Melangkah gontai, Ciello berjalan kearah kamar mandi dengan hanya
mengenakan selembar handuk tipis yang melingkar di pinggangnya. Melewati
kamar Clara , adik semata wayangnya yang masih duduk dibangku SMP, yang
semenjak beberapa bulan belakangan, membuat pikiran remaja 18 tahun itu
terlena karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya..
Sejenak, Ciello terdiam. Menatap tajam kearah pintu kamar milik gadis berusia 15 tahun yang sedikit terbuka itu.
"Clara….?” Ucap Ciello sambil melongokkan kepalanya melalui celah pintu
kamar tidur adiknya, mencoba sedikit peruntungannya "Kamu udah bangun
belum....?"
Hening. Tak terdengar suara apapun.
“Clara…?” Panggil Ciello lagi sambil membuka pintu kamar tidurnya dan
melangkah masuk. Kamar itu begitu gelap namun wangi, khas aroma gadis
remaja.
Dalam keremangan cahaya pagi, mata Ciello berusaha beradaptasi, menyisir
ranjang dimana adik kandungnya serung tidur. Ciello tahu, jika adiknya
seringkali tidur dengan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Bahkan tak
jarang, Clara juga sering tidur telanjang seperti dirinya.
Oleh karenanya, hampir tiap pagi remaja tanggung ini selalu masuk
kedalam kamar tidur Clara dan berpura-pura membangunkan tidurnya.
Padahal tujuan sebenarnya, hanyalah demi memuaskan nafsu birahinya
dengan cara menyentuh, mengusap dan meremas tubuh semok adiknya.
Terlebih lagi Clara memiliki kebiasaan tidur yang cukup parah, ia sangat
susah jika dibangunkan. Sehingga hal itulah yang melatar belakangi
'kerajinan' Ciello untuk selalu membangunkan tidurnya dipagi hari.
Namun, sepertinya pagi itu Ciello belum beruntung. Karena ternyata kamar
Clara telah kosong. “Ahh… Sial…. Clara sudah bangun …” Gerutu Ciello
begitu menyadari ternyata adiknya sudah tak berada didalam kamar
tidurnya. “Kampreet… Kesiangan lagi….”
Dengan hati kesal, ciello pun keluar kamar tidur Clara lalu kembali
menuju kamar mandi. Namun, setibanya dikamar mandi, Ciello mendapati
halnyang sama sekali tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Heeeehhh... Kaaakkaaaakk....." Jerit seorang perempuan dari balik pintu kamar mandi.
"Loooh… Eeh... Clara....” Kaget Ciello begitu tahu jika ternyata Clara
yang ia cari-cari sudah berada didalam kamar mandi, “Ka… Kamu lagi
apa...?"
"Kakak nggak punya mata ya….?" Ejek Clara sambil menyemprot air melalui
selang yang ada di tangan kanannya, “Emang keliatannya Adek sedang
apa…?”
"Kampreet... Kamu pup ya….? Pantesan dari tadi hidung kakak ncium bau
yang aneh-aneh… Wuuueeeek… Baauuuk bangeeet....” Seru Ciello sambil
menutup hidungnya.
”Bauk….? Iiiiihhss…. Sory yaaa... Kakak tuh yang bauk...” Jawab Clara
“Udah ah... Ayo buruan... Gantian…. Kakak mau kencing nih...."
"Hhuuu.... BooooDooo’.... Sorryy yeee.... Aku duluan...." Jawab Clara
cuek sambil tetap menduduki toilet, "Pake kamar mandi bawah aja gih....
Adek masih lama nih...."
"Ogah baaangeet..." Jawab Ciello singkat.
"Yaudah kalo ogah... Kakak tunggu aja disitu sampe jenggotan..."
Dengan cuek, Clara tetap berada pada posisinya. Duduk termenung diatas
dudukan toiletnya sambil melamun, menatap tajam kearah dinding yang ada
didepannya. Ia benar-benar ta peduli dengan keberadaan kakaknya didalam
kamar mandi.
Merasa tak mampu mengusir adiknya, Ciello pun segera menuju kearah
wastafel yang ada disamping toilet. Sekedar mencuci muka sambil
mengagumi keindahan tubuh adik kandungnya.
"Busyet itu teteeeekk... Sekel bangeet... " Ucap Ciello dalam hati
sambil terus melirik kearah payudara Clara, "Makin lama jadi makin bikin
sange dah..."
Walau dari tadi Ciello sibuk, tetap saja tak mampu mengganggu lamunan
Clara. Gadis 15 tahun itu malah berulangkali menggaruk pantat atau
payudara ranumnya. Seolah sengaja memamerkan ketelanjangan tubuhnya yang
masih basah karena sisa air mandi.
Clara benar-benar gadis yang mempesona. Ia adalah gadis yang sering
diimpi-impikan oleh banyak lelaki. Rambutnya sepunggung, berwarna
cokelat lurus. Mukanya bulat, matanya lebar dan bibirnya mungil, mirip
seperti artis Korea. Tubuh ramping, pinggang mungil, dengan kaki
jenjang. Tubuh yang mampu membuat mulut lelaki manapun bakal ngiler
karenanya. Terlebih goyangan payudara baru tumbuhnya yang besar, membuat
adik kandungnya selalu terlihat lebih matang daripada gadis seusianya.
Lebih seksi. Lebih molek. Lebih menantang.
"Menantang....?" Tiba-tiba, terlintas sebuah pemikiran di benak Ciello,
"Jangan-jangan ketelanjangan Clara itu memang disengaja.....?" Tambah
Ciello sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Jangan-jangan Clara memang berniat memamerkan tubuh moleknya kepadaku dengan cara seperti itu....?"
"Hmmm... Kalau dia memang seperti itu... Oke... Aku terima tantanganmu
Dek..." Ucap Ciello dalam hati sambil kembali menikmati ketelanjangan
Clara. Perlahan, penis Ciello pun mulai merespon otak mesum remaja
tanggung itu. Dengan kembali menegang dan menjulang tinggi kedepan.
"Ngapain kak...? Liat-liat badan aku mulu....?" Tanya Clara ketika
mendapati mata Ciello yang sedari tadi sering menatap tajam kearah tubuh
telanjangnya.
"Ngggg.... Nggak ngapa-ngapain..." Jawab Ciello singkat.
"Yakin nggak ngapa-ngapain...?" Goda Clara dengan gaya genit
"Iyalah... Ngapain juga kakak punya pikiran aneh-aneh tentang kamu Dek... "
"Kakak cuman.... Ngggg... Mau bilang kalo.... Besok-besok.... Kalo kamu
lagi make kamar mandi.... Pintunya ditutup doooonk..." Saran Ciello
sambil berusaha menyembunyikan gundukan yang mulai terlihat diantara
selangkangannya.
"Ihhhsss.... Ngapain....?" Jawab Clara sambil memutar pinggangnya dan
menekan tombol flush diatas sandaran toilet ,"Malas gilaa..."
"Heeehhh.... Ntar ada yang ngintip looohhh...."
"Aaaah.... Sok caareeee deeehhh.... Bodo ammmaaatt..... Palingan yang ngintip badan adek cuman Kakak..."
Memang, semenjak kecil, Clara memang tak pernah peduli dengan
ketelanjangannya jika ia berada dirumah. Baik ketika ia sedang buang air
kecil, buang air besar, hingga mandi, gadis muda itu sama sekali tak
mempedulikan tubuh polosnya jika terlihat oleh anggota keluarga yang
lain.
"Udah-udah.... Ayo buruan Dek..." Celetuk Ciello lagi sambil mengamit tangan adiknya dan mulai memintanya beranjak dari toilet.
"Iiiihhhsss.... Ngapain sih kak...? Rempong amat....?"
"Kakak mau kencing nih... Udah nggak kuat lagi nahannya..." Jelas
Ciello, "Atau kalo kamu nggak cepet selesai... Bakal Kakak kencingin
nih...." Jawab Ciello sambil menyibakkan bawahan handuknya dan
mengarahkan kepala penisnya pada adiknya secara terang-terangan.
"Ihhss... Ga jelas...." Celetuk Clara sambil mengernyitkan wajahnya,
mirip marmut, "Awas aja ya... Kalo kakak sampe berani ngencingin Adek.."
Tambah Clara. Sedikit melirik penis Ciello yang masih berkilatan oleh
bekas lendir vagina Citra.
"Ayo gantian Dek...Cepet ahhh..." Pinta Ciello sambil memajukan tubuhnya, semakin mendekatkan kepala penisnya pada tubuh Clara.
Melihat keseriusan diwajah kakak kandungnya, mau tak mau Clarapun
khirnya segera menekan tombol flush toilet dan membilas lubang anusnya.
"Iya iya... Ini juga lagi cebok keles..." Jawab Clara sambil
menyemprotkan selang air kebagian bawah tubuhnya. "Punya kakak cuman
satu rempongnya amit-amit dah..." Gerutu Clara.
Tiba-tiba Ciello berjongkok di depan Clara duduk, untuk mengamati lebih
dekat cara Clara ketika membersihkan vagina dan anusnya. Tangan kanan
memegang selang, dan tangan kiri mengusap anus. Selang air sengaja
diarahkan dari depan, dan disemprotkannya melalui bawah vagina hingga
kearah anus.
"Eh busyet... Kakak baru tau kalo cewe tuh ceboknya kaya gitu..."
Komentar Ciello ketika melihat cara Clara membilas anus dan vaginanya,
"Hehehehe.... Aneh juga yak....?" Tambahnya lagi.
"Iiiiiihhhhssss... Kakak kepo deh...." Jawab Clara cuek tanpa memperdulikan Ciello yang jongkok didepannya.
"Ngapain juga kepoin kamu... "
"Ahhh... Bilang aja Kakak pengen ngeliat memek adek..."
"Hahaha... Memek anak kecil gitu apa bagusnya coba...?"
"Hmmmm.... Apa bagusnya....?" Bingung Clara, "Emang memek Adek nggak bagus ya Kak...?"
"Gak..."
"Masa sih...?" Tanya Clara, "Kalo gini..." Tanya Clara sambil membuka
pahanya lebar-lebar. Memamerkan celah vagina gundulnya pada kakak
kandungnya yang masih berjongkok tepat didepan ia duduk.
"Tetep... Nggak ada bagus-bagusnya...."Jawab Ciello singkat.
Mendengar jawaban yang kurang memuaskan hatinya, Clara pun mengambil gulungan tissu lalu mengusap pelan kevaginanya.
"Kalo memek Adek nggak ada bagusnya... Kenapa titit Kakak bangun...?"
"Bangun....?" Tanya Ciello yang buru-buru menatap kearah batang
selangkangannya yang udah menjulang tinggi. Menunjuk-nunjuk kearah
Clara.
Mendadak, muka Ciello memerah. Ia pun buru-buru bangun dari jongkoknya
dan menyembunyikan tonjolan penisnya. Sengaja tak mau mengakui kebenaran
kalimat adiknya, "Udah-udah.... Udah... Ayo buruan minggir dek... Kakak
udah nggak tahan...." Kata Ciello mengamit tangan Clara dan menarik
tubuh ramping adiknya.
"Ahhh... Kak Ciellooooo.... Ngaku aja kak.. Hihihi.." Goda Clara yang
mengetahui kegugupan kakaknya, "Masa.... Titit sampe ngaceng gitu
bilangnya ga nafsu...? Hihihi..."
"Ihhh.... Apaan sih...Titit Kakak ngaceng khan emang karena nahan pipis..."
"Ooowww... Gitu... Kirain Kakak nafsu liat tetek ama memek Adek..." Ujar Clara sambil terus mengeringkan vaginanya.
"Udah buruan minggir.... Kamu bersihin memek disana aja Dek... Biar
lega...." Sewot Ciello sambil mengarahkan penisnya yang masih tegang
kearah lubang toilet.
"Iiiiihhsss.... Sumpah.... Nggak sabaraan banget sih kakak kalo jadi cowo..."
"Yeeeee.... Daripada ntar pipis Kakak muncrat kemana-mana, mending kamu
aja yang minggir... " Kata Ciello ketus sambil meraih selang air dan
mulai mengguyur batang penisnya yang masih tegang.
"Mana....? Katanya mau pipis....?" Celetuk Clara ketika melihat penis Ciello yang tak kunjung mengeluarkan air seninya.
"Ihhh kenapa kamu gantian jadi Kepooo....?" Goda Ciello, "Bentar
donk.... Titit mah kalo lagi ngaceng keras gini mana bisa dipake
kencing..." Jelas Ciello sambil terus mengguyur batang penisnya yang
masih berkilatan karena lendir mamanya tadi pagi.
"Halaaaah... Tipu..." Goda Clara lagi sambil meraih hairdryer yang
tergantung manis di sudut wastafel. Dan tanpa mempedulikan Ciello yang
masih menatap tajam kearah tubuhnya, gadis belia itu pun mulai
mengeringkan rambutnya.
"Ngapain juga nipu kamu Dek... Rugi amat.... " Bela Ciello, "Nih...
Liat.... Kalo kakak bilang kencing ya artinya kencing...." Jawab Ciello
sambil mengerahkan seluruh kemampuannya guna mendorong air seninya
keluar dari mulut batang penisnya.
CUUURRRRR
"Ohhh.... Ternyata beneran toh... Kirain Kakak mau nipu Adek....
Hihihi...." Tawa Clara renyah sambil mengamati penis Ciello yang sedang
menyemburkan air seninya.
Lucu sekali Clara ketika ketawa, tubuhnya bergoyang-goyang, membuat payudaranya juga ikut-ikutan membal bergoyang.
"Ngapa kamu malah ketawa...?" Heran Ciello.
"Hihihihi... Nggak kenapa-napa kok.... Yeeeee... Ge'er... Hihihihi...."
"Kalo nggak ada apa-apa... Ngapain ketawa...?"
"Nnggg..... "
"Kenapa...?"
"Hihihihi.... Kayaknya.... Tadi pagi ada yang baru dapet enak tuh...." Goda Clara lagi.
"Enak apaan... Sok tau banget kamu Dek..." Balas Ciello.
"Lha itu buktinya... Diperut kakak ada bekas pej.........." Jelas Clara
sambil menunjuk perut Ciello dengan dagu mungilnya, sengaja tanpa
menyelesaikan kalimatnya.
Lagi-lagi, muka Ciello memerah. Ia tak menyangka jika Clara bakal punya bahan untuk menggoda dirinya.
"Ehh... Ini.... Ngg..... Ini....."
"Hehehe... Bener khan tebakan Adeeeekkk.... Kakak tadi baru aja dapet enak...."
"Apaan coba... Enak... Enak.... Emang kamu tahu enak tuh kaya apa...?"
"Hihihihi.... Yang jelas Adek tahulaaaah.... Hihihihi...."
Tebakan Clara memang benar, dan Ciello lupa membersihkan sisa sperma
bekas orgasmenya tadi. Orgasme akibat dikerjain Mama Citra. Dan karena
Ciello tak mampu membalas godaan Clara, ia langsung menembakkan air ke
arah pantat Clara dengan selang toiletnya.
"Huuu... Sok tahuuuuu...." Celetuk Ciello.
"Iiihhhh... Kakak maaaaahhh... Rese banget deeeeehh... Khan badan Adek
jadi basah lagi Kaaaakkk......" Omel Clara menepuki pantat bulatnya.
"Hahaha... Itu akibatnya kalo jadi orang yang sok tahuan...."
"Dasar kakak yang semena-mena..." Celetuk Clara.
"Bodo..." Jawab Ciello singkat.
"Nggg..... Pasti nyemprotnya banyak banget ya Kak...? Muncratnya sampe
ke perut-perut segala... Hihihi..." Goda Clara, "Mimpiin syapa sih
Kak...? Aku ya....? Hihihihi...."
"Idiih.... Amit-amit daaahhh.... " Jawab Ciello tanpa menggubris
spermanya yang masih menempel diperutnya, "Ngapain juga aku buang-buang
pejuh buat ngimpiin kamu Dek.... Najis.." Tambahnya lagi sambil mengurut
habis air seni dari batang penisnya.
"Kak... Kak Ciello.... Kakak chayaaang...." Panggil Clara manja dengan mulut sengaja dimonyong-monyongkan.
"Ngapa...?"
"Kaaakk... Tolongin Adekmu yang semok ini dong... Tolong ambilin bedak
Adek diatas rak toilet..." Pinta Clara sambil memilin-milin ujung rambut
panjangnya. Rupanya, Clara sudah selesai mengeringkan rambut dan
memulai ritual paginya jika selesai mandi. Menaburkan bedak ke sekujur
tubuhnya.
"Kampreeeeettt... Imut banget adek sialan ini...." Batin Cielo tak henti-hentinya melirik ketelanjangan Clara.
"Dasar pendeeekk...." Seru Ciello sambil meraih botol bedak Clara dan
menyerahkan kepada adiknya. "Makanya... Badan tuh tumbuhnya keatas....
Bukan kedepan...." Sindir Ciello pada payudara Clara.
"Yaelah... Emang napa kalo teteknya makin maju kedepan....? Adek khan
masih dalam masa pertumbuhan Kak... Ntar lagi juga tinggi..." Ucap Clara
membela diri.
"Tetep aja masih pendek...." Goda Ciello lagi sambil tak mensia-siakan
pertunjukan tubuh telanjang nan semok milik adik kandungnya. Dan akibat
melihat pemandangan tubuh molek Clara, perlahan tapi pasti, batang penis
Ciello yang sudah mengecil kembali mengeras dan membesar.
"Nggg.. Kak.... Tadi Mama bangunin kakak nggak...?" Tanya Clara
berpura-pura tak melihat penis ciello yang sudah memanjang kembali.
"Iya... Udah disiapin sarapan juga tuh dibawah..." Jawab Ciello sambil
terus berpura-pura membilas penisnya yang sudah tegang maksimal, "Emang
kenapa Dek...?"
Mendadak, sebuah pemikiran nakal mampir di benak Ciello. Kakak kandung
Clara ini ingin tahu reaksi adiknya ketika ia melihat batang penisnya.
"Clara.... Makan nih kontol.... Lihat nih kontol kakakmu yang sudah
ngaceng abis ini..."
"Nggg.... Kebetulan... Adek udah laper..." Jawab Clara yang kemudian
memutar tubuhnya hingga menghadap kearah Ciello. "Kakak ini mandinya
masih lama atau udah mau kelar...?" Tanyanya lagi dengan santai sembari
menaburkan bedak ke kedua payudaranya.
"Heeeeh...? Kampret... Dia malah makin ngegoda..." Kata Ciello dalam
hati. Tak mau kalah, Ciello pun akhirnya melepas handuk yang masih
tersampir di pinggangnya lalu duduk didudukan toilet. Kemudian dengan
tanpa malu sedikitpun, ia mulai mengurut penis besarnya.
"Emang kenapa....?"
"Nngg... ...."
"Heh... Kenapa... Kok malah bengong...." Tanya Ciello sambil terus mengurut penisnya yang semakin membesar.
"Anu Kak... Bedak yang ini habis....." Jawab Clara, "Bisa nggak Adek
minta tolong ambilin botol bedak yang baru....?" Tambahnya lagi sambil
melirik kearah penis Ciello. Yang kali ini melirik penis kakaknya dengan
tanpa malu lagi.
"Botol Baru....?" Tanya Ciello yang ketika tahu Clara sering mencuri
pandang kearah penisnya, semakin membuat dirinya bersemangat, untuk
mengurut batang penisnya kuat-kuat.
"Nggg.... Hiya Kak.... Disitu tuh...." Kata Clara sambil menunjuk kearah
rak persediaan yang ada diatas toilet. "Kalo Kakak duduk dibawah
situ.... Adek.... Ngggg.... Jadi susah ngambilnya...." Jawab Clara
dengan nafas yang mulai berat.
"Aaah manja amat sih... Ambil aja sendiri sana..." Jawab Ciello tak
memperdulikan kesulitan Clara. Yang ada, remaja tanggung itu semakin
seru mengocok penisnya.
"Nnggg.... Yaudah deh...."
Perlahan, sambil terus melirik kearah penis kakaknya, Clara mendekat
ketempat Ciello duduk. Dan kemudian ia mengangkat tangannya, mencoba
menjangkau rak yang ada tepat diatas Ciello. Namun karena tubuh Clara
masih terlalu pendek, rak itu sama sekali tak dapat ia raih.
"Tinggi banget Kak...." Seru Clara, melirik gerakan tangan Ciello yang semakin cepat mengurut batang penisnya.
"Trus kenapa kalo tinggi....?"
"Nggg.... Ngga apa-apa juga sih...." Jawab Clara.
Tak mau menyerah begitu saja, Clara pun memajukan tubuh telanjangnya,
hingga lututnya menyentuh paha dalam Ciello. Dan dengan tubuh seadanya,
ia kembali menjulurkan tangannya keatas, merentangkan tangannya sejauh
mungkin guna mencapai botol bedak yang ada diatas rak.
"Kampreeeett.... Nakal bener kamu Dek...." Batin Ciello ketika melihat
keberanian adiknya untuk memamerkan tubuh moleknya sedekat mungkin
dengan wajahnya tanpa perasaan malu sama sekali.
Bahkan tak berhenti begitu saja. Karena botol bedak itu masih terlalu
jauh dari jangkauan tangannya, Clara pun lalu kembali memajukan
tubuhnya. Hingga paha depannya terkadang menyentuh tangan Ciello yang
masih sibuk mengurut penis besarnya.
"Astaga... Sumpah... Kamu nakal banget Deeekk.... Binaaal baaangeeeettt...."
Karena tubuh Clara benar-benar tak sanggup menjangkau rak diatas toilet,
otomatis Clara semakin memajukan lagi tubuhnya. Maju hingga pahanya
kali ini benar-benar ikut merasakan goyangan tangan Ciello yang berulang
kali mengurut-urut batang penis besarnya. Tak disitu saja, Clara juga
mendekatkan tubuh bagian atasnya, hingga payudara adik kandung Ciello
itu hanya terpaut beberapa centimeter dari wajah kakaknya. Saking
dekatnya, Ciello sampai dapat melihat pori-pori payudara Clara yang
besar menggantung itu dengan jelas.
"Kaaammpreeeettt..... Sumpah Dek... Tubuhmu molek bangeeet.... Kalo gini
caranya.... Bisa cepet-cepet ngecrot nih kontol aku Dek..." Gerutu
Ciello dalam hati sambil tak henti-hentinya terus mengamati payudara
Clara yang bergoyang-goyang akibat renggangan-renggangan tubuhnya.
"Kaaak... Susah nih.... Tolong ambilin doonk...." Pinta Clara dengan
nada seperti berputus asa. Padahal sebenarnya, Ciello tahu jika itu
hanyalah akal-akalannya saja.
"Aah Ogah... Emangnya kamu nggak lihat kakak sekarang sedang apa...?"
"Iiiihhhhss.... Kakak... Jorok banget sih..... Mesum...." Gerutu Clara
yang kali ini secara terang-terangan melihat aktifitas Ciello.
"Mesum... Mesum.... Emang kamu tahu kakak sedang ngapain....?" Tanya Ciello iseng menyenggolkan batang penisnya pada paha Clara.
"Yeee... Adek bukan anak kecil lagi Kak.... Adek tahulah Kakak sedang ngapain...." Jawab Clara cuek.
"Ngapain....?"
"Ngg.... Kakak khan sedang cooolll......" Sengaja Clara tak meneruskan
kalimatnya, "Jadi gimana nih Kak....? Beneran nih.... Kakak nggak mau
nih ngambilin botol bedak Adek...?
"Ntar ajalah... Kakak masih sibuk nih..." Cuek Ciello tak henti-hentinya
mengurut penisnya yang berada di dekat paha Clara. Bahkan karena Clara
membiarkan saja Ciello mengurut sambil sesekali menyenggolkan kepala
penisnya ke pahanya, membuat kakak kandungnya itu semakin menggebu-gebu
melampiaskan nafsu birahinya.
"Yaah... Yaudah deh...." Jawab Clara yang kembali maju ketubuh Ciello
dan merenggangkan tubuhnya, mencoba menjangkau rak diatas toilet dengan
tangannya.
Sambil terus menjinjit, Clara semakin memajukan tubuhnya kedepan. Terus
mencoba mengambil stock bedak taburnya tanpa mempedulikan pahanya yang
sengaja digoser-goserkan Ciello dengan kepala penisnya.
"Busyeeettt... Sumpah deh... Harum banget wangi tetekmu dek..." Celetuk
Ciello yang tiba-tiba memajukan wajahnya kearah payudara Clara. Dan
dengan kecepatan tinggi, Ciello memeluk tubuh Clara dengan tangannya
yang bebas. Dan menciumi payudara besar Clara yang bergoyang-goyang
didepan wajahnya.
"Emmmuuuaahhh... Muuaahh Cup Cup Muuaahh...." Kecup Ciello habis-habisan
pada gundukan payudara Clara. Tak lupa, ia juga menyempatkan lidahnya
untuk sedikit menjilat dan mengisap puting mungil Clara.
"Iiiiiihhss.. Kakak.... Ngapaain Kaakk...?" Jerit Clara kaget.
"Hehehe.... Aku gemes Dek liat goyangan tetekmu...."
"Najisss... Sumpah.... Kakak mesum banget ...." Jawab Clara yang
akhirnya mundur dan mengusap-usap payudaranya. Seolah sedang
membersihkan diri dari najis akibat kecupan mulut Ciello yang ada
payudara dan putingnya.
"Hehehe... Yaelah Deekk.... Anggep aja itu imbalan buat Kakak..." Ucap
Ciello yang tiba-tiba berdiri dan mengambilkan bedak tabur Clara, "Nih
Adekku yang cantik.... Bedak kamuuu...."
"Huuh...." Sewot Clara merebut botl bedaknya, " Awas aja ya Kak.....
Kalo Kakak ngulangin lagi.... " Ancam Clara, "Bakal Adek laporin ke
Mama...."
"Hehehehe.... Yaelah Deekk... Santai aja keleess...."
Dengan wajah cemberut, Clara kembali meneruskan menaburi tubuhnya dengan
bedak barunya. Namun kali ini ia sengaja menaikkan salah satu kakinya
ke bak wastafel dan mulai menaburi gundukan selangkangannya yang gemuk.
Sesekali, Clara membuka pahanya lebar-lebar guna bisa menaburi sela-sela
pantatnya.
"GLEG...." Kaget Ciello ketika melihat keberanian Clara memamerkan celah
vaginanya yang tembem. Terlebih karena vagina Clara masih tanpa bulu
sama sekali, otomatis Ciello dapat melihat daging pink kecil yang
menonjol diatas bibir vaginanya.
"Itu Itil Claraaa..... " Seru Ciello, "Claraaaaa..... Nakal sekali kamu
deeeekkkk...." Batin Ciello yang sekarang tak lagi mengurut penisnya,
melainkan mulai mengocok penisnya cepat-cepat..
Seolah tahu dengan apa yang kakaknya perbuat, Clara pun semakin membuka
lebar pahanya. Semakin mempertontonkan celah sempit vaginanya yang mulai
berair tanpa malu sama sekali. Bahkan tak jarang, Clara mengusap pelan
klitorisnya tepat dihadapan Ciello, membuat kakak kandungnya itu menjadi
semakin belingsatan karena nafsu birahinya yang meledak-ledak.
Namun, bukan Clara namanya jika ia tak berhasil menggoda Ciello. Karena
ketika Ciello sedang nafsu-nafsunya memelototi tubuh telanjangnya,
tiba-tiba Clara menghentikan aktifitasnya dan menatap kearah kakak
kandungnya.
"Ehhh.... Kak.... Adek duluan ya.... " Celetuk Clara, "Perut adek udah laper..."
"Eehh... Eeh... Kok udahan....?" Tanya Ciello dengan nada kecewa,
"Emang kenapa kak kalo Adek udahan....?"
"Eehh.. Nggg... Bentaran napa Dek... Ehh... Hhmmm... Yaudah deh... Kamu duluan aja Dek..." Bingung Ciello.
"Oooohhh... Adek tahu... Kakak masih mau..... Ehmm... Ngocok titit
sambil ngeliatin badan seksi Adek ya...? Hihihi...." Tanya Clara yang
dengan mata bulatnya, melirik lekat kearah batang penis Ciello.
"Ngggg... Enggak sih... Eehh.... Nggg... Iya... Kakak masih nanggung..."
Bingung Ciello lagi sambil terus mengocok batang penisnya yang mulai
berkedut, "Ehhh... Tapi nggak apa-apa sih kamu duluan..."
"Nnggg... Beneran nih... Oke deh.... Adek ganti baju dulu ya Kak..."
Jawabnya singkat sambil melilitkan handuk kecil ke tubuhnya, "Eh iya
Kak..."
"Kenapa Dek...?"
"Jangan kenceng-kenceng ngocok tititnya... Kasian.... Nanti bisa copot loh... Hihihi... "
"Ngggg... Sotoy deh... Udah sana ganti baju..."
"Eh iya Kak...."
"Ngapa lagi sih....?"
"Nggg... Kalo.... Nngggg... Tangan Kakak capek... Adek mau kok minjemin tangan adek buat mbantuin Kakak ngocok....."
"Haah.... Se...Seriusss...?"
"Iya.... " Jawab Clara pasti, "Taaappiiiii...."
"Tapi apa Dek....?"
"Tapi Adek bo'ong.... Hihihihi...." Goda Clara genit sambil berlari keluar kamar mandi.
"Kampreeeeetttt.... Awas aja ya nanti..."
"Hihihi... Makanya jadi orang jangan mesum mulu Kaaak... " Goda Clara
sambil menjulurkan lidahnya dan kemudian berjoget-joget dari depan kamar
mandi. "Weeeeekkk... Kakak mesum.... Kakak mesum... Kakak mesum..."
Candanya genit sembari berjoget-joget. Didepan pintu kamar mandi.
"Udah-udah sana... Pergi.... " Bentak Ciello sambil melempar botol bedak
Clara kearah tubuhnya, "Weeeeekkk... Enggak kena... Enggak kena....
Enggak kena..." Jawab Clara sambil berjalan menjauh, menuju kamar
tidurnya.
"Busyeeettt.... Mimpi apa aku semalem....?" Batin Ciello, "Tadi pagi
liat memek Mama... Barusan liat memek Clara... Anjrit.... Bikin makin
sange aja..." Tambah Ciello yang mulai kembali membetoti batang penisnya
tanpa mempedulikan pintu kamar mandi yang masih terbuka lebar.
Sambil terus memikirkan kedua wanita molek yang ada dikeluarganya, Ciello semakin memperepat kocokan penisnya.
TEK TEK TEK ...
Suara kocokan tangan Ciello pada penisnya mulai terdengar nyaring.
TEK TEK TEK
"Ooohh... Mama.... Ssshh.... Memekmu begitu menggoda Maaa...." Ucap
Ciello sambil terus mengocok penis besarnya, "Dan Clara.... Tetekmu juga
menggiurkan Dek... Ooohh...Kakak jadi pengen ngejilatin tetek
ranummu... Sssshh....Ohhh..."
Merasa gelombang orgasmenya perlahan muncul, Ciello pun memejamkan
matanya. Supaya bisa berkonsentrasi lebih jauh. Membayangkan kemolekan
tubuh ibu dan adik kandungnya.
"Maaa...Tetekmu empuk bener Ma.... Trus... Memekmu juga legit banget
Maaa... Aku jadi pengen ngentotin memekmu dengan kontol besarku..."
Desah Ciello lirih.
"Kenapa maaa..? Kontolku rasanya enak...?" Ucapnya lagi sambil membayangkan jika Ciello sedang bersetubuh dengan Citra.
"Kalo enak... Digoyang dong Ma.... Ulek kontol anak kandungmu ini dengan memek super sempitmu... Ooohh..."
"Ssshhh.... Mama Citra... Sumpah... Aku benar-benar jatuh cinta padamu Maaa...."
"Aku benar-benar pengen ngentotin memek Mamaaa.... Memek gurih nang
legit yang suka ngegodain Ciello... Memek sempit tempat Ciello
dilahirin... Oooh... Pasti rasanya benar-benar enak ya Maaa.... Ooohh.
Ohhhss...."
TEK TEK TEK...
"Clara... Kamu juga Dek... Sejak kapan kamu jago banget bikin Kakak
sange kaya gini siiiihhh... Bikin Kakak juga pengen ngentotin
memekmuuu..... Ssshhh... ?" Ucap Ciello yang juga membayangkan sedang
menyetubuhi adik kandungnya.
"Tetekmu Dek... Ohhh busssyeeettt.... Kakak jadi pengen nyelipin kontol
kakak di sela-sela tetek besarmu... Trus Kakak juga pengen njilatin
puting imutmu Deeekkkk... Puting merah mudamu yang menggiurkan itu....
Ooooohhh....."
"Dan barusan.... Kakak bisa ngeliat memek gundul dan itul mungilmu
Deek..... Kakak pengen ngegigit Itilmu.... Kakak pengen jilatin
memekmu.... Oh Claraaa..." Seru Ciello semakin mengocok batang penisnya
dengan kecepatan tinggi.
"Claraaa... Kakak pengen merawanin memekmu Deeekk.... "Erang
Ciello,"Kakak pengen nusukin kontol besarku ke lubang sempit
memekmuuuu... Pengen nusikin kontol besarku ke lubang anusmuuu.... Ohh
Clara.... Kamu bisa bikin kontol kakak pengen ngentotin memek perawanmu
Dek... Kamu bisa bikin kontol kakak pengen ngentotin anus perawanmu
Dek... Ohhh... Claraaa.... Claraaaaaa....."
TEK TEK TEK
"Ssshh... Ooohh.. Mama.... Claraaaa..... Ciello mau keluar maaa... Ciello mau ngecroot..."
"Ayo jongkok didepanku Ma... Jongkok.... Iya... Kamu juga Dek.... Kamu
juga jongkok disamping Mama... Dan buka mulut kalian lebar-lebar.... Aku
mau semprot mulut kalian dengan pejuh kentalku..."
"Ohhh... Maaamaa... Ciello mau keluar Maa... Aku mau keluar.... " Jerit
Ciello, "Clara... Buka mulutmu... Kakak juga mau ngecrotin mulutmu....
Oohh.. Oohh... Oooooohhhh...."
Tanpa menunggu waktu lama, sperma Ciello kembali menyembur dengan cepat.
Melenting jauh hingga melewati paha, lutut dan kedua kakinya. Menyembur
jauh hingga jatuh ke lantai kamar mandi.
CROT CROOOT CROOOOT CROOCOOOT CROOOT...
Tak henti-hentinya, sperma panas Ciello menyembur dengan cepat. Walau
tak sebanyak semburan ketika penisnya terjepit vagina Citra tadi, namun
tetap saja penis mudanya masih mampu menyemburkan banyak benih
kejantanannya. Berkedut-kedut hebat. Dan juga nikmat.
"Mamaaaaa.... Claaraaaa.... Ciello ngecrooot niihh Maaa... Kakak
ngecrooott Deeekkk... Huuooohhh... Enak sekali Maaa.... Enak sekali
Deeekk..... Enaaaakkk....." Racau Ciello sambil meliuk-liukkan tubuhnya,
mengejan sekuat tenaga sambil terus memeras batang penisnya kuat-kuat.
Tubuhnya bergetar hebat dqn keringatnya bercucuran. Tak henti-hentinya,
Ciello mengerang sambil menguruti penisnya yang semakin memerah,
merasakan gelombang orgasmenya yang hebat. Orgasme yang membuat dirinya
lemas kehabisan tenaga.
"Hhhh.... Hhhhh....Hhhhh...." Sejenak, Ciello mengatur nafasnya. Nafas
kepuasan karena membayangkan sedang bersetubuh dengan ibu dan adik
kandungnya.
Puas sekali Ciello, hingga ia tak sadar jika Clara yang sudah berpakaian lengkap sudah berdiri di pintu kamar mandi.
Dan betapa terkejutnya Ciello ketika ia membuka mata, mendapati Clara
yang tegang berdiri dengan mata bulat melotot, menatap kearah penis
kakak kandungnya. Kearah penis yang masih berkedut dan memuntahkan lahar
putih lengketnya.
"Aaastagaaaahh...." Jerit Clara sambil menutup mulutnya. Ia benar-benar
terkejut melihat pemandangan mesum kakaknya pagi itu. Pemandangan yang
bakal ia ingat sepanjang hidupnya.
"Eh... Clara... Ngg.... Anu...." Bingung Cielo dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Kenapa Dek....?"
"Adek mau.... Adek mau ambil jepit rambut adek yang ketinggalan...."
Jawab Clara sambil menunjuk jepit rambutnya yang tergantung pada tirai
bathup di ujung kamar mandi.
Dengan kaki telanjang, Clara melangkah masuk sambil berpegangan pada
wastafel yang ada didekat pintu. Melangkah pelan hingga sampai ke dekat
kakaknya duduk. Sejenak, Clara bingung untuk melangkah ketika lantai
didepannya tercecer sperma Ciello yang memenuhi lantai kamar mandi.
"Ntar lantainya disiram ya Kak... Biar nggak licin...." Ujar Clara
sambil melangkah maju. Melangkah tepat diatas genangan-genangan sperma
Ciello yang memenuhi lantai kamar mandi. Dan setibanya di bathup, Clara
segera mengambil jepit rambutnya lalu membalikkan badannya. Menatap
Ciello yang masih bingung karena kesengajaan Clara menginjak
sperma-sperma kakaknya.
"Abis gitu Kakak mandi ya.... Trus kita sarapan dibawah...." Ujar Clara
lagi sembari mengulangi perbuatannya barusan. Melangkah pelan diatas
genangan sperma Ciello.
Tanpa mengucap apa-apa lagi Clara lalu berjalan keluar kamar mandi dan
meninggalkan Ciello yang masih terbengong-bengong. Meninggalkan kakak
kandungnya dengan senyum tersungging lebar di wajah.
Bersambung,
By Tolrat.
Home
Cerita Eksibisionis
Keluarga Citra
Penulis Lain
Cerita Eksibisionis Keluarga Citra : Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 2 | Keindahan Tubuh Sang Adik
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar