Cerita Eksibisionis Irma Seorang Istri : Gara-Gara Mencoba Eksib, Aku Jadi..... 6

Klitorisku yang sejak tadi sudah mengembang karena terangsang terasa sangat sensitive terhadap sentuhan lidah Pak Kardjono. Aku memejamkan mata menikmati sentuhan itu. Sensasi dipermalukan dan rasa nikmat pada klitorisku membuat aku terlena sehingga cairan vaginaku semakin membanjir.

“Aku tidak boleh seperti ini, aku harus tetap jaga image sebagai wanita baik-baik” kataku dalam hati.

“Sssuuuudddah pak..ccccukup…” kataku terbata-bata kepada pak Kardjono. Cepat-cepat aku meletakkan kopi panas itu dan meninggalkan tempat itu, masuk ke dalam rumahku. Pak Kardjono sama sekali tidak menahanku.

Di lubuk hatiku aku berharap mereka menahanku, mempermalukan aku, den menggarap tubuhku seperti kemarin. Sampai aku masuk ke dalam rumah, mereka tidak mengejarku seperti yang aku harapkan. Aku sedikit menyesal kenapa tadi harus jaga image…

Di dalam rumah aku merasa kelimpungan. Birahiku menggantung menuntut untuk segera di tuntaskan tetapi gak mungkin aku minta kepada mereka. akhirnya aku putuskan untuk mencari kesibukan dengan membersihkan rumah supaya birahiku mereda.
Setelah beberapa saat, birahiku mereda. Aku menonton tv sambil tetap bertelanjang bulat. Lalu Jupri datang melalui pintu belakang. Dia menyuruhku untuk membuatkan makan siang untuk istirahat mereka. tanpa bisa menolak, akupun membuatkan mereka makan siang.

“Akan diapain lagi aku kali ini…?? Aduh…jadi deg-degan. Kok aku jadi suka ya….” Kataku dalam hati saat menyiapkan makanan buat kuli-kuli itu. Banyak pertanyaan tentang apa yang akan terjadi pada diriku setelah ini. Aku membulatkan tekad untuk menikmati perlakuan mereka tapi aku tetap berpura-pura menolak supaya image aku sebagai wanita baik-baik tetap terjaga.

Setelah selesai, aku mengantarkan makanan tersebut ke tempat mereka. Seperti tadi pagi, aku mengantar makanan dalam keadaan telanjang bulat dan diiringi godaan dan siulan mereka terhadapku. Kembali aku diliputi rasa malu dan terangsang akibat godaan mereka. langkah kakiku terasa berat karena salting, putingku mengeras. Kali ini godaan mereka semakin menjadi-jadi. Mereka berlima memujiku, menyanjungku sehingga aku tersipu-sipu malu. Tangan mereka juga jahil sekali.

“Aaaahhhh…..aduh….geliii…..” aku menggeliat kegelian bercampur kaget karena tiba-tiba Santo memelintir lembut putingku. Aku sama sekali tidak bisa menepis atau menghindar karena kedua tanganku membawa makanan. Aku hanya bisa menggeliat dan mendesah saja akibat colekan-colekan mereka yang nakal. Putingku sering menjadi sasaran korban kejahilan mereka hingga aku kegelian. Anehnya, dilecehkan seperti itu tidak membuatku marah namun justru aku menyukainya. Aku hanya tersipu-sipu dan menjerit kecil yang tentu saja membuat mereka semakin gemas.

Aku di suruh meletakkan makanan di tempat kopi tadi pagi namun kali ini tidak hanya pak Kardjono yang berjongkok. Setelah menjahiliku, mereka cepat-cepat berjongkok berjajar di dekat Pak Kardjono. Rupanya mereka ingin seperti Pak Kardjono tadi pagi dan tidak ingin melewatkan pemandangan indah di depan mata mereka.

“Tolong minggir donk,aku mau naruh makanan ini..” kataku

“Silahkan cantik…” jawab kasiman namun tidak menyingkir dari tempatnya jongkok.

“Kalian jangan disitu……” Kataku risih

“Gak pa pa sayang…………taruh aja makanannya disitu…….…”kata Pak Kardjono

Jantungku berdegub semakin kencang. Aku tau sebentar lagi pasti vagina dan klitorisku menjadi sasaran kejahilan mereka. ini membuat vaginaku semakin basah. Aku tidak bisa mengelak permintaan mereka. tadi pagi aja aku bisa meski ada pak Kardjono demikian juga kali ini.

“Awas…jangan macam-macam….” ancamku kepada mereka dengan genit. Akhirnya aku nekat meletakkan makanan di depan mereka yang sedang jongkok. Tentu saja ancamanku tadi tdk ada artinya. Begitu aku membungkuk, Santo langsung menyentuh klitorisku dengan lidahnya.

“Auh………!!” aku sedikit berteriak karena sentuhan lidah itu terasa geli sekali. Spontan aku berusaha menegakkan tubuhku tetapi ada yang menahan pundakku sehingga aku tetap merunduk. Aku melihat dari sela-sela selangkanganku, vaginaku tepat di depan wajah Santo.

“San, jangan gitu donk….Geli banget……..…… auh…………….!!!” Aku menjerit sebelum menyelesaikan perkataanku karena tiba-tiba santo kembali menyentuh klitorisku dengan lidahnya. Kemudian dia mulai menjilat-jilat vaginaku secara intens hingga membuatku mendesah-desah tanpa bisa menghindar. Posisi tubuhku masih merunduk.

Payudaraku yang menggantung menjadi bulan-bulanan Jupri dan kasiman. Mereka memilin-milin putingku, meremas-remas buah dadaku, dan menghisap-hisap putingku. Lubang anusku juga ada yang menggelitik. Lengkap sudah penderitaan birahi yang aku alami. Rangsangan dari seluruh penjuru tubuhku yang sensitive membuatku terlena.

Sayup-sayup aku mendengar suara handphoneku bordering dari dalam rumah. Nyoto bergegas mengambilkan handphoneku itu dan menyerahkannya kepadaku. Serentak mereka berhenti mengexplore tubuhku.

“Siapa Mbak???” Tanya Pak Kardjono

“Suamiku pak…” Jawabku panik

“Diterima aja mbak Irma, kasihan tuh suaminya..pasti kangen ama istrinya. Hehehehe…” kata Pak Kardjono lagi.

“I..i..iya pak……” jawabku sambil menegakkan tubuku.

“Halo pah….. gimana kabarnya….? Mama kangen banget pah….” Aku menjawab telepon suamiku.

“ Halo mah…papa baik-baik aja mah… mamah gimana??” Tanya Suamiku

“Baik Pah…………………. Kya…….!!!!” Aku menjerit kaget karena tiba-tiba Jupri dan kasiman mengangkat tubuhku dari sisi kanan kiriku. Paha kananku di angkat oleh Jupri sedangkan paha kiriku diangkat oleh kasiman sehingga posisi tubuhku terangkat mengkangkang. Vagina dan Anusku terbuka lebar. Tangan kiriku berpegangan pada leher kasiman sedangkan tangan kananku tetap mengangkat telepon.

“Kenapa mah… ada apa???” Tanya suamiku khawatir.

“Aaahhhhh………………….” Teriakku lagi karena kedua buah dadaku di kenyot oleh Santo dan Nyoto.

“Mah…mamah…… ada apa???....” suamiku semakin khawatir

“Eh papah, gak ada apa-apa kok. Cuma kecoa yang lewat kakiku pah…”jawabku berbohong. Mendengar itu, Jupri tersenyum menggoda. Mungkin dia merasa apapun yang dia dan teman-temannya lakukan pasti aman.

“Ooooo…. Kirain ada apa?? Mamah lagi ngapain nih?” Tanya Suamiku

Pak Kardjono jongkok di bawahku dan mulai menjilati vaginaku ke atas dan ke bawah secara berirama. Tubuhku kembali dirangsang dari berbagai tempat. Buah dada, vagina, anus, dan telingaku dijilat dan diciumi oleh mereka secara serentak.

“Eengg… ini pah, lagi nonton tv” aku menjawab pertanyaan suamiku sambil menahan rasa nikmat di sekujur tubuhku. Mati-matian aku menjawab agar suaraku terdengar normal.

“Mah, kayaknya papa agak lama di sini. Mungkin sekitar 2 minggu karena masalahnya sangat rumit. Mama gak pa pa kan?”kata suamiku

“Iya pah, gak pa pa kok” aku merasa suaraku agak berat. Nafasku memburu. Aku menjadi panik karena sudah diambang orgasme. Sementara di bawah sana pak Kardjono terus menjilati vagina dan anusku tanpa jeda. Aku member isyarat kepada kuli-kuli itu untuk berhenti karena suamiku akan mengetahui kalau aku orgasme tetapi mereka sama sekali tidak mengendorkan serangannya

“Mamah kenapa? Sakit ya??” suamiku terus bertanya. Mungkin karena dia mulai curiga dengan suaraku.

Aku bingung harus menjawab apa. Rasa yang sangat nikmat ini membuat aku tidak bisa berpikir normal. Celakanya, aku sudah tidak kuat menahan orgasme ini apalagi pak kardjono mulai menggelitik vaginaku dengan jarinya sementara lidahnya terus menjilati klitorisku.

“Perut mamah sakit??” Tanya suamiku.

“Iya pah. Aaaaacccchhhhhhhhhhhhhhh…………………………………………..!!” akhirnya aku orgasme hebat sekali hingga air pipisku memancar deras. Aku squirting lagi.

“Mah…” suamiku memanggil

“Aaacchhhhhhhhh…………………………!!” aku orgasme untuk kedua kalinya secara beruntun. Benar-benar sangat nikmat sekali. setelah itu akhirnya mereka menghentikan jilatannya pada tubuhku.

“Mamah…..”Suamiku memanggil lagi.

“I..i..iya pah… maaf pah…. Mama Diare sampai mengejan di WC… Perut Mama mulas pah…..”jawabku.

“Tapi suaranya kok kayak orang keenakan gitu…??” selidik suamiku

“Merdu ya pah???....biasalah pah…. Kalau orang cantik itu mengejan aja kedengaran merdu lo….. Xixixi….”aku mencoba bercanda supaya suamiku tidak makin curiga.

“bisa aja mamah…. Papah jadi nafsu nih” kata suamiku mulai relax.

Pada saat itu Pak Kardjono memasukkan lagi jarinya kedalam vaginaku dan aku merasa ada sesuatu yang mencoba masuk kedalam anusku. Hampir aku memekik karena kaget untungnya aku bisa mengendalikan diri.

“Udah ya pah, mamah mo konsentrasi nih. Ntar telpon lagi ya??” segera aku menutup telpon.

Mereka ber 5 mulai merangsangku lagi. Tubuhku kembali dikerjain habis-habisan oleh mereka. tak terhitung berapa kali aku orgasme namun kali ini aku tidak pingsan lagi. Mungkin karena sudah pengalaman kemarin. Tetapi karena terlalu banyak orgasme, aku menjadi sangat lemas sekali. Bahkan orgasmepun aku hanya megap-megap saja. Suara nyaring teriakanku saat orgasme juga tidak lagi terdengar.

Kekuatan sex mereka tidak diragukan lagi. Dimataku, mereka adalah cowok-cowok yang gagah perkasa yang membuat aku terus-terusan kelojotan karena orgasme.

Dilecehkan, dipermalukan, dan diperkosa di luar rumah membuatku merasakan sensasi yang sangat erotis. Tak terbayangkan jika teman-teman kulinya yang sedang membangun tempat lain tahu ada cewek cantik yang dengan senang hati diperkosa, pasti mereka akan ikut-ikutan. Itu artinya, akan semakin banyak cowok-cowok kasar yang mengerjain aku. Bayangan itu membuatku kembali orgasme walaupun hanya orgasme lemah karena memang aku sudah tidak punya tenaga sama sekali.

Diperkosa?? Benarkah aku diperkosa??
Share on Google Plus

About Tina Novianti

Tentang Tina Novianti

0 komentar:

Posting Komentar