasakan damai dalam pelukan pak prabowo. Sandra yang terdiam dalam pelukan pak prabowo hanya bisa bergumam dalam hati, bahwa sesungguhnya lelaki ini adalah sosok penyayang dan baik hatinya yang mana membuat sirna rasa benci yang sempat timbul sejenak.


oOo
to be continue
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar