Cerita Eksibisionis Tante Nidya Yang Mulus : Indahnya Tubuhku 10

Selesai mamanya bersetubuh, Aryo hanya bisa terpaku dan menahan nafsunya. Mamanya disiram peju oleh bapak-bapak ortu murid sampai becek. Aryo sebenarnya ingin ikut menyetubuhi mamanya juga tapi malu dengan bapak-bapak yang lain. Dia hanya bisa memegang kontolnya yang tegang maksimal.

Sementara itu mamanya masih berlutut di depan mereka. Peju melumuri seluruh tubuh indah wanita cantik itu. Toketnya yang mulus sudah terkena semprot air mani yang sangat banyak. Wajahnya yg cantik penuh dengan semprotan air mani. Bahkan mata dan mulutnya juga kena. Tetapi Nindya masih terlihat cantik dan menggairahkan.

"Bapak udah puas kan pejuin aku?"
"Belom bu liat tubuh ibu ngaceng terus"
Kata mereka. Aryo dan mamanya meninggalkan mereka dan kembali ke kamarnya. Aryo masih belom puas karena belom diberi jatah oleh mamanya. Dia masih menahan tegangan kontolnya di balik celana. Melihat mamanya yang cantik membuat kontolnya selalu naik.

Sesampainya di kamar, Aryo langsung menindih tubuhnya. Celana dan bajunya perlahan dibuka. Namun mamanya menolak apa yang Aryo lakukan.
"Mpph... Sayang udah dulu ya mama capek"
"Yah mama keluarin punya Aryo dong" Kata Aryo
"Mama udah gakuat besok yah mama janji..."
"Terus kontol aku gimana nih?" Tanya Aryo
"Gini aja, kamu onani gih di kamar mandi hihi" mamanya meledek Aryo
Aryo langsung bertolak dari mamanya yang montok dan coli di kamar mandi. Langkahnya menunjukan kekesalan pada mamanya.
"Ah... Ahh... Mama nakal banget"
"Iya sayang keluarin semua sperma kamu di wajah mama"
"Ah crott nih maa ahh ohh"
Aryo dan mamanya berbalas-balasan. Dan akhirnya
Crottt....crott..... Sperma Aryo tumpah di wc. Spermanya sangat banyak menyemprot dinding. Lengket dan putih-putih. Dengan ide yang aneh Aryo menampung sedikit sperma ke tangannya. Ia keluar kamar mandi dan memeperkan spermanya ke wajah Nindya
"Iiihh Aryo jorok banget sih"
"Itu buat mama supaya tambah mulus"
"Yaudah deh nih mama ratain ke semua muka mama" melihat kelakuan mamanya Aryo senang dan tegang lagi
"Nih mama kasih bonus mama kasih ke toket mama" mamanya membuka baju dan terpampang toketnya yang kenyal dan montok. Aryo semakin ngiler melihat mamanya.
"Makasih ya sayang udah bikin kulit mama tambah mulus" mendengar ucapan mamanya Aryo langsung memeluk erat dengan nafsu
"Uggh kenapa mama cantik banget sih" katanya

Aryo dan mamanya akhirnya tertidur di kamar mereka. Malam yang sangat melelahkan. Mereka tertidur pulas. Pagi hari, seorang wanita membangunkan Aryo
"Sayang bangun udah pagi"
"Hmm.. Mama. Aku masih ngantuk ma." Kata Aryo malas-malasan.
Nindya menyerah membangunkannya, ia membiarkan Aryo tidur.
Nindya mandi lalu memakai lengkap pakaiannya. Ia mengecek keadaan luar. Apakah sudah ramai teman anaknya kumpul. Ternyata mereka sudah bersiap untuk jalan-jalan. Nindya langsung menghampiri mereka menanyakan informasi. Pasukan sudah siap berangkat 10 menit lagi. Kabar itu membuat Nindya panik. Ia pergi ke kamar anaknya. Ternyata Aryo sudah di kamar mandi sedang mandi. Mama cantik itu mengetuk pintu kamar mandi menyuruh anaknya supaya cepat.
"Yo cepetan yo udah pada mau berangkat 10 menit lagi." Kata Nindya panik
"Baru masuk ma sabar dong" jawab Aryo santai
5 menit terlewatkan, Aryo akhirnya selesai mandi. Ibunya terburu-buru langsung memasuki kamar mandi. Sementara Aryo sudah siap dan berkumpul bersama temannya.

10 menit kemudian, Nindya keluar dan berpakaian dan berdandan. Ia kemudian keluar mencari kumpulan. Melihat sepinya suasana. Iapun menyadari. Orang-orang yang lain ternyata sudah berangkat. Ternyata ia sudah telat 10 menit. Dia sangat menyesal ketinggalan 1 sesi yang hitungan bayarannya sangat rugi besar. Apalagi sesinya asyik jalan2 ke kota dan makan-makan. Ia kemudian melihat seorang satpam yang tidak pernah mengalihkan pandangan darinya. Saat itu, ia memakai baju kaos polos ketat warna pink dan hotpants yang ketat. Menunjukkan kemulusan paha dan lengannya. Melihat tatapan sang satpam, dalam pikirannya timbul untuk menggoda satpam.
"Pak, ini udah pada berangkat?" Tanya Nindya mengawali pembicaraan. Terlihat satpam terhempas oleh aroma tubuh Nindya. Si satpam tambah nafsu mencium bau tubuhnya
"Udah dari tadi nyonya" kata satpam yang belum bisa mengalihkan pandangan dari toket montok Nindya
"Huu... Aku ditinggal.. Sedih" rengek Nindya manja mencoba memulai.
"Sabar ya nyonya, mungkin bisa duduk sini dulu ngobrol kan" si satpam mengajak wanita cantik jelita itu duduk.
"Yaudah aku duduk ya pak" mereka duduk di pos satpam berduaan.

"Nyonya namanya siapa ya?" Tanya si satpam.
"Hihi bapak pengen tahu aja. Emang kenapa pak?" Jawab Nindya.
"Nanya doang nyonya. Habis nyonya cantik sih" kata satpam merayunya
"Bisa aja... Kalo aku cantik kok nanya nama aku?" Nindya melonggarkan pakaiannya membuat satpam dapat melihat bahu mulusnya.
"Biasanya kalo orang cantik namanya juga cantik nyonya"
"Oh gitu ya? Kenalin deh nama aku Nindya. Cantik ga namanya?" Dia menyodorkan tangannya untuk mengajak satpam itu bersalaman. Satpam menerima salamannya
"Tuh kan namanya juga cantik... Jarinya juga lentik lagi" si satpam semakin berani
"Emang bapak yang ganteng ini siapa sih namanya?" Tanya Nindya yang membuat satpam itu terkesima
"Pak darman nyonya..."
"Oh pak Darman..." Jawab Nindya seolah mengerti

Mereka terbengong sebentar lalu kembali bicara
"Sendirian aja nih pak?"
"Iya nyonya sendirian aja aku"
"Enak dong ya aku temenin" kata Nindya kembali menggodanya
"Beruntung banget aku bu.. Apalagi cantik mulus semok begini jadi seger aku" sekarang ia memanggilku bu. Ia semakin berani
"Emang aku cantik ya pak?"
"Ibu ini gimana sih? Udah secantik ini nanya lagi. Pake bajunya juga ngejreng gini kan aku jadi seger." Jawabnya berani
"Emang aku cantik gimana sih pak?"
"Mukanya cantik banget pokoknya"
"Selain itu?" Kata Nindya memancing
"Toketnya gede hehe" satpam itu akhirnya terus terang
"Nakal tak laporin loh" kata Nindya sedikit tegas.
"Emang ini gede pak? Coba tebak ukurannya?" Sambung Nindya tambah gila
"Saya tebak 36b bu?" Kata satpam
"Salahh.... 36c yhaa..." Sorak Nindya
"Gede banget pasti montok banget tuh ya bu?" Kata si satpam kali ini ia meremas sedikit kemaluannya.
"Eitss udah megangin burung aja.." Kata
Nindya menggoda satpam

"Ibu dikasih makan apa sih mulus begini?" Kata satpam memujinya habis-habisan
"Apanya sih pak yang mulus?" Jawab Nindya menyiksa birahinya
"Kulit ibu.... Boleh pegang kulitnya gak?" Satpam itu sepertinya sudah sangat engas mendengar ucapan Nindya yang memancing
"Boleh deh nih pegang tangan aja ya jangan paha" jawab Nindya semakin menyiksanya
Kemudian Darman memegang lengan atasnya. Sungguh terbelalak ia merasakan kenyalnya kulit Nindya.
"Astaga halus banget bu... Uh" kata satpam memujinya
"Iya dong pak..." Jawab Nindya
"Bu sorry nih aku tegang" kata pak Darman mengaku
"Gapapa banyak kok yang tegang deket aku" kata Nindya
"Pasti karena tubuh ibu yang indah kan?"
"Menurut bapak?" Rayu Nindya
"Saya boleh foto ibu gak?" Tanya Pak Darman
"Foto? Buat apa pak?" Tanya Nindya pura-pura tidak tahu
"Buat dilihat doang bu" jawab Darman
"Yaudah boleh mau gimana fotonya?" Tanya Nindya
"Coba ibu berdiri deh"
"Iya ok. Terus ngapain lagi pak?"
"Ibu taruh tangan ibu di mulut kaya orang lagi mikir" pinta Darman
"Kayak gini pak?" kata Nindya melakukan yang dikatakan Darman
"Menggemaskan sekali bu.. Ugh" lenguh Darman lalu menjepret dengan Nokianya
"Udah kan pak?"
"Satu kali lagi plis"
Nindya menuruti perkataan pak Darman untuk menggodanya
"Yaudah buat bapak gapapa deh" katanya
"Ibu duduk sekarang" pinta Darman
"Begini? Terus?" Tanyanya
"Coba gaya kaya ngiket rambut" pinta Darman lagi
"Begini ya pak?"
"Ugh... Iya bener bu anggunnyaaaa..." Puji pak Darman yang sudah mendesah-desah.
Ckrik ia menjepret wanita itu dengan hp-nya. Nindya tahu bahwa ia ingin dijadikan bahan coli olehnya.

"Udah kan pak puas?"
"Puas banget bu makasih ya.."
"Aku boleh megang paha ibu gak?" Darman tambah kurang ajar
"Boleh silahkan gapapa pak" jawab Nindya bak seorang tante girang.
Pak Darman meletakkan tangannya di atas paha Nindya lalu mengusapnya. Dari raut wajahnya terlihat kenikmatannya memegang paha Nindya.
"Mulus banget bu lalet kepleset kali ya disini?" Kata Darman melanjutkan elusannya di paha. Paha mulus Nindya kini sangat kontras dengan kulit yang sedang memegangnya. Pahanya putih mulus kinclong sedangkan tangan pak Darman hitam pekat.
"Ibu cantik banget ughh" pak Darman tiba-tiba gemes sendiri.
"Aku mau coli ya bu" izin Darman yang kurang enak didengar Nindya
"Udah gatahan ya pak? Yaudah boleh..." Jawab Nindya malah menggodanya
"Tapi kalo boleh colinya diliatin ibu ya?" Tanya Darman meminta
Melihat tingkah Darman, ia merasa sangat senang. Dengan senang hati Nindya mengijinkan
"Boleh pak.. Tapi bapak jangan nyentuh aku"
"Iya bu aku janji"

Srett.... Darman membuka retsleting celananya. Nindya pura-pura tidak melihat. Dibuka lapisan pertama celana satpamnya. Tetap ia tidak melihatnya.
"Ibu aku lagi buka celana nih. Lihat dong" kata Darman memegang bahu mulus Nindya
Nindya pun langsung melihat dan menatapi proses pembukaannya.
"Nah gitu dong ngeliat muka cantik aku kan tambah tegang."
Sampai akhirnya lapisan kedua dibuka...
Srettt.... Zlepp... Kontolnya yang sangat tegang luar biasa besarnya. Ada sekitar 20 cm dengan diameter 5 cm. Melihat itu Nindya kaget dan bengong.
"Kenapa bu? Kaget? Besar banget ya hehe ini bisa bikin ibu kelojotan" kata Darman cengengesan.
"Ini serius Darman? Gede banget... Astaga" reaksi Nindya sungguh kaget
"Udah kocokin dong bu di toket ibu" kata Darman memegang toket Nindya
"Eh kurang ajar... Saya laporin mau?" Kata Nindya marah
"Maaf maaf bu khilaf ampuni saya"
"Udah cepet kocok. Saya mau balik ini" Nindya mengeluh
Darman mengocok kontolnya perlahan. Dinikmatinya pemandangan yang indah. Wanita cantik jelita yang memiliki 4 gunung di depan dan belakang dengan kemulusannya. Semua itu membuat ia sangat nafsu.
"Boleh pegang gak pak? Penasaran aku" Nindya berkata pada Darman yang membuat ia kaget dan senang
"Boleh bu dengan senang hati"
Tangan halus Nindya menghampiri kontolnya yang besar.
"Aughh... Licinnya tangan ibu aku gak tahan." Eluh Darman
"Liat nih bu kontol aku tambah gede kan?" Kata Darman menunjukan
Melihat reaksi Darman, ia malah mengocok penis itu.
"Woah ahh uhhh.... Luar biasa sshh" Nafas dan nafsu Darman terpompa kencang merasakan kocokan tangan halus Nindya.
Nindya tak sudi Darman keenakan, ia melepas kocokannya. Lalu kembali ke tempat duduk.
"Loh kok berhenti?"
"Tadi janjinya apa ya pak? Udah cepet kocok sendiri" jawabnya judes padahal masih ingin.

Melihat wajah cantiknya yang tersenyum dan mulusnya kulit Nindya tanpa cela, membuat ia ingin keluar. Sekitar 10 menit ia mengocok akhirnya datang juga.
"Bu aku pengen keluar nih ahh montoknya" kata Darman mendesah melihat sepasang toket yang masih tertutup baju.
"Yaudah keluarin disitu aja..." Nindya ketus menyuruhnya menjauh.
"Yah masa bukan di tubuh ibu?" Katanya
"Ya enggaklah"
"Yaudah deh"
"Mmmppphhh.... Akhirnya datang ahh..."
Crrrroootttt.....crrrrotttt....... Tumpahlah peju yang ia nafsukan. Nindya melihat semprotannya. Sungguh banyak dan putih sekali sangat subur. Ia pun bersimpuh di sampingnya dan menampung satu tangan pejuhnya. Pemandangan ini membuat Darman semakin banyak mengeluarkan spermanya. Nindya hanya bisa diam dan menatapi cairan nafsu yang sebenarnya ditujukan padanya.
"Ahh.... Makasih banyak ya bu capek banget aku hah hah" katanya ngos-ngosan
"Sama-sama pak. Nanti kalo coli tinggal lihat galeri aja ya."
Nindya dan Darman kemudian mengobrol-obrol sebentar. Tak lama datanglah rombongan

TO BE CONTINUED
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar