Cerita Eksibisionis Citra : Nafsu Birahi Citra part 20 | Olahraga Pagi

Nafsu Birahi Citra part 20 | Olahraga Pagi



"Mas... aku berangkat kantor dulu ya...." Pamit Citra sambil mencium tangan suaminya yang hendak melakukan mandi pagi, "Sarapannya udah aku siapin di meja makan ya Mas... Nanti setelah kamu selesai mandi, langsung aja dimakan.... Nggak enak kalo udah dingin...."

Sembari berpelukan, Marwan tak henti-hentinya menatap tajam kearah Citra, matanya seolah menyelidik setiap jengkal tubuhnya yang semakin hari semakin membulat.

"Nggg....Kenapa Mas...?" Tanya Citra.
"Hmmm....Kok sepertinya ada yang beda di kamu ya Dek....?" Tanya Marwan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, "Tapi.... Apa ya...?"

Sekali lagi, Marwan menatap tubuh hamil istrinya. Dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Dalam balutan dress mini berwarna hijau tosca dengan motif batik, Citra pagi itu terlihat begitu menawan. Rambutnya yang panjang digelung keatas, menampakkan leher putihnya yang jenjang, membuat istri Marwan pagi itu terlihat begitu segar. Terlebih, model dress Citra adalah dress tanpa tali yang berbentuk kemben, membuat pundak istri Marwan yang putih bersih, sedikit terlihat begitu menggoda. Mengkilap terkena terpaan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamar.

Namun, semua itu seolah tak begitu diperhatikan oleh Marwan ketika mata jelinya berhenti di aset terindah di tubuh Citra. Kedua bongkahan payudara putih dengan tonjolan daging yang tampak begitu menantang.

"ASTAGA.... " Pekik Marwan, "Dek...? Kamu beneran pakai baju seperti ini....?" Tanya Marwan sambil meraba gumpalan daging di dada istrinya, " Kamu mau berangkat ke kantor ga pake beha gini Dek....?" Tambahnya lagi sambil meremas-remas payudara istrinya.
"I...Iya Mas.... Khan kamu tahu sendiri.... Beha aku pada abis Mas.... " Jelas Citra, "Semua beha aku udah mulai kekecilan.... Trus... Dada aku sesek Mas kalo aku paksain pake beha... Kadang malah sampe kliyengan Mas kepala aku... "
"Lalu karena itu kamu mutusin pergi kekantor nggak pake beha...?" Tanya Marwan keheranan.
"Ya habis mau gimana lagi donk Mas...? Daripada aku pingsan karena sesak nafas... Mending aku gausah pake beha aja......"
"Kamu yakin Dek...?"
"Yaelah Mas... Aku khan dari dulu juga sering berangkat ke kantor kaya gini....?"
"ASTAGA.... Serius....?"
"Emangnya kenapa sih....? " Tanya Citra dengan nada yang mulai sewot, "Lagian khan ini dress pake kain lipit-lipit Maassss...... Jadinya pake atau nggak pake beha nggak bakalan keliatan dari luar Mas..."

"Ta... Tapi khan... Tetekmu udah semakin besar Deeek.. Lihat tuh... Kaya mau loncat keluar dari dress kamu....” Protes Marwan sambil membetulkan letak payudara Citra dibalik dress hijau mininya,” Tetekmu sekarang keliatan kaya nggak ketampung gitu...".
"Ya trus...? Mau gimana lagi Mas...? Beha aku udah pada kekecilan semua..." Jelas Citra lagi, "Mas mau aku nggak bisa nafas trus kesakitan gara-gara aku pake beha yang kecil seperti itu..?"

Tak mampu memberi jawaban, Marwan hanya bisa melihat pasrah kearah wajah sewot istrinya. Hatinya mendadak berdebar kencang ketika membayangkan istrinya berada ditengah keramaian tanpa mengenakan bra dibalik pakaian kerjanya.

"Tapi... Tapi...Kalau celana dalam....? Kamu pakai khan Dek...?" Tanya Marwan lagi sembari buru-buru menyelipkan kedua tangannya kebelakang pantat Citra, mencoba meraba lipatan celana pada pantat istrinya.

"Ya pakailah Mas.... Nih... " Jawab Citra sambil menaikkan roknya, memamerkan celana g-string kecilnya yang hanya menutupi sebagian pintu kewanitaannya.
"Busyet deeeeek.... Celana kamu kecil amat....
"Kenapa...? Kamu nggak suka lagi ngelihat aku pake celana seperti ini....?"
"Hehehe... Nggak.... bukan gitu Dek... Mas baru sadar aja kalo hari ini kamu seksi banget...." Ujar Marwan cengengesan lalu memeluk tubuh Citra dari belakang. " Aku jadi horny Dek...." Tambahnya sambil terus meremasi payudara besar Citra sembari mengusapi perut buntingnya yang mulai membesar.

"Ihhh.....Mas ah.. khan geli.... " Ucap Citra menepisi tangan jahil suaminya.
"Kamu seksi banget Dek.... Cantik.... Dan menggoda..." Ujar Marwan sambil mengecupi tengkuk Citra.
"Sssh... udah ah Mas.. Geli...." Desah Citra lirih.

Secepat kilat Marwan lalu melepas handuk kucelnya, dan menyampirkan ke sandaran kursi makan. Ia tak jadi mandi pagi. Karena kemudian, dengan sigap ia meminta istrinya untuk segera nungging.
"Ssshh.... Kita olahraga pagi bentaran yuk Dek... Mas udah nggak tahan nih... " Ucap Marwan.
"Nggak tahan ngapain Mas...?" Tanya Citra, "Mau ngontolin memek aku...?"
"Hmmm... Ngontolin....?" Heran Marwan.
"Iya... Jatah pagi…. Mas pengen minta jatah khan....? Hihihi....."

"Hmmm... Kata-katamu nakal sekali Dek.... Hehehe...."
"Hihihi.... Sekali-sekali boleh dong Mas...?" Goda Citra sembari menggoyang pinggulnya, "Yaudah sini... tusukin kontolmu Mas.... Memek aku juga udah gatel...Udah nggak tahan..."
"Hehehe....Kayaknya... Mas baru ninggalin kamu keluar kota baru sebentar deh... Tapi kok kamu udah mulai nakal gini ya Dek... ? Kalimatmu saru…." Ucap Marwan sembari menyelipkan tangannya ke vagina Citra.
"Aaaahh... Maaasss.... Masa sih Mas....? Ssshhh... Biasa aja kok… Aaaahhh....."Jawab Citra kegelian.
"Kamu beneran nakal Dek.... Ke kantor ga pake beha... Lalu pakai celana sexy... " Jawab Marwan sambil menarik tangannya lalu meludah. Membasahi tangannya lalu kembali mengusapnya ke vagina Citra yang masih kering. "Kamu sebenernya mau kerja atau mau melacur Dek....??"

"Mas....?" Kaget Citra, "Kok Pelacur sih....?
"Hehehe.. Habisan kamu nakal sih Dek...."
"Emang Mas pengen aku jadi pelacur....?" Goda Citra.
"Hehehe…. Emang kamu sendiri gimana….? Mau….?” Balas Marwan.
:Hihihi….Eenggaklah Maasss... Aku begini khan gara-gara beha aku sudah pada sempit semua....."
"Ssshhhh... Diam.... Istri binal... Kamu harus mendapat hukumannya karena telah berbuat nakal..." Jawab Marwan sembari menampar pantat Citra keras.

PLAAAAAKKK...

"Awww Mas.... Sakit...." Jerit Citra tertahan.
"Hehehe.... Jeritannya aja bikin konak... Sumpah... Pagi ini aku bener-bener nafsu ama kamu Dek...."

Dengan sekali sentak, Marwan menurunkan atasan dress Citra dan membuat payudaranya yang besar meloncat keluar. Bergoyang dan menggantung indah.
"Ini dia.... Tetek favoritku.... Empuk dan besaaaarrr....." Kata Marwan sembari terus meremasi payudara besar milik istrinya.
"Sssshhh... Maaaas.... Geliiii....." Desah Citra yang kemudian menggapai-gapai penis suaminya yang sudah sedari tadi terselip di belahan pantatnya.
"Putingmu keras banget Dek...Kamu udah sange banget ya...? Hehehe...."
"Ssshh.... Eeehhmmm......Iya Mas...." Desah Citra, "Kita pindah kekamar yuk Mas....Jangan disini
"Laaah... Emang napa Dek...?"
"Eenngak kenapa-napahh.... Ssshh.... Malu aja Mas... Kalo ntar si Muklis masuk trus ngelihat kita gimana...? Oooohhhmmm....."

"Ssssh.... Muklis masih sibuk nyuci motor didepan Dek.... Dia nggak bakalan masuk..." Jelas Marwan sambil mulai menggelitik vagina Citra yang mulai becek.
"Tapi khan.... Ssshh.... Kalo dia ngelihat kita trus kepingin gimana Mas....?"
"Hehehe... Nggak apa-apalah Dek... Kamu layanin aja sekalian... Anggep aja kamu sedang ngasih pelajaran orang dewasa buat buat dia... Hehehe..."
"Ihhhss... Kamu kok sekarang mesum gitu sih Mas....? Sssshhh....."
"Hehehe... Mesum membawa nikmat ya Deek....? Hahaha.... " Celetuk Marwan sambil tertawa geli.

"Ssshh.... Yaudah kalo gitu.... Aku sih nurut aja maass.... Ooohh... " Kata Citra yang akhirnya menuruti permintaan aneh suaminya, "Ayo Mas... Buruan sodok memek aku....Aku udah nggak tahan.......?"
"Hehehe.... Oke.... Ayo nungging yang tinggi Dek... Mas pengen nengokin dede yang ada di rahimmu… " Pinta Marwan sembari mendorong tubuh Citra maju.

"Mau nengokin dede pake gaya doggy ya Mas...? Hihihi...." Goda Citra sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Lalu dengan kedua tangan bersandar pada meja makan, Citra pun membungkukkan badannya kedepan, menuruti permintaan suaminya. Tak basa-basi, Marwan buru-buru menaikkan ujung bawah dress mini Citra hingga setinggi punggung dan menyampirkan lubang celana dalam Citra kesamping.

"Tubuhmu makin menggiurkan Dek..." Puji Marwan, "Pahamu putih mulus... Dan Pantatmu... Makin semooooggggh... Sluurrrpppp... " Puji Marwan sambil menjilati vagina dan lubang anus Citra dari belakang.
"Hoooohhhss... Maaasss.... Geli bangeeeettt... Sssshhh....."
"Sluuurrrppp.... Banjir banget Dek memekmu.... Kamu bener-bener gampang sange ya sekarang...?"
"Hihihi... Udah ah... Yuk buruan sodok memek aku Maaass....SODOKIN KONTOLMUUU..."
"Hahaha...Dasar istri Binal.... Nih… RASAIN SODOKAN KONTOLKU....." Dengus Marwan sembari menyelipkan batang penisnya yang sudah menegang sempurna pada vagina tanpa bulu milik istrinya.

SLEEEPP

“Sssshhhh…. Kontolmu Maaasss….” Lenguh Citra keenanakan sembari meremas pinggiran meja makan, “Bikin geli-geli enaaakkk….”
“Suka Deekk….?
“Ho’oh Mas… Kencengin Mas nyodoknya…. Shhh…”

Dan, tak lama kemudian, suara tepukan pantat Citra dan paha Marwan mulai terdengar nyaring. Membahana keseluruh penjuru dapur.

PLAK PLAK PLAK...

Pagi itu, Marwan dan Citra bercinta dengan penuh gelora. Dan herannya, pagi itu Citra merasa jika suaminya terasa begitu perkasa. Mampu membawa gejolak birahinya bermain lebih lama. Jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya. Citra merasa jika penis mungil milik suaminya itu mampu memberikan kenikmatan yang sudah lama tak Citra rasakan lagi.

PLAK PLAK PLAK...
Tak henti-hentinya, Marwan menggenjot vagina Citra dengan cepat. Bahkan lebih cepat dari biasanya.

"Sumpah... Memek hamilmu terasa legit banget Deeek.....Empuk... Panaaass... Dan menggigit...." Puji Marwan lagi, "Mirip kaya memekmu ketika perawan dulu...."
"Hihihi.... Enak ya Mas...."
"Hiya... Huenaaak baaangeeett..." Jerit Marwan yang makin kesetanan menghajar vagina Citra dengan tusukan-tusukan tajamnya.
"Ooohh... Ohh...ohhh... Terus maaas....Terus sodok memekkuuuu...." Jerit Citra lirih.

PLAAAAAAAKKKK...

"Oooohhh... Ngeeentooottt.....Sakit Maaasss.... "Jerit Citra lagi sambil mulai mengeluarkan kata-kata kotor, "Tapi Enak... Hihihi..."
"Hehehe.....Saruuu…. Kalimatmu sekarang kasar banget Dek... Mirip Lonte...."
"Hihihi... Maaf Mas... Keceplosan..."

PLAAAAAAAKKKK...
"Dasar bini nakal....

PLAAAAAAAKKKK...
“Lonte….”

PLAAAAAAAKKKK...
"Oooohhhh..... Hiya maasss... Terus Pukul pantatku.... Teruuuss Maass...Teruuusss..."
"Hehehe....Kamu suka maen kasar ya Dek...?"
"Ooohhh..... Suka baaangeeettt...."

PLAAAAAAAKKKK...
"Uuuhhhh.....Ngentooottt.... Terus pukul pantat aku masss....Terus sodok memek aku...."
"ANJRIT.....Nakal banget kamu Deeek.. SUMPAH KAMU NAKAL BANGEEETTT...." Erang Marwan semakin memperkeras tamparan pada pantat Citra sambil mempertajam sodokan penisnya pada vagina istrinya.

PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK...

"Ooooohhh… Sakit… Ngentooott… “ Teriak Citra
“Sssshhh… Saaaruuuu…..” Balas Marwan sambil terus menampar pantat bulat Citra.

PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK...
“Hihihihi….Hiyaaahh.... Gitu Masss... Terusss..." Jerit Citra lantang. Kali ini ia sama sekali tak memperdulikan lagi jika teriakannya dapat terdengar oleh orang lain, "Ooohh… Ngentooott….Terus masss… Teruuusss…. Sodok memek aku yang kencang Mas.... “
“Hooohhh… Mulut Lonteeee… Hhhh….Hhh… Enak ya Dek….?”
“Huenak Mas…. Hueenak bangeettt….” Erang Citra, “Sodok memek Lontemu ini Mas… Sodok memek aku…. Sodok bo'ol aku juga Mas...."
“Haaah… Bo’ol….?” Tanya Marwan kebingungan, namun masih terus menyetubuhi istrinya, “Emang dientot di bo’ol enak ya Dek…? Nggak sakit…?”
“Hiyaaahhh…. Enak banget Maaasss…. Aku aja sudah biasa kok….”

Mungkin karena Citra sudah benar-benar tenggelam dalam gelombang kenikmatannya, secara tak sengaja, ia mengucapkan hal yang seharusnya tak boleh diketahui Marwan. Dan benar saja, pada akhirnya Marwan menghentikan sodokan penisnya pada vagina Citra.

"Kamu sudah biasa dientot di bo’ol? Maksudmu gimana Dek...." Tanya Marwan dengan tatapan mata tajam mengintimidasi, "Kamu sudah sering main seks pake lubang anusmu Dek…?

DEG

"Nggg... Anu.... Mas...."
"Kamu ngentot di bo'ol sama siapa Dek...?"
" Ngg....Anu....Khan aku….Aku sedang akting jadi Lonte Mas...." Jawab Citra sekenanya. “Iya… Aku akting jadi Lonte Mas…. Kamu nggak suka ya…?”

Seolah tak percaya, Marwan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya, tangannya mencengkeram pantat Citra keras-keras, kemudian menghujamkan penisnya dalam-dalam kearah vaginanya.

"Hhhhhh.... DASAR ISTRI LONTE... " Lenguh Marwan yang tiba-tia kembali menggenjot pinggulnya. " Kamu sudah bener-bener berubah ya Dek... Berubah jadi LONTE.... RASAIN NIH... Rasain sodokan kontolku.... RASAAAAIIINNNN......" Jerit Marwan yang tiba-tiba dengan kecepatan super cepat menyetubuhi istri tercintanya dengan kasar. Seolah kehilangan akal sehatnya, suami Citra itu tak memperlakukan Citra seperti selayaknya wanita yang sedang hamil, melainkan ia memperlakukan Citra bagai pelacur murahan.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

"Aaaaarrgg.... Ampun Maaasss.. Ampuuunnn....Maaass.... Hooohhh.... Pelan-pelan maaas...." Desah Citra sambil terus berpegangan pada tepi meja. Berusaha sebisa mungkin tak banyak bergerak.
"Sssshhh... DIAM Dek... LONTE.... NAKAL sepertimu memang seharusnya… DIHUKUM..." Bentak Marwan sembari terus mempercepat tusukan penisnya.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

"MAAASSS...... OOHHHSSSS.... Pelan-pelan maaass...... Nanti Muklis beneran bisa dengar looohhh..." Erang Citra sambil menggigit bibir bawahnya, berusaha menikmati siksaan birahi suaminya.
"SSSSHHH.... DIEEEEMMMM...."

Sodokan dan tusukan penis kecil Marwan semakin lama semakin membabi buta. Semakin keras dan kuat. Dan anehnya, dengan cara seperti ini, Citra merasakan jika orgasmenya tiba-tiba datang mendekat.
Istri Marwan itu benar-benar tak bisa mempercayai apa yang ia rasakan pagi itu, setelah sekian lama tak pernah mendapatkan orgasme dari suaminya, pagi itu ia akan mendapatkan kenikmatan bersetubuhnya lagi.

"Ooohh... Ooohh.. Maas.... TERUS MAASSS... Terusss....... Sodok yang kenceng masss... Sodokin kontolmu ke memekku kenceeeng-kenceeeengg....... Entotin memek istrimu ini maas....."

Dengan alis yang saling bertaut, Marwan bisa tahu jika istrinya sangat menikmati persetubuhan kasarnya dipagi hari ini. Dan untuk pertama kalinya, Marwan bisa melihat istrinya mendesah-desah tak terkendali, pertanda jika dirinya sudah tenggelam dalam kenikmatan orgasme.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

Tiba-tiba, tubuh Citra bergerak tak beraturan. Kepalanya menggeleng naik turun, punggungnya meliuk-liuk, dan pantatnya mengejan-ngejan. Rupanya wanita cantik itu telah siap untuk mendapatkan orgasme pertamanya.

"Huuuooohh Maaaasss.... ENAK BANGET MASS...AKU SUDAH NGGAK KUAAT LAGI MAAASS.... NGEEEENNTTOOOOOTT... AKU KELUAR MAAAS... AKU KEEELLUUUUUUAAARRR... NGEEENTOOOOTTT.... HOOOOOOOHHHHHHSSSS... HMMMPPPFFF....." Teriak Citra lantang. Keras sekali. Sampai-sampai Marwan harus mendekap mulut Citra guna meredam kalimat mesum istrinya.

"CREET... CREEET...CREEECEEETT..CREEETTT...."

Sambil berusaha untuk tetap dapat berdiri, tangan kanan Citra memegang bibir meja kuat-kuat, sementara tangan kirinya mencengkram paha Marwan hingga suaminya meringis kesakitan. Lutut, pantat dan vagina Citra tak henti-hentinya bergetar hebat, menandakan jika pagi itu orgasme Citra dirasanya cukup dahsyat.

"Huuuooohhh.... Maaasss..... Kontolmu enak banget di memekku Masss.... Enaaak bangeeet...." Kata Citra disela-sela gelombang orgasmenya. "Beraaasaa bangeeet..."
"Hehehe.... Memek kamu juga ngempotnya enak banget Dek... CUUUPPP..." Balas Marwan sambil mengecup pundak istrinya dari belakang, " Kamu suka Dek...?"
"Suka banget Mas... Aku sampe kelojotan keenakan gini.... Hihihihi...." Tawa Citra dengan wajah damai,
"Hehehe... Jadi sekarang gimana pelayanan kontolku Dek...? Sudah bisa membuatmu puas..?"
"Uuuuuhhhhh... Beeeloooom Maaass.... Aku masih pengen kamu entotin lagi...." Jawab Citra genit sambil memunyongkan mulutnya.
"Serius Dek.."
"Hiya dong Maasss... Punya suami dengan kontol seenak kamu, masa cuman maen sekali.... Rugi dong aku Maass.... hihihi...."
"Waduh... Waduh... Waduuuhh... hebat juga nafsu kamu Dek...?"
"Hihihi... Khan Istrimu ini Lonteee Maaass.... Hihihi..." Goda Citra sambil mengedipkan matanya.

Mendengar ucapan mesum Citra, raut wajah Marwan yang semula santai, mendadak jadi tegang. Tangannya langsung mencengkeram pantat Citra dan langsung memaju-mundurkan pinggulnya. Menghajar kemaluan Citra yang baru saja orgasme itu dengan batang penisnya.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

Suara pertempuran kelamin kembali terdengar dahsyat di seluruh penjuru dapur. Diselingi oleh tamparan-tamparan keras tangan Marwan pada pantat istrinya. Membuat daging bulat berwarna putih bersih itu semakin merah merona.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

"Huuuooohhh... Maaasss... Peelaaan-peelaaaaan Mas... Memek aku maasiiih ngiluuuu...." Rintih Citra

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK
Marwan sama sekali tak menghiraukan rintihan Citra, karena semakin keras ia merintih semakin keras pula sodokan pernis Marwan pada vagina istri cantiknya yang sedang hamil muda itu.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

"Ampuuun Maaaasss... Ammmmmppppuuunnnn...."
"Sssshhh..... Istri Lonte sepertimu memang harusnya ga perlu dikasih ampun....." Ucap Marwan tiba-tiba dengan nada penuh nafsu birahi, "Istri Lonte sepertimu memang harusnya dihajar habis-habisan.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
PLAAAAAAAKKKK... PLAAAAAAAKKKK

"Mbaaak Citrraaaa.... Kain lap mot................ tornya dimana.....?" Ucap Muklis yang dengan tiba-tiba masuk kedapur. Mengagetkan Citra dan Marwan yang sedang asyik mengayuh kenikmatan duniawi, "WADUH.....Ngggg...."

"Eh Muk...Kklisss...." Jawab Marwan yang tiba-tiba kikuk. Mungkin karena malu, suami Citra itu segera menghentikan sodokan penisnya dan buru-buru mengambil handuk mandinya. Namun ketika Marwan hendak mencabut tusukan penisnya, buru-buru Citra menangkap paha suaminya, dan memintanya tetap berdiam diri.

"Ngg.... Maaf Mas... Mbak... Aku nggak tahu kalo... Kalian sedang.... Nggg....*GLUP" Ucap Muklis tersedak air ludahnya sendiri. Adik Marwan itu kebingungan melihat kedua kakaknya yang sedang asyik mengayuh kenikmatan birahi.
"Ada apa Klis....?" Tanya Citra santai.
"Nggg.... Aku .... Mbaak....Mau ambil lap mot....tor...." Tanya Muklis lagi dengan tatapan mata yang tak berkedip sama sekali. Menatap tubuh Citra yang payudara dan belahan pantatnya dapat terlihat langsung. Menatap tubuh hamil kakak iparnya yang sedang dalam posisi membungkuk, bersandar di meja makan, dan sedang disetubuhi suaminya.

"Oooohh.... Disitu Klis...." Ucap Citra sembari menunjuk ke laci disamping meja makan tempatnya bersender. "Ayo Mas... Kok malah berenti...? Ayo goyang terusss Maaaasss... Ssshh... Ooohh..." Jawab Citra genit pada Marwan dengan tanpa mempedulikan keberadaan Muklis yang ada di dekatnya. "Ayo mass.. Goyang lagi.. Aku pengen keluar kaya tadi lagi....."
"Nggg... Bentar Dek...."
"Ayo Maaass...Sssshhh.... JANGAN BRENTI... Terus sodokin kontolmu Mas... Aku pengen cepet-cepet keluaar lagiii...." Pinta Cegah Citra lagi sambil mencengkram pantat Marwan yang ada dibelakangnya dan menggerakkannya maju mundur, " Ayo sodok memek adek lagi.."
"Tapi Dek....?" Bingung Marwan
"Sssh.... Kenapa Mas....?" Heran Citra, "Tadi bilangnya nggak apa-apa kalo ada Muklis... Ssshh….."
"Hiya sih.... Tapi...."
"Udah ah....NANGGUNG Mas...." Celetuk Citra sambil mulai menggoyangkan pinggulnya, "Ayo Mas.... SODOK memek aku lagi... Terusin lagi Mas.... Aku pengen keluar lagi...."

Dengan perasaan bingung Marwan pun akhirnya menuruti permintaan istrinya, kembali menyetubuhi Citra di depan tatapan mata adik kandungnya. Pelan tapi pasti, Marwan kembali mengayuh goyangan pinggulnya dengan mantap. Menusuk dan mencabut batang penisnya dengan gerakan yang konstan. Menyetubuhi liang vagina istrinya dengan perasaan malu yang perlahan sirna.

“Ssshh…. Iya gitu Mas… terus… Sodok memek aku yang kenceeeeng… Aaahh… Ahhh….” Jerit Citra yang kali ini semakin kencang,
“Ssshh…. Deeekkk…. Jangan berisik ahhh….“
“Ooohhh.. Ooohh…Emang Kenapa Mass….? Kamu malu ama Muklis yaaa….?” Goda Citra,"Muklis aja nggak malu kok ada kita-kita... Ya Khan Klis...? Hihihihi...."
"Ehhng....I.. Iya mbak...." Jawab Muklis keheranan melihat kebinalan kakak iparnya.
"Naaah lihat khan Mas... Muklis aja santai.... Hihihi... Ayo terus Mas... Sodok memek aku keras-keras..."

"Hmmm....Masa Bodohlah.... Biarin aja Muklis ngelihat... Toh aku ngentotin istriku sendiri....." Mungkin itu yang ada di otak Marwan saat itu, karena tak lama kemudian, ia menjadi ikut-ikutan tak peduli dengan keberadaan Muklis. Bahkan ada sebuah perasaan aneh yang muncul dari dalam hatinya. Perasaan birahi aneh yang membuatnya semakin bernafsu untuk menyetubuhi Citra istrinya di hadapan orang lain.

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara persetubuhan Marwan dan Citra kembali terdengar. Lebih kencang-Lebih dasyat.

"Ooohhh… Oooohhh… Kliissssiss…. Masmu ini hebat banget ngentotnya…. Kontolnya kuat….Ssshh.... Enaaaakk...." Goda Citra dengan nada genit.
"Ngg... Iya ya mbak.... *GLUP " Jawab Muklis sekenanya.

Walau Muklis sebenarnya sudah tahu tentang kenakalan Citra, namun tetap saja, ia tak menyangka jika pagi itu kakak iparnya ini bakalan berani melakukan kenakalannya di depan suaminya. Begitu pula dengan Marwan, suami Citra itu juga sama sekali tak menyangka jika istrinya yang sedang hamil muda itu menjadi sedemikian binalnya.

Dan anehnya, kebinalan Citra pagi itu membuat nafsu birahi Marwan semakin meluap-luap.

"Ooohh... Iya Mas... terus... terussss.... Sodok yang kenceng Maas... Sodoook yaaang kenceeeng... Oooh... Ooohhh..." Pinta Citra.
" Hhh…Hhhh… Enak Dek....?"
“Ssshh.. Ssshhh… Ohhh... Enak banget Maaass...." Jawab Citra, " Eengghhh….Maaas…. “ Panggil Citra
“Hhh…Hhhh… Hhhh… kenapa Dek…? Hhh…Hhhh…” Jawab Marwan dengan nafas terengah-engah.
“Ssshhh… Aku boleh minta tolong Muklis nggak…?”
“Hmmm….Apaan…?”
"Aku pengen Muklis ngejilatin tetek aku Mas…. “ Tanya Citra, “Boleh ya Mas…?... Ehhmmmhhh…. Ooohhh... Ooohh...” Tambahnya lagi sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah mata pada Muklis.

“Aa…Apaa Deek….?” Marwan yang mendengar ucapan istrinya pun terkejut setengah mati. Ia tak pernah menyangka jika istri tercintanya memiliki keinginan yang cukup aneh seperti itu, "Kok pengennya gitu sih Dek....?"

“Sssshh… Boleh ya Masss….?” Tanya Citra lagi ,”Nggak tau Mas.. Tau-tau pengen aja.... Mungkin ini kayanya keinginan si jabang bayi deh Mas… Ooohh... Ooohhsss...” Celetuk Citra beralasan.
"Nggg.....Kamu ngidam...?"
"Nggak tahu.... Mungkin iya kali Mas...."
"Ngidam mbok ya yang lein gitu Dek... Masa ngidamnya begitu...?"
"Kamu nggak pengen khan Mas anak kamu ini ngileran...? Ooooohhhhmmmm....."

Pikiran Marwan mendadak bimbang, antara cemburu karena adik kandungnya bakal ikut merasakan kenikmatan payudara istrinya atau memenuhi nafsu barunya, menyetubuhi Citra dengan brutal di hadapan orang lain.

Begitu pun dengan Muklis. Walaupun ia sudah berulang kali menikmati keindahan tubuh Citra tanpa sepengetahuan Marwan, tetap saja ia tak pernah mengira jika kakak iparnya itu akan melakukan sebuah pertanyaan nekat seperti itu, meminta dirinya melakukan hal yang hanya boleh dilakukan oleh Marwan.

"Ayolah Maaas... Bentaran doang kok.... Boleh yaa...? Sejilat dua jilat...." Tanya Citra dengan nada semanja mungkin, membuat ketegaran hati pria manapun pasti bakalan luluh jika mendengar kalimatnya. "Boleh ya Maaasss....? Uuuhhhh...." Lenguhnya lirih sambil terus meliuk-liukkan pinggulnya menerima sodokan penis Marwan.

"Aaaarrrggghhh... NGEEENTOOTTT..... " Jawab Marwan lantang, "HIYA DEK.... HIYAAA...." Tambahnya lagi, tak mampu menahan birahinya yang semakin meluap-luap, "Suruh aja Muklis ngisepin tetekmu...."

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
Suara gempuran penis Marwan kembali beraksi. Mencucuki vagina istri hamilnya

"Ooohhh... Ooohhh... Makasih ya Maaas.... Kamu memang suami pengertian....Hihihi...." Ucap Citra genit, "Ayo Klis... Sini.... " Panggil Citra sambil melambai-lambaikan tangannya, "Klis.... Sini....Ayo isep tetek Mbaaakk....Ssshh.....Oooohhh....."

Mata Muklis melirik kearah kakak kandungnya, mencari tahu apa yang harus ia lakukan. Dan, tanpa mengucap apapun, Marwan pun menganggukkan kepalanya, menyetujui permintaan aneh istrinya.

Mendapat lampu hijau, Muklis pun segera mendekat dan berjongkok di bawah tubuh Citra yang tak henti-hentinya meliuk-liuk karena sodokan penis suaminya. Buru-buru, Muklis segera meraih daging lembut yang bergoyang maju mundur milik Citra sembari memonyongkan bibirnya.

SLUURPPP...CUP... CUP...
Suara mulut Muklis ketika sedang menghisapi kedua payudara Citra. Tak henti-hentinya, kedua tangannya pun meremasi pelan kedua daging kebanggan kakak iparnya itu dengan gemas, sambil sesekali mencubiti puting payudaranya yang begitu keras.

"OOOHHH... ENAK BANGET KLIIIISSS... HUUUUOOOOOHHHH...."Desah Citra keenakan. "Isep yang kenceng klis... ISEP YANG KENCENG..." Ucap Citra sambil mengusapi rambut Muklis.
"Kamu gila Mbak... Nekaaat...." Bisik Muklis pelan.
"Kamu suka khan sayang...?" Balasnya Citra pelan sambil tersenyum, "HIYA MASS... SODOK MEMEK AKU...OOOHHH..." Rintih Citra berusaha menyamarkan percakapannya dengan Muklis. "Nikmatin aja Klis.. Puas-puasin netek tetek Mbak..... Hihihi...."

Tak mau mensia-siakan kesempatan untuk dapat berbuat mesum dihadapan kakak kandungnya, Muklis pun segera menuruti kemauan Citra. Dihisapnya daging kenyal milik kakak iparnya itu kuat-kuat, hingga pipi lelaki kurus itu kempot. Tak hanya itu, adik Marwan pun juga menggigit dan menyupang setiap jengkal payudara Citra, sehingga sekujur payudara Citra menjadi berwarna putih kemerahan.

"OHH... OHH... OHH.. HOOOOHHH MUKLIIISSSS...." Rintih Citra keenakan setiap kali tubuhnya tersentak sentak akibat sodokan tajam penis Marwan ke vaginanya.

Tiba-tiba, Citra bertindak semakin nekat lagi. Sambil terus menerima sodokan kasar Marwan, jemari lentik Citra merogoh kedalam celana kolor Muklis dan mengeluarkan batang penisnya yang sudah keras.
"Eh Mbak...." Kaget Muklis.
"Hihihi... Tenang aja Klis... Mas Marwanmu nggak bakalan ngelihat kok..." Jawab Citra gemas, sembari segera mengocok batang penis adik iparnya itu kuat-kuat. "Oooohh... MAAASSS.... Sodok yang kenceeeeng..... Maaasss.. Enaaakkk..."
"Sumpah... Kamu nekat mbak...."
"Hihihi... Shhhh... Tenang aja Klis.... Sekarang... kamu juga kobelin itil aku ya...." Pinta Citra yang kemudian mengamit tangan Muklis dan menempelkan pada biji klitorisnya.

Melihat kenekatan kakak iparnya, mata Muklis pun langsung melotot. Ia benar-benar tak mengira jika Citra bisa bertindak senakal itu. Terlebih di saat yang sama, Marwan suaminya sedang menyetubuhi kakak iparnya dari belakang.

Namun anehnya, Marwan sepertinya sama sekali tak menghiraukan tangan Muklis ketika sedang mengobel klitoris Citra. Bahkan tak jarang, jemari Muklis bersenggolan dengan sodokan penis kakaknya, Marwan terus saja menghajar vagina istrinya..

"Terus kobel memek Mbak Klis.... Mas Marwan nggak bakalan ngira itu tangan kamu kok... Hihihihi...." Jelas Citra sambil terus mengocok penis tegang adik iparnya.

"Heeekhhmmmm.... Ssshhh....." Desah Muklis keenakan. Merasakan jemari lentik kakak iparnya yang tak sanggup menggenggam penuh batang penisnya, mengocoki kelaminnya kuat-kuat. "Kamu gila Mbaaak... Nekaaatt..."

Sungguh pemandangan pagi hari yang cukup aneh. Sepasang suami istri dan adik iparnya terlihat begitu semangat dalam permainan terlarangnya. Dua pria dan satu wanita, sama-sama saling berkejaran untuk dapat memberikan kenikmatan kepada wanita hamil yang ada dihadapannya.

Marwan, yang dengan brutal, menusukkan penis kecilnya keras-keras kearah vagina Citra, membuat wanita hamil itu begitu menikmati keperkasaan suaminya. istrinya. Dan Muklis, yang juga tak henti-hentinya memberikan rangsangan kepada payudara Citra sembari terus mengobel klitoris kakak iparnya cepat-cepat.

"Sodok yang kenceng maaas... Tusuk memekku keras-keras...." Jerit Citra seperti kesetanan. "Isep tetek mbaak Kliiisss.... Isep yang kuaaaatt...."

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK
SLUURP SLUUUPPP...

Merasa takjub akan sensasi seks bertiga, tiba-tiba, gelombang orgasme Citra datang kembali. Dan seketika itu tubuh Citra lagi-lagi mengejang.

"Oooohh.. Maaas... Aku mau keluar Maaas... Aku mau keluaar..."
"Hiya Dek... Mas juga..."
"Kita keluar bareng Mass... Terus sodok Maas..."

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

"Oooohhh.... NGEEENTOOOOOTTT......Maaaassss... Aku... Maaaauuu KELUAAARRR....AKU MAU KELUUAAAR MAAAS..." Ucap Citra tak percaya jika kobelan tangan Muklis dan sodokan penis suaminya akan membawa orgasmenya datang secepat itu. "AKU KELUUAAAR MAASS..... OOOHH..... AKU KELUUUAAAR.... NGEEENTTOOOOOTTTTT..... "
"OOOOHHHH.... AKU DULUAANNN DEEEEEKKK....."

"CROT... CROOOT... CROOOCOOOTTT....." Semburan lahar panas seketika terpancar dari ujung penis Marwan, memenuhi setiap rongga rahim Citra.

"OOOHH... NGEEEEEENNNTTOOOOT KAAAMUUUU MAAAASSSS... AKUUU JUUGAAA KELUUAAR MAAASS... AAKUU....KEEEELLLUUUAAARRR... OOOHHHH..... OOOOHHHHHH...."

"CREEE... CREEECEEET... CREEET... CREEETTT..."

Tubuh Citra bergetar hebat disertai dengan gelijangan kuat. Saking kuatnya, wanita hamil itu sampai tak mampu menahan berat tubuhnya. Kakinya mendadak lunglai, dan tubuhnya ambruk menimpa tubuh kurus Muklis yang ada dibawahnya.

PLOOP
SEEEERRRRRRR...

Suara penis Marwan begitu terlepas dari vagina Citra sambil disertai dengan lelehan spermanya yang tak henti-hentinya menetes keluar.
"Uuuuhhh... Mas... oohh.. ooohh... Maasss..." lenguh Citra yang seolah tak mampu mengontrol semua otot ditubuhnya. Otot vaginanya tak henti-hentinya mengejang, dan kakinya pun bergetar-getar hebat, mirip orang ayan. Dengan terus kelojotan, Citra menelungkup diatas tubuh Muklis dengan posisi lutut tertekuk dan pantat yang menjulang tinggi, memamerkan liang vaginanya yang berwarna putih kemerahan.

"Kamu kenapa deekk..." Tanya Marwan sambil berusaha membangunkan tubuh setengah telanjang Citra dari atas tubuh adik kandungnya.
"Memek aku ngilu Mas.... Ooohhh.... Sssshhh..... Maass memek aku ngiluuuu... " Jawab Citra sambil terus mengejang-kejang, "Ooohh... Tapi ngilunya....Ngilu ngilu enaaak Maaas.....Ooohhhsss..."

Citra yang sedang mengalami orgasme hebatnya, sama sekali tak sadar dengan apa yang terjadi. Bahkan, ia juga tak sadar jika disaat yang sama, penis Muklis masih belum sempat ia masukkan kembali ke celana kolornya.
"Looohhh....Deeek.... ?" Kaget Marwan ketika melihat tangan istrinya sedang menggenggam erat batang penis adik kandungnya, "Tanganmu kok ada di kontol... Mu... Klis... ?" Tambahnya lagi.
"Eeeeh.... Sssshhh... Nggg... Anu Maaasss..... Oooohhh...."

"Udah-udah... Ayo sekarang kamu ke kamar aja ya.... Istirahat dulu...." Kata Marwan sambil melilitkan handuk ketubuh telanjangnya kemudian membopong tubuh Citra, "Klis... Ayo bantu Mas...."
"Ngggg...." Jawab Muklis bingung karena batang penisnya yang tegang masih berada didalam genggaman kakak iparnya.
"Klis... Ayo buruan bantuin Mas...."
"Nggg.....Ba... Baik Mas...." Jawab Muklis yang secepat kilat segera memasukkan penisnya yang masih tegang dan segera membantu kakaknya mengangkat tubuh Citra yang masih kelojotan kearah kamar.

"Rebahin dikasur Klis..."
"Baik Mas...."
"Nahhh... Sekarang kamu panggil Nyak Nunik dirumahnya... Suruh ia segera kesini.... "Pinta Marwan sambil melirik kearah tonjolan penis adiknya dibalik celana kolornya, "Buruan ya Klis..."
"I.... Iya Mas...." Jawab Muklis yang segera berlari keluar kamar.


Setelah beberapa menit, kejang-kejang pada tubuh Citra pun mereda. Perlahan, otot-otot tubuhnya mulai kembali normal dan pada akhirnya wanita hamil itu mampu mengontrol kembali gerakan badannya.
"Udah baikan Dek...?"
".... Udah Mas...." Jawab Citra, sambil mencoba mengatur nafas.
"Kamu tadi kenapa Dekk...?"
"Nggak tau Mas... Tiba-tiba... Badan aku lemes..... Tapi enak...."
"Lemes enak gimana...?"
"Ya gitu.... Nggak tau aku harus njelasinnya gimana Mas... Yang jelas... Badan aku sehabis ngecrot tadi... Tau-tau langsung lemes... " Jawab Citra dengan mulut tak henti-hentinya tersenyum, "Kamu tuh yang nyebabin aku lemes.... Hihihihi....Sumpah Mas.... Pagi ini kamu perkasa banget... Beringas abis...."
"Hehehe... Kamu suka nggak Dek...?"
"Suka banget Mas... Kontolmu pagi ini berasa jauh lebih enak dari biasanya...." Ucap Citra genit.

"Syukurlah kalau kamu suka Dek..... Cuman.... " Tiba-tiba pikiran Marwan kembali kesaat dimana ia melihat tangan Citra menggenggam penis adik kandungnya. Buru-buru, mata Muklis melirik turun, kearah payudara Citra. "Eehh....Busyet.... Adik sialan... Kampret juga tuh Muklis... Berani-beraninya dia.... Tetek istriku jadi penuh dengan cupangannya... Merah semua..." Batin Marwan sebal.

"Kenapa Mas...?" Tanya Citra penasaran.

"Ngg... Nggak apa-apa Dek...." Jawab Marwan yang entah mengapa, ia buru-buru mengabaikan pikiran-pikiran aneh yang ada diotaknya itu. "Trus... Kira-kira.... Kandunganmu gimana ya Dek...?" Tanya Marwan sambil mengusapi perut Citra yang semakin besar.
"Nggak tau Mas... Kita periksain aja yuk....?"

Marwan terdiam, wajahnya bingung.
"Kenapa Mas...?" Tanya Citra lagi.
"Nggg....Nanti siang Mas ada ketemuan dengan juragan tanah Dek.... Mas bingung...."
"Mas bingung nggak bisa nganterin aku....?"
"Hiya... Gimana ya Dek...?"
"Yaudah..... Itumah masalah gampang Mas... Ntar khan aku bisa minta tolong anterin sama Muklis...."
"Hmmmm.... Gitu ya Dek....?"
"Hiya Mas... Nggak apa-apa kok.... Mas kerja aja...."
"Hhmmm.... Yaudah deh...Nanti kamu kerja setengah hari aja ya Dek.... Minta ijin buat ke klinik..." Saran Marwan sambil mengecupi perut hamil istrinya, lalu beranjak kearah meja rias Citra. Tempat dimana tas kerjanya teronggok diatasnya.

"Ini... Mas kemaren baru saja dapet obyekan besar... " kata Marwan sambil mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya, "Ini duit buat kamu periksa ke dokter Dek..... Dan ini.... Duit buat kamu belanja pakaian baru...."
"Wwaaah... Beneran Mas....?" Girang Citra, "Banyak banget Mas...."
"Ini juga berkat doa kamu Dek..." Jawab Marwan sambil mengecup kening istrinya

"Hhhh....Hhhhh....Hhhh.... Mas.... Rumahnya kosong Mas...." Kata Muklis yang tiba-tiba sudah ada dipintu kamar, " Nyak Nunik sudah berangkat ke puskesmas...H hhh... Hhhh..." Tambahnya lagi sambil berusaha mengatur nafas.
"Yowes... Nggak apa-apa Klis... Mbak sudah agak mendingan kok...." Jawab Citra sambil membetulkan dress mininya yang masih compang-camping, "Udah yuk... Sekarang kamu anter mbak ke kantor aja.... Mbak udah kesiangan ini...."
"Kamu mau langsung ngantor Dek...?"
"Iya Mas.... Dikantor mau ada rapat penting.... Nggak enak aku kalo datenganya telat...." Jawab Citra sambil meraih tangan Marwan dan mengecupnya pelan. "Aku pamit dulu ya Mas..."

"Iya Dek... " Jawab Muklis sambil kembali mengecup kening Citra, "Yowes... Klis... Tolong kamu anter mbakmu ini... Inget ya.... Jangan ngebut... "
"I... Iya Masss...."
"Ohh iya.... Sama satu lagi... Tolong kamu jagain istri Mas selama Mas tinggal keluar kota nanti...." Pinta Marwan sambil kembali merogoh kedalam tas kerjanya, " Ini duit buat kamu Klis... Kalo mbakmu butuh apa-apa... Tolong beliin.... Dan kalo mbakmu minta apa-apa... Tolong turutin...."
"Ngggg....Turutin....?" Tanya Muklis bingung.
"Hiya.... Turutin apa mau dia.... Semuanya...." Pinta Marwan dengan nada tegas, "Mas nggak mau anak Mas besok ngileran...."
"Ooohh... Gitu...Baik Mas.... Siaaapp.... Hehehe...."

"Ayo Klis... Buruan kamu ganti baju... Mbak udah telat banget nih...." Jawab Citra sambil melangkah kearah teras rumah.
"Iya..... Iya Mbak... Tunggu sebentar...." Jawab Muklis sambil berlari kearah kamar tidurnya untuk berganti pakaian.

Tak lama, Muklis dan Citra pun siap untuk berangkat.

"Mas... Aku jalan dulu yaa...." Ucap Citra sambil melambaikan tangan kearah suaminya. "Kamu ati-ati dijalan.... Jangan bandel kalo diluar rumah....." Tambahnya lagi.
"Iya Dek... Kamu juga ati-ati dijalan.... Kabarin Mas kalo kamu sudah sampe kantor...." Balas Marwan.
"Yowes... Ayo Klis.. Kita jalan...." Ucap Citra sambil naik kejok motor dan memeluk tubuh kurus Muklis erat-erat. Membuat payudara besar Citra yang tak mampu tertutup oleh jaket tipisnya itu menempel erat di punggung Muklis hingga gepeng.

Melihat istrinya memeluk tubuh adik kandungnya, membuat pikiran Marwan kembali melayang ke beberapa saat lalu. Saat dimana tangan mungil Citra menggenggam penis besar Muklis.
"Apakah ulah Citra tadi disengaja ya...?"
"Gimana caranya kok tiba-tiba kontol Muklis bisa ada di tangan Citra..?"
"Dan lagi.... Gimana caranya ya kontol Muklis bisa menjadi sebesar itu....?"

Puluhan pertanyaan mendadak memenuhi setiap sel yang ada di otak Marwan. Membuat pikirannya menerawang jauh mencari tahu segala kemungkinan yang ada. Semakin berpikir, semakin berdebar detak jantung Marwan. Semakin berpikir, semakin keruh otak Marwan.

"Aneh.... Ini benar-benar aneh...." Ucap Marwan dalam hati sambil tak henti-hentinya memikirkan kejadian barusan, "Dan yang paling aneh....."

Tangan Marwan tiba-tiba meraih penis kecilnya yang tertutup handuk. Meraih penis kecilnya yang sudah begitu keras, dan mulai mengocoknya perlahan.

"Kamu nakal sekali Dekkk.... Kamu benar-benar nakal sekali...."
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar