Cerita Eksibisionis Sarah Karyawati Binal : The Elegant Slut 1

Sarah keluar dari ruangan HRD dengan membanting pintu, raut wajahnya terlihat sangat masam kendati tidak mampu menyembunyikan wajah cantiknya. Wanita semok dengan tinggi 170 cm dan berat badan 58 kg ini memiliki postur yang proporsional, ditambah dengan ukuran dada 36 B yang membulat tampak sangat menantang di balik kemeja putih yang dikenakannya dibalut dengan blazer formal yang ketat namun terlihat sangat elegan menutupi tubuh bagian atas Sarah.
Dia berjalan menghentakkan kakinya, Sarah terlihat sangat marah, dia berjalan dengan cepat, suara sepatu stilletonya menggema di lorong gedung menuju pintu keluar, cara berjalannya yang cepat itu menambah sexy penampilannya terutama pantatnya yang montok yang membulat melenggok ke kanan dan ke kiri seiring langkah kakinya, betis yang padat dan sexy makin terlihat menarik karena ditopang stilletonya. Wajah yang anggun namun memancarkan aura binal yang sangat kentara, hari ini rambutnya digelung ke atas sehingga menampilkan lehernya yang jenjang dan sexy ditambah kacamata yang bertengger di atas pangkal hidungnya sukses menggurat kesan anggun namun nakal di wajahnya.

“Anjrit tuh orang HRD, bisa-bisanya gue diskorsing! Awas lu pada ya, gua sumpahin kontol lo nggak bisa tegang ntar!” rutuk Sarah dalam hati.

Hari ini Sarah dikenakan sanksi oleh manajemen HRD di tempatnya bekerja, skorsing 1 bulan ditambah penundaan gaji membuatnya uring-uringan sejak tadi pagi berujung acara ngamuk-ngamuk di ruangan HRD. Namun acara ngamuk-ngamuknya tidak membuat sanksi pelanggarannya dihapus atau berkurang, yang ada malah ancaman skorsing Sarah akan bertambah.

“Salah gua sendiri sih, dugem ampe pagi rutin 2 kali seminggu jadi telat ngantor terus. Mana si Vina nggak ngebantu gua di ruang HRD, padahal dia terus yang cekokin pikiran gue biar nemenin dia dugem.” Sarah terus merutuk dalam hati. Vina adalah teman sekantor Sarah, wanita cantik berusia 25 tahun dengan postur agak mungil namun cantik dan manis dengan body yang aduhai membuat dia menjadi taksiran seorang manajer di perusahaan tempat mereka bekerja. Vina yang baik postur dan wajahnya sangat mirip dengan artis dalam negeri Syahrini ini tahu bahwa dirinya ditaksir oleh manajer itu memanfaatkan posisinya dan melendotkan pantat montoknya di pangkuan manajer yang lumayan gagah itu acapkali mereka berdugem ria, jadi Vina tidak terkena skorsing atau hukuman sama sekali dari HRD karena kedekatannya dengan sang manajer. Apes bagi Sarah, Vina seolah “buang badan” dan “buang muka” saat Sarah mulai mendapatkan surat teguran dari HRD.

“Pulang dulu, ah. Gua mau mandi sama tidur sepuasnya di apartment. Daripada stress gue mikirin skorsing, mending gua tidur abisnya semaleman gua nggak tidur gara-gara dugem. Mana si Wando semalem cepat keluarnya lagi, udah kontolnya mini, ejakulasi dini pula.” batin Sarah sambil melangkah menuju mobilnya di halaman parkir kantor itu. Pertemuannya dengan eksekutif muda bernama Wando di tempat dugem berujung dengan “pertempuran” di kamar Wando, hanya saja belum 5 menit kontol mini Wando sudah memuntahkan pejunya dan langsung tertidur. “Mana gua belum puas lagi, pengen digaruk-garuk nih memek” batinnya.

Breeemmmm, raungan knalpot mobil sarah membahana meninggalkan area kantor tersebut menuju apartemennya di bilangan Kelapa Gading, mobil itu kemudian melaju kencang di jalan raya, tampaknya Sarah ingin cepat-cepat sampai di apartmentnya. Namun pikirannya yang stress dan memek yang berkedut minta pelampiasan membuat Sarah kurang konsentrasi mengendarai mobilnya.

‘“Nih memek lonte kok nggak mau diajak kompromi ya?” umpat Sarah dalam hati. Sarah mencoba meredam nafsu binalnya dengan mencoba melihat video lucu yang tersimpan di hp nya saat mobil mulai memasuki daerah yang macet. Sial memang tak terelakkan, dalam video playlistnya ternyata banyak tersimpan video porno. Nafsunya yang sudah diujung jembut menimbulkan rasa penasaran dan tanpa ragu dia memutar video bokep itu dan kontan saja adegan mesum video itu membuat nafsu Sarah semakin menjadi-jadi. Nafasnya mulai berubah berat dan dia mulai meremas-remas toketnya yang indah dari luar kemejanya. Tak puas, Sarah membuka dua kancing kemejanya dan menyelipkan tangannya ke dalam kemeja terus ke dalam bra. Sarah mulai meremas-remas toketnya sendiri di dalam mobil.

“Sssssshhhhhhh… aaaahhhhhhhhh!” desah Sarah saat tangannya mulai meremas toketnya sendiri.

“Aacccchhhhhhh….mmmmmmhhhhhhh! Anjrittthhhh, p..p..p…PENTIL GUA GATELHHH BANGETTHHHHHH…… MMMMMMHHHHHHH!” racau Sarah menikmati remasannya sendiri. Untunglah mobilnya memakai Window Tint sehingga aktivitas di dalam tidak terlihat dari luar.

“Sialan….! Neh memek lonte kok malah makin gini ya…….. ANJRIITTHHHH, MEMEK GUA NEH MAU DISUMPEL PAKE KONTOLHHH YACHHHHHHH?????” racaunya mulai tak terkendali.

Suara klakson dibelakang mobilnya menyentakkan Sarah dari aktifitasnya. “SIAL… mana gua lagi asik” umpat Sarah langsung menginjak pedal gas mobilnya dan melaju meninggalkan daerah rawan macet itu.

Saat memasuki jalan yang agak sunyi, memek Sarah berkedut-kedut serasa ingin dijejali benda gemuk dan panjang. “Persetan lah, memek gua gatel banget” rutuk Sarah. Dia pun mengangkat rok nya hampir sampai sepinggang, kemudian melepas CD nya dan melemparkannya sembarangan, tanpa piker panjang jari-jari lentiknya langsung merogoh memek nya yang tembem, menguak bibir vaginanya dan mencari daging kecil sebesar jagung di pangkal memeknya.

“Aaaccchhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sssssshhhhhhhhhhhh…..mmmhhhhhhhhhhh!” racau Sarah.
“Mmmmmmmmmmhhhhhhhhh,…. Ennnyakkkkkkhhhh bangettthhhhh!” desahnya sembari mengocok klitorisnya. “Nih memekhhhhhh lonthe rasainhhhh” desahnya lagi.

“Yessssssssssssshhhhhhhhhh, d..d..d..dikit lagiiiiiii, aaauuhhhhhhhhhhhhhh meki gue enak bangetttttthhhhhhhhhh” racau Sarah hampir mencapai orgasme.

Brrrtttt,,..brmmmmttttt, ckrssshhhhhhh, mendadak mobil yang dikendarai Sarah berhenti…. Mogok,,,

“Anjrit, ini mobil kenapa pake mogok segala sih. Nggak tau ya gua udah mau klimaks!, mana tempatnya rada serem gini, banyak preman lagi nongkrong lagi!” umpat Sarah sambil melepas blazernya, merapikan roknya yang tergulung ke atas dan kemudian keluar dari mobil diiringi dentam pintu mobil yang dibanting. Emosinya memuncak karena mobilnya berulah ditambah orgasme yang belum sempat dicapainya.
“Sialan nih mobil, nggak tau diuntung. Padahal lo gue servis rutin, dasar mobil bangsat!” makin Sarah dalam hati sembari membuka kap mobilnya berusaha untuk menemukan kendala di mobinya yang berujung menambah kebingungan Sarah karena dia sama sekali tidak memahami dunia otomotif.

“Kenapa mobilnya neng? Mogok ya? Mending neduh dulu sini bareng abang, neng. Di situ panas lho, ato mau abang anterin sekalian?” goda lelaki dari sebuah pondok yang terbuat dari kayu yang dipancang ke tanah dan ditutupi oleh sebuah terpal biru yang menjadi atap bagi podok itu. Sementara di bawahnya terdapat kursi-kursi panjang yang menjadi tempat tongkrongan bagi lelaki-lelaki yang berjumlah 6 orang itu.

Sarah memilih diam dan tidak menyahut. Dalam hati Sarah mulai ketakutan, tempat itu memang sangat tidak memberikan kondisi yang nyaman bagi Sarah karena sepi dan tidak terlihat aktivitas warga, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang melewati lokasi yang dipenuhi pepohonan di kanan dan kiri jalan itu.

“Busett dah, si eneng sombong amat! Udah nggak usah tengsin neng, sini duduk dulu bareng abang! Kasian tuh bokongnya kagak dikasih duduk neng.” goda salah satu pria dari pondok itu. Memang posisi Sarah yang sedang memeriksa mesin mobilnya itu sedikit nungging sehingga mempertontonkan pantatnya yang montok. Sontak Sarah pun berdiri tegak.

“Bujubuseeetttt, susu si eneng kayaknya mau tumpah tuhhh,.. sini abang bantu pegangin neng!” teriak pria yang lainnya. Ups, Sarah lupa bahwa dua kancing kemejanya masih terbuka karena permainan “solo”nya tadi. Piassss, wajah Sarah pun memerah. Dia mulai gemetar mengancingkan kemejanya mengingat dia hanya seorang wanita sendirian di tempat semacam itu, dikontaknya Vina tetapi Vina tidak mengangkat teleponnya. Sarah mulai panik, walaupun dia adalah wanita yang menganut free sex tetapi dia takut juga digangbang oleh preman-preman yang kelihatannya dekil dan beringas itu.

“Sarah?? Lo ngapain disini?? Mogok ya mobil lo?” seru seorang pria yang melongokkan kepala dari jendela sebuah mobil SUV hitam yang diberhentikan tepat di depan mobil Sarah. Sontak Sarah langsung menoleh dan menyahut ke pria dalam mobil itu, “Iya nih, pake mogok segala. Nggak tau apa masalahnya padahal baru gua servis.” namun sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria tersebut yang sudah keluar dari mobil SUV nya sambil menyingsingkan lengan kemejanya dan berjalan kearah Sarah. Dalam hati Sarah bersyukur si pria tak dikenal ini datang menyambanginya, minimal preman-preman kampung itu berpikir dua kali untuk berbuat jahat padanya.

“Kayaknya aki lo ?” tanya pria yang belum dikenal Sarah itu sembari memeriksa keadaan mesin mobil Sarah.

“Astaga, gua nggak tau. Gimana nih? Mana tempat gua masih jauh lagi.” Jawab Sarah.

“Ya udah, nggak jauh dari sini ada bengkel kok, tinggal 1,5 kilo abis pengkolan itu. Mobil lo biar kita derek aja pake mobil gua pelan-pelan.” Sahut pria tak dikenal itu.

Sarah kemudian berjalan masuk ke mobil pria itu dengan tatapan penuh kemenangan ke arah kumpulan preman di bawah pondok tenda biru itu sementara diiringi tatapan dongkol preman-preman kampung itu karena tontonan dan “buruan” mereka lepas.

Mobil itu berjalan pelan, sementara suasana dalam mobil itu terasa senyap dan kaku karena sebenarnya Sarah tidak mengenal siapa pria yang menolongnya itu. Sarah merasa pernah melihat wajah itu tapi dia tidak mampu mengingatnya dengan jelas. Pria itu memiliki tinggi 176 cm dengan berat 77 kg, postur tubuhnya atletis namun tidak kekar berlebihan. Rahangnya terlihat kokoh sekali menegaskan raut wajahnya yang gagah.
1 menit...
2 menit..
3 menit... suasana masih hening, hanya suara halus deru mesin mobil yang terdengar.

“Lo nggak ingat gua ya?” kata pria itu tiba-tiba seolah-seolah bisa membaca pikiran Sarah. Sarah yang memang tidak mengingat siapa gerangan pria ini mulai gelagapan dan salah tingkah.

“waduh parah lo udah ditolongin tapi nggak kenal siapa yang nolongin lo, kalo gua ini pemerkosa udah gimana lo sekarang ya?” lanjutnya.

Mendengar itu sontak Sarah gemetar dan wajahnya langsung berubah pucat pasi. Dia benar-benar tidak tahu siapa pria ini, bahkan sekarang dia sudah paranoid akan diperkosa, saking takutnya dia tidak mampu berbicara.

“sekarang lo masih nggak kenal gua juga?” pria itu kemudian memakai kacamata di wajahnya.

Tringgg… lampu pijar di kepala Sarah menyala, “Jerry! Cupuuuu! Anjrit, gua tadi nggak kenal ama lo. Apa kabar lo? Gila, berubah banget lo sekarang!” Sarah baru ingat bahwa pria ini adalah teman sekelas masa SMA nya yang paling cupu, Jerry, saking cupunya dulu Jerry bahkan tidak berani hanya untuk sekedar berbincang dengan siswi-siswi di sekolahnya, setiap ada PR, Sarah sang siswi popular akan menyerahkan tugas menyelesaikan PR miliknya kepada Jerry sambil memberikan ancaman-ancaman. Sarah terkagum-kagum dalam hati melihat perubahan Jerry, pria yang dulunya dianggap bocah oleh Sarah kini sudah bermetamorfosis menjadi pria dewasa yang sangat gagah dan atletis. Ditambah wajahnya yang tegas dihiasi rahang yang kokoh membuat penampilan Jerry elegan namun sangat menggoda.

Sarah melirik ke arah kemeja Jerry yang terbuka dan mengintip dada bidang di dalamnya. “Gila, gua kok horny gini ya ngeliat nih bocah? Mana memek gua belum sempat dipuasin lagi.” Tapi Sarah hanya mampu berkata-kata dalam hati.
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar