Tak jauh dari kamar mandi lantai dua, Mike, suami Citra sudah rapi
dengan pakaian kerjanya. Kemeja, celana kain bahan dan dasi yang terikat
erat dileher. Saat itu, Mike baru saja selesai sarapan dan sedang
menghirup kopi paginya. Hingga tak lama kemudian, Citra muncul dari
dalam rumah dan segera memulai pekerjaan paginya. Membilasi wajan dan
panci bekasnya memasak.
"Hai sayang... Kamu terlihat cantik banget pagi ini...Walau sibuk dari
pekerjaan rumah yang menumpuk... Tetap saja, aura keseksianmu masih
jelas terpancar.... Hehehe..." Ujar Mike sambil mengecup pipi istrinya.
"Huuuu... Mulai deh... Jurus ngegombalnya keluar..." Balas Citra tak
menghiraukan godaan suaminya yang sepertinya sedang horny, "Khan aku
belom mandi Mas... Mana ada orang yang belom mandi tapi dibilang
cantik...?"
"Mandi atau enggak... Kamu selalu cantik dimataku Dek... CUP... " Kata
Mike sambil mengecup pipi Citra dari belakang, "Hmmm... Anak-anak sudah
bangun belom sayang...?"
"Mmm.. Sudah deh kayaknya.... Tadi aku ngelihat Clara berjalan kekamar
mandi... Dan Ciello... Sepertinya juga sedang mau mandi... " Jelas Clara
lagi,
"Tumben Ciello mau bangun pagi....?" Heran Mike
"Hmmm.... Biarin ajalah sayang... Mungkin ia bosan kali bangun siang
mulu...." Jawab Citra, "Yah... Sekali-kali bangun pagi biar dia ada
kesibukan sembari menunggu pengumuman universitasnya sayang..."
"Iya bener... Yah moga-moga Ciello nggak bosan nungguin keputusannya ya
Dek.. " Ucap Mike, "Kasihan... Kalo-kalo jika dia sampai stress..."
"Iya sayang... Kasihan... " Jawab Citra mengiyakan perkataan suaminya
sambil mencoba meraih kerdus susu yang ada di atas lemari kabinet.
Karena kotak susu itu terletak dirak yang paling tinggi, membuat Citra
merenggangkan tubuhnya sejauh mungkin dan membuat bawahan jubah tidurnya
yang mini tertarik tinggi keatas. Menampakkan sepasang paha mulus dan
bulatan pantatnya yang tak bercelana. Melihat istrinya sedikit
kesusahan, akhirnya Mike membantu untuk mengambilkan kotak susu itu.
"Makasih Mas..." Jawab Citra.
"Ehhh.... Dek.... " Panggil Mike, "Kira-kira... Apa yang bakal Ciello
dan Clara pikirkan ya....? Jika mereka melihat tubuh telanjang Mamanya
seperti ini...?"
Citra diam saja. Ia sama sekali tak menghiraukan ketelanjangan dirinya.
"Ummm.... Entahlah Mas... Aku pikir Ciello maupun Clara juga nggak
bakalan peduli penampilanku Mas... Karena mereka juga seringkali
telanjang dalam kesehariannya..."
"Ohh iya...? Masa Dek... ?" Tanya Mike dengan wajah heran.
"Iya Mas... Ah.... Kaya kamu nggak pernah liat mereka telanjang aja... ? Hihihi..." Goda Citra.
"Hmmmm... Mungkin... Mereka sepertinya sudah terbiasa kali ya Dek...?"
Kata Mike yang kemudian memeluk tubuh Citra dari belakang, lalu
menempelkan batang kelaminnya yang sudah mengeras kedepan. Menyelipkan
diantara bulatan pantat seksi Citra.
"Ooh Sayang.... Kamu nakal sekali....Pagi-pagi kok udah keras aja...?" Ucap Citra malu-malu
"Emang kenapa Dek... Aku yakin Ciello ataupun Clara nggak keberatan kok
dengan kenakalanku pada tubuh Mamanya seperti ini... " Ucap Mike sembari
menyelipkan tangan kiri kedalam payudara Citra, dan tangan kanan
kedalam selangkangan istrinya.
"Hhhhush... Sayang.... Jangan ah... Nanti anak-anak melihat loooh..." Erang Citra berusaha mencegah kemesuman Mike.
"Hehehe... Mulut boleh berkata tidak... Tapi memek berkata iya...." Goda
Mike, "Nih liat... Memekmu udah basah gini Dek... Pasti Lendirmu sudah
membanjir keluar semua yak...? Pasti memekmu sudah siap buat aku
tengokin pake titit.... Hehehe..." Ucap Mike sambil mulai mengorek-korek
celah kewanitaan Citra yang memang mulai membasah.
Namun ketika sedang asyik-asyiknya menerima korekan jemari Mike,
tiba-tiba Citra teringat, jika lendir yang membanjir di vaginanya pagi
itu adalah sperma Ciello.
"Astaga... Moga-moga Mike tak tahu.... Jika yang ia korek keluar dari
celah vaginaku adalah sperma Ciello...." Batin Citra yang hampir
melupakan lelehan lendir yang ada di vaginanya adalah akibat perbuatan
nakalnya tadi pagi. Perbuatan nakal yang menggeseki penis keras Ciello
hingga muncrat karena jepitan vagina sempitnya.
“Sayang… udah ah… " Ucap Citra menepisi tangan nakal suaminya.
Namun Mike tetap saja tak mempedulikan penolakan istrinya, karena
kemudia ia menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batang
penisnya yang sudah menegang keras.
"Pantatmu memang selalu menggiurkan Dek…. " Ucap Mike yang lalu membuka
bongkahan pantat Citra dan menusukkan kepala penisnya pada lubang
anusnya.
"Eh Maaaaassss… Jaaaangan disituuuu… " Tolak Citra yang kemudian
mengarahkan kepala penis suaminya pada liang vaginanya yang sudah
semakin membanjir.
“Yaaah.... Masih belom boleh ya Dek…?”
“Mmmm… Aku belom siap Mas….”
“Hhhhh..... Oke deh… Nggak apa-apa… “ Desah Mike kecewa, yang kemudian
mulai memajukan pinggangnya, mendorong kepala penisnya untuk membelah
liang vagina Citra.
“Uuhhh… Pelan-pelan Mas….” Desah Citra.
“Ssshh… Aneh banget Dek...."
"Aneh kenapa Mas....?"
"Padahal semalem... Ini memek udah aku sodok-sodok sampe pagi loh… Tapi kok ini masih sempit aja ya sayang…?”
"Iiihh... Gombal deh kamu Masss...." Ucap Citra manja, "Sshhh… Bukan
memek Adek yang sempit Mas… Melainkan tititmu yang terlalu besar.
"Aaahh.. Kamu…. Selalu pintar deh menyenangkan hati suami..." Ucap Mike yang kemudian terus memajukan pinggangnya hingga...
SLEP.
Kepala penis Mike mulai menyibakkan bibir vagina Citra. Masuk terus hingga mengganjal liang becek nan legit itu..
"Uhhh…. " Lenguh Citra sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa Sayang...?" Kecup Mike pada pundak Citra.
"Enak banget Mas…. Berasa banget kepala tititmu…"
"Hehehe.... Suka nggak…? Aku terusin ya…?"
"Iya Mas... Suka banget… Sodok yang dalem Mas… " Desah Citra sambil
berpegangan pada tepi lemari piring. Berusaha supaya ia tak ikut-ikutan
maju seiring sodokan penis suaminya.
CLEP
“Uuuuhhggg…. Memekmu peret banget Dek… Mirip memek perawan…"
"Hihihih… Masih ingat saja kamu Mas…?"
"Iyalah… Memek sempitmu itu nggak bakal bisa terlupakan Dek…. Legit...."
Puji Mike yang pada akhirnya berhasil membenamkan seluruh batang penis
besarnya pada vagina Citra.
"Uuuuhhh..... Ssshhh… Udah mentok Mas…. Penuh bangeeet…"
"Hehehe… Iya Dek… Titit Mas udah masuk semua sampe pangkalnya...." Kata Mike sambil terus meremasi pantat bulat istrinya
"Ayo Mas… Buruan goyang memek Adek… Keburu anak-anak pada turun..…"
"Hhhh... Oke sayang… Pegangan ya … Mas bakal kasih enak ke memek kamu… "
Ucap Mike yang kemudian menarik batang penisnya hingga sebatas kepala
penisnya, lalu kembali maju, menyodokkan penisnya kencang-kencang kearah
vagina Citra.
Namun, sebelum Mike sempat memajukan pinggangnya, terdengar jeritan wanita yang terdengar dari arah tangga.
"ASTAGAAAAAHHH....Mama... Papaaa... " Teriak Clara ketika melihat kedua
orangtuanya sedang bermesum ria di dapur, "Emangnya ga bisa ya kalian
berdua nyari tempat lain kalo mau 'BEGITUAN'.....?"
"Eh... Clara...." Jawab Mike tanggung, “ Uhmmmm…. maaf sayang..."
Tambah Mike mencoba tersenyum sembari terus memajukan pinggangnya.
"Ayo PINDAH....! Malu dikit napa ama anak…" Jerit Clara lagi.
"Eh... Sayang… Udahan ah…. " Bisik Citra, “Ada Clara tuh…
"Hhhh… Bentar sayang.... Nanggung banget nih... Dikit lagi juga kelar kok…" Racau Mike.
"STOP STOOOPP…. Mama.. Papa… Kalo kalian nggak cari tempat lain… Clara
bakal ngambek nih... Clara bakalan nggak mau masuk sekolah...
SEMINGGU...."
"Sssshh... Sayaaang… Pamali ah... Ngeganggu kesenengan orangtua...
“Jelas Mike mencoba memberi pengertian putrinya supaya tak mengganggu
kesenanang mereka
“BODO.... "
“Sshhh yaudah deeeehhh.... Mama berenti.... " Ucap Citra yang pada
akhirnya menuruti larangan putrinya. Ia lalu mendorong tubuh suaminya
mundur. “Udah-udah Pah .. Nanti malam aja kita sambung lagi ya…. "
"Hhhhhhhh... " Jawab Mike dengan mengambil nafas panjang, "Oke deh... "
Ucap Mike malas sembari mencabut batang penisnya yang sudah berlumuran
lendir kenikmatan istrinya.
PLOP
"Uhh… Geli sayang...." Ceplos Citra menggelijang ketika penis Mike
tercabut keluar dari jepitan vaginanya, "Udah ya... Sekarang kamu
berangkat kerja aja dulu gih... "
"Hhoossshh… Oooh… .Oke dehh Cantik... Tak masalah.... PLAK... " Ucap
Mike sambil menampar pantat semok istrinya keras-keras. Tepat dihadapan
Clara. "Kalau gitu... Mas jalan dulu ya sayang..." Ucap Mike yang
kemudian meraih bawahan jubah mini Citra lalu mengelap lendir kewanitaan
yang melumuri batang penisnya.
"Ihhhsss Sumpah.... Papa jorok deh..." Ucap Clara yang sempet melihat
kelakuan jail ayah kandungnya sebelum ia duduk di kursi makan.
"Hehehe... Biar praktis..." Jawab Mike tanpa merasa bersalah dengan
tatapan putrinya yang masih melihat kearah batang penisnya yang masih
menjulang keluar dari resleting celananya. "Abisan tissunya jauh
sayang.... Hehehe..." Canda Mike lagi yang kali ini ia mencuci tangannya
kemudian memasukkan batang penisnya ke dalam celana.
"Emang tuh... Papa kamu emang jorok.... Hati-hati dijalan Mas... "
“Papa berangkat kerja dulu ya Clara sayang… CUP CUP MUAAHH….” Ucap Mike sembari mengecup pipi Clara.
"Iya Paah… Hati-hati dijalan..."
"Bentar ya sayang… Kamu sarapan dulu aja… Mama mau antar Papamu keluar…
Sambil sekalian nunggu tukang sayur lewat... " Kata Citra sambil
menyusul suaminya kepintu depan.
"MAMAAAA... " Jerit Clara lagi.
"A... Apa sayang...?"
"Jubah mandimu itu loh Maaaa... Kebuka bangeeeet.... " Ucap Clara sambil
melotot kearah Citra, mencoba memberitahu jika pakaian yang ia kenakan
benar-benar tak menutup ketelanjangannya.
"Kebuka gimana sayang...?" Tanya Citra
"Ihhh... Mamaaa.... Itunyaa...." Jawab Clara sambil menunjuk kearah
payudaranya yang mengintip dari celah jubah tidurnya, "Ga sopan deh....
Ntar kalo diliat tetangga gimana...?"
"Owwwhh... Ini... ?" Jawab Citra sambil meremas payudaranya sendiri,
"Mama juga tau diri kali Sayang.... Ga mungkin juga khan Mama keluar
dengan bertelanjang dada seperti ini..."
"Owww.... Kirain Mama mau pamer tetek ke tetangga atau Mang Encep...".
"Hehehe... Emang kenapa juga kalo Mama pamer tetek ke Mang Encep...? Toh
dia udah tua Sayang... Palingan dia juga ga ngeh kalo Mama ga pake
apa-apa dibalik jubah Mama ini..."
"Iiiihhhsss.... Mama.... Clara mah ga rela Maa... Masa badan Mama dilihatin orang lain dengan cuma-cuma..."
"Hehehe.... Iya juga sih..... Maafin Mama ya sayang..... " Jawab Citra
yang kemudian mengikat tali jubah tidurnya dan berjalan ketempat cuci
piring, "Ehmmm... Habisan Papamu juga sih yang suka sekali ngelihat Mama
kalo mengenakan pakaian yang seperti ini... Jadinya Mama suka
keterusan... "
"Papa juga sih... Jadi suami cuek banget... Masa istrinya hampir telanjang gitu ga diperhatiin..."
"Hehehe... Maklum Sayang... Papamu itu memang ga bisa nahan nafsu kalo
udah liat Mama seperti ini.. Jadinya dia pasti ga bakal bisa mikir
apa-apa..."
"Termasuk jadi nggak bisa nahan diri buat 'BEGITUAN' didapur ya Ma...?" Sindir Clara
"Hihihi... Bener sekali Sayang... Cowo... Kalo udah dikasih liat keseksian tubuh wanita... Pasti deh... Bakal klepek klepek..."
"Ooowwhhh... Gitu ya Ma... Pantesan Papa nurut banget ama Mama... Ternyata rahasianya itu toh... Hihihi..."
"Yup.. Pinter sekali anak Mama ini..."
"Mungkin Papa mikirnya sayang juga kali ya Maaa... Punya istri cantik
nan seksi kaya Mama... Tapi.... Nggak pernah dipamerin ke syapa-syapa...
Hihihi..."
"Aaaaah kamu bisa aja sayang.. Badan Mama mah nggak seksi Sayang..... Badan kamu tuh yang jauh lebih seksi...
"Iiihh..... Mama... " Ucap Clara tersipu-sipu. Clara tahu jika dirinya
seksi, dan ia tahu jika mungkin banyak diantara teman sebayanya yang
sering membayangkan dirinya ketika onani. Tapi karena ajaran kedua
orangtuanya, Clara harus berusaha untuk tetap bersikap rendah diri dalam
segala hal.
Namun hal itu ternyata jauh lebih susah daripada yang ia bayangkan.
Karena setiap kali ada orang lain atau teman sebayanya yang melihat
Clara dalam pakaian seksi, semakin besar juga semangat dirinya untuk
dapat mempertontonkan tubuhnya lebih banyak lagi.
"Mungkin Mama adalah seorang ekshibisionis...." Tebak Clara, "Dan
mungkin aku juga memiliki sifat tukang pamer keseksian tubuh ini dari
Mama..."
"Ehh... Ehhmmm...Ma.... " Panggil Clara.
'Yaaa...?" Jawab Citra disela kesibukan mencuci piringnya.
"Nggg.. Nggak jadi deh... " Ucap Clara yang kembali menyendok nasi goreng ke mulutnya.
"Kenapa sayang...?"
"Hihihi... Nggak apa-apa Maa... " Jawab Clara malu-malu.
"Hmmm.. Oke..." Sahut Citra yang kembali sibuk membilas piring-piring kotornya.
"Ma.... Emang 'Begituan' itu enak banget ya...? " Celetuk Clara yang ternyata susah sekali menahan rasa penasarannya.
"Begituan...?" Tanya Citra yang lagi-lagi menghentikan aktifitasnya, "Maksud kamu...?"
"Yaaaa... Gitu... " Jawab Clara malu-malu, "Begituan Maaa... Nggg... Yang seperti Mama ama Papa lakuin barusan.... "
"Mmmmm... Ngewe maksud kamu sayang...?"
"Nggg..... Ngewe ya namanya... Iya... Maksud Clara.... Ngewe tuh enak
nggak sih Maa...?" Tanya Clara lagi dengan muka yang agak memerah.
"Emangnya kenapa Sayang...?"
"Nggg.... Nggak kenapa-napa sih.... Soalnya Clara liat, Mama ama Papa sering banget buat ngelakuin hal itu...."
Sejenak, Clara menatap tajam kearah mata putrinya. Namun, tak lama kemudian, ibu dua anak itu tersenyum lebar.
"Ihhhhhsss.. Mama ga jelas deh.... Ditanyain malah ketawa-tawa sendiri..."
"Hehehe... Mama kaget aja sayang dengan pertanyaanmu..." Jawab Citra.
"Jadi gimana Maa...? Rasanya enak apa nggak...?" Tanya Clara tak sabaran.
"Hmmm... Bingung juga Mama jawabnya Sayang...."
"Laah... Kok malah bingung Maa...?"
"Iya Sayang... Abisan rasa yang Mama alamin... Susah banget dijelasin dengan kata-kata.."
"Kok...?"
Tiba-tiba Citra meletakkan piring-pirring kotor yang sedang ia cuci,
kemudia ia mengeringkan tangannya. Dengan senyum yang mengembang, Clara
kembali menatap wajah putri kandungnya.
"Clara... Sayang... Kamu udah pernah menyentuh aurat tubuhmu belum...?" Tanya Citra
"Aurat..? Maksud Mama....?" Bingung Clara
Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Citra kemudian meletakkan piring kotor
kedalam tempat cuci piring dan segera membilas kedua tangannya. Lalu
dengan cepat ia berjalan kemeja makan dan duduk disamping putrinya.
"Iya... Menyentuh tetek atau memekmu..."
"Mmmm... Udah pernah Mah... "
"Oke.. Kalo gitu... Apakah kamu udah pernah mempermainkan aurat tubuhmu itu belum...?"
"Nggg.... Mempermainkan gimana Mah...?"
"Jadi kamu belum pernah masturbasi sama sekali....?" Tanya Citra lagi.
"Kalo cuman pegang-pegang aja sih sering Maa... Cuman kalo masturbasi... Clara takut Maa...."
"Laaah... Kok takut... ?"
"Takut keterusan...." Jawab gadis muda itu malu-malu.
Melihat kepolosan Clara, Citra pun segera melucuti semua kancing seragam
sekolah Clara, dan membiarkannya terbuka bebas, memamerkan payudaranya
yang membulat besar.
"Ehh.... Mama mau apa...?" Tanya Clara bingung.
"Ssshhhh... Tenang Sayang... Kamu perhatikan aja ya...." Ucap Citra lagi
yang kali ini segera mengangkat bagian bawah beha Clara, dan membuat
gundukan daging itu melorot kebawah. Bergoyang kenyal dengan bebas.
Dengan sigap, Citra lalu meremas dan memilin puying payudara anaknya.
"Iiihhsss.... Maaa... Mama ngapain... Ihhhh.. Geli ah Maaa.... Geli...."
Desah Clara sembari menatap Citra dengan pandangan bingung.
Namun, tak disitu saja. Citra kemudian tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke arah payudara Clara dan menghisapnya perlahan..
"Cupp... Sluurrp... Cuup Cuuppp...." Hisapan dan kecupan mulut Citra
segera mendarat di gundukan payudara Clara. Dan tanpa seijin Clara,
Citra pun mulai menjilati puting payudara putrinya itu dengan buas.
"Iiihh... Maaa... Geli Maa.. Geliiii... Ooohh... Mamaaaa...." Desah
Clara sembari berusaha menjauhkan lidah Citra dari kedua payudaranya.
"Ssslluuurrppp... Nikmatin aja sayang.... Rasakan kegelian jilatan lidah
Mama di tetek besarmu ini.... Sluurrpp.... Cup Cupppp...."
"Ooohh...Mama... Geli Maaaa... Geli... " Erang Clara sembari berusaha
menjauhkan wajah Citra dari payudaranya. Walau gadis remaja itu sudah
sering mempermainkan organ sensitifnya, namun ia belum pernah merasakan
permainan lidah dan jilatan dari orang lain. Dan karena rasa geli pada
payudaranya terlalu kuat, tenaganya seolah hilang. dan tangannya menjadi
tak bertenaga.
Membuat Citra semakin brutal menjilati kedua payudara putrinya secara bergantian.
"Ooohh.. Ampun maaa.. Ampuunnn.... Geli banget tetek Clara Maaa... Ooohh.. Ampuuun..." Erang Clara lemas karena nikmat.
Mendengar ratapan dan erangan Clara, entah kenapa membuat birahi Citra
mulai meluap-luap. Terlebih karena persetubuhannya barusan agak
terganggu, semakin membuat Citra kalap, untuk menjadikan Clara sebagai
sasaran gejolak birahinya. Dengan ganas, ibu kandung Clara itu
terus-terusan menghisap dan menjilati puting payudaranya. Kedua
tangannya pun tak henti-henti meremas dan memelintir daging besar
kebanggaannya. Membuat rasa malu Clara seolah sirna, tergantikan dengan
rasa nikmat yang amat sangat.
"Oooohhhh..... Maaa... Ampun Maaa.... Hentikaaaan.... Clara merasa geli bangeet...."
"Geli tapi enak khan sayang....? Sluuurrp.. Cup cup.. Sluuurp..."
"Ooohh... Enaaak..... Tapi... Ampun Maaaaaa..... Ampuunn.. Geli
bangeertt.. Ooohh... Oohhh.... Ooohhh.. Ooohhsss.....Enaaaak Maaa....."
Sebuah perasaan aneh, tiba-tiba muncul dari dalam tubuh Clara. Perasaan
yang sama sekali tak pernah ia rasakan sebelumnya. Antara rasa geli,
gatal, enak, kesemutan, gemeteran, semua berkumpul menjadi satu.
Berkumpul menjadi sebuah rasa panas yang perlahan, mulai menyebar ke
seluruh syaraf tubuhnya. Menyebar dengan nikmat dari ujung payudara,
hingga ke liang vaginanya. Menyebar cepat membawa getaran kenikmatan
yang amat sangat. kenikmatan yang membuat dirinya seolah ingin.....
"Maaa.....Hentikan Maaa.... Aku mau pipis... Aku mau pipiss...." Jerit
Clara dengan tubuh yang menggelijang-gelijang hebat. Matanya terpejam
erat dan mulutnya menganga lebar. "Aku mau pipiiiisss Maaa....
Aaaakuuuu.. Maauu.. Oooohhh... Oooooohhhhhhhssss... Maaamaaaa...."
CREET CREET CREEEETCEEET CREEET....
Melihat tubuh Clara yang bergetar hebat, Citra buru-buru menghentikan
segala aktfitasnya. Dengan kedua tangannya, wanita cantik itu segera
mendekat tubuh Clara supaya tak terjatuh dari tempat duduknya.
"Oohh.. Maa... Aku pipis Maa... Aku pipiiiisss...." Erang Clara tak
henti-hentinya mengerang keenakan. "Geli banget Maaa... Gelii.. Oohh..
Anjriiitt.. Geli baaangeeettt.... Hhh.. Hhh.. Hhh..."
"Nikmatin aja Sayang.... Nikmatin sepuasmu....." Ucap Citra sambil
tersenyum simpul, melihat putrinya yang sedang kelojotan karena
orgasmenya barusan.
"Hhh... Hhhh... Hhhhh...." Sejenak, Clara mencoba mengatur nafasnya.
"Hhh... Ada apa dengan tubuhku Maa...? Kok rasanya.... Hhhh...
Hhhh...Hhh...."
"Minum dulu sayang.... Biarin kamu istirahatkan badanmu dulu...." Ucap
Citra sambil menyodorkan segelas air putih, "Hehehe.. Masih terasa geli
atau enak Sayang...?"
"Hhhhh.... Hhh... Masih geli Maa... Tapi iya... Sekaligus enak juga..."
Jawab Clara, "Eh iya Ma... Maafin Clara ya Ma... Tadi Clara ngompol...."
"Hehehe.... Itu bukan ngompol Sayang.. Namanya orgasme... Dan kamu tadi baru saja mengalami orgasme...."
"Orgasme..." Sebut Clara lirih, seolah mencoba untuk mengingat-ingat. "Jadi orgasme tuh rasanya seperti itu ya Maa...?"
"Iya... Itu yang selalu Mama rasakan ketika Mama sedang ngewe dengan Papamu...."
"Kaya mau pipis gitu ya Maa..? Hihihihi...."
"Iya Sayang... Mirip.. Cuman yang keluar bukan air kencing... Melainkan lendir orgasmemu...."
"Ooowwhh.... Clara sering sih denger cerita cewe orgasme.... Cuman Clara nggak berani buat nyobainnya...."
"Nah... Kalau kamu udah ngerasain gimana rasa enaknya.... Bisa nggak kamu njelasin ke Mama... Kira-kira gimana rasanya....?"
"Nggggg... Gimana ya....?"
"YUP.... Itu yang ada di pikiran Mama ketika Mama sedang ngewe bersama
papamu... Dan apa yang Mama rasain, nikmatnya berpuluh-puluh kali lipat
daripada yang kamu rasain barusan Sayang..." Jelas Citra, "Karena...
Mama ngerasainnya disini... " Ucap Citra sambil meraba vagina Clara yang
gemuk, "Di memek...."
"Nnnggg... Jadi... Kalo misalnya besok Clara ngewe di... Memek....
Bakalan berasa jauh lebih enak ya Maa...?" "... Tanya Clara ragu
"Bener sekali sayang... " Jawab Citra sambil mengusap kening putrinya.
"Cup... Anak Mama pintar sekali.... Cuman... Kamu jangan pernah
sekalipun mencoba untuk ngewe sebelum kamu menikah ya sayang...."
"Iya Ma..."
"Baguuusss...."
"Yaaahhh... Kalo kamu pengen ngulangin nikmatnya orgasme... Kamu masih bisa masturbasi dikit-dikit laaaah.... Hihihi...."
"Masturbasi...? Emang nggak apa-apa Maa?"
"Laaahh... Emangnya kenapa...?" Tanya Citra sambil mulai membetulkan
posisi payudara Clara. Memasukkan gundukan daging yang tubuh di dada
putrinya ke dalam beha sekolahnya. "Nggak apa-apa kali Sayang... Mama
aja dulu sering kali loh masturbasi kalo sedang.... Ummm... Pengen..."
"Serius Maa... Mama dulu sering masturbasi...?"
"Hehehe.... Ga Mama aja Sayang.... Papa juga kadang ngelakuin masturbasi... Hihihi..."
"Masa Maa....? Papa juga....?"
"Iya.... Habisan.... Rasanya enak sekali... Hihihi..."
Mendengar penjelasan Citra, sejenak Clara berpikir keras.
"Kenapa Sayang...?" Tanya Citra heran.
"Pantesan.. " Desah Clara lirih.
"Pantesan apa sayang...?"
"Nnnggg.. Pantesan kakak suka banget begituan Maa..."
"Begituan....?"
"Iya Ma... Kak Ciello juga suka banget megang-megang.. Ngg.. Tititnya..."
"Haaah... ? Kok kamu bisa tau sayang...?"
"Tadi pagi Clara ngeliat sendiri Maa... Kakak ngocok-kocok tititnya didepan Clara...."
"Haaa.. ? Yang bener kamu sayang...?" Tanya Citra. Tiba-tiba hatinya merasa sedikit aneh ketika Clara menyebut nama Ciello.
Entah kenapa Citra kembali mengingat-ingat sensasi yang ia rasakan
ketika penis anak Ciello terselip diantara jepitan vaginanya. Ketika
daging berurat Ciello menggesek-gesek celah sempitnya. Ketika semprotan
sperma hangat Ciello membasahi bibir vaginanya.
"Iya Maa... Malahan... Nggg... Sperma kakak... Nnnngggg... Sampe muncrat-muncrat segala..."
"Serius...? Emangnya tadi kamu ngapain...? Kok kakakmu sampe muncrat-muncrat segala…?"
"Clara tadi nggak ngapa-ngapain kok… Clara tadi cuman mandi aja…"
"Jadi tadi kakakmu mengocok tititnya sambil melihat tubuh telanjangmu...?"
"Nngg… Sepertinya begitu Maa…"
"Astaga sayaaang... Kenapa Ciello bisa ngocok didepan kamu ya...?" Heran
Citra, "Kamu pasti ngegodain Kakakmu ya...? Sampai-sampai dia
pengen....... Ya kamu taulah..."
"Enggak kok Maa... Kakak aja yang mungkin kegatelan… Dateng-dateng ke
kamar mandi cuman pengen begitu..." Jelas Clara, "Mana diperutnya banyak
banget bekas spermanya.... Sumpah Maaa... Kakak Ciello benar-benar
jorok Maa..."
Mendengar penjelasan cerita Clara, mau tak mau membuat darah birahi
Citra yang tak tersalurkan menjadi semakin mendidih. Terlebih jika
mengingat tentang betapa kerasnya batang penis Ciello ketika menggeseki
bibir vaginanya pagi tadi.
"Hmmmm.... Begini Clara... Kamu khan tahu... Kalo cowo seusia kakakmu
memang sedang mengalami masa 'Suka-sukanya mengeksplorasi' tubuhnya...."
Jelas Citra, "Terlebih... Uhmmm... Mereka sedang suka mempermainkan....
Tititnya.... Dan itu wajar sayang..."
"Ummmm.... Masa sih Maaa....?"
"Iya sayang..." Citra mengangguk, "Dan lagi.... Kakakmu itu punya.....
Hmmmmm... Punya libido yang terlalu besar.... Sehingga ia harus selalu
melepas segala tekanan di otaknya.... Yah... Mungkin supaya ia tak
stress menunggu keputusan universitasnya sayang..." Jelas Citra panjang
lebar.
"Pantesan... Sering banget Clara liat kakak sedang ngocok tititnya
Maaa... Nggak pagi, siang, sore... kayaknya dia setiap saat pengennya
ngocok-ngocok mulu Maa..." Ucap Clara berapi-api.
"Haa...? Tiap saat....? Kok Kamu bisa tahu sih Sayang... Emangnya kamu ngeliat apa ngintip sih sayang....?" Goda Citra.
"Nnnngg.... Hehehe... ngitip Ma..."
"Waaa... Nakal juga kamu yaaa....?"
"Habisan Clara khan penasaran ma ama suara-suara erangan dari kamar
Kakak... Jadinya tadi Clara sedikit ngegodain Kakak Maa... Lucu banget
deh.... Mukanya sampe melongo-melongo gitu...Hihihi...."
"Serius....?"
"Hiya Maa.... Clara pengen tahu aja.... Apa yang kakak Ciello bakal
lakuin kalo dia ngeliat adeknya yang cantik dan semok ini bugil dan
ngegodain didepan mata dia.."
"Dan.....?"
"Yaudah... Akhirnya Kakak ngocok tititnya Maa... Kenceng banget Ma Kak
Ciello ngocok tititnya... Sampe-sampe kepala tititnya jadi berwarna
merah gitu Maa.... Trus......."
"Udah udah udah... Stop Clara sayang.... " Potong Citra, "Udah...
Besok-besok... Kamu jangan goda kakakmu seperti itu lagi ya..."
"Yaaaahhh.... kok gitu sih... Emang kenapa Maa...? Khan lucu..."
"Clara.... Kamu tahu khan betapa cantiknya dirimu...?" Tanya Citra,
"Terlebih kamu saat ini punya bentuk badan seksi dan tetek yang besar,
sama seperti Mama... Dan karena kelebihanmu itu, menurut Mama.... Tak
adil buat kakakmu sayang... "
"Laaah... Nggak adil gimana Maaa...?"
"Ya nggak adil aja buat dia sayang.... Kamu enak... Bisa
bersenang-senang dengan memamerkan keseksian tubuhmu.... Sementara
Kakakmu...? Dia tak bisa membalas apa-apa... Palingan ya Kakakmu hanya
bisa ngocok tititnya sampe muncrat... "
Mendengar penjelasan Mama Citra, Clara hanya bisa terdiam. Merenungi 'kekejaman' yang baru ia lakukan pada kakak kandungnya.
"Jadiii.... Kalaupun kamu menggoda kakakmu... Paling tidak, kamu juga harus ngebantu dia sayang..."
"Ngebantu...? Maksud Mama...?"
"Mmm... Yaaa... Kamu tahulah.... Ngebantu.... Kocokin titit kakakmu..."
"Serius Maa...?"
"Iya donk.... Khan kalo kamu nggak ngegodain kakakmu, dia nggak bakalan
pengen onani seperti itu Sayang... Kasihan... Terlebih dia juga belom
pernah pacaran..."
"Idih.. Ogah bangeeeet....Ngapain juga Adek harus ngebantu Kakak seperti itu...?"
"Shhh... Jangan egois ah... Atau kalau tidak, kamu harus minfa maaf ke kakakmu..."
"Minta maaf....?"
"Iya....Jangan buat dia tersiksa seperti itu lagi ya sayang..... " Nasehat Citra yang juga sepertinya menasehati diri sendiri.
"Tapi khan.. Ma....??"
"Udah-udah... Mama mau nyuci piring dan baju dulu... Udah siang nih...
Kamu juga harus cepet beresin kamar dan berangkat pergi kesekolah..
Nanti telat...." Jawab Citra sambil membawa tumpukan baju kotor dari
dalam kamar ketempat cuci di halaman belakang.
Mendengar nasehat ibunya. Clara hanya bisa terdiam. Menatap tubuh ibunya
dari belakang. Berharap jika seandainya Clara bisa menggunakan pakaian
sebebas ibu kandungnya. Baik di rumah atau keluar rumah. Pasti seru
sekali bisa mengenakan pakaian yang jarang sekali dapat menyembunyikan
keseksian tubuhnya. Pasti seru sekali, bisa melihat reaksi kaget Papa,
melihat putri kandungnya memamerkan kemolekan tubuhnya.
Syukur-syukur jika Papanya juga bisa merasakan sensasi birahi yang
terpancar dari diri Clara. Yang kemudian bermasturbasi sambil
membayangkan tentang kemontokan tubuhnya.
"Ah sial... Baru ngebayangin Papa ngocok tititnya aja, bikin dada aku
berdebar-bebar..." Rutuk Clara dalam hati sembari menyelesaikan sarapan
paginya.
"Oh tidak... Tenyata bukan itu aja... " Jawab Clara dalam hati "Walau
hanya membayangkan saja... Memek aku udah membanjir basah.... "
Bersambung,
By Tolrat.
Home
Cerita Eksibisionis
Keluarga Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Keluarga Citra : Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 3 | Mama Iseng Deh...
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar