Cerita Eksibisionis Erna : The Trip 2

Johan dengan rakus menghisap,mengulum,menggigit ringan puting buah dada yang telah mengeras itu sambil terus menyambut ayunan pimggul ibunya, dua tangannya kini menyangga pantat Erna membantu gerakan naik turun, tentu saja ambil kesempatan meremas-remas pantat bahenol tersebut. Sekian menit berlalu dua insan itu mengejar puncak kenikmatan sampai akhirnya Johan berbisik kepada ibunya...”ma...Jo mau keluar nih”, “iya...mama juga...tahan bentar Jo...shh” jawab Erna. Johan yang mulai merasakan ngilu di sekujur batang kontolnya tanda sebentar lagi ejakulasi, terus memompa lubang kewanitaan ibunya yang sepertinya agak sedikit lama mencapai orgasmenya setelah dionani jemarinya tadi, sampai kemudian muncul ide untuk memacu ibunya agar segera mencapai klimaks, satu jari telunjuknya ia tekan sedikit keras ke pintu anus Erna, dengan dibantu pelumas dari lelehan cairan vagina ibundanya ia gali perlahan lubang dubur mamanya yang setengah memekik dan mata menyipit hanya menampakan putihnya merasakan sensasi aneh dari ulah anak kandungnya itu. Johan terus menusukan telunjuknya hingga tenggelam sempurna dan mulai mengocok-ngocoknya pelan, dan dampaknya...“oohs...Jo..mama keluarr...ohhs”, rintih Erna dengan tubuh bergetar dan kepala mendongak ke atas...”Jo keluar juga ma,ahss”,dan semburan demi semburan erupsi lahar putih hangat membanjiri liang vagina Erna yang masih berdenyut dilanda gelombang orgasme dahsyat. Sekian detik berlalu kedua insan itu mabuk dalam puncak kenikmatan masing-masing sampai kemudian perlahan-lahan gelombang surga itu kian mereda dan tubuh mereka kembali lemas, namun mereka masih terus berpelukan erat. Kelamin mereka masih menyatu dan jari telunjuk Johan pun masih tertanam di lubang anus ibunya.
“Lima kilo lagi kita keluar pintu tol, satu jam lagi kita sampe”, ujar Andi menyadarkan mereka berdua.Dengan sedikit tergesa mereka mengatur posisi semula, Johan menarik kembali celana pendeknya sementara mamanya merapikan pakaiannya dan kembali duduk menghadap ke depan di atas pangkuan anaknya. Erna merapatkan kedua kakinya,berusaha mencegah lelehan benih terlarang anak kandungnya mengalir keluar. Setengah jam berlalu dan malam kian larut...”mm..Andi, kek nya udah terlalu malam nih, gimana klo kita cari penginapan aja,hotel apa losmen gitu”, usul Erna. “Gak masalah sih tante, kalo kos-kosan saya sama Rico sih deket-deket sini, Johan punya mah agak jauh deket kampus”, jawab Andi. “ya udah,kita cari hotel terdekat aja, mobil biar kamu bawa aja, besok pagi kamu jemput tante gimana?”ujar Erna lagi...”ok tan”, jawab Andi.”Johan gimana ma?’’ tanya Johan. “Ya kamu temenin mama dong”, jawab Erna. Mereka akhirnya parkir di sebuah hotel, setelah menurunkan koper pakaian Erna dan Johan, Andi ditemani Rico yang masih mengantuk itu pergi meninggalkan mereka berdua. “ah...sampai juga akhirnya”, ujar Erna setibanya di kamar dan menurunkan barang,”kamu gak mandi Jo?’’tanya Erna sambil mengambil handuk dan sehelai pakaian pengganti dari dalam koper seolah-olah tak terjadi apapun beberapa saat lalu. “mama aja deh mandi duluan”, jawab Johan agak gugup sambil menatap ibunya.”Ya udah...mama duluan”,jawab Erna. Dan yang membuat Johan terkejut...tanpa canggung Erna melepas jilbabnya, lalu menarik bawah dasternya ke atas sampai melewati kepala, lalu melepaskan ikatan rambutnya. Kini tampak di hadapan Johan pemandangan memancing nafsu berahi dari tubuh seorang wanita dewasa yang hanya payudaranya saja yang masih tertutup BH, sementara dibawah pusarnya rimbunan bulu-bulu hitam masih berlengketan basah,dan dari balik kerimbunan bulu kemaluan itu mengalirlah cairan putih kental yang menganak sungai di antara dua paha putih mulus.


Dengan gerakan perlahan Erna melepaskan satu-satunya penutup tubuh yang tersisa sehingga kini ia telanjang bulat di hadapan anak tunggalnya, suatu hal yang pernah dilakukan bertahun-tahun lalu ketika Johan masih kecil. Johan menelan ludah dan sedikit demi sedikit celana pendeknya membentuk tenda akibat desakan kontolnya, betapa sempurna tubuh telanjang wanita dihadapannya, kaki yang jenjang,pinggul yang membulat,pinggang yang ramping, perut yang sedikit membuncit namun putih mulus dan dua gunung kembar yang masih sempurna dalam kedudukannya. Itu adalah ibu kandungnya, namun ia juga seorang wanita yang masih punya daya tarik tinggi.” Kok kamu bengong Jo? Tuh...liat ulahmu”, ujar Erna seraya menunjukan lelehan sperma kental yang mengaliri paha putih mulus itu.”Ayo kita mandi bareng”...pinta Erna yang membuat Johan bangkit dari sofa dan tanpa sungkan melepas pakaiannya satu per satu di hadapan ibu kandungnya, Erna tertawa kecil...”anak mama udah besar rupanya”, ujarnya sambil memutar tubuh menuju kamar mandi, dan Johan makin senewen melihat gundukan pantat menyembul yang padat itu dan segera menyusul Erna dengan senjata biologis mengacung keras siap kembali menggali lubang kenikmatan ibu kandungnya itu...
Johan terus mengikuti lenggak lenggok tubuh sintal ibunya yang segera duduk di toilet dan...wisssss...cairan urine berdesis mengalir keluar dari vaginanya bercampur air mani, Johan tersipu malu,baru kali inilah iamelihat langsung mamanya pipis di hadapannya, lalu tanpa sungkan, dengan memegangi penisnya yang setengah tegang, ia pun buang air kecil di hadapan ibu kandungnya yang menatapnya dengan tersenyum sambil mencuci memeknya. Dan mereka pun mandi bersama, saling membasuh, menyabuni, mengusap dan meremas. Batang penis Johan pun kian mengeras sempurna dalam genggaman jari jemari Erna yang mengocoknya pelan, sementara tangan Johan meremas-remas dan memlintir puting payudara wanita separuh baya itu...lalu bibir mereka saling merapat dan lidah mereka saling membelit. Erna beralih menciumi leher anak remajanya itu, terus ke bawah, menciumi dada, perut...dan pucuk kepala keunguan kontol Johan, yang seolah tak percaya akan mengalami pengalaman pertama dioral, menatap ke bawah penuh hasrat...dan hap!..kepala kemaluan itu tenggelam dalam cengkeraman bibir merekah Erna...terus perlahan hingga batang penis itu tenggelam, pipi kemerahan Erna mencekung ke dalam ketika ia mulai menghisap sambil menjilati senjata biologis putera semata wayangnya itu penuh nafsu dengan mata menyipit dan hanya menampakan putihnya saja. “ohss...mamaahhh,,uughhs”, erang Johan sambil mengeramasi rambut ibunya dan mendorong bagian belakang kepala ibunya ke depan...sulit dipercaya jika ia saat mengalami blowjob pertama dalam hidupnya....dan oleh ibu kandungnya pula. Sementara Erna, malam ini telah membuang jauh-jauh imagenya sebagai wanita alim dan ibu yang sempurna, sosok liar yang ia pendam dalam-dalam, yang merupakan akumulasi dari kehidupan seksualnya yang membosankan, kini menguasai tubuh sensualnya. Dia begitu nampak haus mengecap cairan asin kental yang kian menetes dari lubang kencing kemaluan Johan sambil sesekali menjilati dan menghisap pelan dua kantung buah zakarnya.

Johan yang merasa organ kelelakiannya kian bangkit menuju orgasme, meraih ketiak ibunya, mengangkatnya ke atas dan kembali memagut bibir sexynya, lehernya, payudaranya diikuti hisapan dari satu puting ke puting yang lain membuat kepala Erna terdongak ke atas dan mulai ribut merintih dan mengerang, terus menuju perut putih mulus itu, menggali lubang pusar ibunya dengan lidahnya yang hangat beberapa saat, terus menurun menuju tumpukan rambut hitam yang berlengketan basah...Erna secara naluriah mengangkat satu pahanya, membuat pintu vaginanya sedikit merekah menyambut jilatan dan tusukan lidah dan jari jemari Johan. Bagi Johan...ini juga pengalaman pertama dirinya mencium aroma khas kewanitaan yang mengundang berahi, seorang pria remaja yang dikenal pemalu terhadap lawan jenisnya, malam ini pertama kali melihat dari dekat dan mencicipi cairan organ intim wanita justeru dari orang terdekat yang selama ini mendampinginya. Erna bagai kepedasan terus mendesah sambil mengasah belahan vaginanya ke mulut dan hidung Johan sampai kemudian ia dekap erat kepala anaknya dan menjerit..”aaaaahhhhhhsss”..ketika orgasmenya pecah. Johan nyaris kehabisan nafas namun mencoba bersabar hingga kontraksi orgasme ibunya mereda, Ia bangkit berdiri, memeluk erat tubuh bugil ibu kandungnya dan mencium bibirnya dengan rakus, sampai kemudian ia memutar tubuh sensual Erna yang sekali lagi, secara naluriah menunggingkan pantat dan membuka agak lebar kedua kakinya, dengan menahan beban tubuhnya di wastafel, ia menunggu detik detik organ intimnya kembali dimasuki benda tumpul alot milik anaknya, dan satu erangan Erna akhirnya kembali membahana mengantar tenggelamnya batang kontol yang besar dan panjang milik Johan ke liang peranakannya...tidak menunggu lama suara kecipak dua kelamin beradu bagaikan musik memenuhi seantero kamar mandi hotel tersebut, diiringi suara rintihan,erangan dan nafas yang memburu bagaikan simfoni orkestra berahi. Johan mempraktekan berbagai posisi senggama yang dia pelajari dari tontonan film porno, doggystyle, berdiri,WOT,misionaris,kembali lagi doggystyle...semua atas inisiatif ibu dan anak tersebut, saling mengomandoi gaya apa saja yang mereka inginkan untuk mencapai puncak kenikmatan surga dunia.

Erna yang makin sensitif entah sudah berapa kali mengalami orgasme, sedangkan Johan yang sebelumnya di mobil telah mengalami beberapa kali orgasme, mulai bisa menahan ejakulasinya cukup lama, sampai akhirnya pertahanannya mulai goyah, dengan ganas ia pompa batang kontolnya ke dalam lubang memek Erna bak piston dalam RPM tinggi,membuat suara beradunya kelamin dan rintihan...lebih tepatnya jeritan Erna kian bising, dan ketika orgasmenya nyaris meletus, ia cabut dari rongga vagina ibunya yang menimbulkan suara seperti kentut , membalikan tubuh telanjang basah Erna dan mendudukannya tepat di bawah perutnya..lalu suara teriakan “mamaaaahh” mengiringi semburan demi semburan...splasshh.....splassh....splassh...lahar putih terlarang itu hinggap di setiap bagian wajah ayu Erna, dahi,mata,hidung,bibir,dagu...dan sebagian lagi mendarat di pundak, leher, belahan dada dan payudaranya hingga tiada lagi tetesan tersisa. Johan menyaksikan dengan puas pemandangan erotis itu, sementara Erna masih memejam-mejamkan mata sambil lidahnya membersihkan bibirnya dari lelehan sperma putera kandungnya itu. “ngghhh...Johan, kamu gitu deh”, rengek manja Erna, seraya menyeka wajahnya. Johan mendirikan tubuh ibunya, dengan semprotan shower membersihkan sekujur tubuh Erna dan akhirnya kembali sepasang manusia sedarah itu saling memandikan badan masing-masing dengan sesekali saling memadu bibir,memeluk dan meremas apapun yang bisa mereka remas. Tentu saja hubungan melanggar batas itu berlanjut ke kamar tidur. Dua tubuh telanjang itu salin bergumul, bergesek, menghentakan organ kelamin masing-masing sampai masing-masing mencapai puncak kenikmatan. Mereka hanya beristirahat meredakan orgasme masing-masing,lalu ketika organ intim mereka telah siap, maka ronde demi ronde pergumulan berikutnya terjadi hingga lewat dini hari, kamar itu telah dipenuhi aroma sperma dan lendir vagina serta bau keringat dua tubuh sepasang manusia beda usia tersebut, akhirnya mereka kelelahan dan tidur berpelukan dengan kelamin tetap menyatu sampai kemudian terpisah dengan sendirinya, telentang bugil dengan dengkuran halus, Erna seolah pingsan tak peduli lagi dengan keadaan dirinya, dengan kedua paha mengangkang dan vagina membengkak merekah kemerahan dengan lelehan cairan sperma tak henti-hentinya mengalir keluar, payudaranya naik turun seiring tarikan nafasnya, sementara Johan pun mendengkur halus dengan wajah penuh kepuasan dan penis yang kembali ke ukuran normal. Esok pagi tentu saja akan kembali terjadi persetubuhan terlarang ibu dan anak sampai Erna kembali ke rumahnya di ibukota.

TAMAT
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar