Menjelang pukul 4 sore, Pak Kardjono CS baru berhenti mengerjain aku.
Lebih dari 4 jam aku di buat kelojotan karena orgasme, vaginaku terasa
panas dan nyeri akibat ulah mereka. Setelah mereka puas, aku di angkat
ke dalam rumah untuk di istirahatkan.
Ya, itulah yang aku butuhkan. Aku sudah hampir pingsan lagi seperti
kemarin, tenagaku habis namun aku sangat puas sekali. Dengan telaten
mereka menyuapiku makan dan membasuh tubuhku dari sisa-sisa persetubuhan
tadi. Mereka memperlakukanku layaknya ratu. Sangat berbeda dengan siang
tadi dimana aku diperlakukan seperti budak seks. Tidak lama setelah aku
di baringkan di tempat tidurku, aku langsung tertidur pulas.
Aku tidur hingga pagi hari. Esoknya aku bangun dengan tubuh yang terasa
segar dan fit. Cepat-cepat aku mandi, memasak, dan sarapan sebelum Pak
Kardjono dan yang lainnya datang untuk mulai bekerja. Setelah itu aku ke
kamar untuk menyendiri dan merenungkan kejadian yang telah terjadi.
Tulilit……tulilit…… tulilit……tulilit……… terdengar suara HPku berdering. Terlihat di caller id suamiku yang menelepon.
“Halo pah….. gmn kabarnya?...” tanyaku
“Halo mamah sayang…. Papa baik-baik aja. Mama gimana? Udah enakan perutnya?” Tanya suamiku.
“Iya pah, agak mendingan… cepet pulang pah…. Mamah kangen nih….” Aku
merengek manja ke suamiku. Aku sangat membutuhkan suamiku di sampingku,
aku butuh perlindungan darinya. Baru 2 hari aku di tinggal namun terasa
sudah lama sekali.
“Papah juga kangen mah…sabar dulu ya….”kata suamiku
“Pak Kardjono, Jupri, dan yang lainnya gimana? Mereka gak gangguin mama kan? Tanya suamiku.
“Emank kenapa pah..?” tanyaku
“ya khawatir aja mereka gangguin mamah pas sendiri d rumah. Soalnya
mereka udah kita bikin penasaran ama tubuh mamah..” kata suamiku
“Siapa yang mulai hayo..”kataku
“Ya papah sih…. Tapi papah kan Cuma cari sensasi aja. Tapi kalau mereka sampai keterusan papah jadi khawatir mah” kata suamiku
“kalau mereka keterusan ya udah, pasrah aja. Xixixxi…… Dari pada
ngelawan ntar malah ada apa-apa gimana? Ya mamah nikmatin
aja….xixixixi….”kataku sambil menyelidik tanggapan suamiku.
“Ah mamah, Papah jadi khawatir sekaligus horny lo….” Kata suamiku
“Biarin…. Ntar mamah telanjang terus aja pah. Kalaupun mereka ngeliat
mamah, ya udah, anggap aja rejeki mereka. kalau mereka pengen
colek-colek mamah, ya mamah pasrah aja. Xixixi… “ godaku ke suami sambil
melihat reaksinya
Ternyata suamiku memang khawatir kalau aku diapa-apain ama para kuli
itu. Dia memamerkan aku karena merasa bangga telah memilikiku yang
cantik dan seksi. Dia senang melihat kaumnya menjadi horny karena
melihat istrinya yaitu aku. Tetapi untuk melangkah lebih jauh, suamiku
sama sekali tidak menginginkannya.
Setelah ngobrol lama akhrnya kami mengakhirinya. Terdengar ada tukang
sayur di luar. Aku butuh belanja sayur-sayuran dan ikan karena di lemari
es sudah kosong. Tapi bagaimana aku harus belanja jika aku telanjang
bulat begini…
Aku memanggil Kasiman di belakang rumah untuk meminta tolong di
belanjakan. Dengan tersenyum mesum dia menjawab “Belanja aja mbak…gak pa
pa kok…. Hehehehe…. Tukang sayurnya pasti senang. Bisa-bisa di kasih
gratis lo….”
“Jangan gitu donk…. Aku malu nih…. Tolongin ya….” Rayuku
“aku panggilin ya mbak……” kata kasiman
“Jangan-jangan…..” cegahku. Kalau di panggilkan berarti penjual sayur
itu akan datang dan aku tidak akan bisa menemuinya. Tetapi terlambat,
Kasiman sudah memanggilkannya.
Aku berlari ke ruang tamu dan bersembunyi di balik pintu. Tukang sayur
itu mendekat. Aku membuka sedikit pintu ruang tamu dan melongokkan
kepalaku.
“beli apa mbak…?” Tanya tukang sayur itu.
“Ayam 1 Kg, Terong, sama cabe pak…” jawabku. Tukang sayur itu hanya bisa
melihat kepalaku saja yang melongok ke luar. Dia tidak menyadari kalau
dibalik pintu itu, tubuhku sedang telanjang bulat. Aku melihat Kasiman
cs memperhatikanku sambil tersenyum-senyum.
“Sialan tuh orang…. Sengaja mau mempermalukan aku…” kataku dalam hati.
“Baik mbak….. sayur-sayurnya gak di pilih-pilih mbak…?” kata tukang sayur itu.
“oh, iya ya…..?? …eemmmm………..bentar deh pak…..” kataku
Aku menutup pintu dan berpikir sejenak, bagaimana aku harus keluar??
Kalau aku tidak belanja, trus makan apa aku?? Gak mungkin aku keluar
dengan telanjang begini….
Aku ingat masih ada handuk yang bisa menutupi tubuhku meskipun tidak
keseluruhan tetapi lumayan dari pada tidak ada sesuatupun yang menempel.
Aku bergegas mengambil handuk dan melilitkannya di tubuhku. Sebelum
keluar, aku bercermin dulu untuk melihat penampilanku. Setelah melihat
penampilanku di cermin, aku menghela nafas panjang. Ternyata
penampilanku masih sangat menggoda, nyaris telanjang.
“Aduh…jadi deg-degan lagi nih…. Ntar kalau sampai lepas gimana??,
berarti bertambah 1 orang lagi yang bisa melihatku telanjang… nih handuk
kok kecil sih… simpulnya jadi gak kuat..” kataku dalam hati. Tetapi
tidak ada pilihan lagi, aku harus belanja kalau tidak aku tidak bisa
makan. Akhirnya aku nekat keluar rumah untuk belanja hanya dengan
berlilitkan handuk kecil. Untungnya penjual sayur itu di depan rumah
sehingga aku tidak perlu berjalan jauh.
Begitu aku keluar rumah, kuli-kuli itu dengan kompak bersuit-suit
menggodaku. Aku yakin wajahku memerah karena malu. Mendapat godaan
seperti itu aku tidak bisa marah namun justru menjadi tersipu. Tukang
sayur itu terbengong melihatku nyaris telanjang. Hingga aku mendekat,
dia masih terpaku di tempatnya. Tersanjung juga aku melihat reaksinya.
Hehehe…
“Mana pak sayur-sayurannya…?” kataku yang membuat dia menjadi gelagapan.
“Eh…aaanu…mmbbaaak… iiini…mbbaaakkk… ssseeeggger banget..”jawab tukang sayur itu
Apanya yang seger?? Sayurnya atau aku? aku tertawa dalam hati. kemudian
aku mulai memilih-milih bahan-bahan makanan yang akan aku beli.
“ Pak, ikan lelenya setengah Kg ya…. sekalian di bersihin donk…..” kataku
“Bbbaik mbak….”Jawabnya terbata-bata mungkin karena masih shock.
Dia mengambilkan ikan lele pesananku dan mulai membersihkannya di bawah.
Waktu itu aku dalam posisi berdiri menghadap dagangannya sedangkan dia
jongkok di belakangku. Aku melirik ke belakang, ku lihat dia dapat
leluasa melihat tubuhku terutama bagian belakang bawah. Aku yakin
belahan pantatku terlihat jelas olehnya. Aku pura-pura cuek aja. Aku
biarkan tukang sayur itu menikmati belahan pantatku yang mulus ini.
“Ooyyy…. Kalau jualan, jualan aja…jgn ngintip2..hahahaha….” teriak Kasiman kepada tukang sayur itu.
Tukang sayur itu menjadi panic, takut aku marah. Tetapi aku tetap
pura-pura diam sambil memilih-milih sayuran. Menyadari kalau aku tidak
menanggapi teriakan-teriakan kuli itu, dia kelihatan lebih tenang. Aku
lirik dia mengacungkan jari jempol kepada Kasiman dan teman-temannya
sambil tersenyum.
Simpul handuk yang ada di dadaku terasa agak mengendur akibat
gerakan-gerakan tubuhku. Tiba-tiba simpul itu terlepas dan handuk yang
melilit tubuhku melorot. Aku kaget dan langsung menjatuhkan belanjaanku.
Aku berusaha menutupi tubuh telanjangku dengan kedua tanganku yang
tentu saja sia-sia.
“Aiihhh……………………………..” teriakku kaget. Tangan kananku menutupi buah
dadaku dan tangan kiriku menutupi vaginaku. Jupri mendekat. Dia
mengambil handukku yang melorot tadi dan mengalungkannya di lehernya.
“Mmmaaf ya pak…” kataku gugup kepada tukang sayur itu. Jantungku
deg-degan, bulu kudukku merinding. Sekali lagi aku dibuat malu oleh ulah
para kuli itu. Aku melihat mereka juga bengong melihatku yang sudah
polos
“gak apa-apa mbak….” Jawab tukang sayur itu gugup pula sambil melotot ke
tubuhku yang sudah tidak ada sehelai kainpun yang menempel.
“Malah dapat rejeki ya pak….” Kata Jupri sambil tersenyum.
“Eh Jup…. Kesiniin handukku…..” pintaku kepada Jupri.
“Iya mbak… tapi bapaknya nunggu pembayarannya lo… bayar dulu donk…..” kata Jupri
Aku mengambil dompet yang tadi aku jatuhkan bersama dengan belanjaanku.
Otomatis buah dadaku menggantung indah karena tidak lagi aku tutupi.
Setelah itu aku membayarnya dengan tidak lagi menutupi buah dada dan
vaginaku. Tukang sayur, Jupri, dan yang lainnya terpana melihatku.
Jantungku terus-terusan berdegub kencang, vaginaku mengeluarkan cairan
yang cukup banyak hingga aku merasa cairannya mengalir melalui pahaku.
Di perhatikan seperti itu membuatku merasa seksi. Kepalang tanggung aku
menutupi tubuhku, aku biarkan saja mereka menikmati pemandangan tubuhku
yang mulus dan indah ini.
Setelah melakukan pembayaran, aku mengambili belanjaanku yang terjatuh
satu persatu. Saat mengambil, sengaja aku menungging-nunggingkan
pantatku kearah mereka. aku pamerkan vaginaku yang sudah basah. Aku
sangat terangsang dan ingin segera dikerjain tapi aku gak mau memulai
terlebih dahulu.
“Aacchhhh………………….”aku mendesah karena ada jari yang menusuk vaginaku
dari belakang kemudian menariknya lagi. Vaginaku semakin membanjir. Aku
masih tetap menungging mengambil belanjaanku.
Jupri mendekap tubuhku, menahan agar posisiku tetap menungging kemudian menggelitik vagina dan anusku di depan tukang sayur itu.
“Aacchhhh…. Jupp…. Nakal kamu….. auuhhhh….. geliiii……..”teriakku. aku
menggelinjang kesana kemari tetapi Jupri menahannya dengan kuat.
Gelitikan Jupri tidak bisa aku hindari.
“Jupp….. udah….. acchhhh…………………….hentikan………..” teriakku. Sesekali jari Jupri menelusup masuk ke vagina dan anusku.
“Udah….. ammmpuunnnn………………. Hentikan……” desahku. Dengan cepat aku berada
diambang orgasme karena diperhatikan oleh 6 pria kasar yang mengagumi
tubuhku sehingga perasaan erotis ini cepat membakar birahiku.
Saat aku akan orgasme, Jupri menghentikan gelitikannya. Aku tidak tahu
harus bagaimana, sangat-sangat tanggung. Tidak mungkin aku memintanya
untuk terus mengerjain aku. sedangkan tadi aku meminta untuk
menghentikannya. Tubuhku menuntut untuk dipuaskan.
Aku menegakkan tubuhku dengan nafas yang terengah-engah. Jupri membawa
sayur terong yang aku beli tadi. Terong itu cukup besar sebesar lengan
bayi.
“huh…huh…mau ngapain kamu?...huh…..huh…..huh…..” tanyaku kepada jupri dengan masih terengah-engah.
“kira-kira cukup nggak ya mbak…..?” Tanya Jupri
“Wah… Asyik tuh…..” kata kasiman girang. Pak Kardjono, Kasiman, Nyoto, dan Santo datang mendekat.
Mereka mengelilingiku termasuk tukang sayur itu. Aku pasrah ketika
Kasiman mengangkat kakiku sebelah kiri kemudian perlahan-lahan
memasukkan terong itu ke dalam vaginaku.
“Oooohhhhhhh……………………………………” aku memejamkan mata dan mendongakkan
kepalaku. Sangat terasa sekali gesekan terong itu dengan dinding
vaginaku. Setelah masuk hingga mentok, rasanya penuh sekali. Tidak ada
ruang sedikitpun dalam vaginaku. Bahkan ketika Kasiman menurunkan kaki
kiriku, ganjalannya sangat terasa hingga aku tidak bisa meluruskan
kakiku.
Sialnya, mereka pelan-pelan melepaskan aku hingga aku berdiri sendiri tanpa ada yang memegangi.
“Ayo mbak, masuk ke rumah. Masak telanjang di tengah jalan begini. Kalau ada orang lewat gimana?” kata Pak Kardjono.
Aku hendak mengeluarkan terong itu dari vaginaku dan berjalan ke dalam
rumah namun pak Kardjono melarangku. Aku di suruh berjalan dengan terong
yang tetap menancap dalam vaginaku.
“Tolongin aku pak……. Aku gak bisa jalan….. rasanya mengganjal banget….”
Kataku agak manja membuat ke 6 orang itu menjadi gemas kepadaku.
“Jalan sendiri mbak…..cepetan, keburu ada orang lewat…” kata Jupri
sambil tersenyum mesum. Aku mencoba berjalan meski dengan kaki yang
mengkangkang dan tubuh agak membungkuk.
“Jangan membungkuk mbak, jadi kayak monyet…. Hahahahha…..”kata Nyoto sambil tertawa yang diikuti oleh teman-temannya.
“Badan tegap, kaki diluruskan mbak……. Jalannya lenggak-lenggok biar kayak peragawati….hehehe…”perintah Jupri.
Bukannya marah, tapi aku malah menuruti permintaan mereka. kenapa aku
jadi begini? Aku mencoba menegakkan tubuhku dan meluruskan kakiku.
Rasanya sulit sekali. Ganjalannya terlalu besar. Tetapi tetap aku
paksakan hingga rasanya vaginaku semakin mengapit erat terong dalam
vaginaku.
Saat aku mencoba melangkah, gesekan terong dan vaginaku terasa semakin
nikmat. Aku berjalan selangkah demi selangkah. Setiap langkahku membuat
mulutku menganga karena kenikmatan yang luar biasa yang aku rasakan.
Hampir saja aku orgasme dalam setiap langkahku
“Ahhh…………… ohhhhh……….. aaaku…. Mauuuu… kkkkkkeluar……. Ohhhhhh………………..
aaaccchhhhhhhhhhhhhhh………………………..” Hanya 5-6 langkah saja akhirnya aku
mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuhku bergetar hebat seperti orang
sakau karena obat bius. Ke 6 pria yang mengiringiku takjub melihat efek
orgasmeku itu.
Setelah mereda, aku mencoba berjalan lagi namun hanya 3-4 langkah, “
Aakkkuuu…. Kkkeelluarrrr…. Llllaaggiiii……. Aaaccchhhhhhhhhhh……………………..”
aku kembali mengalami orgasme yang tidak kalah hebatnya dengan orgasme
pertama tadi. Tubuhku bergetar-getar, mataku hanya terlihat putihnya
saja.
Untuk bisa segera masuk ke dalam rumah rasanya sulit sekali. Rasanya
seperti berjam-jam aku diluar rumah dalam keadaan telanjang dengan
terong di dalam vaginaku dan aku terkejang-kejang setiap 4-5 langkah.
Mereka menyemangatiku supaya cepat masuk ke rumah karena keburu ada
orang lewat. Aku sendiri karena khawatir ada orang lewat, membuat aku
cepat orgasme. Hadehhhhh………….
Apa yang akan terjadi setelah ini..?? mereka belum menggangbang aku sama
sekali. Belum ada satu orangpun yang menyetubuhiku tetapi aku sudah
mulai kehabisan tenaga karena orgasme dengan terong.
Home
Cerita Eksibisionis
Irma Seorang Istri
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Irma Seorang Istri : Gara-Gara Mencoba Eksib, Aku Jadi..... 7
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar